Michael mengerutkan dahinya!Ilusi?!Hanya ilusi yang wujudnya seperti gas dan terbang ke udara. Michael terpana. Dia tidak menyadari Marcus yang dia lawan hingga titik ini ternyata ilusi. Berarti Michael sudah meremehkan level kemampuan Marcus. "Iblis!"Dari kejadian ini Michael jadi tahu ada jurus tertentu yang bisa membuat ilusi yang mirip dengan tubuh aslinya. Bahkan ilusi itu bertahan cukup lama. Apa saja yang sudah dipelajari oleh Marcus? Ribuan kilometer dari tempat Michael, tampak gas hitam Marcus memasuki sebuah gua. Gua itu tidak jauh dari Puncak Gunung Qishan. Di dalam gua itu terdapat kolam darah yang mengeluarkan bau busuk. Seseorang muncul dari sana. "Hueek!"Sosok hitam itu memuntahkan darah!"Brengsek," ujar si sosok hitam. Dia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya dan berjalan ke arah tepi pinggiran kolam. Kemudian dia naik ke atas permukaan kolam. Cahaya luar gua menerangi permukaan kolam. Terlihat wajah tampan dan suram dari sosok hitam itu. D
Marcus tersinggung mendengar ucapan Rahel. Ketika Marcus menikah dengan anggota keluarga Laut Abadi, itu adalah momen paling membanggakan buatnya. Dia pikir reputasinya akan bertambah satu tingkat. Tidak disangka yang Marcus dapatkan hanyalah ejekan demi ejekan. Di Gunung Naga Terperangkap, Yeni tanpa malu menawarkan dirinya pada Michael. Hal ini membuat reputasi Marcus sebagai suaminya tercoreng di depan semua orang. Marcus jadi malu mengangkat kepalanya. Seorang suami dikhianati istrinya adalah perbuatan yang mencoreng harga dirinya. Apalagi ini dilakukan di depan banyak orang. Pria mana pun pasti tidak akan kuat menahan penderitaan ini. "Yeni? Kamu masih bergantung padanya? Apa dia layak disandingkan denganku?" Rahel bertanya dengan nada dingin. "Yeni. Dia putri dari Laut Abadi, tapi dia mengkhianatimu. Marcus, menurutmu siapa yang cukup baik untukmu?" tanya Rahel dengan nada sinis. "Di dunia ini, siapa yang bisa menandingiku, kecuali kamu, Nona Lu. Yang lainnya hanyalah
“Marcus, kamu yakin tidak sedang bercanda denganku?” Rahel merasa kaget bercampur geli. "Tidak. Bagimu mungkin kolam darah itu pasti tidak berarti. Kalau kamu meminjamkannya padaku untuk sementara pasti bukan masalah besar, kan? Hasil panenmu cukup besar."“Kamu memanfaatkan si sampah itu. Menurutku itu disebut pertaruhan. Kamu berusaha mengubah batu menjadi giok,” ujar Marcus dengan nada bangga.“Orang yang ingin meminjam tempatku, menyebutku sebagai penjudi?” Rahel berkata dengan nada dingin, “Marcus, kamu sombong sekali.”Marcus hanya tersenyum mendengar kemarahan Rahel. Dia berkata, "Aku tahu apa yang diinginkan keluargamu. Memang saat ini Michael adalah sosok penting, tapi jika muncul orang yang lebih kuat darinya, Nona Lu tidak keberatan, bukan?"“Orang yang lebih kuat?” cibir Rahel. Rasa percaya diri Marcus langsung bertambah. Dia berkata, "Aku dijuluki jagoan jenius. Kamu pasti pernah mendengarnya, kan? Yah … situasiku saat ini memang tidak terlalu baik. Keberuntungan s
"Keluarga Wang ... musnah," ujar Sissy dengan nada sedih. Matanya merah melihat Michael. “Apa?!” Michael sangat terkejut. Michael langsung merasa sedih. Apalagi setelah dia tahu keterlibatan Keluarga Yefu dengan Keluarga Wang. "Tak lama setelah kami meninggalkan kota, Keluarga Yefu menyerbu rumahku dengan banyak pasukan. Mereka membunuh siapa pun yang mereka lihat dan ...." Sissy terdiam. Michael bisa merasakan suasana penuh kekerasan pada saat itu. Pasti saat itu suasananya pasti sangat mencekam. “Keluarga Yefu, aku ingin mereka mati,” teriak Michael sambil menggertakkan giginya. Keluarga Yefu sudah menumpahkan darah Kelompok Misterius dan Keluarga Wang. Selain itu, Michael juga marah pada dirinya sendiri. Kalau saja dirinya memasukkan Keluarga Wang ke dalam Kelompok Misterius, mereka tidak akan pernah mengalami bencana ini.Keluarga Wang tidak menikmati keuntungan apa pun. Mereka malah membayar harga yang sangat mahal.Rasa bersalah yang begitu berat ini membuat Michael
