“Mawar, kenapa kamu di sini?” Reynald datang bersama dengan Tasya dan Edo di sebelahnya.“Rama sedang istirahat, Om,” jawab Mawar dengan senyuman tipis.Reynald menatap Mawar dengan tatapan menyelidik, ia merasa ada yang tidak benar telah terjadi antara Mawar dan Rama saat ini.“Kenapa kamu tidak menunggu di dalam? Kamu bertengkar dengan Rama?” tanya Reynald.“Sedikit, Om. Aku ingin pulang sekarang, aku hanya menunggu orang lain untuk menjaganya, maka dari itu aku di sini sejak tadi,” jawab Mawar.Tasya langsung beralih mendekat dan merangkul Mawar. “Ada masalah apa? Sepertinya kamu terlihat sangat sedih.”“Sepertinya kamu bukan orang yang suka membesar-besarkan masalah, jika kamu sudah marah seperti ini, pasti ada perbuatan Rama yang kelewat batas, ya? Ada apa?” tanya Reynald.“Nanti Rama bisa menjelaskannya kepada Om,” sahut Mawar. “Oh iya, bagaimana dengan tempat kejadian tadi? Kalian sudah ke sana? Apa kalian menemukan bukti siapa yang melakukan hal itu?”“Iya, ada seseorang yang
“Kalian sudah makan?” tanya Reynald yang baru saja keluar dari ruangan Rama.“Sudah, Pak. Kami baru saja kembali,” jawab Edo.Reynald mengangguk dan duduk bersama dengan mereka di depan ruang rawat tersebut.“Pak, kalau boleh tau apa yang terjadi antara Rama dan Mawar? Bapak sudah menanyakan hal itu?” tanya Tasya.“Kamu ingin tau?” Reynald menatap Tasya dengan tatapan jail.“Aku kenal Mawar dengan baik, jika dia bersedih seperti itu, maka aku pun akan sedih dan aku akan berusaha menghiburnya. Namun, dia sendiri tidak ingin menceritakan masalahnya kepadaku, jadi aku bingung bagaimana caraku untuk menghibur dia,” ujar Tasya.Reynald tersenyum mendengar hal itu. “Sebenarnya semua ini berkaitan dengan kalian.”Tasya dan Edo langsung saling tatap, mereka bertanya lewat tatapan mata mereka saat itu.“Rama curiga kepada kalian,” ujar Reynald.Saat itu juga Reynald langsung menceritakan apa yang sebenarnya Rama curigai kepada mereka berdua. Ia juga menjelaskan bagaimana pertengkaran yang terj
“Sebegitu cintanya kamu dengan dia? Sampai kamu rela memberikan hidupmu untuk berterima kasih kepada papahku?” tanya Rama.“Bagaimana jika kamu yang ada di posisi itu? Saat ada seseorang yang menyelamatkan Mawar, apa yang kamu lakukan selain berterima kasih?” Edo menatap Rama dengan tatapan bertanya.Rama yang mengerti akan perasaan itu hanya mengangguk. “Maaf karena sudah mencurigaimu.”“Aku paham, aku juga tau kalau kamu tidak akan mendapatkan kebenaran ini dari siapa pun selain aku dan Tasya yang menceritakannya secara langsung. Sekarang aku lebih cepat menjelaskan hal ini kepadamu, aku tidak ingin kamu mendapatkan informasi lain yang tidak benar dan nantinya akan semakin membuatmu ragu,” jelas Edo.“Jika kamu tidak datang dan aku tidak mendengarkan penjelasanmu ini, mungkin saja semua itu terjadi,” ucap Rama.“Banyak orang yang ingin menghancurkanmu dan banyak juga yang akan membantumu. Kamu akan kesulitan menjalani kehidupanmu itu, tetapi kamu harus percaya bahwa kamu tidak sendi
“Di mana dia?” tanya Reynald.Agus langsung mengarahnya Reynald ke sebuah gudang yang ada di apartemennya. Di sana sudah ada seseorang yang diduga menjadi dalang di balik kecelakaan Rama.Reynald langsung masuk ke gudang tersebut dan menghampiri orang tersebut.Seorang laki-laki yang merupakan pekerja di tempat pengelolaan itu sedang terduduk dengan posisi tangan dan kakinya terikat.Reynald duduk di depan orang tersebut dan menatapnya dengan tatapan serius.“Siapa yang menyuruhmu?” tanya Reynald.Orang tersebut hanya diam, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya untuk menjawab pertanyaan Reynald.“Saya tau Anda tidak mungkin melakukan semua ini sendiri, pasti ada yang menyuruh dan orang tersebut adalah orang yang tidak menyenangi Rama. Siapa orang itu?” Reynald terus menatap orang tersebut.Ia terus mengajukan banyak pertanyaan agar orang tersebut mengakui siapa yang menyuruhnya melakukan semua itu, tetapi orang itu sama sekali tidak menjawabnya.Reynald menarik napas panja
