"Tian Lu Pixiu adalah penguasa tempat dingin. Dia adalah hewan buas yang cukup ditakuti. Bagaimana menurutmu?" tanya Bella.Hewan buas?!Michael pernah pingsan karena serangan hewan buas di Perguruan Harapan. Sekarang, dia bertemu sosok hewan buas yang berbeda. Michael tidak tahu apakah ini karma baik atau buruk!"Ho!"Tian Lu Pixiu raksasa menyerang Michael lagi."Bos, lari! Makhluk ini sedang murka. Kami akan menahannya."Keempat naga berusaha menahan serangan Tian Lu Pixiu raksasa."Tidak. Aku tidak akan melarikan diri!" Michael memeluk Bella di tangan kiri. Sementara roda bulan di tangan kanannya berputar, pedang giok bersatu dengan roda bulan. Muncul panah dan busur. Michael mendekati Tian Lu Pixiu raksasa yang sedang melawan keempat naga. Bang!Pedang giok menembus tubuh Tian Lu Pixiu raksasa. Tian Lu Pixiu raksasa meraung kesakitan. Dia mundur perlahan. Pedang giok kembali ke tangan Michael. Luka besar menganga di tubuh Tian Lu Pixiu raksasa. "Menarik."Kali ini rod
Michael terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu?"Si penyu tua menggelengkan kepala. Dia tidak menjawab lagi dan terus berenang. Michael melambaikan tangan kepada keempat naga yang segera menghilang ke dalam air. Tian Lu Pixiu kecil menatap Tian Lu Pixiu raksasa. Sorot matanya seperti ingin mengejar orangtuanya. Michael mengelus kepalanya dan berkata, "Jangan cemas. Kamu akan baik-baik saja."Tian Lu Pixiu kecil menundukkan kepalanya. Dia menjilat tangan Michael dan kembali ke lengan Michael. Michael menatap ke depan. Setelah beberapa waktu, dia menyadari mereka belum sampai ke daratan. Kenapa si penyu tua ini terus berenang?Michael juga melihat jalur yang dilalui si penyu ini aneh. Kadang ke kiri, kadang ke kanan, seolah-olah dia sedang membentuk sebuah karakter huruf. "Tuan Penyu, kamu tidak sedang mabuk, kan?" tanya Bella bingung. Si penyu tua tidak menjawab. Michael jadi penasaran. Bella tidak mengerti bahwa si penyu tua itu sedang mengantarkan mereka ke Pulau Xianli
Bola-bola api muncul dari balik pohon bambu. Mereka menyerang Michael.Michael mengelak. Berikutnya!Wuuz wuuz!Pisau-pisau tajam beterbangan melewati pohon bambu. Kalau Michael tidak bisa mengelak, tentu dirinya bisa terbunuh!"Sialan!" Michael membuat dinding energi untuk menahan serangan pisau-pisau tiu. Wuzz!Bola-bola api itu bertambah semakin banyak. "Michael, apa yang harus kita lakukan?""Lari!" Michael menggandeng Bella dengan tangan kanannya. Kemudian dia memunculkan energi api langit di tangan kiri. Michael menggunakan jurus Dewa Taixu agar mereka bisa segera pergi dari area tersebut. Begitu tersentuh api langit, pisau itu terbakar. Namun, begitu api langit itu padam, pisau itu muncul lagi. "Michael, mereka tambah banyak!" teriak Bella.Michael ingat gurunya pernah berkata bahwa di pulau itu banyak jebakan. Kalau mereka tidak hapal rute jalannya, mereka akan jatuh dalam perangkap. Michael mengingat lagi peta perjalanan. Kemudian muncul jalan bersinar di dal
Michael dan Bella saling bertatapan. Aneh sekali!"Mata air ini termasuk mata air sakti," si nenek tersenyum, kemudian dia turun ke mata air. Ketika si nenek turun, dia tampak baik-baik saja. Mata air itu tampak bersinar di tempat si nenek itu berdiri. "Tuan, ikuti saya," ujar si nenek. Michael dan Bella mengikuti jejaknya. Michael tidak berpikir panjang. Dia menggandeng tangan Bella dan turun bersama-sama. Ketika kakinya menyentuh mata air tersebut, kakinya terasa hangat. Rasanya seperti berada di rumah. "Bagaimana? Kakimu tidak hilang, kan?" Michael bercanda pada Bella. Dia terbawa suasana nyaman. "Ya. Tentu saja. Kalau kakiku hilang, kamu tidak akan selamat malam ini," ujar Bella. "Selamat?""Ya. Kamu akan tidur di luar," canda Bella.Michael melongo, "Istriku, apa kamu sedang bercanda?"Sedetik kemudian, Bella menyibakkan mata air itu pada Michael.Kemudian, si nenek melewati alang-alang. Di balik alang-alang itu ada sebuah gua. Di depan gua itu ada pintu batu. Sep
