Share

BAB 130 Lemah

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah Martin menuntaskan hajatnya, barulah dia mengenakan pakaiannya kembali.

Sudah tak ada waktu untuk mandi atau melakukan hal lainnya sebelum dia keluar dari kamar. Dia langsung mengajak anak buahnya menuju ke rumah sakit tempat di mana Kakek Noah dirawat.

"Siapa saja yang ada di sana? Kupikir kita akan sampai di sana sekitar jam setengah enam pagi." Martin melihat jam tangan mewah yang baru saja dia pasang di pergelangan tangan kirinya.

"Betul, Tuan. Saya juga berpikir demikian..."

Aroma tubuh Martin sudah dibalut oleh parfum untuk menghilangkan jejak Bi Lastri di tubuhnya.

Dia bahkan memakai syal tebal agar tak memperlihatkan kondisi lehernya yang tadi terkena cakaran Bi Lastri.

"Siapkan orang untuk menunjukkan jalanku ke kamarnya. Pastikan area sudah clear sehingga aku bisa leluasa ke sana." Martin mengenakan kaca mata hitam dengan sengaja untuk menyamar dan membuat orang yang bertemu dengannya tak mudah mengenali.

"Siap, Tuan. Selain Peter ada dua orang lagi di dalam. U
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 131 Cemas

    "Dari mana saja Tuan?" Bi Lastri rupanya sudah menunggu di depan pintu rumah. Tak biasanya Bi Lastri bangun kesiangan begini. Ini dikarenakan dia semalam bertempur melawan majikannya di atas ranjang panas.Dengan wajah tersipu malu, Bi Lastri membukakan kedua pintu rumah yang besar itu untuk Tuan Martin.Sementara anak buahnya yang lain diperintahkan untuk segera kembali ke pavilion masing-masing. Sekarang ini Tuan Martin tidak ingin mencampuradukkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan.Dia sangat membutuhkan privasi.Setelah Bi Lastri merapatkan pintunya kembali, Tuan Martin menyerahkan jas warna putih dengan name tag yang tadi ia kenakan dan menyuruh Bi Lastri untuk menyimpannya di tempat yang aman."Simpan ini!" Wanita paruh baya bertubuh sintal itu sebenarnya berharap Tuan Martin akan memperlalukkannya dengan manis seperti semalam. Nyatanya pria itu berubah menjadi netral kembali.Tidak ada ciuman atau belaian yang seharusnya diberikan setelah apa yang terjadi pada keduanya semal

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 132 Seutas Harap

    Di bawah guyuran shower, Aliesha setidaknya bisa membuat pikirannya lebih tenang dan jernih. Wanita bertubuh seksi dan berkulit putih itu menikmati setiap tetesan air yang merambat dari ujung atas tubuhnya yang membasahi semua rambut kepalanya. Setelah dia menyelesaikan mandi, segera ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Pun begitu dengan kepalanya, dia membalut dengan handuk yang lain. Tak terasa dia menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk membersihkan diri di kamar mandi. Sengaja tadi dia menggunakan lulur pembersih badan agar sewaktu-waktu suaminya datang, dia sudah dalam keadaan bersih. Ketika keluar dari kamar mandi, dia mendapati Ben sudah duduk di ranjang dengan wajah kusut. "Kamu sudah pulang?" Tanya Aliesha sambil membenarkan letak handuk yang menutup sebagian dadanya. "Iya. Aku mau mandi dulu..." Ben masuk ke kamar mandi tanpa banyak bicara. Aliesha paham pastilah suaminya sangat kelelahan. Sekitar lima menit kemudian, Ben sudah keluar dan memakai handuk yang

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 133 Jeda

    Noah menekan nomor yang tertera di ponselnya. Sengaja memang dia tak menyimpan nomor wanita itu.Tapi, dia yakin seratus persen akan mendapatkan jawaban darinya.Paling tidak, Noah akan mendapatkan clue.Lama sekali tidak diangkat. Ke mana saja wanita itu? Kenapa tak responsif seperti biasanya?Noah mulai cemas dan berpikiran buruk. Apakah dia ketahuan sehingga sekarang memutuskan kontak dengan Noah?Entahlah. Yang jelas sekarang ini dia harus mendapatkan informasi darinya."Noah, siapa yang kamu hubungi?" Tanya Ricky yang mengikuti Noah keluar ruangan."Aku menghubungi temanku. Tapi sejak tadi tidak diangkat juga. Hmm, sebaiknya aku pulang dulu ke rumah. Jangan sampai kamar Kakek tidak dijaga siapapun. Aku akan segera kembali ke sini nanti..." Noah menepuk pundak sepupunya dan berjalan menuju lift.Di situlah dia bertemu seorang lelaki bertubuh tegap yang memakai masker. Dia nampak bukan seorang staff ataupun dokter. Saa

