Michael menggerakkan tangannya lagi. Api Langit Roda Bulan dan pedang giok terbang kembali menuju tangan Michael. “Anggota kelompokmu sudah mati dan melarikan diri. Kamu ditinggal sendirian,” ujar Michael sambil menatap Marcus dengan tatapan dingin.Marcus tampak seperti anjing yang hilang!"Kamu bingung kenapa kamu kalah lagi?" Michael tersenyum mengejek. Anggota kelompok Marcus yang kabur itu tidak penting bagi Michael. Baginya Marcus mengakui kekalahannya saja sudah cukup."Ya! Aku tidak terima. Aku tidak mengerti kenapa dewa begitu tidak adil. Kenapa dewa memberimu keberuntungan. Jurus apa yang kamu lakukan tadi? Kamu sengaja melakukannya untuk pamer di depanku?" Marcus tidak habis pikir kenapa ini bisa terjadi. Dia adalah sosok jagoan yang terpilih. Bukan Michael, si sampah yang satu ini. "Seharusnya aku yang mengalahkanmu, Michael. Apa kamu tahu itu?" Marcus berkata dengan suara serak.“Hanya orang yang tidak kompeten yang akan selalu menyalahkan kegagalannya pada dewa
Michael mengerutkan dahinya!Ilusi?!Hanya ilusi yang wujudnya seperti gas dan terbang ke udara. Michael terpana. Dia tidak menyadari Marcus yang dia lawan hingga titik ini ternyata ilusi. Berarti Michael sudah meremehkan level kemampuan Marcus. "Iblis!"Dari kejadian ini Michael jadi tahu ada jurus tertentu yang bisa membuat ilusi yang mirip dengan tubuh aslinya. Bahkan ilusi itu bertahan cukup lama. Apa saja yang sudah dipelajari oleh Marcus? Ribuan kilometer dari tempat Michael, tampak gas hitam Marcus memasuki sebuah gua. Gua itu tidak jauh dari Puncak Gunung Qishan. Di dalam gua itu terdapat kolam darah yang mengeluarkan bau busuk. Seseorang muncul dari sana. "Hueek!"Sosok hitam itu memuntahkan darah!"Brengsek," ujar si sosok hitam. Dia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya dan berjalan ke arah tepi pinggiran kolam. Kemudian dia naik ke atas permukaan kolam. Cahaya luar gua menerangi permukaan kolam. Terlihat wajah tampan dan suram dari sosok hitam itu. D
Marcus tersinggung mendengar ucapan Rahel. Ketika Marcus menikah dengan anggota keluarga Laut Abadi, itu adalah momen paling membanggakan buatnya. Dia pikir reputasinya akan bertambah satu tingkat. Tidak disangka yang Marcus dapatkan hanyalah ejekan demi ejekan. Di Gunung Naga Terperangkap, Yeni tanpa malu menawarkan dirinya pada Michael. Hal ini membuat reputasi Marcus sebagai suaminya tercoreng di depan semua orang. Marcus jadi malu mengangkat kepalanya. Seorang suami dikhianati istrinya adalah perbuatan yang mencoreng harga dirinya. Apalagi ini dilakukan di depan banyak orang. Pria mana pun pasti tidak akan kuat menahan penderitaan ini. "Yeni? Kamu masih bergantung padanya? Apa dia layak disandingkan denganku?" Rahel bertanya dengan nada dingin. "Yeni. Dia putri dari Laut Abadi, tapi dia mengkhianatimu. Marcus, menurutmu siapa yang cukup baik untukmu?" tanya Rahel dengan nada sinis. "Di dunia ini, siapa yang bisa menandingiku, kecuali kamu, Nona Lu. Yang lainnya hanyalah
“Marcus, kamu yakin tidak sedang bercanda denganku?” Rahel merasa kaget bercampur geli. "Tidak. Bagimu mungkin kolam darah itu pasti tidak berarti. Kalau kamu meminjamkannya padaku untuk sementara pasti bukan masalah besar, kan? Hasil panenmu cukup besar."“Kamu memanfaatkan si sampah itu. Menurutku itu disebut pertaruhan. Kamu berusaha mengubah batu menjadi giok,” ujar Marcus dengan nada bangga.“Orang yang ingin meminjam tempatku, menyebutku sebagai penjudi?” Rahel berkata dengan nada dingin, “Marcus, kamu sombong sekali.”Marcus hanya tersenyum mendengar kemarahan Rahel. Dia berkata, "Aku tahu apa yang diinginkan keluargamu. Memang saat ini Michael adalah sosok penting, tapi jika muncul orang yang lebih kuat darinya, Nona Lu tidak keberatan, bukan?"“Orang yang lebih kuat?” cibir Rahel. Rasa percaya diri Marcus langsung bertambah. Dia berkata, "Aku dijuluki jagoan jenius. Kamu pasti pernah mendengarnya, kan? Yah … situasiku saat ini memang tidak terlalu baik. Keberuntungan s
