Beranda / Romansa / Suami Bayaran / SB ~ Chapter 20

Share

SB ~ Chapter 20

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seminggu telah berlalu.

Berita tentang pernikahan Nesya dan Samuel menyebar cepat, seperti api yang tersulut angin. Leonard dan Desy, yang merasa iri dengan kebahagiaan Nesya, memanfaatkan masa lalu hubungan kontrak Nesya dan Samuel untuk merusak reputasi Nesya dan Samuel. Mereka mulai menyebarkan kabar bahwa Samuel, yang dianggap hanya seorang pelayan kafe, sebenarnya dibayar oleh Nesya untuk berpura-pura menjadi suaminya. Tujuannya? Agar Nesya tidak dicap sebagai "perawan tua" oleh lingkungan sosialnya. Desy bahkan membawa bukti berupa dokumen perjanjian lama mereka dan menunjukkan kepada publik.

Tak butuh waktu lama, berita tersebut menjadi viral di media sosial. Orang-orang mulai membicarakan hubungan mereka dengan nada cemoohan, menyindir bahwa pernikahan itu hanya sebuah sandiwara.

Berita itu langsung menyebar ke mana-mana, menjadi pembicaraan di media sosial, di kantor Nesya, bahkan di kafe tempat Samuel bekerja. Desy dengan senang hati memamerkan “bukti” bahwa Nesya membayar S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 21

    Acara syukuran untuk kandungan Nesya yang sudah memasuki usia tujuh bulan digelar dengan meriah. Dekorasi indah berwarna lembut menghiasi rumah mereka, dan tamu-tamu mulai berdatangan. Musik lembut mengalun di latar belakang, menyambut kerabat dan teman yang datang dengan wajah ceria. Samuel dan Nesya berdiri di pintu masuk, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat."Selamat, Nesya! Kamu kelihatan sangat bahagia," ujar salah satu teman lama Nesya, sembari memeluknya dengan hangat.Nesya tersenyum lebar, tangannya dengan lembut menyentuh perutnya yang membesar. "Terima kasih. Aku memang sangat bahagia, semua ini seperti mimpi."Samuel berdiri di sampingnya, memegang tangannya dengan erat. "Kami benar-benar bersyukur atas semua dukungan dari kalian semua. Ini momen yang sangat spesial bagi kami," kata Samuel sambil memandang Nesya dengan penuh cinta.Di tengah suasana yang ceria itu, Leonard dan Desy tidak bisa menutupi rasa iri mereka. Mereka berdiri di sudut ruangan, menatap acara s

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 22

    Suasana rumah Nesya dan Samuel semakin tenang dan penuh cinta sejak Samuel memutuskan berhenti bekerja sebagai pelayan kafe. Ia sekarang fokus menyelesaikan kuliahnya, dan di sela-sela itu, Samuel juga mengambil peran sebagai suami siaga untuk Nesya yang tengah hamil besar. Setiap pagi, Samuel selalu menyiapkan sarapan untuk Nesya, mengantar dan menjemputnya ke dokter, dan belajar lebih banyak tentang bisnis keluarga Nesya. Ia tahu, Nesya ingin menyerahkan tanggung jawab besar itu padanya.Saat mereka sarapan di dapur yang hangat dan penuh dengan aroma kopi, Samuel melihat Nesya memandanginya dengan senyum kecil."Ada apa?" Samuel bertanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya.Nesya menggeleng pelan. "Aku cuma merasa sangat beruntung punya kamu di hidupku. Kamu sekarang belajar banyak soal bisnis perusahaan, dan kamu begitu perhatian padaku. Aku benar-benar berterima kasih."Samuel tersenyum lembut, lalu meraih tangan Nesya. "Aku juga sangat bersyukur, Nes. Aku tahu kamu sudah

