“Kamu kenapa menunggu di luar?” Mawar menghampiri Rama yang berdiri di depan pintu rumah tersebut. “Ibu tidak mengatakan sesuatu yang menyakiti hatimu, kan?”“Tidak, aku hanya ingin menghirup udara segar, melihat sekitar rumah ini sebelum aku pergi meninggalkan rumah ini,” jawab Rama.Mawar hanya mengangguk, lalu ia memberikan Dio agar digendong oleh Rama.“Dio kangen ya dengan Papah?” Rama memeluk Dio dengan erat.Saat itu juga Dio terlihat sangat nyaman, ia menyandarkan tubuhnya ke tubuh Rama, ia tidak memberontak, ia menikmati pelukan itu.“Lihat, sepertinya Dio sangat nyaman denganmu, aku takut dia akan menangis jika kamu melepaskannya nanti dan pergi dari sini,” ujar Mawar.“Aku akan menidurkannya agar ketika aku pergi, dia tidak menangis,” sahut Rama. “Bisa kita bicara di taman saja? Agar Dio cepat tidur dan suasananya sedikit tenang untuk kita berdua.”Mawar mengangguk, lalu ia dan Rama berjalan ke taman belakang rumah tersebut. Di sana mereka berdua duduk, membiarkan angin seg
“Terima kasih karena telah mengantarkanku,” ujar Rama.“Pikirkan apa yang tadi aku bicarakan. Sekali lagi, jangan sampai kamu menyerah.” Tasya tersenyum lalu meninggalkan Rama di depan kosan tersebut.Rama hanya terdiam, setelahnya ia pun pergi memasuki kosannya dan beristirahat di kamarnya.Tangannya masih memegang kertas hasil pemeriksaan tersebut, ia belum membukanya sejak tadi.“Apa harus aku mengetahui hasilnya? Atau aku berikan saja kepada Hana agar dia yang mengetahui dan mengurusnya?” Rama menunjukkan wajah bingung.Rama diam memperhatikan kertas hasil pemeriksaan itu, ia bingung harus membukanya atau tidak. Di satu sisi ia merasa penasaran, di satu sisi ia malas untuk mengetahui hal tersebut.Ia terus memperhatikan kertas tersebut, sampai ia yakin dan membuka kertas tersebut. Ia kesal karena dirinya yang tidak bisa konsisten dengan keputusannya sendiri.Ia membuka kertas tersebut dan membaca hasil pemeriksaan papahnya. “Penyakit jantung?”Matanya membelalak saat melihat perny
“Untukku? Keluarga kita? Atau demi kebahagiaan Papah sendiri?” Rama menatap Reynald dengan tatapan penuh tanya.“Dulu Papah berpikir bahwa harta adalah segalanya. Papah ingin memberikan yang terbaik untuk kalian, Papah tidak ingin mengajak ibumu hidup susah, dan ibumu pun tidak ingin kamu dan Hana merasakan kesulitan. Maka, Papah menghalalkan segala cara untuk tetap mempertahankan perusahaan,” jelas Reynald.“Ibu terlibat dalam hal ini?” tanya Rama.“Ibumu mengetahuinya, tetapi setelah beberapa waktu Papah melakukannya. Dia tidak membongkar keburukan Papah karena dia pun setuju dengan pemikiran Papah untuk tetap membahagiakan kalian dengan harta dan kekayaan yang Papah berikan,” jawab Reynald.Rama tertawa pelan mendengar hal itu. Ia tidak menyangka jika keluarganya seperti itu. Selama ini ia pikir keluarganya adalah orang baik, ternyata tidak. “Aku kecewa dengan kalian.”“Papah tau jika kamu dan Hana akan sangat kecewa jika mengetahui kebenaran ini, maka selama ini Papah menyimpannya
“Kalau begitu Papah pulang dulu, ya. Kami pikirkanlah tentang tawaran Papah, beritahukan kepada Papah jika kamu setuju dengan hal itu. Papah harap kamu secepatnya bisa mengambil keputusan,” ujar Reynald. Rama hanya mengangguk, sedangkan Reynald langsung berpamitan dan pergi dari area kosan tersebut. Setelah Reynald pergi meninggalkan kosan itu, ia pun kembali masuk dan mengunci kosan tersebut dari dalam. Di sana ia memperhatikan makanan dan beberapa barang yang dibawakan oleh papahnya tadi, ia melihat perhatian dari papahnya saat itu. “Ini bukan pertama kalinya perhatian ini dia berikan, sudah kesekian kalinya, tetapi aku masih belum bisa meluluh dengan semua perhatian ini,” gumam Rama. Rama kembali membuka laporan hasil pemeriksaan papahnya yang ada di sakunya, ia membaca laporan tersebut dan kembali memikirkan tentang keadaan papahnya. Saat itu ia melihat nama dokter yang tertera di laporan hasil pemeriksaan tersebut, sepertinya ia harus menemui dokter tersebut untuk mengetahu