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 134 Pulang Paksa

    "Bawa aku sekarang ke sana! Biar aku tidak muncul dan menghantui kalian sekeluarga. Aku tahu aku selalu dicurigai di sini..." Aliesha meninggikan nada bicaranya sekuat mungkin.Sementara Noah yang sudah tersulut oleh emosi sekaligus nafsunya, menyetujui dan menyeret Aliesha keluar kamar. Karena ingat dia tak bisa berjalan, Noah menggendong lalu meletakkannya duduk di mobilnya yang terparkir di dekat teras depan. Musnah sudah keinginannya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang telah lelah semalaman berjaga menunggu Kakek. Tak ada lagi keinginan untuk membaringkan tubuh yang sejatinya telah meronta ingin direbahkan sejenak di atas ranjang.Baginya sekarang ini yang lebih penting adalah menunjukkan pada Aliesha kalau dia tak akan pernah main-main dengan niatnya."Diamlah di sini!" Noah kemudian mengambing di tempat kecil yang biasanya menyediakan car seat untuk balita. Dia memasang dua car seat itu di belakang dan menggendong dua anak kembarnya sekaligus.Tanpa pikir panjang, dia menyal

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 135 Khilaf yang Nikmat

    "AAYAAAAH?" Aliesha sekali lagi memanggilnya. Sosok tua itu tak menyadari kalau dirinya dilihat oleh anak perempuannya sendiri. Dalam kondisi yang tak seharusnya.Ditambah lagi saat sosok wanita yang ada di bawahnya itu menoleh ke arah Aliesha.Aliesha semakin terkejut dibuatnya. Ini adalah pemadangan yang tak pernah dibayangkannya akan terjadi di dunia nyata."BI LASTRIII????" Suara Aliesha makin menjadi-jadi. "Apa yang kalian berdua lakukan?"Aliesha segera pergi meninggalkan dua orang yang dimabuk cinta itu."Aliesha, dengarkan Ayah!" Ayahnya mengejar namun barulah dia sadar kalau tidak memakai apa-apa. Bajunya tertinggal di kamar.Sementara Bi Lastri dilanda oleh rasa malu yang luar biasa.Bagaimana bisa mereka dipergoki oleh Aliesha dan Noah sekaligus? Bagaimana mereka berdua bisa datang ke sini?"Tak kusangka Bi Lastri malah selangkah lebih maju. Aku bingung..." Noah sudah berjalan menjauh namun komentarnya sengaja dia buat lantang.Tak lama kemudian Aliesha sudah turun ke bawa

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 136 Nostalgia

    "Bangunlah! Apa yang kamu lakukan di sini?" Aliesha ikut hujan-hujanan dan memukul-mukul punggungnya.Tak juga bereaksi, Aliesha akhirnya berteriak ke dalam rumah dan mencari bantuan.Beberapa orang pembantu lelaki membopong tubuh itu untuk kembali ke pavilion.Terpaksa mereka harus melepaskan seluruh pakaiannya yang basah kuyup."Nona, dia harus diganti bajunya..." Kata salah satu pembantu. "Terakhir kemarin saya lihat, di sini ada beberapa baju yang tertinggal di lemari. Mungkin itu baju-baju milik Noah jaman dulu."Pembantunya itu mengambil beberapa lembar baju."Biar aku saja yang menggantikan." Aliesha mengambil baju itu dari tangan pembantunya dan menyuruh mereka pergi. "Bawakan aku teh panas dan sepiring bubur ayam. Aku tahu tadi Sari memasakkannya untuk si kembar.""Baik, Non. Kami ke dalam dulu..."Seperginya pembantu-pembantu itu, barulah Aliesha menyadari kalau dia dan Noah bukanlah suami istri lagi.Tentu dia agak ragu, tapi melihat kondisi Noah yang melemah, tak ada pilih