Boom!!Sebuah ledakan besar membuka makam guru. Debu-debu beterbangan. Michael dan Bella saling berpandangan. Apa yang terjadi?! "Aku bersikap sopan, kan?” tanya Michael bingung sambil memandang Bella. "Michael, lihat!” Bella terkejut sambil menunjuk ke arah makam. Michael melihat ke arah makam dan melihat cahaya merah bersinar dari dalam makam.Apa itu? Michael mengernyit. Dia berdiri dan memandang ke arah makam. Sebuah peti mati sederhana terlihat dari makam yang meledak. Cahaya merah menyelinap dari celah peti mati yang retak. Cahaya merah dari peti mati tiba-tiba berhenti bergoyang sebelum Michael bergerak. Tidak lama kemudian, cahaya merah itu menyusut dan terbang ke dalam Cincin Peri. Cincin Peri tiba-tiba meledak dengan memancarkan cahaya setelah mendapat serangan dari cahaya merah, kemudian kembali pada bentuk aslinya. Sebuah benda kecil yang aneh muncul seketika di tengah cincin. Michael menggunakan penglihatan dewanya untuk menyelidiki apa
Michael mengangguk. Dia kembali menggunakan Cincin Peri sebagai kunci dengan meletakkannya ke dalam lubang kecil di pintu batu. Saat Cincin Peri berubah sedikit memerah, pintu batu terbuka diiringi semburan uap air ke seluruh gunung. Lesty mundur teratur. Dia meninggalkan Michael dan Bella yang masuk perlahan ke dalam gua melewati pintu batu. Cincin Peri kembali berubah menjadi cincin dan terbang ke jari Michael saat pintu batu kembali tertutup dengan berat. Boom!Dinding gua memancarkan cahaya terang.Bata giok dan dinding batu gua terlihat bersih dan cemerlang. Panjang gua itu sendiri hanyalah sejauh sepuluh meter kemudian menurun ke bawah melalui tangga. Setelah menuruni tangga, sebuah lapang luas terhampar di bawah tanah. Tempatnya tidak mewah, tapi unik. Seluruh dinding ruangan dihiasi giok putih dan bata biru. Dua burung bangau menggantung bersama di langit-langit. "Michael, semua itu mural,” ucap Bella kagum sambil menunjuk ke dua sisi dinding. Michae
"Kaya, kaya, aku kaya.” Michael dan Bella keluar dari istana bawah tanah. Mereka kembali ke rumah bambu diantar Lesty. Bella memasak air dan membersihkan rumah walaupun Lesty sudah membersihkannya sebelumnya. Bagi Bella, rumah bambu ini adalah rumahnya juga yang mungkin saja mereka akan tinggal cukup lama di sana. Bagi Bella, sebuah rumah tidak lengkap tanpa dapur yang mengepul.Bella mengerlingkan mata saat dirinya sedang memasak air, “Aku tahu kamu mendapatkan dua kotak penuh perhiasan. Kamu terlihat puas sekali.” "Istriku, kamu tidak mengerti, ya? Berapa banyak sih perhiasan yang ada di dua kotak itu? Perhiasan yang aku curi dulu dua belas kali lebih banyak. Aku tidak peduli dengan banyaknya perhiasan itu. Aku hanya tertarik pada benihnya,” Michael berkata terus terang tanpa menyembunyikan kebahagiaannya. Walaupun Michael memang menjadi lebih kaya dengan perhiasan yang diperolehnya hari ini. "Benih? Kamu pikir kita hampir kehabisan makanan dalam waktu dekat? Lagi pu
Michael memperhatikan tanah kering retak-retak yang terhampar di hadapannya. Retakannya hampir selebar dua jari karena kekurangan air yang parah. Michael tidak ingin banyak bicara demi mencapai mimpinya. Dia mengeluarkan ember dan segera mengambil air. Tenaga dan kecepatan Michael mulai berkurang setelah satu jam terus bolak balik mengangkut air untuk mengairi Lembah Kematian. Namun dia tercengang bukan main saat melihat tanah yang dia sirami dengan air sedari tadi. Tanahnya masih tetap kering! "Sial, apanya yang salah? Apa karena tanahnya sudah terlalu lama kering sehingga memerlukan lebih banyak air lagi?” Michael menggaruk-garuk kepalanya. Dia sangat depresi. Kemudian Michael memutuskan mengubah cara pengairannya. Beberapa ember air atau bahkan lusinan ember air tidak akan menyelesaikan masalah jika kekeringannya sudah terlalu lama dan kekurangan airnya sudah parah. Maka pengaliran air adalah solusinya. Setelah memikirkannya, Michael menemukan sebuah danau