Ervin Aditya POVSetelah kemarin kami berdua menikmati indahnya bulan madu ala gurun pasir, maka hari ini aku mengajak Luna untuk menikmati indahnya bulan madu di tengah taman safari. Dari dalam kamar kami berada ini jika kami sedang beruntung, kami bisa melihat para rusa yang sedang mencari makan, atau beberapa binatang khas di tempat ini sedang berburu. Tentu saja rekomendasi tempat honeymoon ini aku dapatkan dari mertua Nada. Beliau yang pernah mencoba lebih dulu bersama istrinya. "Vin, jadi nggak kita berenang," suara Luna membuatku menoleh dan siapa sangka di usianya yang hampir 38 tahun ini aku masih tetap ngiler setiap kali melihatnya berpenampilan seperti ini. Bentuk tubuhnya setelah melahirkan Eric semakin terlihat sintal dan berisi. Bikini yang aku belikan ketika aku sedang berada di Hawaii untuk pemotretan ini benar-benar terlihat eksotis di tubuhnya. Tidak peduli sudah ratusan wanita yang pernah aku lihat menggunakan bikini atau mungkin lingerie seksi tatkala melakukan
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVAku yakin jika tubuhku bisa berdemo pasti kini mereka sudah menyuarakan aspirasinya dengan begitu lantang. Bagaimana tidak, semalaman Ervin menggempur diriku dengan membabi buta hingga kami berdua mendapatkan pelepasan berkali-kali. Aku memang menikmatinya, tapi aku lelah karena pagi ini badanku kaku-kaku setelah aktivitas kami semalaman hingga pagi dini hari.Cupp...."Good morning, Sayang. Kamu sudah bangun?" Tanya Ervin setelah ia memberikan ciuman paginya di pipiku. Inilah rutinitas pagi kami sejak kami menikah dulu hingga detik ini yang tidak pernah berubah. "Sudah, badanku rasanya kaku-kaku.""Nanti aku pijitin. Sekarang kita bangun buat mandi junub dulu."Aku hanya bisa menghela napas panjang. Mau selelah apapun kami, bahkan jika kami baru saja bercinta semalaman tanpa henti, tetap saja kami tidak akan meninggalkan kewajiban kami untuk mengucap puji dan syukur atas semua karunia Tuhan di hidup kami sekarang. Mengingat waktu yang sudah mepet, t
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Honeymoon is over, itulah kata yang tepat untukku dan Ervin kali ini. Setelah 10 hari kami habiskan untuk bersenang-senang maka kini kami tiba kembali di negri Talokan dengan segala kenyataan hidup yang harus kami hadapi kembali. Aku dan Ervin baru saja keluar dari pintu Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng ketika banyak kamera wartawan yang mengarah kepada kami. Lima tahun kami menikah, aku tidak pernah mendapatkan sorotan seperti ini dan sejujurnya aku sama sekali tidak nyaman. Privasiku merasa terganggu, tapi lebih dari itu semua, pertanyaan yang meluncur dari bibir mereka membuatku ingin melemparkan koper ke arah para wartawan gosip ini. "Mas, apakah benar dulu Mas Ervin adalah gigolo?"Satu detik....Dua detik....Tiga detik....Aku dan Ervin hanya diam di tempat kami berdiri saat ini. Bagaimana bisa selentingan ini terdengar kembali. Dahulu hanya satu circle kami yang heboh ketika gosip tentang masa lalu Ervin ini terbongkar, namun
Ervin Aditya POVAku tau jika tidak ada rumah tangga yang sempurna tanpa memiliki masalah di dunia ini, namun aku tak pernah mengira jika cobaan rumah tangga yang datang kembali kepada keluargaku akan sebesar ini dan dalam waktu yang begitu singkat. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan kebiasaan para netizen penghuni negri Talokan ini yang sangat mencintai kabar burung mengenai para artis. Aku bukan artis, aku hanya seorang model yang lebih sering menjalani pekerjaanku di luar negri daripada di dalam negri. Tidak hanya itu saja, aku juga bukan artis yang sering wara wiri di televisi selain iklan produk-produk yang menjadikan aku sebagai brand ambassador-nya. Kebanyakan pun jarang sekali wajahku muncul di televisi karena kebanyakan wajahku menghiasi produk underwear, jam tangan, kacamata hingga brand pakaian. Tidak perlu menjadi cenayang untuk memprediksi bagaimana karirku ke depannya terutama di dalam pasar negri Talokan ini. Pasti mereka tidak memperpanjang kontrak kerja kami, l