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 137 Kembali Berteman

    Langkahnya gontai saat kembali masuk ke dalam rumah. Karena dia tak memiliki ponsel, jadi tak bisa menghubungi siapapun. Satu-satunya akses adalah Bi Lastri. Tapi, bagaimana caranya berdamai dengan wanita itu kalau sampai sekarang dia masih merasa sakit hati? Rasanya tidak mungkin untuk berdamai dengan sosok yang mengkhianati dirinya. "Anak-anakmu mencarimu..." Itu saja kalimat singkat yang diucapkan oleh Bi Lastri. Tak ada lagi kalimat lain yang berani ia ucapkan karena takut. Bi Lastri sudah tahu luar dalam tentang Aliesha. Wanita cantik itu kalimatnya bisa lebih beracun daripada ular berbisa. Seharian dia hanya menemani anak-anaknya bermain. Tak ada lagi hal lain yang bisa dilakukan. Kemarin-kemarin saat di mana dia begitu menginginkan pulang, tapi saat ini dia justru merasa seperti terpenjara saat di sini. Bi Lastri tampak bersikap dingin dan tak banyak bicara selama ada Aliesha di lantai satu. Sering dia mengurung diri di kamar dan tak banyak berkata dengan siapapun. Sa

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 138 Penerimaan Aliesha

    "Kalian tak perlu sembunyi-sembunyi seperti maling..." Aliesha mengucapkan kalimat yang membuat Ayah sekaligus Bi Lastri terkejut bukan main.Keduanya sedang saling berpegangan tangan dan bertatap wajah. Seketika mereka melepaskan pegangan itu dan saling menjauh karena mengetahui ada Aliesha di belakangnya."Aliesha... ini tak seperti yang kamu kira!" Ayahnya masih saja membantah dan mengelak karena tak ingin mengakui apa yang telah diperbuat terhadap pembantunya."Aku tahu. Ini memang tak seperti yang aku kira, Ayah. Tapi lebih dari yang pernah aku kira!" Jawabnya sambil mendekat.Ayahnya tampak takut dan khawatir kalau-kalau Aliesha akan melakukan sesuatu pada dirinya dan Bi Lastri Bisa saja dia akan berteriak, mengatai Bi Lastri, menjambak atau bahkan memukulnya."Jangan sakiti, Lastri! Dia tidak bersalah. Akulah yang memulai semuanya..."Kalimat Tuan Martin itu terang saja membuat Bi Lastri tersentuh. Jelas-jelas ini dulu ia yang memulai. Dia yang datang menggoda majikannya.Senga

Bab terbaru

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 163 Menerimamu Lagi

    Beberapa tahun kemudian..."Aku sungguh bangga kepadamu!" Kakek menepuk pundak cucu kebanggaannya yang telah berhasil membuat perusahaannya menjadi semakin besar dan sukses hingga ke kancah internasional."Terima kasih, Kakek. Ini semua tak lepas dari bantuan Kakek serta Ricky juga." Ucap Noah sambil menepuk bahu sepupunya.Keduanya memang diberikan mandat untuk memegang perusahaan milik McLaren yang tak main-main asetnya kini."Sama-sama..." Ricky nampak tersenyum dan rupanya di sebelahnya sudah ada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang menggamit lengannya."Apalagi sejak ada Cassandra, kamu semakin bersemangat bekerja, Ricky. Tidak sia-sia perjuanganku menjodohkanmu dengan dia..." Kakeknya tertawa."Kakek, terima kasih sudah memperkenalkan saya pada Ricky. Dia adalah lelaki terbaik dan sempurna yang pernah saya ketahui..." Cassandra mengucapkannya dengan tulus.Sedangkan Noah masiih nampak diam tak bereaksi saat orang di sekelilingnya menikmati perbicangan. Sudah hampir tiga tah

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 162 Sebuah Syarat

    Masih dengan mulut yang terkunci rapat, Tuan Martin tak bisa merespon."Apa katamu?" Itu saja kalimat yang bisa dia katakan saat tahu Noah meminta maaf padanya.Dosanya terlalu banyak, dia harus memastikan Noah meminta maaf dalam hal apa dulu ini."Iya, saya minta maaf telah menuduh Om Martin sebagai penyebab Ben celaka dalam kematiannya itu. Saya mewakili keluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya..." Kata Noah sambil menundukkan kepala.Tuan Martin mengamati pemuda itu. Tak ada unsur yang dibuat-buat apa lagi pura-pura. Dia terlihat sangat serius dan tidak main-main.Ini di luar ekspektasinya, jelas tak mungkin seorang searogan dan sesombong Noah mau merendahkan diri untuk meminta maaf."Aku sudah tak bisa percaya apapun yang keluar dari mulutmu, McLaren!" Bentak Tuan Martin.Anehnya, Noah tak bereaksi frontal meski Tuan Martin sudah memancing amarahnya dan bahkan menghina perilakunya saat meminta maaf begitu."Apa yang harus aku lakukan sehingga Om Martin mempercayaiku?" Noah namp

