"Ow!!"Tiba-tiba garis biru di lengan Michael berdenyut. Tian Lu Pixiu tiba-tiba muncul. Dia terbang ke langit dan meraung!Boom!!!Timbul gelombang tinggi di laut! Dari dalam gelombang, muncul seekor monster. Air laut meninggi!"Ooowww!!!"Terdengar raungan si monster. Badan si monster berwarna ungu dan hijau. Ada sepasang sayap di punggungnya. Tubuhnya seperti kuda unicorn tapi kepalanya seperti kepala singa!"Tian Lu Pixiu?" Michael terpana. Sosok monster di hadapan Michael itu sama seperti monster yang dia punya, hanya saja lebih besar. Bentuknya tetap kuda tapi sebesar gunung. Bahkan saking besarnya, matahari tidak terlihat. "Pantas saja orang desa pikir makhluk ini besar. Ternyata ini monsternya," kata Michael. "Tunggu. Makhluk ini mestinya tumbuh di tempat yang sangat dingin. Kenapa dia bisa ada di laut bagian barat?" Bella mengerutkan kening. Tanpa buang banyak waktu, Tian Lu Pixiu raksasa menyerang Michael dengan kecepatan tinggi. Kecepatan Tian Lu Pixiu kecil s
"Tian Lu Pixiu adalah penguasa tempat dingin. Dia adalah hewan buas yang cukup ditakuti. Bagaimana menurutmu?" tanya Bella.Hewan buas?!Michael pernah pingsan karena serangan hewan buas di Perguruan Harapan. Sekarang, dia bertemu sosok hewan buas yang berbeda. Michael tidak tahu apakah ini karma baik atau buruk!"Ho!"Tian Lu Pixiu raksasa menyerang Michael lagi."Bos, lari! Makhluk ini sedang murka. Kami akan menahannya."Keempat naga berusaha menahan serangan Tian Lu Pixiu raksasa."Tidak. Aku tidak akan melarikan diri!" Michael memeluk Bella di tangan kiri. Sementara roda bulan di tangan kanannya berputar, pedang giok bersatu dengan roda bulan. Muncul panah dan busur. Michael mendekati Tian Lu Pixiu raksasa yang sedang melawan keempat naga. Bang!Pedang giok menembus tubuh Tian Lu Pixiu raksasa. Tian Lu Pixiu raksasa meraung kesakitan. Dia mundur perlahan. Pedang giok kembali ke tangan Michael. Luka besar menganga di tubuh Tian Lu Pixiu raksasa. "Menarik."Kali ini rod
Michael terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu?"Si penyu tua menggelengkan kepala. Dia tidak menjawab lagi dan terus berenang. Michael melambaikan tangan kepada keempat naga yang segera menghilang ke dalam air. Tian Lu Pixiu kecil menatap Tian Lu Pixiu raksasa. Sorot matanya seperti ingin mengejar orangtuanya. Michael mengelus kepalanya dan berkata, "Jangan cemas. Kamu akan baik-baik saja."Tian Lu Pixiu kecil menundukkan kepalanya. Dia menjilat tangan Michael dan kembali ke lengan Michael. Michael menatap ke depan. Setelah beberapa waktu, dia menyadari mereka belum sampai ke daratan. Kenapa si penyu tua ini terus berenang?Michael juga melihat jalur yang dilalui si penyu ini aneh. Kadang ke kiri, kadang ke kanan, seolah-olah dia sedang membentuk sebuah karakter huruf. "Tuan Penyu, kamu tidak sedang mabuk, kan?" tanya Bella bingung. Si penyu tua tidak menjawab. Michael jadi penasaran. Bella tidak mengerti bahwa si penyu tua itu sedang mengantarkan mereka ke Pulau Xianli
Bola-bola api muncul dari balik pohon bambu. Mereka menyerang Michael.Michael mengelak. Berikutnya!Wuuz wuuz!Pisau-pisau tajam beterbangan melewati pohon bambu. Kalau Michael tidak bisa mengelak, tentu dirinya bisa terbunuh!"Sialan!" Michael membuat dinding energi untuk menahan serangan pisau-pisau tiu. Wuzz!Bola-bola api itu bertambah semakin banyak. "Michael, apa yang harus kita lakukan?""Lari!" Michael menggandeng Bella dengan tangan kanannya. Kemudian dia memunculkan energi api langit di tangan kiri. Michael menggunakan jurus Dewa Taixu agar mereka bisa segera pergi dari area tersebut. Begitu tersentuh api langit, pisau itu terbakar. Namun, begitu api langit itu padam, pisau itu muncul lagi. "Michael, mereka tambah banyak!" teriak Bella.Michael ingat gurunya pernah berkata bahwa di pulau itu banyak jebakan. Kalau mereka tidak hapal rute jalannya, mereka akan jatuh dalam perangkap. Michael mengingat lagi peta perjalanan. Kemudian muncul jalan bersinar di dal
