“Mengapa semua ini terjadi? Kenapa harus ada hal-hal seperti ini terjadi? Seharusnya aku sudah bisa berbaikan dengan Hana dan Rama kemarin,” gumam Reynald dalam hati.Ia terus termenung di saat semua orang sedang membahas hal penting tentang perusahaannya.Siang ini sesuai dengan jadwalnya ia mengadakan rapat internal di perusahaannya, tetapi sampai saat ini ia sama sekali tidak fokus dengan semua rapat yang ia jalani hari ini.Setelah mendengar penjelasan dari Tasya sebelumnya, pikirannya langsung beralih. Ia tidak bisa memikirkan tentang perusahaannya, yang ia pikirkan adalah tentang surat yang berbeda yang ia dapatkan.“Pak Reynald? Anda mendengarkan presentasi saya?” Seorang kepala staf produksi menatap Reynald dengan tatapan bertanya.Sudah sejak tadi ia melakukan presentasi, tetapi Reynald sama sekali tidak menghiraukan presentasi tersebut.Seketika pandangan semua orang langsung beralih pada Reynald yang masih menunjukkan tatapan kosongnya.Saat itu juga Tasya yang ada di dekat
“Ada papahmu di depan, dia ingin bertemu denganmu,” ucap Mawar yang baru masuk ke kamar rawat Rama.“Untuk apa dia ke sini?” tanya Rama.“Dia ingin menjelaskan apa yang terjadi kemarin sampai dia tidak bisa datang dan memenuhi keinginan Hana. Dia sudah bertemu dengan Hana dan menjelaskannya. Sekarang waktunya dia bertemu denganmu dan menjelaskan segalanya agar kamu tidak salah paham kepadanya,” jelas Mawar.Rama hanya diam, ia sendiri masih merasa kesal dengan apa yang terjadi sebelumnya.“Kamu mau kan memberikan kebahagiaan kepada Hana? Jika kamu mau melakukannya, maka jangan tutup mata dan telingamu untuk mendengar penjelasan dari papahmu. Biarkan dia menjelaskan segalanya, agar kesalahpahaman kalian tidak berlanjut dan semakin parah. Kalau kamu dan papahmu bisa bersatu kembali, itu kebahagiaan yang besar untuk Hana,” ucap Mawar.Mawar membelai lembut rambut Rama dan menatapnya dengan tatapan serius. “Tolong, ya. Biarkan papahmu menjelaskan dulu semuanya.”Rama menarik napas panjang
“Kalian sudah memastikan bahwa di rumah ini tidak ada Mawar dan orang yang memihak pada Mawar?” tanya Fran pada para pengintainya.“Sudah, Pak. Bu Mawar dan teman-temannya sedang sibuk di rumah sakit dan mengurus perusahaan mereka, sedangkan ibunya dan omnya Bu Mawar yang memihak pada Rama sedang tidak ada di rumah. Jadi, bisa dipastikan bahwa saat ini rumah ini hanya berisikan mereka yang masih meragukan Rama,” jelas salah satu mata-mata Fran.Fran tersenyum mendengar hal itu, lalu ia langsung turun dari mobil tersebut dan pergi menuju rumah Mawar.Di sana ia menekan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.Beberapa saat setelahnya Tian membukakan pintu tersebut. “Anda kakaknya Rama, kan? Ada apa Anda ke sini? Rama sedang di rumah sakit.”“Saya ke sini untuk bertemu denganmu, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan mengenai Rama, dan yang pasti ini untuk nama baik keluarga kalian,” ucap Fran.Tian yang mendengar hal itu langsung berpikir, lalu ia mengajak Fran untuk m
“Om, tidak bisakah Om langsung ada di pihak saya saat ini?” tanya Fran saat dirinya sedang berduaan dengan Tian di depan rumah tersebut.Setelah berbicara dengan kakek Mawar dan Tian, Fran kini sudah berpamitan untuk pulang. Namun, ia kembali memulai pembicaraan saat Tian mengantarkannya ke depan rumah tersebut.“Saya tidak bisa langsung percaya denganmu. Biar bagaimanapun kamu sudah merenggut kesucian keponakan saya dan saya tidak terima dengan perlakuanmu,” jawab Tian.“Kenapa Om terlihat begitu suci? Padahal Om sendiri tidak sedemikian,” gumam Fran. “Saya mengetahui beberapa hal tentang Om, salah satunya adalah rahasia yang selama ini Om sembunyikan.”Tian yang mendengar hal itu langsung menoleh untuk memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Fran saat itu.“Apa yang kamu tau?” Tian mendekat dan menatap Fran dengan tatapan tajam.“Om pernah melakukan hal yang sama kan dengan perempuan lain? Om pernah bersenang-senang dengan seorang perempuan, padahal Om tau bahwa keluarga Om tidak
