Air seperti menemukan anaknya sendiri. Dia memberi makan Michael sedikit demi sedikit! Air di dalam pipa air begitu hangat dan tenang meskipun di luar begitu ganas seperti harimau! "Prok!” Tangan Michael tiba-tiba bergerak di dalam air. "Prok!” Kakinya juga bergerak! Setelah tangan dan kaki Michael bergerak, tubuhnya menggeliat perlahan! Debu, kotoran, dan bahkan bekas luka di seluruh tubuhnya menghilang. Tubuh dan kulit Michael menjadi selembut kulit bayi hanya dalam waktu singkat. Pakaiannya pun bersih seperti habis dicuci. Michael perlahan membuka matanya diiringi senyum bengis menggantung dari ujung bibirnya. Dia berhasil! Michael menggunakan batu lima elemen untuk menyerap dengan paksa seluruh energi listrik dari petir dan menggunakannya untuk memulihkan dirinya. Satu-satunya kesulitan yang dihadapi Michael untuk melakukan proses ini adalah mengeluarkan batu lima elemen itu sendiri. Michael memilih menggunakan arwah Naga Iblis untuk me
Kegelapan kembali menyelimuti lembah begitu air berhenti mengalir. Trang! Suara batu jatuh terdengar dan menggema di dasar lembah! "Airnya ... airnya berhenti. Cepat, cepat, susun barisan. Susun barisan!” teriak Biksu Paruh Baya. Tidak lama kemudian, para biksu kembali melantunkan mantra. Awan hitam pekat dan mengejutkan kembali menggulung di angkasa. Mereka saling melompat dengan liar! Sambaran petir yang terjadi membuat daratan kembali diterangi cahaya walaupun cahayanya bergantian antara terang dan gelap. Tapi …. Semua biksu melihat hal yang mengerikan dalam kilatan cahaya. Mereka tidak menemukan tubuh Michael yang sebelumnya menelungkup di dasar lembah yang terpencil. Yang mereka lihat hanyalah sesosok manusia anggun berwibawa yang duduk dengan tenang. Kakinya disilangkan, tangannya diletakkan dengan santai di atas kakinya seperti patung. Sayangnya cahaya terang menghilang dengan cepat sebelum semua orang bisa melihatnya dengan jelas. Kegelapan kembal
Orang-orang menatap ke arah sumber suara dengan panik. Kemudian mereka menatap ke langit. Ada sosok melayang seperti mimpi buruk!"Michael!"Orang-orang tidak tahu siapa yang memanggil nama Michael, tapi mereka tetap melihat sosok yang melayang tersebut. Detik berikutnya, para biksu melihat sekumpulan Burung Elang. Burung-burung tersebut terbang dengan yang tampak tersembunyi dan menukik kencang ke tanah dengan kecepatan tinggi!"Apa?!" Mata si Biksu Tua hampir mau keluar. Orang-orang terkejut.Wajah Grace langsung tegang. Perasaannya mengatakan ini tidak akan mudah. Sekarang kekhawatirannya terjadi, bahkan melebihi yang dia bayangkan!Mendadak muncul dua cahaya merah dan biru. Cahaya tersebut muncul di samping sosok gelap!"Bunuh!"Api Langit Roda Bulan berubah menjadi dua sosok pedang bayangan melaju ke sekeliling area."Api Bumi Sutra Hati!""Petir Delapan Arah. Sembilan Naga Petir!"Boom!!!Seluruh lembah berubah dari pemandangan pegunungan menjadi daerah gunung
Ya!"Meskipun kekuatan Naga Merah Keemasan cukup tinggi, tapi sepertinya mustahil dia bisa menang. Jurus pedang Michael mengenai titik nadi utama Naga Merah Keemasan. Situasi ini sama seperti sosok pria tangguh yang ternyata hanyalah sepotong kapas. Dia mungkin memiliki seribu kekuatan. Bahkan bisa membunuh dengan satu pukulan. Intinya adalah kamu harus memukul duluan. Michael bergerak layaknya seperti kain yang melilit tubuh naga. Sang Naga memutar kepala dan ekornya. Hanya saja dia tidak bisa menggapai Michael. "Semakin lama Naga Merah Keemasan tidak akan bisa mendekati Michael. Dia hanya akan terluka!" ujar si Biksu Tua sambil mengangguk. Dia menyetujui pendapat Grace. "Lihat dirimu, Guru. Lihat saja bagaimana sang Naga dihancurkan oleh Michael," ujar Grace. "Ini hanya keberuntungan. Semua hal di dunia ini saling menghidupi dan saling menahan diri. Aku memiliki perisai yang tak terkalahkan dan juga memiliki tombak perkasa. Jadi sukses atau gagal hanya takdir yang akan m