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 23

    Beberapa bulan kemudian... Nesya sedang duduk di ruang tamu, menyesap teh hangat sambil menikmati pagi yang tenang. Tiba-tiba, perutnya terasa kencang, disusul dengan nyeri yang merambat ke punggung bawah. Dia terdiam sejenak, menaruh cangkirnya dan meraba perutnya yang besar, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya Braxton Hicks, pikirnya—kontraksi palsu yang biasa terjadi di akhir kehamilan. Namun, rasa sakit itu semakin lama semakin kuat, membuatnya meringis dan sedikit mengerang."Samuel!" panggilnya, suaranya bergetar karena mulai merasa panik.Samuel, yang sedang berada di dapur, segera menghampiri Nesya. "Apa yang terjadi, sayang?" tanyanya, tatapannya penuh kekhawatiran. Dia berlutut di samping Nesya, meraih tangannya yang dingin.Nesya menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku rasa kontraksi ini berbeda, Sam. Sakit sekali... lebih dari sebelumnya."Samuel langsung waspada. "Ini mungkin sudah waktunya. Kamu pasti mulai melahirkan," ujarnya, meski tetap berusaha te

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 24

    Di ruang tunggu rumah sakit, Samuel berjalan bolak-balik, berulang kali melirik pintu ruang operasi dengan ekspresi gelisah. Mommy Gresya duduk di salah satu kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya, bibirnya komat-kamit berdoa, menahan perasaan cemas yang menggantung di udara."Samuel, duduklah dulu, nak. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini," kata Mommy Gresya lembut, berusaha menenangkan Samuel yang tak bisa berhenti bergerak.Samuel menggeleng. "Aku nggak bisa, Mom. Aku terlalu khawatir. Nesya... dia pasti kesakitan di dalam sana. Aku seharusnya bisa melakukan sesuatu. Kenapa harus operasi cesar?""Ini yang terbaik untuknya dan bayi kalian. Dokter sudah bilang begitu. Kamu harus percaya."Samuel menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar kencang. "Aku tahu... Aku cuma nggak bisa tenang. Semua ini terasa begitu cepat."Mommy Gresya berdiri dan meraih tangan Samuel, menggenggamnya erat. "Samuel, kamu harus kuat. Nesya butuh kamu saat ini. K

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 25

    Lima tahun telah berlalu dengan cepat, dan hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Samuel dan Nesya. Mereka sedang bersiap-siap merayakan ulang tahun Samudra yang kelima, anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam keluarga ini. Rumah besar mereka dihiasi balon warna-warni, tawa anak-anak terdengar menggema di halaman belakang yang dipenuhi dekorasi bertema bajak laut—tema favorit Samudra.Nesya memandang dari jendela dapur, tersenyum melihat putranya yang tengah berlarian dengan teman-temannya. "Sudah lima tahun," katanya pelan sambil mengaduk minuman, seolah tak percaya waktu berlalu begitu cepat. “Samudra sudah besar, ya, Sam?"Samuel, yang tengah merapikan dasi dan menyiapkan diri untuk menyambut tamu, mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Nesya dari belakang. "Iya, dan rasanya baru kemarin kita membawanya pulang dari rumah sakit," ucapnya lembut, mencium puncak kepala Nesya."Aku masih ingat bagaimana kamu panik waktu aku kontraksi. Sekarang, l

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 26 (End~)

    Setelah ulang tahun kelima Samudra, kehidupan Samuel dan Nesya berjalan dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan. Samuel telah menjadi pengusaha muda yang sukses, mengelola bisnisnya dengan bijak, dan telah diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di negeri ini. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan mengembangkan perusahaan, namun ia tak pernah melupakan perannya sebagai suami dan ayah yang penuh perhatian.Samuel duduk di ruang kerjanya yang besar. Ia menatap jendela yang menghadap ke kota, sambil mengenang perjalanannya yang penuh liku. Dari seorang pelayan kafe, ia kini menjadi sosok yang dipandang oleh banyak kalangan bisnis. Kesuksesannya tidak datang begitu saja—setiap langkah yang ia tempuh selalu disertai dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari Nesya.Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan Nesya masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia memegang secangkir kopi untuk Samuel, seperti biasa. "Pagi, sayang. Sedang apa?" tanyanya sambil menaruh cangkir di me

  • Suami Bayaran   SB~ Chapter (1)

    "Nesya kapan kau menikah? Usiamu sudah tidak muda lagi loh. Kau mau di cap sebagai perawan tua hah? " Mommy Gresya begitu gemas dengan anak semata wayangnya. Nesya usianya sudah 32 tahun tapi belum menikah juga, Mommy Gresya sudah sangat ingin menimang cucu. Usia Mommy Gresya sudah 56 tahun. Nesya terlalu sibuk dengan dunia bisnisnya. Nesya yang pernah mengalami patah hati ketika masa kuliah dulu, membuat dirinya menutup hatinya rapat-rapat. Nesya tidak mau jatuh cinta dan mengalami patah hati sampai kedua kalinya. "Nesya belum kepikiran soal menikah. Nesya masih nyaman dengan kesendirian. Karir Nesya lebih penting dari segalanya. " Nesya terkekeh. Nesya tidak mau menikah. "Kau ini! " Mommy Gresya hanya bisa membuang nafas berat sembari menggelengkan kepalanya. Mommy Gresya hanya bisa pasrah. Kerap sekali dirinya mendesak Nesya untuk menikah. Namun, jawaban Nesya selalu begitu. **** &

  • Suami Bayaran   SB~ Chapter (2)

    "Matre sekali cowok ini. Dan pasti nya anak muda ini akan menguras harta ku. Ah ... aku tidak perduli. Harta ku banyak kok. Yang terpenting aku bisa membuat si Desy dan Leonard itu kepanasan. Dan Mommy ku tidak akan mendesak ku untuk menikah lagi. Apa lagi sampai berniat menjodohkan aku dengan pria kolot, " batin Nesya.Samuel akhirnya bisa bernafas dengan lega, setelah dirinya mendapatkan uang 100 juta dari Nesya, operasi usus buntu Tiara bisa dilakukan sekarang juga. Kini Samuel tengah harap-harap cemas di depan ruang operasi."Semoga operasinya berjalan dengan lancar, " harap Samuel."Tiara demi kesembuhan kamu, demi mendapatkan biaya operasi kamu. Abang sampai rela diri abang di tukar dengan uang. Abang harus menikahi wanita yang usianya sudah 32 tahun. Bisa di bilang dia perawan tua. Tiara, kau adik ku. Kita masuk ke panti itu di hari yang sama. Abang ikhlas asal kau sembuh, " ucap Samuel dalam h

Bab terbaru

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 26 (End~)

    Setelah ulang tahun kelima Samudra, kehidupan Samuel dan Nesya berjalan dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan. Samuel telah menjadi pengusaha muda yang sukses, mengelola bisnisnya dengan bijak, dan telah diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di negeri ini. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan mengembangkan perusahaan, namun ia tak pernah melupakan perannya sebagai suami dan ayah yang penuh perhatian.Samuel duduk di ruang kerjanya yang besar. Ia menatap jendela yang menghadap ke kota, sambil mengenang perjalanannya yang penuh liku. Dari seorang pelayan kafe, ia kini menjadi sosok yang dipandang oleh banyak kalangan bisnis. Kesuksesannya tidak datang begitu saja—setiap langkah yang ia tempuh selalu disertai dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari Nesya.Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan Nesya masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia memegang secangkir kopi untuk Samuel, seperti biasa. "Pagi, sayang. Sedang apa?" tanyanya sambil menaruh cangkir di me

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 25

    Lima tahun telah berlalu dengan cepat, dan hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Samuel dan Nesya. Mereka sedang bersiap-siap merayakan ulang tahun Samudra yang kelima, anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam keluarga ini. Rumah besar mereka dihiasi balon warna-warni, tawa anak-anak terdengar menggema di halaman belakang yang dipenuhi dekorasi bertema bajak laut—tema favorit Samudra.Nesya memandang dari jendela dapur, tersenyum melihat putranya yang tengah berlarian dengan teman-temannya. "Sudah lima tahun," katanya pelan sambil mengaduk minuman, seolah tak percaya waktu berlalu begitu cepat. “Samudra sudah besar, ya, Sam?"Samuel, yang tengah merapikan dasi dan menyiapkan diri untuk menyambut tamu, mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Nesya dari belakang. "Iya, dan rasanya baru kemarin kita membawanya pulang dari rumah sakit," ucapnya lembut, mencium puncak kepala Nesya."Aku masih ingat bagaimana kamu panik waktu aku kontraksi. Sekarang, l

