Ketika Aaron keluar meninggalkan Emily, Emily rasanya ingin tertidur lagi. Rasa kantuk kembali menyerangnya hingga dia menguap beberapa kali.Terdengar Ponselnya berbunyi. Ada notifikasi pesan masuk."Aku masih ingin tidur."Emily mengeluh, kemudian berguling dan merayap untuk mengambil ponselnya.Pesan chat dari Revia rupanya.Revia: Emily! Bagaimana Malam Pertamamu dengan singa itu? Apa kamu baik baik saja?Apa kamu masih bisa berdiri dengan baik? Dia tidak membantingmu kan?Emot tertawa dikirim oleh Revia.Emily ingin mengetik balasan, tetapi rasanya tangannya sangat berat. Akhirnya dia mengirim pesan suara."Aku baik baik saja. Aaron memang singa, tapi di hadapanku bisa menjadi kucing imut. Kamu tenang saja."Revia: Ya Ampun! Emily, kamu sampai tidak kuat untuk menggerakkan jarimu ya?Emot orang menutup mulut sekarang yang dikirim Revia.Emily akhirnya menggerakkan tangannya dengan malas dan mengetik.Aku sangat mengantuk! Jangan menggangguku dulu.Ditambah emot orang menangis.Re
"Bibi. Tapi Emily tidak ikut campur masalah Perusahaan. Apalagi ini tentang Keluarga Albarez, maaf. Aku tidak bisa membantu.""Emily, ini adalah Aaron. Aaron Albarez suami kamu. Orang yang menghadapi Felix Adalah Aaron Albarez. Waktu itu, Felix pernah berbicara buruk, dan didengar oleh-nya. Bibi yakin Felix telah menyinggungnya. Dia langsung membuat Keluarga Lewis kesulitan. Emily, Bibi mohon. Selama kamu bersama Felix, Bibi memperlakukanmu dengan baik bukan? Bibi menyukaimu. Bibi tahu, hubungan kalian berakhir juga karena kesalahan Felix. Kami sudah menghukum Felix dan tidak pernah sedikitpun menyalahkan kamu. Kamu bantu Bibi ya?"Emily terdiam sejenak,"Baiklah Bibi, Emily akan mencoba, tapi aku tidak bisa menjamin.""Tidak apa apa, kamu cukup mengungkit ini saja kepada Suamimu, itu sudah cukup. Emily, terimakasih atas pengertiannya."Setelah Telepon ditutup, Emily segera menoleh ke arah Aaron, meskipun dia masih sedikit bingung."Aaron, apa yang kamu lakukan pada mereka? Benarkah k
"Itu tandanya, Putra ku hebat! Bisa mendapatkan Istri seimut istri Ayahnya." Ucap Fic masih dengan tangannya yang menepuk nepuk kepala Erina.Erina makin marah."Turunkan tanganmu! Kamu kurang ajar sekali ya? Ini kepala, ku urus setiap hari! Malah ditepuk tepuk!""Hehe.. Itu tandanya sayang, istriku.." Fic menusuk pipi Erina."Halah! Aku ini sudah Tua! Bukan lagi bocah! Jangan menyentuh kepala!""Astaga! Ibu Singa Kenapa sekarang begitu galak?"Erina sudah hampir melotot kembali, tetapi seketika meredup ketika suara Lembut Emily menyapa mereka."Ibu, Ayah. Selamat malam.""Malam, malam. Hehe, selamat malam menantuku…" keduanya langsung berdiri. Bisa-bisanya mereka gugup di depan Emily dan salah tingkah.Khale yang ada di kursi lain terkikik kecil. Seharusnya menantu yang gugup didepan Mertua kan? Pemandangan ini sungguh terbalik.Kehadiran kakak ipar bisa membuat Dunia Keluarga Albarez jungkir balik.Fic dan Erina sama-sama terburu-buru ingin menarik kursi untuk Emily, mereka sampai b
Aaron sudah pergi ke Perusahaan bersama Ken. Sepanjang perjalanan mukanya terlihat lesu tidak bergairah. Mungkin dia masih berat meninggalkan kesayangannya dirumah.Kim menahan tawa melihat itu.Bahkan sampai di kantor pun dia tidak melirik siapapun yang berpapasan di sepanjang jalan menuju ruangannya.Biasanya juga memang seperti itu, yang ini dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan.Tiba di dalam ruangan, pertama kali yang ia lakukan, duduk bersandar di kursi kebesarannya dan mengambil ponselnya.Nomor Emily tentu yang jadi tujuannya.Kemudian baru terlihat tersenyum ketika wajah Istrinya sudah memenuhi layar Ponselnya."Sayang… Aku merindukanmu.." mimiknya begitu lucu membuat yang Disana ingin sekali meremas pipinya.Gemes…"Kan baru saja. Kamu juga baru duduk pastinya kan?""Bagiku sudah seperti satu tahun lamanya.""Iya sayang. Aku tahu itu. Tapi kamu harus kuat ya. Harus bertahan demi Perusahaan. Untuk masa depan kita."Ya Ampun! Emily benar benar geli. Sudah seperti pergi