"Keluarga Wang ... musnah," ujar Sissy dengan nada sedih. Matanya merah melihat Michael. “Apa?!” Michael sangat terkejut. Michael langsung merasa sedih. Apalagi setelah dia tahu keterlibatan Keluarga Yefu dengan Keluarga Wang. "Tak lama setelah kami meninggalkan kota, Keluarga Yefu menyerbu rumahku dengan banyak pasukan. Mereka membunuh siapa pun yang mereka lihat dan ...." Sissy terdiam. Michael bisa merasakan suasana penuh kekerasan pada saat itu. Pasti saat itu suasananya pasti sangat mencekam. “Keluarga Yefu, aku ingin mereka mati,” teriak Michael sambil menggertakkan giginya. Keluarga Yefu sudah menumpahkan darah Kelompok Misterius dan Keluarga Wang. Selain itu, Michael juga marah pada dirinya sendiri. Kalau saja dirinya memasukkan Keluarga Wang ke dalam Kelompok Misterius, mereka tidak akan pernah mengalami bencana ini.Keluarga Wang tidak menikmati keuntungan apa pun. Mereka malah membayar harga yang sangat mahal.Rasa bersalah yang begitu berat ini membuat Michael
Piring naga!Kapak Pangu!Peach!Kota Kremasi!Sebelumnya unsur-unsur itu tampak tidak berhubungan, tetapi semakin ke sini, semua unsur itu memiliki hubungan!Orang-orang itu mengendalikan Peach. Merekat tahu beberapa rahasia tentang Kapak Pangu. Mereka mengirim orang untuk merebutnya.Michael belum tahu apa itu piring naga, tapi ada tanda Pangu di atasnya. Orang-orang misterius itu mencari tahu piring naga. Apakah Marcus termasuk anggota kelompok mereka? Melihat keanehan yang dilakukan Marcus hari ini, tampaknya kemungkinan itu ada.Mungkin saja Empat Dewa Iblis itu mengetahui rahasia ini, tetapi mereka tidak bersama Marcus. Bahkan ada kemungkinan mereka dihalangi oleh Marcus di tengah jalan.Marcus bagian dari Kelompok Iblis. Empat Dewa Iblis juga anggota mereka. Pada saat yang sama, ada dua Kelompok Iblis yang memperebutkan piring naga!Ada rahasia apa dalam piring naga tersebut?!"Sepertinya kita harus pergi ke Kota Kremasi," gumam Michael. Semua petunjuk menunjuk ke
“Cameron sudah pulang. Saat ini dia sedang menunggu di Paviliun Musim Panas,” ujar si pelayan. Arum tidak membuang waktu lagi. Dia lalu bergegas ke luar. Tidak lama kemudian Arum bersama para pelayannya datang ke paviliun yang unik. Ada tulisan di depan paviliun itu, "Selamat Datang di Paviliun Musim Panas".Interior ruangan didekorasi dengan mewah dan berbeda dibanding paviliun utama."Arum!"Cameron yang sudah lama menunggu tersenyum. Dia lalu bergegas menemui Arum."Cameron, sudah berapa kali kubilang untuk memanggilku Wali Kota," Arum berjalan menuju kursi di tengah. Wajahnya meringis ketika melihat bantal dengan wajah Bella. Arum mendengus dan menyingkirkan bantal itu. "Ya, Wali Kota," ujar Cameron dengan ekspresi wajah sedikit malu. Dia lalu tersenyum. “Bagaimana?” tanya Arum dengan nada lembut.“Tiga kota terdekat telah direbut. Dengan tambahan Kota Tianhu dan Tianlan, Keluarga Yefu sekarang lebih kuat dari sebelumnya,” Cameron melapor pada Arum. "Kamu sudah mel
"Dia … dia ada di Paviliun Sepuluh!!" ujar Cameron ragu-ragu. Arum membanting meja. Dia berdiri terengah-engah karena menahan kemarahannya. Kemudian dia bergegas ke luar. Cameron yang tidak berani mengabaikan Arum segera mengikutinya.Beberapa menit kemudian Arum memimpin para pengawal keluar dari paviliun. Arum tampak seperti binatang buas yang menembus angin.Malam itu angin terasa sejuk. Meskipun begitu aura kematian menggelayuti daerah tersebut. Tidak pernah lagi ada bulan terang menggantung tinggi di atas langit Kota Tianhu. Awan gelap menyelimuti kota tersebut dan sekitarnya. Malam itu sangat sepi. Orang yang berkeliaran di luar bisa dihitung jari. Tidak ada yang menjajakan barang dagangannya.Sesekali dari arah rumah penduduk, terdengar teriakan kemarahan seorang pria diikuti suara tangisan perempuan. Ada juga suara orang tertawa. Terjadi penjarahan, pembunuhan dan pembakaran rumah penduduk yang dilakukan sekelompok orang asing. Karena itu hampir semua kota pintu gerban