Share

Berangkat ke Korea

Hembusan angin malam bertiup dengan kencang---dahan pohon-pohon besar yang tumbuh disekitarnya tertiup terbawa oleh arah mata angin.

Dia melangkah dengan pelan. Udara dingin yang menusuk hingga ke tulang sum-sum, tak mengurungkan niat Mama Ani--menyusuri rumput kecil membawa tubuhnya menuju taman. Kedua tangan Mama Ani merapatkan dua sisi cardigan, kala angin kembali berhembus kencang--membuat tubuh itu sedikit menggigil.

Mendaratkan tubuhnya pada sebuah kursi panjang, manik hitam legamnya menerawang jauh menikmati keindahan rembulan--yang bersinar begitu terang, dengan bintang-bintang kecil yang berada disekitarnya. Larut dalam suasana, membawa ingatan wanita paruh baya itu pada sosok kecil yang dia tinggalkan pada beberapa tahun lalu.

"Kamu--pasti sekarang sudah dewasa-Nak. Dan, maafkan mama yang sudah meninggalkanmu. Mama yakin, Pa Hendra pasti memperlakukanmu dengan baik," lirihnya, sudah ada genangan air mata pada kedua sudut mata itu, punggung tangan Mama Ani mengusapnya.

Popyani

Jangan lupa tinggalkan komentar, dan follow akun IG aku @popy--yanni untuk melihat visual Rania dan Devan.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status