"Freya, bisakah kau layani pelanggan di sana?" tanya Dimitri yang sedang sibuk dengan laporan di tangannya. "Baiklah!" Freya berjalan menuju meja pelanggan tersebut, kemudian melayaninya dengan ramah.Empat bulan telah berlalu, kondisi kesehatan Freya telah membaik. Wanita itu turut membantu restoran yang dimiliki oleh Kate dan Jhon. Setelah kondisinya pulih dia memilih untuk menyewa sebuah apartemen yang dekat dengan restoran. Saat itu, Kate menentang kepindahan Freya, tetapi Freya berhasil memberikan keyakinan kalau itu adalah hal dia inginkan. Dia tidak ingin terus merepotkan Kate dan Jhon dengan keberadaannya di rumah tersebut. Akhirnya, Kate mengizinkan Freya pindah dengan setelah memastikan kenyamanan apartemen yang dihuni oleh Freya. Freya juga lebih dekat dengan Dimitri. Pria itu bersikap sangat baik pada dirinya. Bahkan, kelewat baik yang membuat Freya menjadi resah. Wanita itu tampak menjaga jarak dengan Dimitri. Setelah restoran tutup, Freya ingin pulang ke apartemen. D
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Emily pada wanita hamil yang sedang melamun di sampingnya.Freya melirik melalui ujung matanya pada Emily. Sejauh ini, dia selalu nyaman dengan kesendiriannya. Tidak ada rasa ingin bergaul serta berteman dengan orang lain. Bahkan, dengan Dimitri pun dia tidak terlalu dekat dan menjaga jarak dengan pria lajang itu. "Tentu saja boleh," jawab Freya menyunggingkan senyum tipisnya. Dia merasa perempuan di sampingnya sangat penasaran akan sesuatu."Pertanyaan sedikit privasi boleh?" Emily takut menyinggung perasaan Freya. Emily menyadari kalau Freya kemungkinan akan tersinggung dengan pertanyaan yang akan dilontarkan olehnya. Menanyakan hal yang privasi tentu membuat Freya tidak nyaman."Apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?" Freya mengatakannya sambil terus berjalan dengan beriringan. Tampaknya hal yang ingin dikatakan oleh Emily membuat Freya sedikit penasaran. "Aku ingin tahu, apa kau sudah menikah Freya? Aku melihat ada cincin yang tersemat di
Tiga bulan waktu yang cukup lama bagi Alex untuk menyembunyikan tentang kepergian Freya pada kakek Freya. Dia belum cukup berani mengatakan hal itu pada Liam. Beberapa kali dia memohon pada Brian untuk tidak memberitahukan masalah yang menimpanya. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya, Alex menyembunyikan tentang kepergian Freya. Liam bisa mengetahuinya dengan baik. Kecurigaan Liam selalu bertambah karena Freya tidak pernah menghubunginya. "Selamat Siang, Pak! Apa yang ingin Anda lakukan? Sudahkah Anda memiliki janji dengan Tuan Alex?" Felix bertanya ketika melihat Liam hendak mendatangi ruangan Alex.Dahi Liam mengeryit ketika Felix bertanya padanya. "Haruskah aku memiliki janji untuk bertemu cucu menantuku?" Felix terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan dari Liam. Dia tahu siapa yang berada di depannya. Hanya saja, Felix ingin Alex dapat mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Liam. Akan tetapi, Liam dengan cepat m
Terbiasa dengan Freya yang selalu menjadi perhatian keluarganya menjadikan Dimitri juga memberikan perhatian lebih pada wanita hamil itu. Setiap hari, dia akan menanyakan kebutuhan Freya hingga membuat beberapa karyawan salah paham.Freya tidak mempedulikan beberapa karyawan restoran yang memandangnya dengan tatapan tajam. Setiap kali Dimitri mendekatinya pasti ada saja bisikan sumbang yang membicarakan hubungan keduanya. Pada hari Minggu malam ini banyak sekali pelanggan yang datang untuk sekadar melepaskan penat selama seminggu beraktifitas. Freya yang sedang hamil merasa kelelahan setelah melayani beberapa pelanggan mereka. Emily yang sudah mulai membuka hatinya menghampiri Freya yang tampak beristirahat sejenak."Kamu istriharat saja dulu, biar aku yang menghandle pelanggan," ucap Emily pada Freya. Teman kerja yang dekat dengan Emily memprotes hal tersebut. "Tidak bisa begitu, dong. Pekerjaan kita sedang banyak, pelanggan tidak henti-hentinya berdatangan," tukas Wendy ketika men
