Rafael datang ketika mendengar keributan. Dia langsung tertegun ketika melihat Erina.Dia terkagum-kagum akan kecantikan Erina. Selama hidupnya, dia menganggap jika Erina adalah wanita yang paling cantik baginya, tetapi hari ini Rafael harus mengakui, bukan hanya dirinya atau bukan bagi dirinya saja, semua orang telah mengatakan, jika Erina memang wanita yang paling cantik.Sementara itu, Melda melihat ada dua Pria asing yang sejak tadi berdiri disana seperti sedang mengawasi Erina. Dia mengira jika dua pria itu adalah orang jahat. Melda segera memberi tahu Erina dan akan segera meminta kak Awan memanggil security agar mengusir orang asing yang tidak berkepentingan di dalam Stasiun Televisi ini.Erina terkejut ketika Menoleh ke arah telunjuk Melda dan langsung mencegah. "Mereka, mereka itu.." Erina lalu berbisik di telinga Melda."Mereka, orang orangnya suamiku yang sengaja bekerja untuk mengawasi ku.""Wah! Erina, kamu hebat ya? Sekarang pergi harus dengan pengawal!""Diam! Jangan
Kak Awan dan timnya pun kaget, mereka tidak menyangka jika mendapatkan kejutan besar. Kenapa Tim mereka mendapatkan Posisi terbaik di acara ini? Bangku mereka sudah diatur oleh Penyelenggara Acara. Mereka mendapatkan tempat tepat di paling depan dan dekat. Sementara Tim Televisi Terbaik di kota ini malah berada di belakang Mereka memandang mereka dengan tidak percaya.Namun hal yang lebih membuat semua orang merasa aneh sekaligus iri adalah, Bisa bisanya posisi Erina ditempatkan di kursi tamu terhormat, di barisan pertama."Nyonya Erina Clarissa Handoyo, ini adalah kursi Anda. Kami sudah mengaturnya." Seorang Tim acara menyambut Erina dengan sangat sopan.Bagaimana mungkin? Erina tertegun menatap kursi yang berada ditengah tengah barisan tamu terhormat itu, lalu para pembawa berita televisi malah ditempatkan di pojokan barisan kedua.Erina tidak berani duduk, dia nampak sangat gelisah dan dia bergerak ke belakang.Oca berkata dengan menunjuk kursi di depan."Erina, itu kursimu. Duduk
Ketika semua orang sedang terbuai, tiba tiba, baik Kak Awan, Editor Sania dan Bos Aditya teringat sesuatu. Kenapa nama Perusahaan baru Galaxy Group mirip seperti nama Erina? Mereka hampir saja berpikir jika itu memang nama Erina."Erina Clarissa, kenapa Mirip dengan Nama Erina?" Editor Sania berkata pada Bos Aditya. Meli yang mendengar itu tertawa. "Hanya kebetulan mirip. Tetapi bukan. Karena mana mungkin?"Sementara saat ini, jantung Erina sudah tidak dapat di kondisikan, berdetak cukup kencang. Semakin berdebar manakala Fic kembali berkata."Perusahaan Erina Clarissa ini, aku dirikan demi istriku Tercinta. Wanita yang sangat aku cintai. Erina Clarissa Handoyo. Aku mencintaimu, selamanya."Semua orang langsung gegap gempita.Erina Clarissa Handoyo! Itu nama istri Presdir Albarez ya?Ya ampun. Semua orang disana terlihat sangat bersemangat. Hanya Rafael satu satunya orang yang berwajah tidak enak dilihat. Dia nampak menyipitkan kedua matanya dengan kening yang berkerut.Jujur saja
Meli menoleh. Tapi dia belum dapat mengatakan apa apa. Dia masih terbengong dan linglung sampai Kak Awan menepuk pundaknya."Heh. Ambil gambarnya!"Meli menelan ludah. "Untuk apa? Jika itu Erina untuk apa kita mengambil gambarnya. Bukankah selama ini dia berada disisi kita? Kita bisa melihatnya setiap hari."Kak awan langsung mengetuk kening Meli."Bodoh! Erina sudah keluar dari pekerjaannya. Jadi kedepannya, kita akan sulit menemuinya! Jadi cepat ambil gambarnya, kita perlu berita utama dan kita akan mudah udah mewawancarai nanti."Oca tiba tiba berteriak. "Lihatlah, di atas panggung, Erina terlihat sangat cantik ya..?"Semua tim Stasiun Televisi X berkerumun dan heboh. Hanya wajah Rafael saat ini yang sangat tidak enak dipandang mata. Dia terlihat begitu tidak senang.Atas dasar apa Fic tiba tiba mempublikasikan hubungan mereka di peresmian Perusahaan Barunya ini dan dalam Jumpa Pers ini? Apakah Fic mengira jika mereka adalah pasangan yang saling mencintai hanya karena mereka telah