Michael dan Bella saling bertatapan. Aneh sekali!"Mata air ini termasuk mata air sakti," si nenek tersenyum, kemudian dia turun ke mata air. Ketika si nenek turun, dia tampak baik-baik saja. Mata air itu tampak bersinar di tempat si nenek itu berdiri. "Tuan, ikuti saya," ujar si nenek. Michael dan Bella mengikuti jejaknya. Michael tidak berpikir panjang. Dia menggandeng tangan Bella dan turun bersama-sama. Ketika kakinya menyentuh mata air tersebut, kakinya terasa hangat. Rasanya seperti berada di rumah. "Bagaimana? Kakimu tidak hilang, kan?" Michael bercanda pada Bella. Dia terbawa suasana nyaman. "Ya. Tentu saja. Kalau kakiku hilang, kamu tidak akan selamat malam ini," ujar Bella. "Selamat?""Ya. Kamu akan tidur di luar," canda Bella.Michael melongo, "Istriku, apa kamu sedang bercanda?"Sedetik kemudian, Bella menyibakkan mata air itu pada Michael.Kemudian, si nenek melewati alang-alang. Di balik alang-alang itu ada sebuah gua. Di depan gua itu ada pintu batu. Sep
Boom!!Sebuah ledakan besar membuka makam guru. Debu-debu beterbangan. Michael dan Bella saling berpandangan. Apa yang terjadi?! "Aku bersikap sopan, kan?” tanya Michael bingung sambil memandang Bella. "Michael, lihat!” Bella terkejut sambil menunjuk ke arah makam. Michael melihat ke arah makam dan melihat cahaya merah bersinar dari dalam makam.Apa itu? Michael mengernyit. Dia berdiri dan memandang ke arah makam. Sebuah peti mati sederhana terlihat dari makam yang meledak. Cahaya merah menyelinap dari celah peti mati yang retak. Cahaya merah dari peti mati tiba-tiba berhenti bergoyang sebelum Michael bergerak. Tidak lama kemudian, cahaya merah itu menyusut dan terbang ke dalam Cincin Peri. Cincin Peri tiba-tiba meledak dengan memancarkan cahaya setelah mendapat serangan dari cahaya merah, kemudian kembali pada bentuk aslinya. Sebuah benda kecil yang aneh muncul seketika di tengah cincin. Michael menggunakan penglihatan dewanya untuk menyelidiki apa
Michael mengangguk. Dia kembali menggunakan Cincin Peri sebagai kunci dengan meletakkannya ke dalam lubang kecil di pintu batu. Saat Cincin Peri berubah sedikit memerah, pintu batu terbuka diiringi semburan uap air ke seluruh gunung. Lesty mundur teratur. Dia meninggalkan Michael dan Bella yang masuk perlahan ke dalam gua melewati pintu batu. Cincin Peri kembali berubah menjadi cincin dan terbang ke jari Michael saat pintu batu kembali tertutup dengan berat. Boom!Dinding gua memancarkan cahaya terang.Bata giok dan dinding batu gua terlihat bersih dan cemerlang. Panjang gua itu sendiri hanyalah sejauh sepuluh meter kemudian menurun ke bawah melalui tangga. Setelah menuruni tangga, sebuah lapang luas terhampar di bawah tanah. Tempatnya tidak mewah, tapi unik. Seluruh dinding ruangan dihiasi giok putih dan bata biru. Dua burung bangau menggantung bersama di langit-langit. "Michael, semua itu mural,” ucap Bella kagum sambil menunjuk ke dua sisi dinding. Michae
"Kaya, kaya, aku kaya.” Michael dan Bella keluar dari istana bawah tanah. Mereka kembali ke rumah bambu diantar Lesty. Bella memasak air dan membersihkan rumah walaupun Lesty sudah membersihkannya sebelumnya. Bagi Bella, rumah bambu ini adalah rumahnya juga yang mungkin saja mereka akan tinggal cukup lama di sana. Bagi Bella, sebuah rumah tidak lengkap tanpa dapur yang mengepul.Bella mengerlingkan mata saat dirinya sedang memasak air, “Aku tahu kamu mendapatkan dua kotak penuh perhiasan. Kamu terlihat puas sekali.” "Istriku, kamu tidak mengerti, ya? Berapa banyak sih perhiasan yang ada di dua kotak itu? Perhiasan yang aku curi dulu dua belas kali lebih banyak. Aku tidak peduli dengan banyaknya perhiasan itu. Aku hanya tertarik pada benihnya,” Michael berkata terus terang tanpa menyembunyikan kebahagiaannya. Walaupun Michael memang menjadi lebih kaya dengan perhiasan yang diperolehnya hari ini. "Benih? Kamu pikir kita hampir kehabisan makanan dalam waktu dekat? Lagi pu
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua