Kekayaan Keluarga Albarez adalah sudah berabad-abad lamanya dan tidak Sebanding dengan keluarga Lewis."Kita pulang?" Terdengar Aaron bertanya dengan begitu lembut kepada Emily.Untuk saat ini, Mana Emily berani untuk menolak. Meskipun Aaron tidak marah padanya dan emosinya terlihat baik, tetapi Emily bisa tahu jika suasana hati Aaron saat ini dalam keadaan tidak baik. Bisa jadi malah sangat buruk.Emily mengangguk dan menarik tangan Aaron untuk melangkah keluar.Aaron sendiri membalikan telapak tangannya untuk menggenggam erat jari jemari Emily.Kemudian mereka menaiki mobil Aaron yang terparkir di depan Rumah Makan Cemilan.Sampai mobil berjalan, Aaron sama sekali tidak bersuara sedikitpun.Itu membuat Emily khawatir. Semakin lama, kesunyian semakin mencekam. Emily merasa sedikit tidak suka dengan kesunyian itu.Dia melirik wajah Aaron yang terlihat sangat datar. Emily menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ingin mengeluarkan suara tetapi dia malah terbatuk
Emily sebenarnya tahu jika Aaron sedang malu. Emily hanya sedikit merasa aneh, bagaimana mungkin seorang Putra Mahkota Keluarga Albarez begitu mudahnya merasa malu hanya karena ketahuan sedang Cemburu.Dan menurut Emily cara cemburu Aaron ini sedikit lucu."Aaron.. Aku tidak akan membiarkan orang lain mengganggu hubungan kita." Ucap Emily."Aku paling membenci pengkhianatan dan membenci orang yang telah menusukku dari belakang. Jika aku melakukan itu, bukankah aku sama halnya dengan orang itu? Artinya aku tidak bisa bertanggung jawab atas pendirian ku sendiri. Aku tidak ingin kamu mengkhianatiku, maka aku juga tidak mungkin mengkhianati mu. Jadi tenang saja, aku bertemu Felix hanya untuk membahas masalah, bukan lainnya." Emily kembali berkata untuk meyakinkan Aaron.Aaron akhirnya membuka suara."Aku masih saja khawatir. Diantara kalian pernah ada hubungan emosional selama tiga tahun, sedangkan aku dan kamu sebelum ini tidak ada hubungan apa apa. Kamu bahkan tidak pernah menyukaiku.
Bagaimana Emily tidak kesal pada Aaron, dia sama sekali tidak ada persiapan.Aaron tidak memberitahu sebelumnya. Padahal Emily sudah berniat untuk meminta Aaron mengajaknya ke rumah Aaron.Tapi bukan sekarang!Emily dengan cepat merapikan baju dan rambutnya. Sekali lagi menatap Pakaian yang dikenakan."Ini sangat tidak baik!" Gerutu Emily.Aaron tahu jika Emily tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri, kemudian dia mencoba untuk menghibur."Kamu tidak tahu betapa kamu sangat cantik Emily. Apalagi setiap saat, kamu paling cantik di hatiku. Percayalah, kamu harus percaya diri.""Jangan menggombal! Percaya diri untuk ketemu hantu iya!" Emily sangat kesal dan menarik Aaron. Dia membuka mulutnya dengan lebar dan ingin menggigit lengan Aaron.Aaron bukannya menghindar malah memasang tubuhnya sambil tertawa, lalu dia berkata."Jangan gigit disini, tapi disini saja." Dia menunjuk lehernya.Emily langsung memalingkan wajahnya dengan wajah yang memerah. Lalu menyuruh Aaron untuk melepask
Kemudian Aaron tersenyum ke arah Emily."Itu tidak masalah. Kamu sangat cantik. Masih terlihat sangat cantik, sama sekali tidak terlihat kok.""Diam kamu!" Emily berteriak, dia Merasa sangat dirugikan sekarang."Kamu tahu bahwa aku akan bertemu dengan keluargamu! Kenapa melakukan ini?" Sambil berteriak marah sambil mengibaskan kemejanya yang sudah tidak bisa dikancingkan kembali. Emily juga mengusap kasar bibirnya yang bengkak."Kamu tidak melihat bibirku seperti apa ini? Lihat! Bajuku juga! Leher ku! Aku seperti Pelacur!""Aku malu Aaron! Aku malu!"Aaron terkejut dengan teriak Emily dan langsung panik."Sayang.. Baiklah, baiklah. Ini salahku. Kamu boleh marah. Kamu boleh memarahiku, memukulku atau menggigit ku. Jangan sedih ya?"Mendengar kata itu, Emily semakin marah dan langsung pergi.Aaron tentu sangat panik. Di dalam semua orang telah menunggu. Mereka sudah tahu jika Aaron hari ini akan pulang dengan membawa Emily. Jika dia membatalkan, tentu saja itu akan membuat kesannya jadi