Tubuh Michael berubah menjadi seberkas cahaya. Dia menerjang ke arah Naga Merah Keemasan. Lima tiga!Lima empat!Jurus pedang yang ampuh."Howl!"Naga Merah Keemasan berdiri. Dia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menyerang Michael!"Dasar bodoh, kamu pikir aku sudah selesai?" ejek Michael. Detik berikutnya Michael menyerang lagi. Seperti kata Michael, dia tidak memberikan sang Naga kesempatan menyerang balik. Jurus Tujuh Puluh Dua Pedang Surgawi menghantam tubuh sang Naga. Wuzzz!Wuzzz!Kamu bisa mendengar suara sayatan daging!Para pengikut Biksu Tua yang masih ada di sekitar lembah berhasil selamat. Mereka merasakan ada hujan darah jatuh dari langit. "Naga Merah Keemasan sebentar lagi kalah!"Hampir semua orang terkejut dengan situasi yang sedang terjadi. Beberapa orang ingin melarikan diri, tapi mereka diawasi oleh Naga Petir. Sang naga ini menyerang para pengikut yang memiliki kemampuan rendah dan mencoba melarikan diri. Dengan hembusan angin lembut, tubuh oran
Sosok anak kecil itu, jika dilihat dengan seksama, dari sekeliling tubuhnya, muncul aura kekuatan hitam seolah-olah udara di sekitarnya menjadi bergerak lebih cepat. Hal ini menjadikan sosok anak tersebut seperti ilusi. Anak kecil itu memegang senjata berupa tongkat panjang. Ujung tongkat itu sangat tajam dan energi yang cukup besar berkumpul di ujung tongkat. Anak kecil itu berdiri di depan Michael. Anak tersebut tampak memiliki aura pemimpin dengan tongkat panjangnya. Michael merasa pernah melihat anak ini, tapi dia lupa di mana. Meskipun begitu Michael kesulitan melihat wajah anak tersebut. Hal ini karena energi anak itu yang membuat sosoknya tampak seperti ilusi!Michael berdiri sambil memegang pedang gioknya. Dia balas memandang anak itu. Dari mana anak itu muncul?!Saat Michael diserang oleh Naga Merah Keemasan, dia tidak ada melihat sosok anak kecil ini. Namun, setelah Naga Merah Keemasan kalah, anak itu tiba-tiba muncul. "Sayang sekali anak itu sudah menjadi Iblis d
Si Biksu Tua tersenyum dan berkata, "Apa idemu?""Kondisi kita sudah stabil. Kita bisa melindungi tubuh dari serangan Api Bumi. Namun, untuk beberapa orang yang memiliki level kekuatan rendah, mereka menjadi bola api.”"Api Bumi ini bisa kita gunakan. Guru meminta aku untuk membuat makanan vegetarian. Maksud aku, lebih baik menggunakan api ini sebagai api siap pakai."Para biksu jadi bertepuk tangan setelah mendengar ucapan ini. "Michael menyerang kita dengan api ini. Pada akhirnya, api ini kita gunakan untuk memasak. Jelas ini pertanda untuk mengejek Michael."Para biksu bertepuk tangan lagi. "Meskipun kamu yakin dengan kemampuan anak kecil itu untuk melawan Michael, sebaiknya jangan memprovokasi Michael," Grace mengerutkan dahi dan menolak saran si biksu.Jika mereka berani memprovokasi Michael, apa yang akan mereka terima? Grace sudah melihat buktinya dari kasus Marcus. Karena itu dia menolak usulan ini mentah-mentah. "Memangnya kenapa? Apa kamu takut pada Michael?" tanya
Boom!Pedang Michael menembus tubuh Anak Iblis. Seketika gas hitam langsung keluar seperti banjir. Michael berusaha menahan pedangnya. Kemudian dia melihat gas hitam Anak Iblis berputar-putar sendiri seolah-olah memiliki kesadarannya sendiri. Gas itu menunjukkan wajah yang Michael kenal. "Apa?"Anak Iblis itu menampakkan wajah si Biksu Kecil! "Kamu?"Michael terpana. Bagaimana mungkin Anak Iblis ini adalah si Biksu Kecil?Michael menatap wajah kecil itu. Matanya sudah menutup. Apakah si Biksu Kecil ini sudah mati? Michael melihat tubuh Biksu Kecil. Seketika perasaan bersalah menguasai hatinya. Meskipun masih kecil, tapi si Biksu Kecil diubah menjadi sosok pembunuh dengan cara tidak wajar.Kejadian ini mengingatkan Michael pada Hanna. Hanna saat ini sedang ditahan. Jika Hanna tidak melarikan diri waktu itu, mungkin dia akan dilatih menjadi sosok pembunuh oleh Cameron. Michael tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Baik di Bumi atau dunia lainnya, anak-anak adalah hara
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua