"Kurang ajar!” Ansel terkejut dan menahan diri cukup lama. Lidahnya kaku sama seperti yang lainnya. Meskipun Ansel seorang dewa, tapi kadang kala dirinya tidak ada bedanya dengan manusia biasa. "Apa yang akan dilakukan manusia sialan ini?!” Ansel percaya tidak ada seorang pun yang lebih terkejut darinya kecuali Lado. Ansel tidak mengetahui kemampuan apa yang dimiliki Lado, meskipun dirinya satu generasi dengan Lado dalam menjadi Dewa Sejati. Peta pegunungan dan sungai Lado sangat sempurna. Jangankan dirinya saat ini, kalaupun dirinya memiliki energi lebih, dia tidak berani melawan peta pegunungan dan sungai Lado. Harta karun ini sangat misterius dan permainannya sangat sulit dipecahkan! Tapi …. Tapi, Michael tidak hanya dapat memecahkan permainannya. Dia juga menggunakan metode sederhana yang brutal! "Michael, dari mana sebenarnya asalmu?” Ansel terkejut dan bergumam pada Michael yang ada di udara. Lado menatap Michael yang ada di hadapannya. Hati
"Ini ... apa yang terjadi?” Lado terkejut dan tanpa sadar langsung menatap Michael. Michael berdiri kemudian dia menatap Lado dengan tatapan merendahkan. Dengan senyum lembutnya dia berkata, “Sebelum aku bertemu denganmu, aku segan padamu dan Ansel karena kalian berdua adalah Dewa Sejati. Dan aku selalu mengagumi kalian.” "Tapi kamu selalu merendahkanku sebagai manusia dan bahkan menganggapku sampah. Dan untuk itu, selalu ada harga yang harus dibayar untuk membenciku. Begitu pula dengan mengabaikanku.” "Kapan aku mengabaikanmu?! Mana mungkin aku menghabiskan begitu banyak energi untuk menyelamatkanmu kalau aku memandang rendah kamu?” tanya Lado. Lado yakin dirinya tidak pernah menganggap Michael sebagai sampah. Bahkan dia pernah menganggap Michael cucu menantunya. Lado bahkan tidak keberatan mengangkat Michael menjadi orang nomor dua di Puncak Gunung Biru asalkan Michael patuh padanya. Posisi kedua setelah penerus Keluarga Ye. Bagaimana mungkin orang yang menempati
Semua mata tertuju pada Rahel saat Michael melemparkan pertanyaan pada Rahel. Rahel tidak menjawab. Jantung Rahel melompat mendapat pertanyaan dari Michael. Michael ingin membebaskan mereka yang ditawannya?! Jangan turuti kemauan Michael. Kakek pasti dalam masalah besar jika melihat keadaan Michael saat ini. Cepat atau lambat, masa depan Keluarga Lu ada di tangannya. Rahel akan menghadapi konsekuensi berat jika Keluarga Lu jatuh menyusul pendahulunya, Keluarga Fu. Keluarga Lu pasti akan dihajar habis-habisan oleh musuh atau kekuatan lain. Rahel tidak bisa melarikan diri. Kekacauan yang terjadi di Keluarga Lu membuat seluruh Keluarga Lu harus bersatu. Tapi jika Rahel melepaskan tawanannya ....Akankah Rahel akan berdamai dengan Michael? Tentu saja Rahel tidak akan berdamai dengan Michael. Dia sudah merencanakan semuanya dari sejak lama dan menjalaninya selangkah demi selangkah. Dengan semua yang telah dijalaninya, mana mungkin dia mau berdamai?! Mungki
Michael tertawa meremehkan dan juga menghina. Tapi tawanya tak bersuara. Rahel marah sekaligus cemas melihat Michael tersenyum, karena dia tahu maksud Michael. Rahel tidak mengerti mengapa kecantikannya yang sangat mempesona tidak menarik perhatian Michael sama sekali. "Apa yang kamu tertawakan?” Lado sedikit marah saat melihat Michael tertawa. Dia telah berkata baik-baik dan lembut, tapi Michael tidak menghargainya. Lado pasti sudah menampar Michael seandainya Michael adalah orang biasa. "Rahel adalah salah satu cucu yang paling aku sayangi. Posisinya cukup tinggi dalam keluarganya. Dia cerdas, penuh pertimbangan, dan cantik dari sejak kecil. Siapa yang tidak mengenal Rahel di seluruh Dunia Bafang? Jadi, masalahmu apa?” tanya Lado. "Aku tidak memiliki masalah apa pun. Lado, apa tidak salah kamu bertanya ada masalah apa padaku?” ejek Michael. “Kapan aku mengatakan aku akan menikahi Rahel?” Semua orang terkejut mendengarnya. "Apa yang aku tertawakan? Tentu saja a