Erina tidak membawa Emily ke rumah Ibunya, melainkan singgah ke Mall terlebih dahulu. Keduanya berbelanja ria dan tidak lupa Erina membelikan oleh-oleh untuk sang Besan kesayangan.Ketika sudah puas berbelanja, Baru mereka pergi ke Rumah keluarga Knight.Chloe tidak menyangka jika Emily akan datang mengunjunginya, apalagi tidak sendirian melainkan dengan Nyonya Besar Albarez.Chloe berlari terburu ketika Bibi Asisten mengatakan jika Nona Emily telah pulang."Emily…!" Chloe memeluk Emily dengan penuh kerinduan."Kamu datang Putriku. Seharusnya tak perlu serepot ini. Ibu bisa kesana menjengukmu. Hiks,.. Ibu sangat rindu sayang.""Iya Ibu. Maafkan Emily. Aaron baru saja berangkat bekerja. Maka dari itu, Ibu Aaron mengajakku kemari untuk mengunjungimu.""Hah! Kamu datang bersama Ibu Mertua mu?" Chloe langsung menoleh pada Wanita yang baru saja muncul didepan pintu."Ya Tuhan! Besan, Putriku sungguh merepotkan Anda.""Eh, dia kan Putriku juga. Aku sengaja mengajaknya kemari. Kalian pasti s
Ketika Emily hendak melepaskan pelukannya, Aaron langsung mengedipkan matanya kepada Kim, mengangkat alisnya beberapa kali dan memiringkan kepalanya. Ini adalah kode untuk Kim, tetapi kali ini Kim rupanya kurang peka dan tidak paham. Dia malah mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti.Aaron berdehem, bahkan beberapa kali juga sambil melirik ke belakang."Tuan bilang apa?" Kim malah bertanya kepada Dua orang dibelakangnya. Mereka juga mengangkat kedua bahu seperti dirinya tadi.Astaga! Bodoh Kim ini!Aaron memaki Kim dalam hati.Melihat ekspresi wajah Aaron, Emily bertanya, "Aaron. Kamu kenapa? Kepalamu kenapa? Sakit ya?""Ah, tidak. Aku hanya pegal! Iya kan Kim, aku pegal? Sedari tadi aku tertawa." Dia menoleh ke arah Kim, sambil kembali mengangkat Alisnya, sekarang tangannya mengisyaratkan Kim.Melihat tangan Aaron bergerak gerak di belakang punggung tanda agar mereka segera menyeret Jonathan keluar dari sana, baru Kim dan dua orangnya paham sekarang.Oohhhh.. Itu Maksudnya!"Aar
Emily terkejut, melirik sendok yang sudah tergeletak di lantai. Seketika Emily langsung mengencangkan Urat lehernya."Aaron! Masakan ini adalah resep dari Ibu mertuamu! Dia memintaku belajar memasak agar aku bisa seperti dirinya! Yang pintar memasak untuk suami dan anaknya. Ibumu saja meminta Ibuku untuk mengajarinya! Kalau kamu tidak suka masakan ini, artinya sama saja kamu tidak suka dengan Ibuku! Ini Adalah resep rahasia keluarga Knight.. Hiks…" Emily kemudian terisak sambil memegangi dadanya.Padahal Emily hanya berbohong dan sedang berakting sedih saja.Namun melihat istrinya seperti itu, Aaron langsung panik. Jantungnya seperti tertusuk sembilu mendengar isakan Emily."Sayang…bukan begitu maksudku. Aku tidak suka kamu memasak, bukan tidak suka masakan ini. Aku takut kamu kelelahan.""Sama saja! Kamu melarang aku memaksa, artinya secara tidak langsung kamu tidak menyukai masakanku, yang artinya juga tidak menyukai resep masakan Keluarga Knight!"Aaron menelan ludah. Istrinya suda
Emily sedikit memberontak, tetapi Aaron memaksa."Aaron, jangan seperti ini. Ini tengah hari." Emily hendak mendorong tubuh Aaron."Memangnya kenapa? Tengah hari, tengah malam atau kapanpun, itu tidak masalah. Ini di kamar. Aku milikmu dan kamu milikku, tidak ada larangan." Aaron melanjutkan ciumannya."Tapi jika ada pelayan bagaimana? Sebentar lagi mereka keatas untuk mengantar makan siang."Aaron menoleh ke arah pintu, terburu turun untuk mengunci pintu."Sudah aku kunci. Tidak ada yang akan berani datang." Aaron kembali ke atas ranjang."Sayangku, hari ini aku sangat merindukanmu.""Sepertinya itu terus yang kamu katakan." Emily mulai kesal."Ya. Karena aku memang terus merindukanmu Emily. Setiap saat." Aaron mulai mengendurkan dasinya, menarik dan melemparnya sembarangan. Kemudian membuka satu persatu Kancing kemejanya.Emily sudah mengerti apa yang diinginkan Suaminya, dia ingin menolak kali ini. Bukannya apa, mereka baru pulang, belum sempat membersihkan diri dan perut juga tera