"Guru, kamu kenapa?” Michael cepat-cepat menarik Nourman. "Racun, racun mematikan. Racun mematikan abadi. Michael, bagaimana racun mematikan ini masuk ke dalam tubuhmu?” seru Nourman dalam keterkejutannya. Dia berusaha bangkit dan memandang Michael dengan cemas, “Cepatlah kemari. Aku tunjukkan sesuatu.” "Tidak perlu,” Michael tersenyum. “Jangan khawatir. Aku bisa hidup berdampingan dengan racun ini walaupun racunnya sangat mematikan. Racun ini tidak akan menyakitiku.” Nourman tercengang mendengar penjelasan Michael. Dia melangkah ke hadapan Michael. Energi di tangannya bergerak. Tidak lama kemudian, seluruh telapak tangannya menghitam. "Aneh sekali. Sungguh aneh,” Nourman menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku tidak pernah melihat racun aneh seperti ini sejak aku berguru selama ribuan tahun. Tapi ... kamu bisa hidup dengan racun aneh. Ini ....” "Racun mematikan ini ada di dalam tubuhku setelah Huw meracuniku dengan Racun Kehidupan dan Kematian Surgawi. Sejak saat itu, ked
Michael baru saja hendak bertanya saat tiba-tiba sebuah gambar terlintas di dalam pikirannya. Di dalam gambar itu, dia melihat lautan luas dengan permukaan air yang hijau. Suasananya berkabut dan dengan jarak pandang yang dekat. Angin sepoi-sepoi berhembus. Awan terbuka perlahan dan samar-samar terlihat sebuah pulau yang terisolasi. Pulaunya seperti pulau mimpi di bumi yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga merah merekah. "Guru, ini ....” Michael menggelengkan kepala. Gambar di kepalanya pun menghilang berganti dengan kenyataan. Apa yang baru saja Michael lihat sangat aneh bagi Michael. Apakah semua itu hanya ilusi setelah dia meminum air pemberian Nourman? Namun Michael merasa apa yang baru saja dilihatnya bukanlah ilusi. Michael yakin semua itu adalah nyata. Nourman tidak menjawab. Dia memandang pada tamu-tamunya yang lain. Nourman tersenyum setelah semua tamunya selesai minum air yang disajikannya. Michael memandang yang lainnya menunggu respon mereka tapi sepe
Wajah Nourman kusut tapi Michael senang mendengar suara yang berasal dari dalam kuil. Nourman menggertakkan gigi sambil memandang para tamunya, “Michael ikut denganku. Yang lainnya tunggu di luar.” Nourman mendesah panjang setelah mengatakannya. Bau yang sudah Michael kenal pun menyeruak setelah Nourman membuka gorden. Bella, Pam dan Danu tidak dapat menahan diri untuk menutup hidung. Tapi Michael tidak melakukannya. Michael mengikuti Nourman masuk ke dalam rumah tanpa mengindahkan bau busuk yang menusuk hidungnya. Keadaan di dalam masih sama seperti pertama kali Michael datang ke sana, lembab dan gelap. Sebuah peti mati dan sebuah lilin menyala di tengah ruangan. "Michael datang menemui Guru,” Michael berlutut dan menundukkan kepala penuh hormat. "Bagus, bagus. Anak yang baik,” suara dari dalam peti mati masih saja membuat Michael merinding. Nourman menggertakkan gigi dan menuntun Michael maju ke dekat peti mati. Michael mendekat ke arah peti mati. Bau meny
"Ah! Ah! Ah!"Michael berteriak kesakitan. Tangan Michael seperti tersengat listrik saat menyentuh Guru. Sengatannya pun menjalar dengan cepat dari ujung jari ke seluruh tubuh Michael. Tubuh Michael memancarkan cahaya keemasan yang sangat menyilaukan. "Tidak, tidak, tidak!” Nourman berteriak histeris. Dia terkejut dengan sorot mata penuh kesedihan. Bella dan yang lainnya menerobos masuk saat mendengar teriakan dari dalam kuil. Mereka semua kaget melihat apa yang terjadi. Mereka ketakutan dan terkejut karena melihat keadaan Michael. Si buah ginseng tersenyum santai, “Tidak apa-apa. Dia tidak akan mati. Ayo cepat ke luar.” Si buah ginseng mendorong Bella dan yang lainnya ke luar rumah. Walaupun Bella sangat khawatir dengan keadaan Michael tapi ketika si buah ginseng mengatakan Michael akan baik-baik saja, Bella pun segera berjalan ke luar rumah. Terlebih lagi, Nourman dari sejak awal tidak mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah. Bella pun harus pergi. Boom!!!Gelom