“Ram, kamu serius hari ini mau kembali bekerja?” tanya Reynald. “Iya, Pah. Aku sudah baik-baik saja, aku ingin langsung pulang dan melanjutkan apa yang sedang aku lakukan,” jawab Rama. “Tapi, Papah tidak akan mengizinkan kamu pergi ke kantor dulu, kamu istirahat dan bekerjalah dari rumah, biar urusan kantor Papah yang urus,” ujar Reynald. “Papag juga baru keluar dari rumah sakit, jangan memperlakukanku seolah aku lemah, sedangkan Papah tidak memperlakukan diri Papah sendiri dengan baik,” gumam Rama. “Bukannya begitu, Papah ingin kamu istirahat dulu dan Papah tidak ingin ada orang lain yang mengetahui kasusmu ini. Biar yang mengetahui hal ini adalah orang-orang tertentu saja, jangan sampai perusahaan bermasalah karena kejadian yang menimpamu kemarin,” jelas Reynald. Rama berpikir sejenak, mencerna apa yang papahnya pikirkan saat itu. “Baiklah, jika memang alasan Papah seperti itu, maka aku akan bekerja dari rumah.” Reynald mengangguk dan tersenyum senang pada Rama. Setelahnya mer
Satu minggu kemudian ....“Pah, bagaimana keadaan kantor? Apa aku sudah bisa kembali bekerja?” tanya Rama.“Senin besok pergilah ke kantor, keadaan sudah lebih tenang,” jawab Reynald.Rama yang mendengar hal itu pun langsung tersenyum senang. Saat itu ia pun beranjak duduk di sebelah papahnya dan menunjukkan apa yang sudah ia kerjakan selama satu minggu kemarin.“Aku sudah menganalisis beberapa laporan yang Fran buat selama ini dan beberapa di antaranya memang dipalsukan,” ujar Rama.Reynald melihat analisis yang sudah Rama buat di laptopnya, lalu ia tersenyum bangga pada putranya. “Kamu hebat!”Rama hanya tersenyum tipis, lalu ia menunduk dan menunjukkan wajah bingung.“Ada apa? Kamu memiliki masalah?” tanya Reynald yang melihat perubahan wajah Rama kala itu.“Sebenarnya aku bingung, setelah ini apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membongkar semua ini ke hadapan umum? Jika begitu, maka perusahaan kita pun akan terkena dampaknya, aku takut pada akhirnya perusahaan kita tidak seim
“Kalian tau di mana Papah sekarang?” tanya Rama yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan terhadap lukanya.Tasya dan Edo yang berjalan di sebelah Rama langsung menoleh dan terdiam. Mereka tidak tau harus mengatakan apa kepada Rama.“Kalian tidak akan bicara karena Papah melarang kalian, kalian terlalu patuh dengan Papah,” gumam Rama.Rama berjalan lebih dulu dengan wajah kesal. Ia berjalan menuju kantin yang ada di rumah sakit tersebut.Di sana ia langsung mengambil sebuah tempat yang berada di dekat jendela kantin itu. Ia duduk dan memperhatikan jalanan di depan rumah sakit yang terlihat ramai.Saat itu juga Tasya dan Edo ikut duduk bersama dengan Rama dan menunjukkan tatapan penuh kebingungan kepada Rama.“Aku tidak tau seberapa banyak rahasia yang Papah sembunyikan dariku, aku tidak tau apakah dia sedang melakukan hal besar atau tidak. Mungkin kalian menganggap aku masih terlalu muda untuk mengerti semuanya, aku masih belum mampu untuk mengetahui semua masalah yang ada di dunia
Rama kini berada di sebuah taksi, ia yang tidak membawa mobil terpaksa harus pulang sendiri sebab ia ingin menghindari Tasya dan Edo. Saat ini, ia butuh ketenangan, ia butuh waktu untuk sendiri dan kembali menjernihkan pikirannya.“Pak, ada sebuah kantor di depan, berhenti di sana saja,” ujar Rama.Orang yang mengemudikan taksi tersebut mengangguk, lalu ia bersiap untuk menghentikan mobilnya di depan sebuah kantor.Kantor itu merupakan kantor Mawar. Saat ini Rama ingin bertemu dengan Mawar dan berbicara serius dengannya untuk menenangkan dirinya.Sesampainya di kantor tersebut, ia langsung turn dan pergi ke ruangan Mawar. Di depan sana ia secara tidak sengaja bertemu dengan Sarah.“Kak! Aku ingin bertemu dengan Mawar, apa dia ada di dalam?” tanya Rama.“Mawar sedang ada rapat dengan tim pemasaran, kamu tunggulah di dalam, aku akan memberitahukannya jika kamu datang,” jelas Sarah.Rama mengangguk dan tersenyum sopan kepada Sarah. Setelahnya ia langsung masuk ke ruangan tersebut untuk m