“Kamu diminta untuk istirahat, bukannya bekerja,” omel Mawar yang baru saja memasuki kamar rawat Rama.Malam ini, ia baru selesai makan malam di kantin rumah sakit tersebut, dan saat ia kembali ia malah melihat Rama sedang bergelut dengan laptop dan berkas-berkas pekerjaannya.Rama menoleh dan tersenyum mendengar hal itu. “Aku sudah bilang bahwa aku baik-baik saja, jadi aku bisa bekerja.”“Dokter bahkan tidak mengatakan hal itu, kamu saja masih harus dirawat dan diinfus, itu berarti kamu sakit,” sinis Mawar. “Siapa juga yang memberikan barang-barang ini kepadamu?”Bertepatan dengan hal itu, Galih keluar dari toilet kamar tersebut dan langsung menatapkan tatapan tajam dari Mawar.Galih yang tidak mengerti dengan keadaan itu hanya bisa menunjukkan wajah bingung, sedangkan Mawar kini langsung mendekat dan menjewer telinga Galih.“Untuk apa kamu kasih laptop dan berkas-berkas itu ke Rama? Kamu mau membuatnya tambah sakit?” tanya Mawar.“Aku hanya disuruh oleh Rama, dia yang memintaku memb
“Kamu mau ke mana?” tanya Reynald saat melihat istrinya sedang merapikan koper.“Aku sudah janji untuk liburan bersama dengan teman-temanku, besok pagi aku berangkat, maka hari ini aku harus merapikan barang-barangku,” jawab Dewi.“Kamu mau ke mana lagi? Belum lama kamu sudah menghabiskan waktu ke Jepang bersama dengan teman-temanmu. Lalu sekarang kalian mau pergi lagi? Kalian itu ibu rumah tangga, kalian harusnya di rumah,” ujar Reynald.Dewi menarik napas panjang dan menatap Reynald dengan tatapan serius. “Seorang ibu rumah tangga juga perlu liburan. Kita akan bosan jika terus-terusan di rumah, maka kita harus pergi jalan-jalan. Sebagai seorang suami, sudah sepantasnya kamu memberikan kebahagiaan untuk istrimu dengan memanjakan dia.”“Aku tau kewajibanku, tetapi kamu juga harus kewajibanmu. Kamu harus melayaniku, bukannya pergi-pergian dari rumah dan sering berlibur seperti ini,” ujar Reynald.“Aku harus melayanimu? Kamu saja sudah jarang ada di rumah setelah bertemu dengan anak-ana
“Bapak sudah cukup lama di luar, sebaiknya Bapak masuk dan istirahat, Bapak jangan sampai sakit juga seperti Mas Rama,” ujar Agus.“Saya belum merasa tenang, saya akan masuk setelah Dewi tidur saja. Saya tidak mau berdebat dengannya,” sahut Reynald yang masih dengan santai bersandar di kursi taman tersebut.Matanya masih memperhatikan pemandangan langit malam itu, pikirannya dipenuhi dengan berbagai masalah yang datang dalam kehidupannya.Sesaat setelah itu ia mendapati ponselnya berbunyi. Saat itu juga ia langsung mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.Ia membuka pesan tersebut dan membaca isinya, setelahnya ia memperlihatkan pesan tersebut kepada Agus.“Orang itu kembali berulah,” ujar Reynald.Agus melihat pesan tersebut dan membacanya dengan seksama. “Dia mengirimkan laporan lainnya yang janggal dalam perusahaan kita, sepertinya dia memiliki banyak bukti tentang hal itu. Bagaimana jika semua ini benar dan ada yang mengetahuinya? Perusahaan kita
Mawar bangun dari tidurnya, ia melepaskan pelukannya dengan Rama, lalu ia turun dari kasur tersebut. Ia beranjak ke tempat tidur Dio yang ada di sebelahnya.“Sayang, kamu sudah bangun?” Mawar membuka selimut yang menutupi tubuh Dio. Saat ia membuka selimut tersebut, ia langsung membelalakan matanya. Ia terkejut saat mengetahui putranya tidak ada di tempat tidur tersebut. Semalam, sebelum ia tidur dengan Rama di ranjang rawat tersebut, ia sudah memastikan putranya tertidur di tempat tidur yang disediakan di sebelah tempat tidur Rama. “Rama! Dio tidak ada di tempatnya!” ucapnya panik. Rama yang sudah setengah sadar dari tidurnya pun langsung tersentak dan bangun dengan wajah panik. “Semalam dia di sini, tapi sekarang tidak ada,” ujar Mawar panik. “Dia tidak mungkin turun sendiri, dia belum bisa turun dari tempat tidur yang cukup tinggi seperti ini.” Mawar yang memiliki pikiran negatif pun langsung bergegas memeriksa ke seluruh ruangan tersebut untuk mencari Dio. Termasuk Rama yang