Pada akhirnya, Aaron membalikan tubuhnya."Aaron, bagaimana memijatnya kalau begini? Kembali lah ke posisi semula!" Protes Emily."Tidak usah. Tidak perlu lagi. Sepertinya ini sudah membaik.""Benarkah? Cepat sekali?" Tanya Emily."Apa kamu berbohong? Apa tadi sebenarnya tidak sakit?" Emily mencoba menebak.Aaron tertawa kecil, menarik tubuh Emily hingga jatuh ke atas tubuhnya. Dua tubuh itu kini menempel tanpa jarak.Nafas mereka kembali berkejaran, sambil menatap dengan cukup dalam.Tubuh Aaron bergerak memutar tubuh Emily. Sekarang, posisi tubuh Emily berada di bawahnya.Aaron menunduk untuk memberi kecupan di kening Emily."Apa kamu tahu Emily, aku begitu menggilaimu. Apa kamu tahu, aku begitu mencintaimu." Aaron membisikan kata cinta kembali, itu membuat wajah Emily memerah.Sebenarnya Emily mulai panik. Tetapi dia berusaha tenang. Menarik nafas dalam dalam.Dia menatap Wajah Aaron. Ini adalah wajah singa Ganas Suaminya yang akan berubah manis jika di hadapannya.Aaron Albarez ad
Emily memang merasakan Semua itu. Ketika bangun tadi pagi, dia terkejut ketika merasakan seluruh tubuhnya terasa ngilu. Persendiannya terasa lemah, dan tenaganya hilang entah kemana.Matanya juga sangat susah untuk dibuka secara normal.Emily tidak sadar, jika itu adalah tandanya dia kelelahan, Emily tidak ingat jika semalaman mereka terjaga dan terus bergerak menguras tenaga.Aaron tertegun sejenak menatap istrinya. Dia paham apa yang terjadi pada Emily. Ini pasti karena ulahnya. Aaron bersedih dan dia merasa bersalah sekarang."Sayang. Ibu membuatkan sarapan khusus untukmu, ayo dimakan dulu." Aaron mengelus kepala Emily, lalu menaruh nampan makanan itu di atas tempat tidur.Emily mengangkat kepalanya untuk mengintip menu apa yang dibuat Madeline untuk dirinya.Itu hanya Jus buah, sandwich dan sayuran?"Bolehkan aku meminta nasi? Aku juga ingin meminum kopi hitam."Emily berpikir, Tubuhnya tidak punya tenaga, kalau hanya makan itu tidak akan mengembalikan tenaganya. Dia butuh kopi ju
Ketika Aaron keluar meninggalkan Emily, Emily rasanya ingin tertidur lagi. Rasa kantuk kembali menyerangnya hingga dia menguap beberapa kali.Terdengar Ponselnya berbunyi. Ada notifikasi pesan masuk."Aku masih ingin tidur."Emily mengeluh, kemudian berguling dan merayap untuk mengambil ponselnya.Pesan chat dari Revia rupanya.Revia: Emily! Bagaimana Malam Pertamamu dengan singa itu? Apa kamu baik baik saja?Apa kamu masih bisa berdiri dengan baik? Dia tidak membantingmu kan?Emot tertawa dikirim oleh Revia.Emily ingin mengetik balasan, tetapi rasanya tangannya sangat berat. Akhirnya dia mengirim pesan suara."Aku baik baik saja. Aaron memang singa, tapi di hadapanku bisa menjadi kucing imut. Kamu tenang saja."Revia: Ya Ampun! Emily, kamu sampai tidak kuat untuk menggerakkan jarimu ya?Emot orang menutup mulut sekarang yang dikirim Revia.Emily akhirnya menggerakkan tangannya dengan malas dan mengetik.Aku sangat mengantuk! Jangan menggangguku dulu.Ditambah emot orang menangis.Re
"Bibi. Tapi Emily tidak ikut campur masalah Perusahaan. Apalagi ini tentang Keluarga Albarez, maaf. Aku tidak bisa membantu.""Emily, ini adalah Aaron. Aaron Albarez suami kamu. Orang yang menghadapi Felix Adalah Aaron Albarez. Waktu itu, Felix pernah berbicara buruk, dan didengar oleh-nya. Bibi yakin Felix telah menyinggungnya. Dia langsung membuat Keluarga Lewis kesulitan. Emily, Bibi mohon. Selama kamu bersama Felix, Bibi memperlakukanmu dengan baik bukan? Bibi menyukaimu. Bibi tahu, hubungan kalian berakhir juga karena kesalahan Felix. Kami sudah menghukum Felix dan tidak pernah sedikitpun menyalahkan kamu. Kamu bantu Bibi ya?"Emily terdiam sejenak,"Baiklah Bibi, Emily akan mencoba, tapi aku tidak bisa menjamin.""Tidak apa apa, kamu cukup mengungkit ini saja kepada Suamimu, itu sudah cukup. Emily, terimakasih atas pengertiannya."Setelah Telepon ditutup, Emily segera menoleh ke arah Aaron, meskipun dia masih sedikit bingung."Aaron, apa yang kamu lakukan pada mereka? Benarkah k
"Itu tandanya, Putra ku hebat! Bisa mendapatkan Istri seimut istri Ayahnya." Ucap Fic masih dengan tangannya yang menepuk nepuk kepala Erina.Erina makin marah."Turunkan tanganmu! Kamu kurang ajar sekali ya? Ini kepala, ku urus setiap hari! Malah ditepuk tepuk!""Hehe.. Itu tandanya sayang, istriku.." Fic menusuk pipi Erina."Halah! Aku ini sudah Tua! Bukan lagi bocah! Jangan menyentuh kepala!""Astaga! Ibu Singa Kenapa sekarang begitu galak?"Erina sudah hampir melotot kembali, tetapi seketika meredup ketika suara Lembut Emily menyapa mereka."Ibu, Ayah. Selamat malam.""Malam, malam. Hehe, selamat malam menantuku…" keduanya langsung berdiri. Bisa-bisanya mereka gugup di depan Emily dan salah tingkah.Khale yang ada di kursi lain terkikik kecil. Seharusnya menantu yang gugup didepan Mertua kan? Pemandangan ini sungguh terbalik.Kehadiran kakak ipar bisa membuat Dunia Keluarga Albarez jungkir balik.Fic dan Erina sama-sama terburu-buru ingin menarik kursi untuk Emily, mereka sampai b
Aaron sudah pergi ke Perusahaan bersama Ken. Sepanjang perjalanan mukanya terlihat lesu tidak bergairah. Mungkin dia masih berat meninggalkan kesayangannya dirumah.Kim menahan tawa melihat itu.Bahkan sampai di kantor pun dia tidak melirik siapapun yang berpapasan di sepanjang jalan menuju ruangannya.Biasanya juga memang seperti itu, yang ini dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan.Tiba di dalam ruangan, pertama kali yang ia lakukan, duduk bersandar di kursi kebesarannya dan mengambil ponselnya.Nomor Emily tentu yang jadi tujuannya.Kemudian baru terlihat tersenyum ketika wajah Istrinya sudah memenuhi layar Ponselnya."Sayang… Aku merindukanmu.." mimiknya begitu lucu membuat yang Disana ingin sekali meremas pipinya.Gemes…"Kan baru saja. Kamu juga baru duduk pastinya kan?""Bagiku sudah seperti satu tahun lamanya.""Iya sayang. Aku tahu itu. Tapi kamu harus kuat ya. Harus bertahan demi Perusahaan. Untuk masa depan kita."Ya Ampun! Emily benar benar geli. Sudah seperti pergi
Erina tidak membawa Emily ke rumah Ibunya, melainkan singgah ke Mall terlebih dahulu. Keduanya berbelanja ria dan tidak lupa Erina membelikan oleh-oleh untuk sang Besan kesayangan.Ketika sudah puas berbelanja, Baru mereka pergi ke Rumah keluarga Knight.Chloe tidak menyangka jika Emily akan datang mengunjunginya, apalagi tidak sendirian melainkan dengan Nyonya Besar Albarez.Chloe berlari terburu ketika Bibi Asisten mengatakan jika Nona Emily telah pulang."Emily…!" Chloe memeluk Emily dengan penuh kerinduan."Kamu datang Putriku. Seharusnya tak perlu serepot ini. Ibu bisa kesana menjengukmu. Hiks,.. Ibu sangat rindu sayang.""Iya Ibu. Maafkan Emily. Aaron baru saja berangkat bekerja. Maka dari itu, Ibu Aaron mengajakku kemari untuk mengunjungimu.""Hah! Kamu datang bersama Ibu Mertua mu?" Chloe langsung menoleh pada Wanita yang baru saja muncul didepan pintu."Ya Tuhan! Besan, Putriku sungguh merepotkan Anda.""Eh, dia kan Putriku juga. Aku sengaja mengajaknya kemari. Kalian pasti s
Ketika Emily hendak melepaskan pelukannya, Aaron langsung mengedipkan matanya kepada Kim, mengangkat alisnya beberapa kali dan memiringkan kepalanya. Ini adalah kode untuk Kim, tetapi kali ini Kim rupanya kurang peka dan tidak paham. Dia malah mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti.Aaron berdehem, bahkan beberapa kali juga sambil melirik ke belakang."Tuan bilang apa?" Kim malah bertanya kepada Dua orang dibelakangnya. Mereka juga mengangkat kedua bahu seperti dirinya tadi.Astaga! Bodoh Kim ini!Aaron memaki Kim dalam hati.Melihat ekspresi wajah Aaron, Emily bertanya, "Aaron. Kamu kenapa? Kepalamu kenapa? Sakit ya?""Ah, tidak. Aku hanya pegal! Iya kan Kim, aku pegal? Sedari tadi aku tertawa." Dia menoleh ke arah Kim, sambil kembali mengangkat Alisnya, sekarang tangannya mengisyaratkan Kim.Melihat tangan Aaron bergerak gerak di belakang punggung tanda agar mereka segera menyeret Jonathan keluar dari sana, baru Kim dan dua orangnya paham sekarang.Oohhhh.. Itu Maksudnya!"Aar