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 161 Berdamai

    Noah mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pihak kepolisian dengan seksama. Rasanya seperti tak percaya saja dengan apa yang mereka jelaskan.Betapa dia selama ini telah merasa bersalah karena meminjam mobil sepupunya itu sementara mobilnya dikenakan oleh Ben."Tidak ada hal yang mencurigakan selain memang proses perbaikan yang belum selesai." Kata polisi itu mengulangi penjelasannya."Lalu, apa sepupu saya tahu soal mobil yang belum selesai itu?" Noah masih penasaran. "Kata pihak bengkel mobil yang menjalankan pembenahan terhadap mobil itu, korban sudah diberi tahu soal pekerjaan yang belum selesai tapi tetap saja katanya ingin dipakai secepatnya dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi." Jawab polisi itu.Tuan Martin dan Noah saling berpandangan karena merasa saling tuduh satu sama lain. Mertua Ben itu masih mengira kalau Noah sengaja menjebak Ben dengan membiarkan mobil yang masih setengah selesai dikerjakan itu agar dikemudikan oleh menantunya.Padahal jelas-jelas hal itu memba

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 160 Fakta Lain

    "Noah, apa yang terjadi?" Aliesha bertanya sambil merangkul sosok di depannya itu.Tangannya gemetar karena membayangkan hal yang tak diinginkan."Cepat jaga Nona Aliesha!" Noah mendengar suara beberapa orang yang berlarian di lantai dua namun dia belum berani membuka pintu."Nona Aliesha, ini kami. Jangan keluar dulu karena di luar masih berbahaya." Rupanya itu adalah pengawal ayahnya."Apa yang terjadi?" Noah bertanya dari balik pintu namun masih menjaga jarak agar tak langsung berada di depan pintu. Khawatir kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan."Orang yang dulu disuruh menembak mobilmu, Noah, dia membalas akan menembak Tuan Martin. Tapi beruntunglah tembakan itu meleset dan dia sudah ditembak di tempat oleh pengawal lain..." Jelasnya."Saat kami berdua naik ke atas tadi, dia memang akan melarikan diri ke sini, jadi kami berinisiatif untuk mengamankan Nona Aliesha..." Jawab yang lain."Baik, terima kasih. Kami baik-baik saja. Tolong jaga kami selagi... kami masih di dalam

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 159 Teror di Hari Bahagia

    "Kesalah pahaman bagaimana?" Noah mulai terlihat menegang. Dia tak yakin akan siap dengan apa yang akan dia dengar nanti."Saat itu seingatku memang Tuan Martin sudah mengincarmu..." Bi Lastri masih menunggu reaksi Noah.Jika dia rasa nanti Noah akan bereaksi hiper, maka Bi Lastri akan berhenti bercerita."Mengincar?" Noah bertanya namun terlihat kalau dia masih ingin mendengarkan cerita selanjutnya."Setidaknya itu yang bisa aku ceritakan padamu sekarang..." Bi Lastri masih belum mau menceritakan lebih lanjut.Sepertinya memang ada hal yang masih dia tutup-tutupi. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya."Kumohon ceritakan saja sekarang, Bi. Aku tidak yakin apakah setelah ini kita memiliki waktu atau tidak untuk bertemu." Noah sengaaj menakuti Bi Lastri agar dia memang membuka semua yang ia tahu saat ini juga."Apa maksudmu? Apa setelah ini kamu mau pergi dari sini?" Bi Lastri tentu terkejut."Iya..."Langit yang tadi gelap kini sudah berubah lebih mencekam karena badai yang dira

