Aliesha tahu dan menyadari kalau ada yang tak beres dengan suaminya.Selepas mereka melakukan aktivitas melelahkan itu, Aliesha sengaja tidak cepat-cepat beranjak dari tempat tidurnya.Dia memilih untuk menunggu suaminya bangun. Karena sudah cukup lama dia tak bangun dari tidur, Aliesha akhirnya memutuskan untuk sejenak membuka-buka ponsel milik suaminya.Sebelumnya dia belum pernah melakukan hal ini.Untunglah ponselnya tidak diberi password atau sandi apapun. Dia hanya tinggal menggeser lalu terbukalah semua.Setelah dia membuka-buka beberapa pesan singkat serta chat room suaminya, tak ada satupun yang mencurigakan.Isinya rata-rata adalah progress pekerjaan di kantor dan survey ke lapangan untuk proyek baru.Hanya saja, tak lama kemudian, sebuah pesan masuk yang dikirimkan oleh nomor baru.'Kamu masih blokir nomor lamaku. Terpaksa aku gunakan nomor baru. Noah.'Astaga! Apakah suaminya sudah berbaikan dengan mantan suaminya yang dulu? Jantung Aliesha sepertinya berdegup lebih kenca
"Aliesha!" Teriakan Ben semakin jelas terdengar.Dia berjalan mendekat di tengah lampu rumah yang remang-remang.Tok, tok, tok!Terdengar Aliesha yang sedang mengetuk pintu kamar belakang. Dia sempatkan untuk menarik-narik lagi bajunya agar semakin meyakinkan."Aliesha, apa yang kamu lakukan?" Noah menanyainya. Dia tak mengerti apa yang sekarang sedang dilakukan wanita itu."Diamlah! Aku tak mau dekat-dekat dengan kamu lagi..." Aliesha terus menggedor pintu agar Ben bisa menemukannya."Awas kamu!" Noah menyadari kalau wanita cantik yang kini sudah berubah penampilannya seperti seorang tawanan itu akan memfitnahnya. Diapun mencari jalan keluar lewat belakang. Noah membuka lebar jendela yang menghubungkannya dengan taman belakang yang cukup luas.Dengan satu kali melompat, Noah bisa kabur dan menghilangkan jejak.Ben mendobrak pintu dan akhirnya bisa membuka pintu tempat di mana istrinya berada."Aliesha! Kamu tidak apa-apa?" Ben prihatin dan terkejut dengan apa yang terjadi pada istr
"Hey, kenapa di sini sendirian?" Sebuah pelukan hangat dari belakang membuat Aliesha tersadarkan. Ben, pasti dia menemukannya karena tadi tak kunjung kembali ke kamar mereka. Di tangan Aliesha masih tergenggam sebuah plastik kecil berisi buah strawberry yang tadi diambilnya dari pantry. "Ke mana saja kamu? Kenapa malah terdiam dan melamun di sini sendirian?" Ben mendekatkan bibirnya di leher wanita matang itu. Jiwa manjanya kini sudah mulai tumbuh lagi. "Iya, aku tadi baru saja mengecek si kembar dan mereka sepertinya baru dimandikan lalu langsung tertidur..." Kata Aliesha. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita kembali ke kamar. Ada yang mau aku tunjukkan padamu!"Aliesha penasaran kira-kira apa yang akan ditunjukkan oleh suaminya sekarang. Semoga itu bukan hal yang nantinya akan membuat rumah tangganya rusak atau semakin karam.Mereka sekarang sedang di fase perbaikan."Apa yang mau kamu tunjukkan memangnya?" Senyuman wajah Aliesha terkembang saat bertanya kepada Ben.Sambil mencar
Kaki Aliesha sudah dia paksa untuk berjalan maju ke ruangan kerja sang kakek. Namun masih saja terasa berat dan enggan untuk maju ke depan."Cepatlah, Kakek tidak suka menunggu terlalu lama." Noah sudah berjalan di belakangnya kemudian menyalip langkah Aliesha.Dengan cekatan dia masuk ke ruang kerja lalu membiarkan pintunya terbuka sedikit."Masuk dan tutup pintunya Aliesha. Duduk!" Aliesha menutupnya kembali dan mengaitkan kedua tangannya di depan pahanya saat duduk di sebelah Noah."Aku memanggil kalian karena aku ingin mengatakan sesuatu hal. Kuharap kalian berdua bisa menjadi orang yang koperatif dengan rencanaku ini." Kata Kakeknya.Noah tampak tidak sabar dengan rencana ide gila kakeknya. Seperti biasa, dia ingin bertanya kira-kira rencana apa yang akan dia katakan padanya."Tunggu, kamu diam dulu. Jangan banyak bicara sebelum aku selesai. Dengarkan baik-baik..."Aliesha menghela nafas karena sejak tadi merasa sangat tegang. Terlebih lagi suaminya tidak ada di sini."Aliesha,
"Kalau sesuai dengan rencana Pak Martin, dalam beberapa waktu ke depan kita sudah bisa mulai merenovasi beberapa proyek hotel yang dulunya dipunyai oleh Eros. Kita perlu ganti papan nama, interior serta ada beberapa bagian yang sepertinya harus kita hapuskan..." Salah satu timnya mengusulkan.Martin yang tadi hanya menyimak kini mengangguk setuju. "Aku serahkan semua urusan pada kalian yang lebih ahli. Pesanku, kita rubah citra perusahaan yang dulunya korup, bagaimana menjadi terlihat lebih elegan dan welcome pada banyak pasar baru. Aku harap kalian serahkan proyek ini kepada orang yang tepat."Semua menyetujui. Memang selama ini image perusahaan yang dipegang oleh Eros terkesan hanya untuk kalangan jetset dan tidak ramah pada pasar-pasar menengah yang mulai merambah gaya hidup kelas atas."Kenapa tidak kita serahkan pada Nona Aliesha saja?" Tanya salah satu tim Martin."Betul juga, Nona Aliesha setahu saya sudah cukup banyak menghandle proyek besar dan hasilnya cukup memuaskan..." Sa
"Sudah seharusnya kita laksanakan rencana ini agar kita tidak ketinggalan dari komplotan Martin..."Suara Kakek Noah benar-benar menggelegar. Meski usianya sudah tak muda lagi namun semangatnya untuk melakukan perlawanan tidaklah mudah surut."Kalau menurut saya, ada beberapa orang yang bisa kita jadikan sebagai informan..." Anak buahnya mendekat lalu berbisik.Kakek mengangguk-angguk tanda menyetujui usulan rahasia itu."Jadi saya harapkan orang itu bisa memperlicin urusan ini. Tapi ya kembali lagi Tuan, kita harus berani memberanikan kompensasi yang setimpal dengan apa yang dia mau..." Ucap anak buah yang berbadan kekar seperti algojo."Hmmm... bagiku tidak masalah berapapun yang harus aku bayar. Yang jelas, lahan di dekat area kantor walikota itu harus jadi milikku. Itu saja harapanku... Setelah itu, aku kelak bisa mati dengan tenang!" Titah sang Kakek yang sudah menyadari kalau umurnya sudah tak panjang lagi."Tuan, jangan bicara demikian..." Anak buahnya tentu merasa tidak nyaman
"Apa? Pengasuh?" Apa Ricky tidak salah dengar dengan omongan Kakeknya barusan.Bagaimana bisa dia dijadikan sebagai seorang pengasuh? Apa dia tak bisa mendapatkan posisi yang lebih baik dari sekedar menjadi seorang baby sitter!"Iya. Aku pikir kamu adalah orang yang tepat. Sementara ini Noah dan Ben adalah orang yang masih disibukkan oleh dendam masing-masing. Aku tidak mau Daniel dan Danish hanya akan jadi korban emosional keduanya." Terang Kakeknya."Tapi, Kek... Aku bukan siapa-siapa dari Daniel maupun Danish. Sedangkan Noah dan Ben setidaknya mereka memiliki keterkaitan dengan Aliesha..." Ricky berusaha untuk menolak secara halus.Dia sudah merasa terlalu ikut campur kedua sepupunya, rasanya tidak mungkin lagi jika harus dilibatkan dengan pengasuhan si kembar yang nantinya akan menimbulkan banyak hal pro dan kontra di belakang."Apa salahnya? Justru karena kamu tidak ada kaitan sama sekali dengan mereka, itu yang membuatku menganggap kamu adalah sosok yang tepat menjadi pengasuh s
"Kenapa Kakek sekeras itu pada kedua anakku?" Noah merasa dianak tirikan sekarang. Apa karena dia dulu telah mengkhianati apa yang Kakeknya suruh?Seharusnya memang Noah tak semudah itu membiarkan Aliesha menguasai hatinya.Tapi, siapa yang bisa menolak dan menarik sebuah cinta untuk terjadi di dalam hidupnya?Tak seorangpun bisa mengelak dari panah asmara, bukan?Seperti yang dia duga, tak lama setelah Kakeknya berlalu, Aliesha muncul dengan suaminya. Meskipun dia sudah mencoba untuk berdamai dan menerima keadaan dengan Benedict, tapi melihatnya secara langsung bergandengan tangan dengan Aliesha... masih saja membuat jiwanya berteriak meronta-ronta ingin didengarkan.Siapa yang sanggup melihat orang terkasih bermesraan dengan orang lain yang merupakan sepupu sendiri!?"Noah, kenapa kamu di sini? Apa kamu menjaga si kembar?" Ben mendekat dan duduk di sebelah Noah.Keduanya memegangi mainan si kembar dan tatapan Noah masih tampak hampa."Nggak juga. Tadi aku ke sini karena mereka jatuh