"Ampuni aku." Khale membuat gerakan memohon ampunan."Sumpah! Aku tidak bermaksud untuk menguping. Tadi kami melihat mobilmu sudah pulang. Aku keluar bermaksud untuk menyambutmu dan ingin melihat kakak ipar. Tapi Kalian tidak juga keluar dari mobil…,"Khale berdehem sebentar."Kamu memang salah kak. Mobilmu sudah berada di halaman. Kamu malah mengganggunya dan tidak membiarkan dia turun. Semua orang sudah menunggu kalian, dan kamu malah berbuat seperti itu padanya. Gadis mana yang bisa menerima? Tentu dia akan marah."Aaron mengerutkan keningnya. "Aku Sudah mengatakan padanya, jika Kalian tidak akan peduli itu.""Tentu kami tidak akan peduli. Kamu telah dengan susah payah mendapatkannya. Kamu sudah berhasil mendapatkan malaikat penyelamat kamu yang terus kamu rindukan. Kami semua sangat bahagia." Khale menarik nafas."Tetapi Kakak Ipar tidak mengetahui apa apa. Dalam pikirannya, dia baru pertama datang kemari, ingin sekali memberi kesan terbaik, tapi kamu malah berbuat seperti itu. Wa
Bahkan Emily tidak berani untuk memikirkan bagaimana Keluarga Albarez memandang dirinya saat ini, mereka pasti akan berpikir jika dia adalah seseorang yang tidak sopan.Tetapi ini bukanlah kesalahannya, semua gara gara Aaron! Dia yang tidak memberitahu terlebih dahulu dan langsung membawanya kesana tanpa persiapan apapun.Jika dia pergi ke rumah seseorang dengan tangan kosong saja itu sudah bisa dikatakan memalukan. Jangankan Keluarga Aaron, keluarganya sendiri pun akan mengatakan begitu, Ayah dan ibunya juga pasti tidak akan mengampuninya.Ketika tiba tiba terdengar suara ketukan pintu, Emily yang sedang kesal semakin kesal dan mengusir orangnya."Aku tidak ingin keluar! Jangan menggangguku, aku ingin sendirian!" Teriak Emily, dia mengira jika orang yang berdiri di luar pintu hanyalah asisten rumahnya saja.Ketukan pintu kembali terdengar."Sudah ku katakan aku tidak mau keluar! Kenapa menggangguku? Apa tidak bisa membiarkan aku tenang sebentar?""Nona Emi…" suara Paman Asisten terde
Emily menatap Aaron yang terlihat kacau itu dengan teliti."Apa yang kamu katakan tadi?" Emily bertanya dengan ragu ragu."Aaron. Kamu tahu apa yang kutanyakan, seharusnya kamu tahu jawaban yang aku inginkan seperti apa, bukan,.."Tatapan Aaron menjadi semakin lembut, kemudian dia melangkah pelan untuk masuk ke kamar Emily."Aku tahu jawaban yang kamu inginkan, aku sudah menjawab yang sebenarnya. Aku tidak membohongimu." Ucap Aaron dengan nada masih pelan.Emily menjadi panik, dia mengatur nafasnya yang tiba tiba naik turun tak stabil. Entah kenapa jadi seperti itu, Emily juga tidak mengerti."Tidak mungkin kamu begitu menyukai ku. Kita baru mengenal berapa lama. Bagaimana mungkin kamu mempunyai cinta begitu banyak padaku?" Tanya Emily. Dia masih sangat penasaran.Emily memutar tubuhnya, sekarang mereka berhadapan."Kamu jangan berbohong. Bukan aku tidak pernah menyelidikimu. Aku pernah melakukan itu. Bahkan dengan sangat teliti. Bukan aku ingin lancang, tetapi aku memang perlu tahu.
Emily langsung memukul lengan Aaron sambil tertawa."Haha.. Mana Mungkin. Ketika umur Lima belas tahun, adalah saat aku menduduki bangku SMA. Pengawasan kedua orang tuaku begitu ketat. Aku hanya pergi ke sekolah dan tidak diizinkan kemanapun. Aku tidak pernah pergi kemana mana. Kadang aku ingin pergi berlibur bersama teman teman, tapi Ayah selalu melarang. Aku tidak pernah pergi berlibur, kecuali hanya sekali waktu, itu pun hanya berlibur ke kampung halaman Nenek .."Kampung halaman?Ketika menyebut ini, Emily tertegun. Seperti ada kesan saat menyebut kampung halaman.Melihat ekspresi Emily, Aaron tahu bahwa Emily hampir mengingat sesuatu."Apa kamu sudah mengingat? Apa saja yang kamu lakukan di kampung halaman Nenekmu itu?"Emily seketika terbengong."Pada saat itu aku dikurung di sebuah gudang di halaman belakang. Mereka tidak menyiksaku, tetapi tidak memberiku air dan makanan sedikitpun dalam waktu yang cukup lama. Mungkin mereka ingin agar aku tidak bisa kabur. Benar saja,Aku Bahk