Setelah mendengar ucapan Cameron, Arum terlihat lebih tenang. Dia bertanya, "Apa idemu?""Jangan salahkan aku karena tidak memperingati dirimu. Kamu sudah jatuh berulang kali. Terakhir kalinya kita kehilangan muka," Arum berkeluh kesah. Cameron mendengus, "Tenang. Bagaimana mungkin aku membiarkan Michael pergi begitu saja?"Cameron tersenyum. Dia menepuk pundak Arum dan berkata, "Aku tahu kamu jengkel. Michael memenangkan pertempuran ini. Yang harus kita lakukan adalah berkata iya dan tidak."Perasaan Arum tersentuh. Apa yang dibilang Cameron itu masuk akal. Jangan biarkan Michael menikmati kemenangan tersebut. "Kamu tunggu saja nanti malam," Cameron tersenyum. Di lain pihak, setelah Michael meninggalkan pertempuran, dia segera kembali ke Perguruan Harapan. Michael tahu bagaimana keadaan Bella dan anaknya karena ada Pam yang mendampingi mereka. Sebagai ayah dan suami, Michael tidak sabar ingin melihat kondisi Bella dan Hanna. Apakah mereka terluka atau tidak? Begitu dia mel
Ketika Michael datang ke Kota Tianhu, dia melihat lampu berkelap kelip di sepanjang kota ditemani dengan dekorasi warna-warni. Di jalan-jalan dalam kota, tersedia meja-meja yang dibuka untuk orang-orang bercengkrama. Ketika mereka melihat Michael, mereka memberi salam padanya. Sebelumnya Michael menghilang. Mereka menunggu kemunculan Michael dan tidak berani berbuat macam-macam. Lagi pula ada pengawasan dari Keluarga Yefu. Namun, penantian mereka membuahkan hasil. Mereka sudah mendengar rumor yang mengatakan Pria Misterius adalah Michael. Mereka memenangkan pertempuran ini karena kemampuan Michael.Stephen dan lainnya sudah tiba duluan. Mereka menunggu Michael di ujung jalan. Orang-orang Perguruan Harapan tahu bahwa Michael adalah pahlawan mereka. Cameron sudah menunggu di pintu gerbang kediaman Keluarga Yefu bersama para tetua. Mereka sudah mendengar berita Stephen dan lainnya sudah masuk ke dalam kota. Namun, Michael dan pimpinan baru perguruan, Pam belum datang. Mereka mula
Michael tidak masalah, tapi Stephen terlihat cemas. Dari awal, pertempuran itu adalah hasil kerja keras Michael. Pasukan Keluarga Yefu dan Perguruan Harapan hanya membantu Michael. "Pimpinan Fu, kata-katamu sungguh keterlaluan ....""Guru Stephen, aku tahu. Silakan masuk. Aku ada urusan yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini terkait dengan rencana wilayah kita sepuluh tahun ke depan," Cameron menginterupsi ucapan Stephen. Stephen melirik Pam. Pam menundukkan kepala dan terdiam. Dia selalu menatap pot di tangannya seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Stephen menatap mata Michael. Dia tidak bisa melakukan ini. Nolan dan lainnya menggertakkan giginya. Wajah mereka merah saking marahnya. Ingin rasanya mereka memukul Cameron.Michael adalah orang yang memikirkan taktik pertempuran. Michael juga yang mengorbankan banyak hal. Namun, di mata Cameron, Michael dianggap tidak ada harganya. Michael terdiam. Dia tidak memberikan reaksi apa-apa. Meskipun Nolan marah, tapi mereka tidak be
Wajar saja Cameron dan Arum begitu percaya diri. Paviliun Dewa Pengobatan sudah dikalahkan. Berarti posisi Keluarga Fu masih aman. Apalagi ada dukungan dari Keluarga Ye. Mereka masih bersinar di Dunia Bafang. Paviliun Dewa Pengobatan sudah bukan merupakan ancamanPilihan apa yang dimiliki Perguruan Harapan?Mereka tidak punya pilihan!Cameron dan Arum tidak terkejut melihat perubahan kepemimpinan Perguruan Harapan.Jika Perguruan Harapan menerima tawaran Cameron, Keluarga Yefu bisa hidup tenang. Mereka sudah memberikan jamuan terbaik ditemani seluruh anggota keluarga. Bagaimana mungkin Perguruan Harapan bisa menolak?!Inilah rencana Cameron.Jika Cameron bisa menyingkirkan Michael, berarti dia bisa membuat Perguruan Harapan menerima tawaran tersebut.Jika kerja sama Perguruan Harapan dan Keluarga Yefu terwujud, Keluarga Yefu bisa memulai rencana mereka selanjutnya. Pembuatan jalan untuk menghubungkan Kota Tianlan and Kota Tianhu. Keluarga Yefu bisa menjadi keluarga yang sulit