"Hmm ... Ansel, putri Keluarga Lu saja ditolak oleh Michael. Bagaimana bisa putri kurang gizi dari Keluarga Ao bisa menarik perhatian Michael?” Lado mendengus dingin. "Rahel memang sangat cantik. Aku tidak menyangkalnya. Tapi sebuah pepatah mengatakan, lobak dan sayuran juga ada yang memilihnya. Siapa yang bisa membantahnya? Kalau Keluarga Lu mempunyai si cantik Rahel, bukan berarti Keluarga Ao tidak memiliki buah persik,” balas Ansel. "Kamu bercanda! Siapa gadis cantik yang dimiliki Keluarga Ao?” dengus Adit dingin. Dia tidak dapat menahan diri menimpali ucapan Ansel. Ansel terlihat sedikit kesal begitu mendengar pertanyaan Adit. Dia pun mengarahkan pandangannya ke arah kelompok Laut Abadi dan semua orang mengikuti arah pandangannya. "Bagaimana kalau aku?” Seseorang berdiri saat semua orang mengikuti arah pandangan Ansel dan mencari gadis muda cantik di Keluarga Laut Abadi. Kulitnya seputih salju dan penampilannya seperti peri. "Yeni?” Guru Agung terkejut mena
Yeni menatap Michael dengan lembut tanpa dibuat-buat. Tidak ada sedikit pun kecemasan tersirat di wajahnya. Dia juga tidak merendahkan diri atau memelas. Sorot matanya penuh dengan keyakinan dan kebanggaan. Adit membeku seketika. Dia tidak mengerti dari mana rasa percaya diri Yeni muncul. Namun dia mengernyit usai mendengar ucapan Yeni. "Apa maksud ucapanmu?” tanya Adit terbuka. Sebagai pria cerdas, dia menyadari ada sesuatu yang salah dari ucapan Yeni. "Meskipun Michael dan Marcus berasal dari kelompok yang sama, tapi tidak ada ikatan darah di antara mereka. Yang ada hanya kebencian. Marcus menganggap Michael sebagai duri dalam daging dan Michael sudah lelah dengan perbuatan-perbuatan tercela yang dilakukan oleh Marcus. Jurang permusuhan di antara mereka berdua semakin lama semakin dalam. Selama perang di Perguruan Harapan, dendam yang terkubur cukup lama tidak hilang dan malah ditambah dendam baru. Serangan diam-diam Marcus di garis belakang menyebabkan kematian teman-teman
"Prok prok!” Michael bertepuk tangan. "Nona Yeni, kamu sangat rendah hati dan sangat mengenalku dengan baik. Semuanya telah jelas tapi kamu telah melupakan satu hal,” cibir Michael. Yeni tersenyum dan berkata, “Aku tidak mengerti maksud Tuan Muda Michael.” Michael tersenyum lembut tapi merendahkan, “Aku jelaskan padamu, aku tidak suka diancam dan diperalat!” Michael menatap Yeni dengan sorot mata menyala. Yeni syok. Meskipun sikapnya sudah sangat sopan tapi tetap saja terasa keinginannya untuk memaksa dan memanfaatkan. "Tawaranmu sulit untuk ditolak. Marcus adalah musuhku. Dan kebencianku padanya sangat dalam. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan membawa kepala Marcus dan menyerahkannya pada roh temanku di surga.” Semua orang menarik napas begitu mendengar ucapan Michael. Ternyata benar pria ini tidak dapat dilawan. Melawannya sama saja dengan menjemput kematian. Anggota Keluarga Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan diam-diam senang mendengarnya.
Duaaar! Bang!Ledakan kembali berlanjut. Jeritan menyedihkan dari pasukan Puncak Gunung Biru terus terdengar. Lado sedikit terlambat meskipun dia dengan cepat dapat menyusul Michael. Lado kesulitan mengimbangi kekuatan Michael saat sosok Michael membelah menjadi delapan. Wilayah Puncak Gunung Biru hancur berantakan oleh Michael setelah beberapa ledakan terjadi berturut-turut. Tapi keluarga besar tetaplah keluarga besar. Pasukan Puncak Gunung Biru bukan pasukan yang dibentuk oleh Paviliun Dewa Pengobatan yang kacau balau. Pasukan yang dibentuk Paviliun Dewa Pengobatan pasti kocar-kacir karena ketakutan tapi tidak dengan pasukan Puncak Gunung Biru. Pasukan Puncak Gunung Biru mulai bisa menguasai keadaan. Di bawah komando Adit, mereka bersiap mengepung. Mereka menyerang balik dengan Lado sebagai patokannya. Kedua belah pihak saling serang dalam pertarungan berdarah. Wajah Ansel dingin. Sorot matanya tajam dan garang. Dia menimbang-nimbang apa yang sebaiknya dilak
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua