“Di mana dia?” tanya Reynald.Agus langsung mengarahnya Reynald ke sebuah gudang yang ada di apartemennya. Di sana sudah ada seseorang yang diduga menjadi dalang di balik kecelakaan Rama.Reynald langsung masuk ke gudang tersebut dan menghampiri orang tersebut.Seorang laki-laki yang merupakan pekerja di tempat pengelolaan itu sedang terduduk dengan posisi tangan dan kakinya terikat.Reynald duduk di depan orang tersebut dan menatapnya dengan tatapan serius.“Siapa yang menyuruhmu?” tanya Reynald.Orang tersebut hanya diam, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya untuk menjawab pertanyaan Reynald.“Saya tau Anda tidak mungkin melakukan semua ini sendiri, pasti ada yang menyuruh dan orang tersebut adalah orang yang tidak menyenangi Rama. Siapa orang itu?” Reynald terus menatap orang tersebut.Ia terus mengajukan banyak pertanyaan agar orang tersebut mengakui siapa yang menyuruhnya melakukan semua itu, tetapi orang itu sama sekali tidak menjawabnya.Reynald menarik napas panja
“Ram, kamu serius hari ini mau kembali bekerja?” tanya Reynald. “Iya, Pah. Aku sudah baik-baik saja, aku ingin langsung pulang dan melanjutkan apa yang sedang aku lakukan,” jawab Rama. “Tapi, Papah tidak akan mengizinkan kamu pergi ke kantor dulu, kamu istirahat dan bekerjalah dari rumah, biar urusan kantor Papah yang urus,” ujar Reynald. “Papag juga baru keluar dari rumah sakit, jangan memperlakukanku seolah aku lemah, sedangkan Papah tidak memperlakukan diri Papah sendiri dengan baik,” gumam Rama. “Bukannya begitu, Papah ingin kamu istirahat dulu dan Papah tidak ingin ada orang lain yang mengetahui kasusmu ini. Biar yang mengetahui hal ini adalah orang-orang tertentu saja, jangan sampai perusahaan bermasalah karena kejadian yang menimpamu kemarin,” jelas Reynald. Rama berpikir sejenak, mencerna apa yang papahnya pikirkan saat itu. “Baiklah, jika memang alasan Papah seperti itu, maka aku akan bekerja dari rumah.” Reynald mengangguk dan tersenyum senang pada Rama. Setelahnya mer
Satu minggu kemudian ....“Pah, bagaimana keadaan kantor? Apa aku sudah bisa kembali bekerja?” tanya Rama.“Senin besok pergilah ke kantor, keadaan sudah lebih tenang,” jawab Reynald.Rama yang mendengar hal itu pun langsung tersenyum senang. Saat itu ia pun beranjak duduk di sebelah papahnya dan menunjukkan apa yang sudah ia kerjakan selama satu minggu kemarin.“Aku sudah menganalisis beberapa laporan yang Fran buat selama ini dan beberapa di antaranya memang dipalsukan,” ujar Rama.Reynald melihat analisis yang sudah Rama buat di laptopnya, lalu ia tersenyum bangga pada putranya. “Kamu hebat!”Rama hanya tersenyum tipis, lalu ia menunduk dan menunjukkan wajah bingung.“Ada apa? Kamu memiliki masalah?” tanya Reynald yang melihat perubahan wajah Rama kala itu.“Sebenarnya aku bingung, setelah ini apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membongkar semua ini ke hadapan umum? Jika begitu, maka perusahaan kita pun akan terkena dampaknya, aku takut pada akhirnya perusahaan kita tidak seim