Di halaman, banyak mayat bergelimpangan bersimbah darah. Sementara yang masih hidup berteriak saling bersahutan seperti di ruang tunggu yang menunggu kematian tiba. Teriakan histeris juga terdengar dari atas ruang utama. Kaki para pengawal pria Keluarga Fu yang berjumlah lebih dari 12 orang diikat rantai panjang. Para wanita muda yang berjumlah lebih dari 30 orang pun tidak luput dari sasaran. Mereka diikat hingga rambut mereka berantakan, pakaiannya terkoyak dengan wajah panik. Cameron duduk di kursi peradilan. Dia telah kehilangan segalanya. Setelah semuanya terjadi, dia tidak mungkin lagi bisa menjadi pemimpin tiga keluarga. Seorang pria kekar menyeret anggota Keluarga Fu yang masih muda dengan seutas tali panjang. Wajahnya mencemooh. Dia tidak menghormati Cameron sama sekali, “Pak Tua Cameron, aku sudah selesai menyisir gerbang timur. Aku pergi.” Seorang anggota keluarga senior Keluarga Fu mendekati si pria kekar. Dia memohon saat melihat anaknya menjadi tawanan s
Pedang yang tertancap tepat di depan ujung sepatu Panji yang jaraknya bahkan tidak sampai selebar sehelai rambut masih terus bergoyang. Panji terkesima. Dia pikir orang yang melemparkan pedang padanya adalah seorang jagoan pedang yang bisa mengendalikan kekuatan pedangnya dengan sangat baik. Panji menatap pedang yang berada di hadapannya lekat-lekat. Beberapa anak buah Panji yang berada di belakangnya langsung waspada dan menarik pedang mereka masing-masing tanpa komando. Panji merinding karena dia tidak merasakan fluktuasi energi di sekitarnya. Apalagi orang lain. Mereka yang dikirim Laut Abadi untuk memporak-porandakan Keluarga Fu bukanlah orang sembarangan. Begitu pun dengan Panji. Dia cukup diandalkan dan kekuatannya bisa membunuh banyak orang. Panji pun menjadi bagian dari jagoan yang diperhitungkan di Dunia Bafang. Namun saat ini dia tidak dapat merasakan fluktuasi energi yang biasanya dirasakan seorang jagoan saat jagoan lain berada di sekitarnya. Apa mungkin
Pedang emas saktinya yang kuat dan tak bisa dihancurkan bagai ditusuk hingga membentuk lubang hanya karena setetes cairan tujuh warna sebesar butiran pasir. Sekeliling lubangnya menghitam seketika. Hmmm ….Apa yang terjadi? Hanya setetes darah tapi bisa menembus pedang emasnya. Panji tidak yakin dirinya akan menang kalau dia benar-benar bertarung melawan si pria itu. Panji pun melarikan diri tanpa pikir panjang. Seluruh anggota Keluarga Fu tersadar dan menarik napas lega segera setelah Panji melarikan diri. Cameron meminta seseorang melepas tali yang mengikat Mira dan yang lainnya. Dia mendekati si pria dan berkata dengan gembira, “Aku sangat menghargai bantuanmu, anak muda. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kami jika kamu tidak datang.” "Apa boleh aku menginap satu malam saja?” bisik si pria. Cameron mengernyit mendengar suara si pria. Dia merasa suara itu tidak asing baginya. Namun melihat si pria menunggu jawabannya, Cameron tidak terlalu
Setelah Michael jatuh ke dalam jurang tak berdasar, sikap Cameron terhadap Arum berubah. Arum selalu dianggap sebagai pembawa sial di mata Cameron, walaupun kebohongan Arum terkadang mampu memperdaya Cameron. Cameron berpikir cepat begitu mendengar analisa anggota keluarganya. Akhirnya dia mengangguk dengan berat hati, “Arum, nasib Keluarga Fu ada di tanganmu.” Arum sangat senang dan bersemangat setelah mendapat restu Cameron. Dia pun semakin yakin si pria itu sengaja datang untuk menyelamatkannya karena Cameron yang dikenal sebagai orang yang cerdas pun mempunyai pemahaman yang sama dengan anggota keluarga lain. Jika benar analisa anggota keluarganya, maka kini Arum menjadi tumpuan harapan masa depan Keluarga Fu. Arum pun mulai bermimpi tentang dirinya dan masa depan yang cerah. Dia akan membawa Keluarga Fu ke puncak kekuasaan karena kecantikannya. Dunia pun akan mengaguminya sebagai wanita paling mempesona di seluruh dunia. Arum sangat bergairah meskipun baru memik