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Aku bangun pagi ini karena suara handphone milikku yang terus berdering dan sepertinya enggan untuk berhenti jika aku tidak segera mengangkatnya. Dengan malas akhirnya aku singkirkan tangan kiri Ervin yang melingkari pinggangku dan aku bangkit menuju ke arah tasku berada. Saat sampai di sana aku keluarkan handphone milikku dan nama Mama muncul di sana. Ya Tuhan,Sejujurnya daripada menghadapi netizen yang budiman, aku lebih merasa takut untuk menghadapi keluargaku terutama Eric dan Mama. Bagaimanapun juga selama ini keluargaku hanya mengetahui desas desus masa lalu Ervin tanpa pernah tau jika ini adalah kenyataan yang aku dan Ervin terus mencoba sembunyikannya karena ini adalah aib yang harus ditutupi. Aku menggeser tombol hijau itu dan aku angkat telepon Mama. Sambil mengangkat telepon dari Mama, aku melangkahkan kakiku menuju ke arah pintu kamar dan membukanya. Setelah ada diluar kamar, aku tutup pintu itu dan turun ke bawah. "Assalamualaikum, Ma
Suami Bayaran Extra-part 13Ervin Aditya POV Setelah makan siang hari ini, aku meminta ijin kepada Luna untuk pergi bersama Max. Aku harus menyelesaikan semua masalah ini. Jangan sampai anakku mendengarnya. Mau ditaruh mana wajahku jika Eric sampai bertanya-tanya tentang berita ini. "Lun, aku pergi sama Max dulu, ya? Kamu nggak pa-pa 'kan di rumah sendirian?""Nggak pa-pa, kamu tenang aja, nanti Hilda ke sini habis jemput anak-anaknya sekolah.""Okay, aku duluan ya," kataku sambil mengecup kening Luna lalu saat aku sudah menarik mundur kepalaku aku ucapkan salam perpisahan dengannya, "assalamualaikum.""Waalaikum salam."Setelah itu aku segera keluar dari rumah karena Max sudah menungguku di depan. Mungkin tanpa Max aku tidak tau harus berbuat apa dan bagaimana karena kini Max sudah mengajakku untuk pergi menemui seseorang yang aku tidak tau siapa. Selama diperjalanan, aku masih bertanya-tanya, siapa yang akan aku temui kali ini hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang pengacara m
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Malam ini Mama lebih memilih untuk pulang ke apartemen miliknya di daerah Jakarta Selatan. Aku sudah memintanya untuk tinggal saja di sini namun Mama menolaknya dengan alasan bahwa ia akan bertemu dengan teman bisnisnya. Hmm, sesuatu yang aneh tapi aku mencoba menerima alasan Mama itu. Kini setelah Mama berlalu dari rumah almarhumah ibu ini menggunakan sebuah taxi online, aku dan Ervin masuk kembali ke dalam rumah. Aku baru melangkahkan kakiku untuk menuju ke dapur saat aku mendengar Ervin memanggil namaku. "Lun?" Seketika aku menghentikan langkahku dan aku membalikkan tubuhku untuk menghadapnya. "Ya?""Bisa kita bicara sebentar?"Ya Tuhan, Apalagi yang ingin suamiku bicarakan kali ini kepadaku. Jantungku langsung berdesir tidak karuan ketika wWajah Ervin terlihat begitu serius dengan kata-katanya. Aku hanya menganggukkan kepala dan segera mengikuti Ervin yang sedang berjalan menuju sofa ruang tamu. Saat Ervin sudah duduk, aku memilih untuk dudu
Ervin Aditya POV Aku membuka mataku karena mendengar suara adzan subuh yang sedang berkumandang dari masjid di dekat rumah almarhumah ibu ini. Saat aku membuka mataku, posisi tidurku masih sama seperti biasanya, tidur sambil memeluk Luna yang jarang sekali bangun lebih dulu dari suaminya. Tanpa banyak mengulur waktu lagi, aku bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk mandi junub. Semalam ketika Luna mengajakku untuk mandi junub setelah kami selesai bersilaturahmi di atas ranjang, aku menolaknya dan akhirnya ia mandi sendirian. Saat pertama kali air shower jatuh ke atas kulitku, aku langsung menggigil. Air pagi ini benar-benar sedingin es. Aku tidak berlama-lama mandi, dan setelahnya aku segera berwudhu. Kini ketika aku memasuki kamar kembali, tampak di atas ranjang Luna yang telah bangun dan Eric yang sudah ada di dalam kamar kami. Aku hanya tersenyum ketika mendengar bagaimana Eric meminta sang Mama untuk segera bangun dan berwudhu. Tidak peduli usianya masi