“Kalian tau di mana Papah sekarang?” tanya Rama yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan terhadap lukanya.Tasya dan Edo yang berjalan di sebelah Rama langsung menoleh dan terdiam. Mereka tidak tau harus mengatakan apa kepada Rama.“Kalian tidak akan bicara karena Papah melarang kalian, kalian terlalu patuh dengan Papah,” gumam Rama.Rama berjalan lebih dulu dengan wajah kesal. Ia berjalan menuju kantin yang ada di rumah sakit tersebut.Di sana ia langsung mengambil sebuah tempat yang berada di dekat jendela kantin itu. Ia duduk dan memperhatikan jalanan di depan rumah sakit yang terlihat ramai.Saat itu juga Tasya dan Edo ikut duduk bersama dengan Rama dan menunjukkan tatapan penuh kebingungan kepada Rama.“Aku tidak tau seberapa banyak rahasia yang Papah sembunyikan dariku, aku tidak tau apakah dia sedang melakukan hal besar atau tidak. Mungkin kalian menganggap aku masih terlalu muda untuk mengerti semuanya, aku masih belum mampu untuk mengetahui semua masalah yang ada di dunia
Rama kini berada di sebuah taksi, ia yang tidak membawa mobil terpaksa harus pulang sendiri sebab ia ingin menghindari Tasya dan Edo. Saat ini, ia butuh ketenangan, ia butuh waktu untuk sendiri dan kembali menjernihkan pikirannya.“Pak, ada sebuah kantor di depan, berhenti di sana saja,” ujar Rama.Orang yang mengemudikan taksi tersebut mengangguk, lalu ia bersiap untuk menghentikan mobilnya di depan sebuah kantor.Kantor itu merupakan kantor Mawar. Saat ini Rama ingin bertemu dengan Mawar dan berbicara serius dengannya untuk menenangkan dirinya.Sesampainya di kantor tersebut, ia langsung turn dan pergi ke ruangan Mawar. Di depan sana ia secara tidak sengaja bertemu dengan Sarah.“Kak! Aku ingin bertemu dengan Mawar, apa dia ada di dalam?” tanya Rama.“Mawar sedang ada rapat dengan tim pemasaran, kamu tunggulah di dalam, aku akan memberitahukannya jika kamu datang,” jelas Sarah.Rama mengangguk dan tersenyum sopan kepada Sarah. Setelahnya ia langsung masuk ke ruangan tersebut untuk m
“Makanlah, aku sudah memesankannya untukmu!” suruh Mawar.Rama yang masih larut dalam pikirannya hanya menatap Mawar dan makanan yang sudah terhidang di depannya.Mawar yang melihat hal itu pun langsung pindah ke sebelah Rama, lalu ia menyuapi makanan untuk Rama.“Sudah waktunya makan, kamu harus makan,” ujar Mawar.Rama menatap Mawar dengan tatapan bingung. “Kamu sudah tidak marah kepadaku?”Sebelumnya ia tau jika Mawar sangat marah kepadanya dan tidak ada perilaku baik kepadanya sejak beberapa hari lalu. Namun, baru saja Mawar mengubah perilakunya kembali. Ia menjadi perhatian dan ia menjadi baik dan lembut lagi kepadanya.“Makanlah dulu!” suruh Mawar seraya mengarahkan sendok ke mulut Rama.Rama menerima suapan itu, ia memakan makanan yang sudah berikan Mawar kepadanya.“Tadi aku mendapatkan informasi tentang keadaanmu, aku datang dan aku berlaku seperti ini karena aku peduli. Aku ingin membantumu menghadapi masalahmu yang mungkin tidak ringan ini. Namun, apa yang aku lakukan saat
“Tasya, kalian kenapa ke sini? Di mana Rama?” Reynald menatap Tasya dan Edo dengan tatapan bingung.Pasalnya saat ini Tasya dan Edo datang menghampirinya ke tempat tinggal Agus yang di mana Rama tidak diperbolehkan datang ke tempat itu.“Dia sudah kembali ke apartemen? Bagaimana keadaan tubuhnya? Dia sudah baik-baik saja, kan?”Reynald yang saat ini ingin menyampaikan kabar bahagia kepada Rama benar-benar sangat semangat untuk menyampaikan kabar tersebut.“Sejak tadi dia tidak mengangkat telepon, di mana dia sekarang? Kita harus menyampaikan kabar bahagia kepadanya, dia sudah bisa memulai apa yang ingin dia lakukan,” ujar Reynald dengan bahagia.Tasya dan Edo yang hendak menyampaikan kabar tidak baik langsung saling tatap. Mereka enggan menyampaikan kabar tersebut di tengah kebahagiaan yang tersirat di wajah Reynald saat itu.Namun, Reynald yang melihat perilaku Tasya dan Edo saat itu dapat menebak bahwa ada sesuatu yang mereka sembunyikan.“Kalian kenapa? Ada yang ingin kalian sampai
“Mawar, saat ini Om benar-benar takut akan keadaannya. Saat melihatnya menangis dengan wajah yang menunjukkan raut kekacauan, Om takut jika Rama kembali seperti dulu,” ujar Reynald.“Rama pasti akan baik-baik saja, Om, aku yakin. Saat ini dia hanya sedang stres karena terlalu banyak berpikir, jika Om bisa memberikan pengertian kepadanya tentang apa yang ia kira buruk tentang dirinya, aku yakin dia akan perlahan-lahan mengerti dan kembali lagi seperti biasanya,” jelas Mawar.Reynald menarik napas panjang dan tersenyum tipis. “Om mengerti apa yang Rama pikirkan. Selama ini dia menganggap dirinya sudah sangat sempurna dengan semua hal yang dia usahakan untuk adiknya dan untuk dirinya sendiri. Namun, kenyataan bahwa segalanya tidak sesuai sangat menghantam dirinya dan membuatnya kecewa dengan dirinya sendiri.”“Saat ini Rama hanya perlu dukungan dan pengertian, dia yang merasa tidak berguna harus mendapatkan pengakuan bahwa sebenarnya dirinya sudah hebat karena bertahan sejauh ini. Dan, p
Sore ini Rama dan Reynald sudah kembali ke apartemen mereka setelah melewati hari panjang dan penuh dengan penyelesaiaan masalah ini.Mereka berdua langsung duduk di ruang tengah untuk bersantai sejenak dan mengistirahatkan tubuhnya.Saat mereka sedang duduk bersama di sana, Rama bergeser ke sebelah Reynald dan memeluknya dengan erat.“Pah, terima kasih atas segalanya,” ujar Rama.Reynald yang mendapati hal itu pun langsung menatap putranya dengan tatapan bingung.“Selama ini Papah selalu sabar menghadapiku, Papah tidak pernah marah kepadaku, meski perlakuanku kepada Papah sangatlah tidak pantas. Papah tetap berjuang untuk hubungan kita, Papah tidak pernah menyerah menghadapiku. Bahkan, di saat aku berlaku kasar kepada Papah dan menyakiti Papah dalam keadaan tidak sadar, Papah menerimanya dan malah menyayangiku lebih dari sebelumnya,” jelas Rama.“Kamu anak Papah, sudah sepatutnya Papah menyayangimu. Kamu tidak pernah menyakiti Papah,” ucap Reynald.Rama mendongak dan tersenyum kepada
Saat ini Rama dan Reynald sudah berkumpul dengan beberapa klien yang bekerja sama dengan perusahaannya. Mereka semua melakukan rapat tertutup di kantor mereka agar tidak ada orang yang tidak diizinkan masuk ikut dalam rapat tersebut.“Terima kasih karena Bapak-Bapak semua sudah berkumpul dan menyempatkan waktu untuk hadir dalam rapat kali ini. Sebelumnya saya meminta maaf karena mengundang kalian secara dadakan pada rapat kali, sebab ada beberapa hal penting yang harus kita bicarakan,” ujar Reynald langsung membuka pembicaraan.“Pak Reynald tidak akan mengadakan rapat dadakan seperti ini jika keadaannya tidak begitu genting. Untuk itu, Bapak bisa langsung jelaskan saja apa yang sebenarnya terjadi?” Salah satu kliennya menatap penuh tanya.Saat ini semua orang di ruangan itu memasang wajah penasaran dan penuh ketegangan. Pasalnya, rapat tersebut tidak akan diadakan tanpa keadaan mendesak.“Ada berita buruk dari perusahaan kami, salah pimpinan di perusahaan kami, Fran telah melakukan su
Saat ini Rama dan Mawar sedang dalam perjalanan menuju Bandung. Sebentar lagi mereka akan masuk tol untuk pergi keluar kota dan menuju Bandung.Selama perjalanan itu Rama hanya diam dengan tatapan kosong ke depan, sedangkan Mawar fokus menyetir mobil tersebut.Beberapa saat setelahnya tiba-tiba Rama memegang tangan Mawar. “Kita putar balik.”Mawar yang mendengar hal itu tentu langsung menoleh dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Ada masalah apa?” tanya Mawar.“Ada hal yang harus kita selesaikan,” jawab Rama.Mawar yang masih tidak mengerti dengan ucapan Rama pun mengerutkan keningnya dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Di depan kita putar balik saja!” suruh Rama.Mawar yang masih dalam keadaan bingung hanya bisa mengangguk. Ia masih melajukan mobilnya dan saat bertemu dengan tempat putar balik, ia langsung memutar balikan mobilnya dan melajukan kembali mobil tersebut ke arah apartemen tempat Rama tinggal.Saat ini yang bisa Mawar lakukan hanya mengikuti perintah Rama. Ia ti
“Om! Rama ingin tetap pergi untuk menenangkan diri, tetapi Om tenang saja karena aku akan pergi bersama dengannya. Rama sudah berjanji denganku kalau dia mau pergi denganku dan dia akan kembali nantinya jika dia sudah lebih baik,” ujar Mawar.Reynald yang mendapatkan berita baik itu pun langsung tersenyum senang. Akhirnya ada cara untuk membuat putranya kembali memiliki keinginan untuk bertahan.“Om ada sebuah vila di Bandung, kalian bisa pergi ke sana untuk menenangkan diri. Vila itu terletak di desa, jadi suasananya akan jauh lebih tenang dan segar untuk kalian menjernihkan pikiran,” sahut Reynald.“Baiklah, Om. Aku akan membawa Rama ke sana, mungkin aku perlu waktu beberapa hari untuk menenangkan Rama di sana dan nantinya kami akan kembali dan melanjutkan rencana yang sudah kita buat sebelumnya,” ucap Mawar.“Tolong jaga Rama, saat ini hanya kamu yang bisa dekat dan berbicara baik-baik kepadanya. Jadi, bantu Om untuk membuatnya memiliki ambisi untuk hidup dan membuatnya kembali sep
“Rama! Kamu sudah bangun?” Wulan mengetuk-ngetuk pintu kamar Rama.Tidak ada jawaban dari dalam kamar tersebut, sehingga Wulan langsung langsung saja masuk ke dalam kamar tersebut.Wulan masuk ke kamar tersebut dan langsung melihat Rama yang sudah menggunakan pakaian rapi dan membawa tas juga kopernya.“Rama kamu mau ke mana?” Wulan menghampirinya dengan tatapan khawatir.Rama hanya diam, tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya fokus membereskan barang-barangnya yang masih tersisa di meja kamar tersebut.“Rama, kamu yakin mau pergi? Kamu yakin mau meninggalkan keluargamu ini?” tanya Wulan.Rama masih tidak menjawab, sehingga Wulan langsung memegang tangan Rama dan menahan dirinya untuk berhenti membereskan barang-barang tersebut.“Rama, Tante sudah bilang jika kita harus membicarakan hal ini dulu, kamu tidak boleh langsung pergi seperti ini. Kamu akan membuat papahmu dan semua orang yang dekat denganmu khawatir jika kamu pergi seperti ini,” ujar Wulan.“Aku baik-baik saja,
“Wulan, bagaimana keadaan Rama setelah kamu lakukan pemeriksaan tadi?” tanya Reynald. “Keadaannya cukup parah, sama seperti keadaannya satu tahun lalu,” jawab Wulan. “Tapi, aku menemukan fakta bahwa dia masih memiliki kelemahan untuk kita gunakan agar dia tidak membahayakan dirinya sendiri.”Reynald yang mendengar hal itu langsung menatap Wulan dengan tatapan bertanya. Ia sangat penasaran dengan kelemahan Rama itu.“Dia masih memikirkan kalian, saat aku membahas tentang bagaimana kalian ketika dia pergi, dia terdiam, seolah berpikir mengenai apa yang aku tanyakan. Semua itu menunjukkan bahwa dia masih peduli kepada kalian dan ini kesempatan kita untuk tetap mempertahankannya,” jelas Wulan.“Selanjutnya, langkah apa yang harus aku ambil untuk menangani masalah ini?” tanya Reynald.“Saat ini kita bisa menahan Rama dengan cara kalian yang kembali bergantung kepadanya. Semakin dia merasa dibutuhkan, maka ada kemungkinan dia akan bertahan dan kembali seperti semula,” jelas Wulan. “Yang pa
“Mawar, kamu sudah lama menunggu?” Tasya datang menghampiri Mawar yang sudah menunggunya di sebuah kafe dekat tempat tinggal mereka.“Belum, aku juga baru datang beberapa menit lalu,” jawab Mawar. “Duduklah!”Tasya duduk di sana, lalu ia menatap Mawar dengan tatapan bertanya. Sepertinya ada hal penting yang ingin Mawar bicarakan, sampai ia mengajaknya bertemu.“Kamu tau tentang penyakit mental Rama sebelumnya?” tanya Mawar.“Aku tau, sebab pada saat itu aku sudah ikut dan dekat dengan Pak Reynald,” jawab Tasya.“Sebenarnya apa yang terjadi kepada Rama saat itu? Apa Rama tidak mengingat sedikitpun kejadian tentang hari itu?” tanya Mawar.
“Rama sudah lebih tenang sekarang, Dokter bisa masuk untuk menemuinya,” ujar Edo. “Saya akan berjaga di sini. Panggil saja jika terjadi sesuatu.”“Saya hanya akan mengajak Rama mengobrol baik-baik saja, kalian tenanglah dan jangan masuk dulu sebelum saya izinkan, takutnya itu mengganggu emosi Rama,” ujar seorang dokter perempuan yang merupakan seorang psikiater Rama.“Wulan, saya mohon sembuhkan Rama seperti dulu, saya menaruh harapan besar padamu,” ujar Reynald.“Kamu tenang saja, saya sudah menghadapi Rama sejak dia masih kecil, saya akan coba untuk menyembuhkannya kembali kali ini,” ujar dokter perempuan itu.Reynald mengangguk, lalu ia membiarkan Wulan masuk ke kamar tempat Rama berada.Di dalam sana ia langsung mendekat ke arah Rama yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.“Rama, kamu ingat dengan Tante?” tanya Wulan.Rama menatap Wulan dengan lamat, mencoba mengenalinya, tetapi ia tidak bisa mengingat wajah perempuan yang ada di depannya itu.“Tante temannya ibumu, orang yang
“Mawar, saat ini Om benar-benar takut akan keadaannya. Saat melihatnya menangis dengan wajah yang menunjukkan raut kekacauan, Om takut jika Rama kembali seperti dulu,” ujar Reynald.“Rama pasti akan baik-baik saja, Om, aku yakin. Saat ini dia hanya sedang stres karena terlalu banyak berpikir, jika Om bisa memberikan pengertian kepadanya tentang apa yang ia kira buruk tentang dirinya, aku yakin dia akan perlahan-lahan mengerti dan kembali lagi seperti biasanya,” jelas Mawar.Reynald menarik napas panjang dan tersenyum tipis. “Om mengerti apa yang Rama pikirkan. Selama ini dia menganggap dirinya sudah sangat sempurna dengan semua hal yang dia usahakan untuk adiknya dan untuk dirinya sendiri. Namun, kenyataan bahwa segalanya tidak sesuai sangat menghantam dirinya dan membuatnya kecewa dengan dirinya sendiri.”“Saat ini Rama hanya perlu dukungan dan pengertian, dia yang merasa tidak berguna harus mendapatkan pengakuan bahwa sebenarnya dirinya sudah hebat karena bertahan sejauh ini. Dan, p