Freya terdiam sejenak, dia tampak memikirkan jawaban yang tepat untuk ajakan makan malam dari Dimitri. Pria di depannya terlihat tidak sabar menunggu jawaban Freya. Dia sudah menantikan sejak lama mengajak Freya untuk makan malam bersama."Makan malam berdua saja?" ujar Freya memberikan penekanan kata 'berdua' pada Dimitri. Dimitri menganggukkan kepalanya. Tentu saja, dia ingin berdua saja karena dia memiliki sebuah pernyataan pada Freya. "Ya, hanya kita berdua. Kau tidak keberatan, bukan?""Baiklah, aku terima ajakanmu. Aku rasa diriku membutuhkan sesekali untuk makan di luar dengan suasana baru sekaligus melepaskan penat," jawab Freya.Hari Dimitri telonjak gembira mendengar persetujuan dari Freya. Dia ingin sekali menyuarakan isi hatinya. Akan tetapi, pria itu menahan semua perasaan gembiranya karena masih berada di hadapan Freya. "Baiklah, kalau begitu aku tinggal terlebih dahulu. Aku lihat banyak sekali pelanggan yang datang hari ini. Aku ingin membantu karyawan lain. Kau di si
Emily terkejut karena Freya memberikan ruang baginya untuk berbicara dengan Dimitri. Kegugupan menjalar di seluruh tubuhnya. Emily menggigit bibirnya ketika Freya beranjak dari tempat duduknya."Tunggu! Tidak ada yang perlu aku katakan denganmu, Dimitri. Kau tidak perlu beranjak dari tempat dudukmu, Freya. Aku saja yang pergi, kau masih membutuhkan istirahat," ucap Emily.Ditantang untuk mengungkapkan secara langsung isi hatinya, Emily tidak dapat melakukan hal tersebut. Jujur saja, dia masih tidak bisa menerima jika harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. Dia selalu berharap dapat menjadi kekasih Dimitri karena telah menyukainya sejak lama. Akan tetapi, pada kenyataannya hubungan mereka berdua tidak pernah mengalami peningkatan."Apa yang terjadi? Mengapa tadi kau terlihat marah pada Freya, Em?" tanya Dimitri dengan penasaran."Tidak! Tidak ada yang terjadi antara kami! Aku tidak marah pada Freya," jawab Emily menutupi rasa cemburunya pada Freya.Freya menyunggingkan senyumnya. Dia
Selepas kejadian itu, ketegangan terjadi di antara Emily dan Dimitri. Beberapa orang membicarakan hal yang terjadi pada keduanya. Pasalnya, kedua orang tersebut sangat dekat, tidak mungkin Emily dan Dimitri berperang dingin seperti yang terjadi saat ini. Freya hanya diam tidak berkomentar tentang pembicaraan yang menjadi gosip hangat di tempat kerjanya. Hari ini adalah hari di mana Freya dan Dimitri berjanji untuk makan malam bersama. Freya tampak berpikir untuk membatalkan acara makan malam yang telah disepakati bersama Dimitri. Dia tidak ingin membuat Emily semakin berpikir kalau dirinya adalah seorang pengganggu. Dari pembicaraan terakhir keduanya dapat Freya simpulkan gadis itu sangat cemburu pada dirinya. Padahal, sudah jelas kalau dia telah memiliki suami dan kondisinya sedang berbadan dua. Dia tidak mungkin menjalin hubungan dengan pria lain mengingat dia belum berpisah dari Alex. Walaupun, Freya masih tidak tahu bagaimana ujung dari hubungannya dengan Alex, dia tidak ingin me
Dimitri terdiam mendengar pertanyaan dari Freya. Dia seolah terhipnotis dengan wanita di depannya ini. Keterkejutan mengetahui fakta bahwa Emily mempunyai perasaan lebih dari sekadar sahabat tidak lagi menjadi kekhawatiran bagi dirinya. Pria itu menatap intens Freya kemudian sedikit berangsur mendekati wanita hamil itu. "Kau ingin tahu, Freya?" Freya menganggukkan kepalanya antusias. Dia penasaran dengan wanita yang mampu membuat Dimitri bertekuk lutut. Sejak awal mereka bertemu, sikap Dimitri dingin karena belum mengetahui tentang kondisi Freya. Namun, seiring berjalannya waktu sikap Dimitri menghangat pada dirinya.Freya mengetahui kenyataan bahwa Dimitri banyak diidolakan oleh para karyawan bahkan pelanggan beberapa kali menanyakan tentang pria itu. Pasti wanita yang disukai oleh Dimitri adalah wanita yang sangat spesial. "Kamu, Freya. Aku menyukaimu," ucap Dimitri pelan nyaris seperti berbisik. Terpaku mendengar pernyataan Dimitri. Freya melangkah mundur hingga hampir saja memb