Oca dan Melda masih membahas tentang Fic."Bisa bisanya, kita menebak jika Suami Erina tukang bersih-bersih. Aduh, mana ada Pria setampan itu jadi tukang bersih-bersih, jelas jelas dia seorang Presdir berkekuasaan tinggi." Ucap Oca sembari melirik Meli yang bungkam seribu kata.Rafael terbatuk, Suasana menjadi sunyi. Oca dan Melda dapat merasakan jika Ketua Direksi tidak sesenang Mereka bahkan terlihat seperti sedang marah. Mereka tidak mengerti Kenapa Ketua Direksi seperti itu.Sementara Erina sudah dibawa ke mobil oleh Fic. Dia merasa merasa beruntung sudah keluar dari pekerjaannya dari Reporter. Coba saja kalau belum, orang orang Televisi tempatnya bekerja, pasti tidak akan melepaskannya ketika ia kembali lagi kesana. Dia pasti akan mendapatkan bermacam pertanyaan sampai lelah.Setelah duduk di dalam Mobil, Erina menyandarkan tubuhnya di jok mobil. Dia mulai tersadar dari angannya tadinya yang sempat melayang layang tak karuan. Sekarang pikirannya telah jernih.Fic terus mengamati
Erina sudah melangkah ke gerbang, dia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melanjutkan langkahnya.Baru saja dia tiba di bagian depan resepsionis, dia sudah menjadi pusat perhatian semua orang yang ada disana.Mereka semua berbisik bisik sambil matanya tertuju pada Erina."Lihat Dia. Dia itu adalah istri Presdir Albarez. Bisa begitu ya? Bisa bisanya dia menyembunyikannya dengan cukup baik sekian lama. Untuk apa?""Entah lah, tapi pasti ada tujuan. Lihatlah, dia itu wanita yang biasa saja. Apa yang menarik untuk Presdir Albarez?""Tapi lihatlah Kalung dan gaunnya sangat indah.""Tapi dengar dengar, Reputasi dia Bagus, hanya saja dia itu dulu bukan wanita baik baik."Erina terburu masuk ke dalam Lift dan menutupi wajahnya dengan tangannya, berharap agar selanjutnya tidak akan dikenali oleh yang lainnya. Tapi percuma saja, orang orang yang suka ikut campur urusan orang itu tetap saja dapat mengenalinya dan terus saja ada bisikan yang didengar oleh Erina.Erina merasakan seperti ada sera
Jika hanya masalah Nyonya Ely, Erina sudah tahu jika dia adalah Nenek dari almarhum Mentari. Tetapi dia adalah orang yang baik. Jadi menurut Erina, itu bukan hal yang perlu di khawatirkan."Aku sudah mengenal baik beliau. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Baiklah, aku akan pulang." Ucap Erina.Namun Rafael langsung mendekati Erina dan tepat di hadapan Erina."Aku tahu Pernikahanmu dengan Fic bukan berdasarkan dengan rasa cinta. Kamu menikah dengannya hanya karena kamu ingin membayar hutang padanya bukan? Kamu juga menikah dengannya karena untuk menutupi Kegagalan pernikahanmu. Jadi, apakah kamu berencana akan terus bersama Fic? Pernikahan yang bermotif bisnis seperti itu tidak akan berakhir Bahagia Erina."Erina tersenyum miring. Kata kata apa itu? Dia tidak percaya dengan ucapan Rafael, Erina saat ini bahkan merasa sangat bahagia."Rafael, semua yang kamu katakan ini adalah urusan pribadiku, tidak seharusnya kamu ikut campur.""Karena aku peduli padamu Erina. Kamu tidak tahu bagaimana
Di dalam kantornya Rafael masih duduk sendirian. Pikirannya masih tertuju pada Erina. Ada hal yang cukup ditakutkan Rafael. Tempo lalu Rafael tak sengaja melihat Nyonya Ely di sebuah Mall. Nyonya Ely tidak sendirian tetapi bersama dengan seorang gadis cantik. Yang membuat Rafael terkejut adalah, Rafael mendengar Nyonya Ely memanggil gadis itu dengan nama Mentari.Saat itu Rafael ingin bertanya tetapi terburu mereka sudah masuk ke dalam Mobil.Benarkah itu Mentari Tunangan Masa kecil Fic? Jika benar, artinya keberadaan Erina terancam. Tetapi saat ini tanpa disadari Rafael, dia berharap jika gadis itu adalah benar Mentari yang ternyata masih hidup. Dengan begitu masih ada sedikit harapan untuk Rafael bisa kembali kepada Erina.Tapi masalahnya, apakah Fic masih akan tetap mempertahankan Erina ketika Fic tahu jika cintanya yang dulu telah kembali?Rafael menunggu waktu itu datang."Kita akan melihat Erina. Siapa yang lebih mencintaimu. Aku atau Fic."Saat sedang memikirkan itu, Ponsel R