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 24

    Di ruang tunggu rumah sakit, Samuel berjalan bolak-balik, berulang kali melirik pintu ruang operasi dengan ekspresi gelisah. Mommy Gresya duduk di salah satu kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya, bibirnya komat-kamit berdoa, menahan perasaan cemas yang menggantung di udara."Samuel, duduklah dulu, nak. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini," kata Mommy Gresya lembut, berusaha menenangkan Samuel yang tak bisa berhenti bergerak.Samuel menggeleng. "Aku nggak bisa, Mom. Aku terlalu khawatir. Nesya... dia pasti kesakitan di dalam sana. Aku seharusnya bisa melakukan sesuatu. Kenapa harus operasi cesar?""Ini yang terbaik untuknya dan bayi kalian. Dokter sudah bilang begitu. Kamu harus percaya."Samuel menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar kencang. "Aku tahu... Aku cuma nggak bisa tenang. Semua ini terasa begitu cepat."Mommy Gresya berdiri dan meraih tangan Samuel, menggenggamnya erat. "Samuel, kamu harus kuat. Nesya butuh kamu saat ini. K

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 23

    Beberapa bulan kemudian... Nesya sedang duduk di ruang tamu, menyesap teh hangat sambil menikmati pagi yang tenang. Tiba-tiba, perutnya terasa kencang, disusul dengan nyeri yang merambat ke punggung bawah. Dia terdiam sejenak, menaruh cangkirnya dan meraba perutnya yang besar, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya Braxton Hicks, pikirnya—kontraksi palsu yang biasa terjadi di akhir kehamilan. Namun, rasa sakit itu semakin lama semakin kuat, membuatnya meringis dan sedikit mengerang."Samuel!" panggilnya, suaranya bergetar karena mulai merasa panik.Samuel, yang sedang berada di dapur, segera menghampiri Nesya. "Apa yang terjadi, sayang?" tanyanya, tatapannya penuh kekhawatiran. Dia berlutut di samping Nesya, meraih tangannya yang dingin.Nesya menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku rasa kontraksi ini berbeda, Sam. Sakit sekali... lebih dari sebelumnya."Samuel langsung waspada. "Ini mungkin sudah waktunya. Kamu pasti mulai melahirkan," ujarnya, meski tetap berusaha te

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 22

    Suasana rumah Nesya dan Samuel semakin tenang dan penuh cinta sejak Samuel memutuskan berhenti bekerja sebagai pelayan kafe. Ia sekarang fokus menyelesaikan kuliahnya, dan di sela-sela itu, Samuel juga mengambil peran sebagai suami siaga untuk Nesya yang tengah hamil besar. Setiap pagi, Samuel selalu menyiapkan sarapan untuk Nesya, mengantar dan menjemputnya ke dokter, dan belajar lebih banyak tentang bisnis keluarga Nesya. Ia tahu, Nesya ingin menyerahkan tanggung jawab besar itu padanya.Saat mereka sarapan di dapur yang hangat dan penuh dengan aroma kopi, Samuel melihat Nesya memandanginya dengan senyum kecil."Ada apa?" Samuel bertanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya.Nesya menggeleng pelan. "Aku cuma merasa sangat beruntung punya kamu di hidupku. Kamu sekarang belajar banyak soal bisnis perusahaan, dan kamu begitu perhatian padaku. Aku benar-benar berterima kasih."Samuel tersenyum lembut, lalu meraih tangan Nesya. "Aku juga sangat bersyukur, Nes. Aku tahu kamu sudah

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 21

    Acara syukuran untuk kandungan Nesya yang sudah memasuki usia tujuh bulan digelar dengan meriah. Dekorasi indah berwarna lembut menghiasi rumah mereka, dan tamu-tamu mulai berdatangan. Musik lembut mengalun di latar belakang, menyambut kerabat dan teman yang datang dengan wajah ceria. Samuel dan Nesya berdiri di pintu masuk, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat."Selamat, Nesya! Kamu kelihatan sangat bahagia," ujar salah satu teman lama Nesya, sembari memeluknya dengan hangat.Nesya tersenyum lebar, tangannya dengan lembut menyentuh perutnya yang membesar. "Terima kasih. Aku memang sangat bahagia, semua ini seperti mimpi."Samuel berdiri di sampingnya, memegang tangannya dengan erat. "Kami benar-benar bersyukur atas semua dukungan dari kalian semua. Ini momen yang sangat spesial bagi kami," kata Samuel sambil memandang Nesya dengan penuh cinta.Di tengah suasana yang ceria itu, Leonard dan Desy tidak bisa menutupi rasa iri mereka. Mereka berdiri di sudut ruangan, menatap acara s