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 158 Terbongkar

    Noah berjalan keluar dari kamar Aliesha.Pikirannya masih kalut dan berkabut. Antara diri dan nafsunya saling bertarung. Tak seharusnya di saat-saat berkabung begini dia mencari-cari kesempatan untuk mendekati adik iparnya itu."Noah, kamu belum tidur rupanya..." Bi Lastri tampak kaget ketika keluar dari kamar Tuan Martin dan bertemu dengan Noah yang juga baru saja keluar dari kamar Aliesha."Aku? Aku tidak mungkin tidur jam segini. Lagipula Aliesha sudah tertidur jadi aku pikir lebih baik aku keluar dan... sebenarnya aku ingin bicara denganmu!" Kata Noah.Bi Lastri langsung meletakkan telunjuknya di antara dua bibirnya."Sebaiknya jangan di sini. Ayo, kita turun ke bawah saja!"Bi Lastri mengajaknya untuk segera mencari tempat yang lebih privat untuk bicara. Noah tentu saja menurut dan mengikutinya.Setelah mereka sampai di pavilion bawah, Bi Lastri memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka.Lalu dia membuka dan masuk ke dalamnya."Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu!" Bi

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 157 Mengenangmu

    Setelah mendengar permintaan Aliesha untuk membiarkan Noah menemaninya di rumahnya, tentu saja Tuan Martin semakin meradang.Matanya melotot dan menunjuk-nunjuk anak perempuannya itu."Apa maumu? Kamu sudah memasukkan kembali racun dan duri ke dalam rumahku!" Tuan Martin tidak terima.Baginya kalau boleh memilih, hanya Benedict saja yang ia anggap sebagai menantu. Meski dia juga sama-sama berasal dari keluarga musuh bebuyutannya."Aku tidak salah dalam meminta, Ayah. Aku ingin Noah tinggal bersamaku di sini." Aliesha menyeret kopernya dan dibawanya masuk ke dalam dengan susah payah."Noah, kenapa kamu diam saja? Ikuti aku!" Noah hampir tak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan. Baru beberapa detik yang lalu Aliesha seolah menjadi singa yang kepalaran dan hampir mati dengan tak punya tenaga melawan.Kini, tiba-tiba mantan istrinya itu sudah menjelma seperti singa wanita yang pemberani dan siap melawan apapun yang menghadangnya.Noah melihat sekilas wajah Ayah Aliesha yang mas

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 156 Celah Rujuk

    Aliesha mengaitkan kedua lengannya dan melipatnya di depan dada.Ada rasa berat saat dirinya meninggalkan rumah ini sekarang. Dulu, dia bersikeras ingin segera pergi dari sini dan meneruskan hidupnya di rumah yang berhasil ia bangun dengan mimpinya sambil membesarkan usaha yang dia rintis.Kini, entah sejak kapan rasa memiliki itu mulai muncul.Rasanya berat saat Ben sudah tak ada lagi. Apakah dia masih bisa menyebut sebuah bangunan itu sebagai sebuah rumah? Rasanya tidak saat Ben tak ada lagi di dalamnya.Dan tempat terakhir yang Aliesha rasakan sebagai rumah adalah rumah Kakek, yang dirinya akhrinya terusir juga untuk pergi.Memang tak ada yang abadi di dunia ini.Aliesha tahu itu."Apa kamu baik-baik saja?" Suara Noah yang lagi-lagi membuatnya kembali menjejakkan angannya ke bumi.Wanita berbaju hoodie yang ukurannya oversize itu hanya mengangguk dan sorot matanya kosong.Saat ini, Noah juga sama-sama hancur tapi satu hal yang dia pegang yaitu kalimat Ben yang menitipkan Aliesha se

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 155 Pergi

    "Aku tidak mau tahu, suruh perempuan itu pergi dari ini!" Suara kakek menggelegar sehari setelah Ben dimakamkan.Tangannya sampai gemetaran saat mengucapkan hal itu pada pengawal dan beberapa orang pembantunya."Tapi, Tuan..." Itu kalimat yang ingin disampaikan oleh pembantu, tapi tetap saja dia tak berani berkata apa-apa karena majikannya lah yang menggaji setiap bulan.Untuk sementara dia harus berdiam diri dan tidak menyanggah apapun yang diperintahkan oleh sang majikan."Cepat kemasi barang-barangnya dan aku tidak mau melihatnya keluyuran di sini lagi!" Kakek semakin membabi buta dan marah sejadi-jadinya."Ba-baik Tuan, kami akan membawanya pergi dari sini.""Jangan sampai ada satu barangnya yang tertinggal. Aku tidak mau di rumahku bau keringat dan jejaknya tersisa di sini. Cepat lakukan!" Kakek bertitah dan kemudian masuk kembali ke ruang kerjanya untuk menyendiri.Baginya kehilangan Ben seperti kehilangan nyawanya sendiri. Seumur hidupnya, cucu yang satu ini teramat menurut dan

DMCA.com Protection Status