“Kamu kenapa masih di sini?” tanya Rama yang baru keluar dari kamarnya.Tadi, setelah makan siang dan berbicara serius dengan Mawar, ia diminta untuk beristirahat. Hal itu juga karena keadaan tubuhnya belum begitu sehat.Ia baru keluar dari rumah sakit dan ia langsung dihadapkan dengan banyak pilihan dan pikiran yang berat. Maka, ia membutuhkan istirahat yang cukup untuk mengembalikan energi dalam dirinya.“Aku tidak mungkin membiarkanmu sendiri, apalagi kamu sedang istirahat tadi,” jawab Mawar. “Hari ini juga tidak ada kegiatan penting yang harus aku hadiri, jadi aku bisa menemanimu di sini.”“Bagaimana dengan Dio? Dia rewel tidak setelah bangun tidur tadi?” tanya Rama.“Dia sempat menangis tadi, tapi sekarang sudah lebih baik. Ibu dan Om Wira mengajaknya jalan-jalan, mereka bilang bahwa mereka bisa dekat dengan Dio dan bisa mengatasi Dio tanpa kamu,” jawab Mawar.Rama hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Ia duduk di sebelah Mawar dan merangkul Mawar.“Aku ingin sekali berjuang untu
“Kakak akan pergi ke mana?” tanya Hana. “Apa aku tidak boleh ikut? Aku bosan sendirian di sini.”“Kakak ingin menyelesaikan sesuatu, ini kepentingan yang kamu tidak boleh tau, rahasia Kakak dan Kak Mawar,” jawab Rama dengan wajah meledek.Hana langsung memasang wajah kesal dan menatap Rama dengan tatapan sinis. “Kalian pergi dan Papah tidak bisa datang untuk menemaniku, kalian tega meninggalkanku sendiri di sini.”“Biasanya juga kamu sendirian di kosan,” sahut Rama. “Jangan manja! Kakak tidak lama, hanya beberapa saat saja.”Hana menarik napas panjang dan mengangguk, tentu masih dengan wajah kesalnya karena ditinggal sendirian malam itu.Setelah beberapa
“Semua berkas itu ada di flashdisk ini, peganglah!” Rama memberikan sebuah flashdisk kepada Reynald. “Semua berkas yang berkaitan dengan perusahaan Papah sudah aku hilangkan dari perangkat-repangkatku, hanya ada di flashdisk itu dan flashdisk itu aku serahkan kepada Papah. Terserah Papah mau melakukan apa dengan flashdisk tersebut.” “Siapa saja yang sudah menerima berkas semacam ini?” tanya Reynald. “Belum ada orang lain yang menerima berkas itu, hanya Papah. Aku memang belum menyebarkannya dan aku harap dengan ini Papah bisa memperbaiki segalanya yang bisa Papah perbaiki dalam waktu dekat ini. Apa yang telah terjadi sebelumnya tidak bisa kita ubah, tetapi kita bisa memperbaiki apa yang ada sekarang, setidaknya jaga mereka agar tidak mengetahui tentang hal ini,” jelas Rama. “Memperbaiki suatu kesalahan yang besar bukanlah hal mudah, tidak mungkin semuanya bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat, semuanya butuh waktu dan mungkin akan sangat lama, dan belum tentu bisa diselesaikan
“Usia Dio memang masih kecil, tetapi hatinya sangat perasa, dia merindukanmu sampai dia tidak bisa lepas darimu,” ujar Mawar.“Dia hanya sedikit manja denganku, mungkin terbiasa karena beberapa waktu lalu selalu ada di dekatku,” sahut Rama. “Mungkin selanjutnya aku tidak bisa sering-sering ada di dekatnya, kasihan jika dia harus aku bawa keluar malam hari seperti ini hanya karena dia tidak bisa tidur.”Saat ini Rama dan Mawar sedang berjalan-jalan sekitar komplek perumahan tersebut.Waktunya sudah cukup malam, tetapi mau tidak mau mereka harus melakukan itu. Sebab, Rama tidak bisa ada di sekitar rumah Mawar, sedangkan Dio menginginkan Rama untuk ada di pelukannya.“Besok pengasuhnya akan kembali, aku tidak tau dia bisa mengatasi hal ini atau tidak. Tapi, yang aku inginkan, kamu tetap sesekali menemuinya agar dia tidak merasa kehilangan sosok kamu,” ujar Mawar.“Jujur, jika aku berpisah dengannya, bukan hanya dia yang akan merasa kehilangan, tetapi aku pun akan merasa kehilangan.” Rama