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 20

    Seminggu telah berlalu.Berita tentang pernikahan Nesya dan Samuel menyebar cepat, seperti api yang tersulut angin. Leonard dan Desy, yang merasa iri dengan kebahagiaan Nesya, memanfaatkan masa lalu hubungan kontrak Nesya dan Samuel untuk merusak reputasi Nesya dan Samuel. Mereka mulai menyebarkan kabar bahwa Samuel, yang dianggap hanya seorang pelayan kafe, sebenarnya dibayar oleh Nesya untuk berpura-pura menjadi suaminya. Tujuannya? Agar Nesya tidak dicap sebagai "perawan tua" oleh lingkungan sosialnya. Desy bahkan membawa bukti berupa dokumen perjanjian lama mereka dan menunjukkan kepada publik.Tak butuh waktu lama, berita tersebut menjadi viral di media sosial. Orang-orang mulai membicarakan hubungan mereka dengan nada cemoohan, menyindir bahwa pernikahan itu hanya sebuah sandiwara.Berita itu langsung menyebar ke mana-mana, menjadi pembicaraan di media sosial, di kantor Nesya, bahkan di kafe tempat Samuel bekerja. Desy dengan senang hati memamerkan “bukti” bahwa Nesya membayar S

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 19

    Satu bulan berlalu sejak percakapan serius antara Nesya, Samuel, dan Mommy Gresya. Kehidupan mereka tampak semakin harmonis, hubungan mereka yang sebelumnya diliputi kebohongan kini terasa lebih terbuka dan dipenuhi cinta. Samuel pun tidak pernah meninggalkan sisi Nesya, berusaha memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh.Pukul tujuh pagi, Nesya yang tengah duduk di meja makan bersama Samuel mulai merasa pusing. Pandangannya berkunang-kunang dan perutnya terasa mual hebat. “Aku nggak enak badan,” Nesya berbisik sambil menekan perutnya. Samuel yang sedang menikmati sarapan langsung menoleh. "Kamu kenapa, Sayang?" tanyanya khawatir. Nesya menggelengkan kepala, tetapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, tubuhnya terasa lemas dan pandangannya semakin buram. “Aku... ” ucapnya pelan sebelum tubuhnya benar-benar limbung dari kursi.Samuel yang panik segera berdiri dan menangkap tubuh Nesya sebelum jatuh. “Nesya! Nesya!” panggilnya dengan suara penuh kepanikan. Dia segera menggendong

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 18

    Ruangan rumah sakit yang tadinya hening perlahan diwarnai oleh suara langkah-langkah perawat yang lalu-lalang. Di kamar rawat biasa, Mommy Gresya sudah siuman dan dipindahkan dari ruang ICU. Wajahnya tampak lebih segar, meski matanya masih menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Nesya duduk di samping tempat tidurnya, menggenggam tangan sang ibu dengan hati-hati."Mommy... Aku benar-benar minta maaf," suara Nesya terdengar lemah namun tulus. Ia menunduk, tidak berani menatap langsung ke mata ibunya. Mommy Gresya menghela napas panjang, menatap jendela dengan tatapan yang kosong. “Kenapa kamu nggak cerita dari awal, Nesya? Kamu pikir, menutupi ini semua akan membuatku bahagia?”Nesya menelan ludah, hatinya terasa berat. “Aku nggak bermaksud menyakiti Mommy... Aku hanya takut, takut kalau Mommy nggak setuju dengan keputusan yang aku buat. Waktu itu... semuanya terasa seperti satu-satunya jalan keluar.”Mommy Gresya memutar tubuhnya perlahan, menatap Nesya dengan tatapan yang tajam. “Pern

DMCA.com Protection Status