Selepas kepergian Alex dari rumah sakit, Claudia jarang berbicara panjang lebar dengan Tania. Sudah tiga hari, sahabatnya itu tidak pernah berbicara lebih dari dua kalimat. Claudia mengetahui kalau hal yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Namun, dia tidak peduli dengan hal tersebut, dia ingin mendapatkan kembali perhatian Alex. "Mengapa kau mendiamkan aku seperti ini, Tania? Apa kesalahanku padamu?" tanya Claudia yang terusik dengan tingkah laku Tania. Saat ini, hanya Tania tempatnya bergantung. Seusai pengobatan yang melelahkan, hingga dia mendapatkan donor ginjal yang tepat untuknya, hanya Tania yang setia menemaninya. Tentunya, dia tidak ingin kalau Tania bersikap dingin padanya. "Tanpa aku beritahukan kesalahanmu, bukankah kau dapat mengetahuinya, Claudia?" balas Tania yang masih irit bicara. "Aku memang menghubungi Alex untuk mengucapkan terima kasih. Aku juga ingin dia mengunjungiku sekali saja. Namun, aku tidak menyangka kalau Alex datang untuk menjengukku. Aku piki
Tiga hari setelah kepergian Freya, Alex tidak dapat hidup dengan baik. Dia terus mabuk-mabukan karena tidak dapat menemukan Freya. Irene menatap keponakannya dengan iba."Apa kau mau terus seperti ini?" tanya Irena sambil menepuk lengan Alex."Bagaimana bisa kau menemukan Freya bila kau hanya mabuk-mabukan setiap hari?" tambah Irene.Hasil pencarian Freya yang dilakukan oleh Alex tidak menghasilkan apa pun. Dia sudah melakukan semua cara untuk menemukan keberadaan Freya. Namun, tidak menghasilkan apa pun. Felix telah mengerahkan semua anak buahnya. Mengunjungi semua tempat yang kemungkinan didatangi oleh Freya. Tetap saja, Felix tetap tidak berhasil menemukan Freya. "Jangan tinggalkan aku, Freya! Mengapa kau melakukan hal ini padaku?" racau Alex.Keadaan Alex sangat kacau setelah kepergian Freya. Dia tidak pernah menyangka wanita itu benar-benar pergi meninggalkannya. Tidak ada satu petunjuk pun yang ditinggalkan oleh Freya. Alex sangat merindukan Freya, tiga hari ditinggalkan oleh
Dimitri menghampiri Freya yang sudah terlihat pulih. Wanita hamil itu sedang mencuci piring, setelah selesai sarapan. Tiba-tiba Dimitri berada di belakang Freya. "Biarkan aku saja yang mencucinya. Kau istirahat saja!" perintah Dimitri yang mengagetkan Freya saat sedang mencuci piring."Kau mengagetkan aku saja! Tidak apa, sudah hampir selesai. Aku bukanlah seorang wanita yang memanfaatkan kebaikan seseorang," balas Freya menyindir perkataan Dimitri.Ucapan Dimitri terus terngiang dalam hati Freya. Walaupun, Kate dengan tegas mengatakan tidak apa kalau Freya tinggal di rumahnya. Dia sadar diri dengan melakukan pekerjaan ringan untuk membantu Kate. Selagi dia bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk keluarga ini, tidak masalah untuknya meski harus melakukan pekerjaan rumah tangga.Lagi pula, sejak menikah dengan Alex, dia selalu melakukan pekerjaan rumah seorang diri. Sebagai ibu rumah tangga, Freya sudah terbiasa mengerjakan semuanya. Walau Alex seringkali mengatakan pada Freya agar
"Hai, Tante Irene kau di sini? Aku kira Tante masih di Paris!" ucap Ghina ketika Irene terlihat menghampirinya ketika dia alami di Mansion Kingston."Tidak, kau tahu bukan? Kondisi ayahku tidak memungkinkanku untuk berjauhan dengannya. Aku ingin berbakti pada pria itu, bagaimanapun dia adalah ayahku. Aku ingin berada di sampingnya saat masa senjanya," balas Irene dengan senyum.Ghina berjalan melewati beberapa ruangan dibimbing oleh Irene. "Siapa yang sakit? Apakah Kakek Brian sakit kembali? Seharusnya kalian menghubungi ayahku saja kalau memang Kakek Brian yang sakit," tanya Ghina penasaran. "Bukan! Aku justru menghubungimu karena Alex yang sakit!" jawab Irene. "Wah, kompak sekali dia dengan istrinya. Kemarin, aku memeriksa keadaan Freya yang sakit. Saat ini, suaminya malah sakit," balas Ghina. Irene mengerutkan dahinya mendengar balasan Ghina. Dia sedikit mengetahui kekhawatiran Alex pada kondisi Freya, tetapi dia tidak menyangka kalau perempuan itu sakit."Kira-kira, kapan kau m
Alex berusaha untuk tetap bangun dari tempat tidur meski hasilnya nihil. Kondisi pria itu masih sangat lemah sehingga tidak dapat beranjak dari ranjang. Irene semakin panik karena mengetahui kondisi Freya yang hamil. "Hentikan Alex! Kau harus sehat terlebih dahulu baru mencari Freya! Sudah aku katakan kau hanya melakukan hal yang sia-sia. Minum dan mabuk-mabukkan tidak menyelesaikan membuat Freya kembali pada dirimu!" ucap Irene kesal pada kelakukan Alex. "Aku harus mencarinya, Tante. Aku sudah melakukan semua yang aku bisa, mencari di semua tempat yang mungkin didatangi oleh Freya. Akan tetapi, tidak ada hasilnya. Aku sudah mengerahkan semua anak buahku pun tidak mendapatkan hasil yang baik. Detektif terbaik sudah aku sewa, tetapi tetap tidak dapat menemukan Freya. Tidak mungkin dia hilang bagai di telan bumi. Pasti kalian ikut menutupi keberadaan Freya, bukan?" tuduh Alex pada tantenya.Irene yang sudah tiga hari ini memendam perasaan kesalnya meledak. Dia memandang tajam Alex dan
"Apa syarat yang Kakek inginkan? Aku akan menyanggupinya apa pun itu," ucap Alex masih dengan kondisinya yang lemah. Alex tidak mempedulikan keadaannya, baginya keberadan Freya adalah yang terpenting. Dia sudah berusaha untuk mencari istrinya dengan sekuat tenaga, tetapi tidak dapat menemukan pujaan hatinya. Kini, dia telah menyadari semuanya. Berkali-kali dirinya tidak sengaja menyakiti Freya. Pasti perempuan itu sangat kecewa dengan perbuatan Alex hingga memutuskan untuk pergi meninggalkannya. "Bila pencarianku membuahkan hasil dan Freya ditemukan. Aku ingin kau membebaskannya, biarkan dia memilih tetap bersama denganmu atau berpisah. Aku rasa sudah cukup kau terus menyakiti hatinya. Walaupun, aku tidak mengetahui dengan pasti yang terjadi pada rumah tanggamu. Aku yakin kau telah sangat menyakiti hatinya, Alex. Biarkan dia menentukan pilihan, aku juga akan memberitahukan Liam tentang kejadian ini agar tidak ada yang ditutupi dari keluarga Freya satu-satunya," ungkap Brian menjelas
"Freya, bisakah kau layani pelanggan di sana?" tanya Dimitri yang sedang sibuk dengan laporan di tangannya. "Baiklah!" Freya berjalan menuju meja pelanggan tersebut, kemudian melayaninya dengan ramah.Empat bulan telah berlalu, kondisi kesehatan Freya telah membaik. Wanita itu turut membantu restoran yang dimiliki oleh Kate dan Jhon. Setelah kondisinya pulih dia memilih untuk menyewa sebuah apartemen yang dekat dengan restoran. Saat itu, Kate menentang kepindahan Freya, tetapi Freya berhasil memberikan keyakinan kalau itu adalah hal dia inginkan. Dia tidak ingin terus merepotkan Kate dan Jhon dengan keberadaannya di rumah tersebut. Akhirnya, Kate mengizinkan Freya pindah dengan setelah memastikan kenyamanan apartemen yang dihuni oleh Freya. Freya juga lebih dekat dengan Dimitri. Pria itu bersikap sangat baik pada dirinya. Bahkan, kelewat baik yang membuat Freya menjadi resah. Wanita itu tampak menjaga jarak dengan Dimitri. Setelah restoran tutup, Freya ingin pulang ke apartemen. D
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Emily pada wanita hamil yang sedang melamun di sampingnya.Freya melirik melalui ujung matanya pada Emily. Sejauh ini, dia selalu nyaman dengan kesendiriannya. Tidak ada rasa ingin bergaul serta berteman dengan orang lain. Bahkan, dengan Dimitri pun dia tidak terlalu dekat dan menjaga jarak dengan pria lajang itu. "Tentu saja boleh," jawab Freya menyunggingkan senyum tipisnya. Dia merasa perempuan di sampingnya sangat penasaran akan sesuatu."Pertanyaan sedikit privasi boleh?" Emily takut menyinggung perasaan Freya. Emily menyadari kalau Freya kemungkinan akan tersinggung dengan pertanyaan yang akan dilontarkan olehnya. Menanyakan hal yang privasi tentu membuat Freya tidak nyaman."Apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?" Freya mengatakannya sambil terus berjalan dengan beriringan. Tampaknya hal yang ingin dikatakan oleh Emily membuat Freya sedikit penasaran. "Aku ingin tahu, apa kau sudah menikah Freya? Aku melihat ada cincin yang tersemat di