Dua tinju bertemu saling mengadu kekuatan. Sebuah pertarungan duel murni. "Duaaar!” Bayangan Naga Iblis berkelebat di belakang Michael saat dua tinju bertemu. Naga Iblis membuka mulutnya dan mengaum dengan ganas. Cahaya keemasan muncul dari belakang Lado. Seorang pria bertubuh emas berdiri sambil menyilangkan kaki dengan cahaya emas di tubuhnya. Bayangan Naga Iblis kembali berubah menjadi gas hitam dan melesat menjauh dari tangan Michael. Pria emas juga berubah menjadi cahaya keemasan melewati tangan Lado dan melesat menyerang. Dua kekuatan bertemu diiringi teriakan menggelegar. Petir menyambar tanah membuat daratan bergetar, gunung bergoyang dan pepohonan tumbang. Angin dan awan berubah warna di angkasa. Awan bergulung! Kemudian sisa-sisa ledakan menyebar. Duaaar!! Pasukan yang tercerai berai semakin kacau balau oleh gempa susulan meskipun mereka dilindungi oleh dinding energi. Dinding emas di Puncak Gunung Biru pun pecah-pecah akibat gempa susulan. "Sial
Marcus maju beberapa langkah kemudian berkata meskipun terdengar tidak meyakinkan, "Lado masih bisa menyerang Michael walaupun dia terluka serius. Meskipun Michael kerasukan Naga Iblis, tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Kakek, aku pikir kekhawatiranmu terlalu berlebihan.” Ansel langsung terlihat dingin dan menundukkan kepalanya, “Bodoh!” "Kirim pasukan dan kuda sedikit demi sedikit untuk membantu Puncak Gunung Biru memperkuat barisan pertahanannya. Kalian semua tidak boleh pergi tanpa ada perintah dariku. Mengerti?” perintah Ansel. Huw kebingungan. Dia mengangguk setelah ragu untuk sesaat, “Baik.” Ansel hanya diam kemudian mendesah. Dia mendekati Rauf dan kelompoknya yang baru saja menyelamatkan Rahel. "Salam hormat, Tuan Ansel.” "Kakek Ansel.” Mereka yang terlihat putus asa dan malu, memberi hormat pada Ansel saat melihat Ansel menghampiri mereka. "Rahel, apa Michael benar-benar telah kehilangan akal sehatnya?” Rahel terdiam. Dia mengangguk sete
"Wuuuzz!” Bayangan hitam menembus cahaya dewa dan melesat ke udara. Semua orang yang berada di tempat itu tidak melihat bayangan lingkaran cahaya dewa di belakangnya yang masih menggantung di udara! Bayangan hitam terlihat gagah berani dengan kapak raksasa teracung dari tangan kanannya. Kekuatan di antara kapak bergerak perlahan. Udara hitam memenuhi langit. Michael menghancurkan cahaya dewa dengan wajah Michael dinginnya. "Duaaar!” Pada saat bersamaan, Lado yang mengendalikan aliran energi, meledak bersama dengan cahaya dewa. Aliran kekuatan memantul seketika. Lado merasakan kekuatan yang aneh menyerangnya. Tubuh Lado terhempas beberapa meter. Dirinya terengah-engah kemudian muntah darah. "Apa!” Semua orang berteriak histeris melihat peristiwa tersebut. "Mengapa bisa terjadi? Pria itu mampu menghancurkan pertahanan Lado?” "Bahkan ... dia bisa melukai Lado.” "Kelainan macam apa yang diidap Michael?” "Ya Tuhan! Ini bukan kekuatan Michael. Ini
"Tapi Michael telah dikuasai Naga Iblis dan dia tidak lagi memiliki pikiran. Aku takut ....” "Kamu bisa membaca surga dan neraka?” balas Pria Tua Buku dari Langit sambil tersenyum. "Michael memiliki perasaan di hatinya. Bagi Tuhan, segala sesuatunya belum selesai. Tapi bagi iblis, perasaan menjadi satu-satunya pilar untuk menstabilkan pikiran. Segala sesuatu di dunia ini memiliki dua sisi yang harus kita lihat dengan hati kita,” Saodi tersenyum. "Bella menjadi penyemangat terbaik Michael jika Michael ingin menyelamatkan diri dari serangan dua dewa,” tambah Pria Tua Buku dari langit. Saodi mengangguk, “Ya, cinta telah membelenggunya. Tapi juga membantunya. Kamu harus tahu kalau cinta yang sangat dalam bukanlah beban. Namun sayangnya banyak orang menyalah artikan arti cinta.” "Aku harap Bella dapat menyadarkan Michael agar kamu tidak perlu membuang-buang banyak energi untuknya. Satu saat nanti Michael akan keluar dan darah iblis akan melindunginya. Dia memiliki pondasi
Tangan Lado bergerak dan pena keemasan tiba-tiba muncul di tangan Lado. Lalu lautan bintang emas bergerak sendiri seketika! "Ambil penanya dan hancurkan gunung-gunung beserta sungai-sungainya.” Lautan bintang berubah menjadi tirai yang membentang ke angkasa hingga menyapu dengan diiringi gemuruh kemarahan. Cahaya penuh warna bersinar terang. Namun jika diperhatikan baik-baik, sebuah lukisan emas murni tergambar begitu mempesona seperti di sebuah tirai.Dalam lukisan tersebut tergambar pegunungan dan sungai-sungai saling menyilang. Hutan begitu lebat membentang dari utara ke selatan. Di arah tenggara, sebuah air terjun seakan-akan jatuh dari langit. Sebuah lukisan yang memperlihatkan keindahan sisi lain di luar dunia. "Wow, lukisan pegunungan dan sungai.” "Semua gunung dan sungai itu dilukis oleh pena emas dan akan hancur saat tirai itu jatuh!” "Ya Tuhan, aku baru kali ini melihat gunung dan sungai secantik ini sepanjang hidupku!” Semua orang mengagumi
"Berhasil! Pria itu telah berubah!” Pria Tua Buku dari Langit tersenyum lembut. "Apa kamu sudah menduga hasilnya? Apa mungkin Michael bisa lolos dari ujianmu tanpa kemauan yang kuat?” Saodi terkekeh. Pria Tua Buku dari Langit mengangguk, “Benar. Tapi tidak akan sama saat dia kerasukan. Apalagi yang merasukinya Naga Iblis. Kekuatan jahat di tubuhnya sungguh tak terbayangkan. Kebulatan tekad Michael saja sangat luar biasa. Ditambah lagi roh Naga Iblis yang sulit dikendalikan.” Michael bertanggung jawab terhadap tubuhnya. Namun dia kehilangan akal sehatnya saat marah. Kemarahan akan meledakkan darah Naga Iblis yang sudah sangat jahat dan membuat tubuh Michael semakin mengancam dan tak terkendali. Saat ini terjadi, arwah Naga Iblis akan terbangun oleh darah Naga Iblis dan dengan cepat menguasai kesadaran Michael. Meskipun arwah Naga Iblis bisa keluar karena terdesak oleh tubuh emas Michael tapi darah jahatnya tidak dapat keluar dari tubuh Michael. Hal itu terjadi
"Hei sampah! Apa yang kamu tertawakan?” gertak Ansel dengan suara dingin. “Apa kamu yakin akan tertawa menjelang kematianmu?” "Kematian sudah dekat?” Michael kembali tertawa. “Itu sebuah kiasan yang berasal dari bumi tempatku berasal. Apa kamu tahu artinya?” Ansel terkesiap. Dia terdiam. "Sangat biasa tapi kamu begitu percaya diri,” Michael tersenyum dingin. "Kamu masih saja bicara liar meskipun di bawah tekanan hujan badai hitam di laut dalam area Laut Abadiku. Kamu terlalu sembrono. Itulah mengapa kepalamu memar,” ucap Ansel sambil kembali menyerang. Hujan badai hitam seperti pedang semakin lebat. Michael terlihat kesakitan. Tubuhnya semakin tenggelam beberapa meter di bawah tekanan yang berat. "Serangan yang kamu rasakan itu hanyalah sebesar tahi lalat anak buahku. Kamu tidak pantas bicara tidak sopan padaku. Oleh karena itu, aku ingin kamu mati,” gertak Ansel. "Hujan badai hitam ini menarik sekali,” ucap Michael dengan keras kepala. Dia memaksa dirinya untuk
Duaaar!!! Hujan darah tiga warna menyebar seketika! Ansel tanpa sadar menundukkan kepala. Namun dia terkejut saat melihat tangannya yang baru disilangkan sudah menjadi selokan hangus. "Mengapa ini bisa terjadi?” Dia bangga menjadi dewa sejati karena tubuhnya tak tertandingi. Jangankan senjata sakti biasa, bahkan senjata langka sekali pun tidak akan mungkin bisa mengalahkan tubuh dewa sejati. Tubuh dewa sejati bukan berarti tak terkalahkan. Tapi levelnya yang sangat tinggi membuat banyak senjata tidak mampu menembus pertahanannya. Tapi …. Tapi mengapa Michael mampu menembus pertahanannya?! "Darahnya beracun,” suara Lado yang tertekan masuk ke telinga Ansel. Ansel tidak berani memikirkannya lagi. Gerbang emas delapan Ansel terbuka lebar dan menyatukan lingkaran dewa untuk melindungi tubuhnya tanpa syarat apa pun. "Bang bang!"Hujan badai darah turun dan jatuh di atas lingkaran dewa kemudian meledak! Ledakan dahsyat masih bisa membuat Ansel dan lingk