Cameron tersenyum lebar, "Tentu saja."Stephen tidak punya pilihan lain selain menggelengkan kepala. Kemudian dia berdiri, "Aku akan menjemputnya."Stephen pun berjalan keluar."Benarkah yang diucapkan Stephen? Ada sosok yang lebih berkuasa dibanding Pam? Kalau itu benar, buat apa kita tanya Pam? Lihat dia. Dari tadi dia diam saja sambil melihat pot di tangannya," ujar salah satu tetua mengejek Pam. Pam masih bisu. Dia terus menatap pot di tangannya.Kemudian Stephen kembali. Tapi dia masih sendirian. "Guru Stephen, bagaimana?" Cameron sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban."Ah, aku sudah bertanya, tapi dia tidak mau memberikan komentar karena masih sibuk makan," Stephen tersenyum misterius. "Itu ...." Cameron tidak bisa berkata-kata. Dia menatap para tetua.Itu tidak masalah. Mereka yakin penawaran itu akan diterima. Dengan begitu, mereka bisa melebarkan sayap Keluarga Yefu. Kemudian mereka berpikir bisa mengusir Michael dan memperkaya keluarga mereka. Sekali dayung,
"Kenapa ... kenapa Michael ada di sini?" Salah satu tetua Keluarga Fu terpana. Kemudian dia menatap Stephen dan bertanya dengan nada dingin, "Apa maksudnya semua ini?""Apa jangan-jangan Michael adalah orang yang kamu maksud? Pemimpin Perguruan Harapan yang asli?" tanya salah satu satu tetua. Terdengar ada orang lain yang menyanggah, "Belum tentu Michael. Aku dengar ada juga si Penyihir Laut.""Aku tidak heran kalau ada Penyihir Laut. Kalau Penyihir Laut yang menjadi pemimpin perguruan, tentu itu sudah menjadi berkah tersendiri."Orang–orang jadi tambah berisik. Mereka memperdebatkan siapa pemimpin Perguruan Harapan yang asli. Stephen tersenyum masam dan menggelengkan kepala. Dia masuk ke dalam gang kecil itu. Cameron dan lainnya menyusul. Saat Cameron berjalan di belakang Stephen, ada yang melemparinya dengan batu. Batu tersebut memantul ke dinding. Michael tersenyum ketika Cameron celingukan mencari siapa yang melemparinya batu. Kemudian Cameron menggertakkan gigi. Sudah
Cameron terdiam.Para tetua menatap Cameron dengan ragu-ragu. Mereka menunggu tindakan apa yang dilakukan oleh Cameron. Cameron yang merasa marah, mencoba menarik napas. Berbeda dengan Arum yang terlihat kesal, Cameron tersenyum. Nolan tertawa dan berkata, "Sialan, benar-benar anjing. Sudah diberi ancaman, dia langsung menyembunyikan ekornya."Ucapan Nolan membuat orang-orang di sekeliling Michael tertawa. Para tetua tidak bisa berkata-kata dan merasa malu. Kesombongan yang mereka tunjukkan sebelumnya menjadi luntur. Sikap Cameron sudah mewakili semuanya. Orang-orang terkejut ketika Cameron menundukkan kepalanya. Di Kota Tianhu, semua orang tahu reputasi Cameron. Cameron sudah memenangkan pertempuran sebelumnya dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Dia adalah selebriti. Namun, sekarang dia menundukkan kepala di depan anak muda. Dia dimarahi seperti anjing dan Cameron tidak berani melawan. Malahan dia menyembunyikan ekornya. "Ya ampun, siapa anak muda ini? Bagaimana dia bisa ma
"Michael, aku sudah cukup bersabar dengan merendahkan diri seperti ini. Kamu jangan keterlaluan," Cameron berusaha untuk sabar. Kalau tidak, mau ditaruh di mana mukanya?!Michael mengejek, "Kamu ingin mengancamku? Percayalah, aku tidak hanya membiarkanmu belajar menyalak seperti anjing, tapi aku juga akan mengajarkanmu buang air seperti anjing.""Kamu!!" teriak Cameron. "Berteriaklah sesukamu. Kalau kamu sudah tidak sabar, pergilah. Kalau kamu ingin bersaing dengan kami, silakan saja," Michael menepuk pundak Cameron dan tertawa, "Bagaimana Paviliun Dewa Pengobatan bisa kalah? Ingat baik-baik. Aku bisa mengalahkan mereka. Menurutmu aku bakal takut denganmu?"Cameron terdiam. Dia melihat bagaimana sepak terjang Michael di medan pertempuran. Cameron tahu kemampuan bela diri Michael itu tinggi. Mungkin alasan inilah yang membuat Perguruan Harapan menerima Michael. Kalau begitu, jika Perguruan Harapan berada di tangan Michael, bagaimana dengan rencana yang sudah Cameron buat? Lawan