Piring naga!Kapak Pangu!Peach!Kota Kremasi!Sebelumnya unsur-unsur itu tampak tidak berhubungan, tetapi semakin ke sini, semua unsur itu memiliki hubungan!Orang-orang itu mengendalikan Peach. Merekat tahu beberapa rahasia tentang Kapak Pangu. Mereka mengirim orang untuk merebutnya.Michael belum tahu apa itu piring naga, tapi ada tanda Pangu di atasnya. Orang-orang misterius itu mencari tahu piring naga. Apakah Marcus termasuk anggota kelompok mereka? Melihat keanehan yang dilakukan Marcus hari ini, tampaknya kemungkinan itu ada.Mungkin saja Empat Dewa Iblis itu mengetahui rahasia ini, tetapi mereka tidak bersama Marcus. Bahkan ada kemungkinan mereka dihalangi oleh Marcus di tengah jalan.Marcus bagian dari Kelompok Iblis. Empat Dewa Iblis juga anggota mereka. Pada saat yang sama, ada dua Kelompok Iblis yang memperebutkan piring naga!Ada rahasia apa dalam piring naga tersebut?!"Sepertinya kita harus pergi ke Kota Kremasi," gumam Michael. Semua petunjuk menunjuk ke
“Cameron sudah pulang. Saat ini dia sedang menunggu di Paviliun Musim Panas,” ujar si pelayan. Arum tidak membuang waktu lagi. Dia lalu bergegas ke luar. Tidak lama kemudian Arum bersama para pelayannya datang ke paviliun yang unik. Ada tulisan di depan paviliun itu, "Selamat Datang di Paviliun Musim Panas".Interior ruangan didekorasi dengan mewah dan berbeda dibanding paviliun utama."Arum!"Cameron yang sudah lama menunggu tersenyum. Dia lalu bergegas menemui Arum."Cameron, sudah berapa kali kubilang untuk memanggilku Wali Kota," Arum berjalan menuju kursi di tengah. Wajahnya meringis ketika melihat bantal dengan wajah Bella. Arum mendengus dan menyingkirkan bantal itu. "Ya, Wali Kota," ujar Cameron dengan ekspresi wajah sedikit malu. Dia lalu tersenyum. “Bagaimana?” tanya Arum dengan nada lembut.“Tiga kota terdekat telah direbut. Dengan tambahan Kota Tianhu dan Tianlan, Keluarga Yefu sekarang lebih kuat dari sebelumnya,” Cameron melapor pada Arum. "Kamu sudah mel
"Dia … dia ada di Paviliun Sepuluh!!" ujar Cameron ragu-ragu. Arum membanting meja. Dia berdiri terengah-engah karena menahan kemarahannya. Kemudian dia bergegas ke luar. Cameron yang tidak berani mengabaikan Arum segera mengikutinya.Beberapa menit kemudian Arum memimpin para pengawal keluar dari paviliun. Arum tampak seperti binatang buas yang menembus angin.Malam itu angin terasa sejuk. Meskipun begitu aura kematian menggelayuti daerah tersebut. Tidak pernah lagi ada bulan terang menggantung tinggi di atas langit Kota Tianhu. Awan gelap menyelimuti kota tersebut dan sekitarnya. Malam itu sangat sepi. Orang yang berkeliaran di luar bisa dihitung jari. Tidak ada yang menjajakan barang dagangannya.Sesekali dari arah rumah penduduk, terdengar teriakan kemarahan seorang pria diikuti suara tangisan perempuan. Ada juga suara orang tertawa. Terjadi penjarahan, pembunuhan dan pembakaran rumah penduduk yang dilakukan sekelompok orang asing. Karena itu hampir semua kota pintu gerban
"Plak!"Suara tamparan itu terdengar nyaring di seluruh loteng.Pipi Arum langsung panas. Tanpa sadar dia mengangkat tangannya ke pipirnya. Pipinya bengkak!Arum menatap Axel dengan tatapan tidak percaya, "Kamu menamparku?"Sorot mata Axel tampak kejam. Dia berkata sambil tersenyum dingin, "Memangnya kenapa jika aku menamparmu?""Bajingan! Brengsek! Beraninya kau menamparku?"Arum menyerang suaminya dengan ganas. Dia tampak seperti orang gila dengan mencakar dan memukul Axel sambil berteriak histeris. Axel berusaha mengelak dari serangan Arum, tapi semakin dia mengelak, semakin Arum menjadi lebih beringas. “Keluar!” Sekarang giliran Axel yang berteriak. Detik berikutnya, tinjunya melayang ke perut Arum. Arum menjerit kesakitan. Dia terjatuh. "Nyonya!""Arum!"Para pengawal Keluarga Yefu setia pada Arum meskipun Arum bertingkah seperti orang gila. Mereka segera menolong Arum setelah melihat Arum dipukul Axel. Darah mengalir dari sudut mulut Arum. Wajahnya merengut kesaki
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua