Halo, terima kasih telah membaca novel ini. Untuk dapat lebih dekat denganku, kalian dapat mengikuti media sosialku. Follow IG aku, ya @miss_yuneee Terima kasih.
"Membantu pengobatan?" tanya Freya membalikkan tubuhnya. Hati Freya berdenyut nyeri mendengar perkataan Claudia. Apa maksud dari membantu pengobatan? Berarti Alex telah bertemu dengan Claudia sebelumnya? "Ya, beberapa Minggu yang lalu, aku meminta Alex untuk membantu biaya pengobatanku. Seperti yang kamu ketahui karierku sudah meredup. Tidak ada orang yang peduli denganku lagi, kecuali Alex," jawab Claudia dengan senyum tersungging di wajahnya.Alis Freya terangkat, wanita itu berpikir cepat tentang kejadian Alex yang tiba-tiba pergi dari Resort Kingston. Mungkinkah pria itu menemui mantan kekasihnya? Dia mengatakan membantu temannya, tetapi tidak menjelaskan dengan detail tentang teman yang dimaksudkan oleh Alex.Freya terdiam tidak menanggapi perkataan Claudia. Dia tidak boleh terpancing emosi dengan ucapan yang jelas-jelas ingin membuat dirinya marah. Baru saja bertemu dengan Claudia, dia sudah dapat membaca karakter dari wanita di depannya ini. "Memangnya apa penyakit yang kamu
Tidak hanya hatinya yang berdenyut ketika mengetahui kenyataan yang terungkap, Freya merasakan pusing di kepalanya. Tiba-tiba lobi rumah sakit serasa berputar, lalu pandangannya mengabur berubah menjadi hitam. Samar-samar dia mendengar teriakan dari beberapa orang yang duduk di dekatnya."Nona, Anda tidak apa-apa? Nona!" Freya masih dapat mendengarnya sekilas, tetapi ketidaksadaran menyambut dirinya.Freya membuka matanya perlahan. "Apa yang terjadi padaku?" tanya Freya melihat seorang perawat di samping dirinya. "Anda tadi kehilangan kesadaran dan segara dibawa oleh beberapa orang ke ruang IGD. Apa yang Anda rasakan saat ini?" jawab perawat yang kemudian menanyakan kondisi Freya. "Aku sedikit pusing, rasanya seperti berputar-putar. Perutku juga sedikit sakit," ucap Freya baru merasakan sedikit rasa nyeri di perutnya.Perawat tersebut tersenyum mendengar ucapan Freya. "Wajar saja Anda mengalami hal tersebut, kondisi wanita yang sedang mengandung memang terkadang seperti kondisib yan
"Memangnya ada hal penting apa yang ingin Tante sampaikan? Sampai menghubungiku beberapa kali," ucap Alex dengan keheranan. "Apa benar kamu membiayai pengobatan Claudia? Dia berkoar-koar kalau kau melakukan hal tersebut," tanya Irene sedikit menggebu-gebu.Mata Alex membulat mendengar pertanyaan dari Irene. Bagaimana mungkin Irene mengetahui hal yang sudah berusaha dia sembunyikan? Apakah Irene bertemu dengan Claudia?"Dari mana Tante mengetahui hal tersebut?" Alex tidak menjawab pertanyaan dari Irene, dia membalasnya dengan sebuah pertanyaan. "Tidak penting aku tahu dari mana. Sekarang, jawab pertanyaanku! Benarkah kamu membantu biaya pengobatan Claudia?" cecar Irene.Alex terdiam sebentar sebelum memutuskan untuk memberitahukan perbuatannya pada Irene. Dia berpikir kalau tantenya itu pasti mengetahui tentang perbuatannya karena mencari tahu lewat orang kepercayaannya. Sama sekali tidak terpikirkan kalau Irene bertemu dengan Claudia di rumah sakit. "Ya, aku memang membiayai pengob
Freya sudah merasa sedikit membaik. Rasa pusing yang dideranya telah menghilang. Dia memutuskan untuk memenangkan dirinya terlebih dahulu. "Maaf, aku ingin melakukan USG. Apakah bisa?" tanya Freya tiba-tiba ketika melihat seorang perawat berada di ruangannya.Perawat yang mendengar pertanyaan Freya tersenyum. "Apakah Anda tidak ingin menunggu keluarga Anda? Saya bisa membantu menghubunginya bila Anda memberitahukan nomor ponsel yang bisa saya hubungi," jawab sang perawat. "Tidak. Aku ingin memastikan keadaanku terlebih dahulu. Aku tidak yakin dengan kondisi kehamilanku kalau belum melihat langsung dengan melakukan USG. Lagipula suamiku sedang ke luar negeri untuk bekerja. Jadi, kemungkinan dia tidak bisa datang untuk menjemputku," ucap Freya berbohong.Wanita itu sudah memutuskan untuk tidak memberitahukan kehamilannya pada Alex. Hatinya masih berdenyut nyeri ketika mengetahui kenyataan Alex masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. Sedih, kecewa, dan marah menjadi satu dalam hatin
Freya mengambil resep, kemudian dengan cepat pergi dari rumah sakit. Dia ingin segera sampai menuju apartemen, kemudian mengepak pakaian untuk di bawa pergi. Freya belum mengetahui tempat yang ingin dia tuju, tetapi dia ingin secepatnya hengkang dari apartemen Alex. Sesampainya di apartemen Freya mencari koper, kemudian menaruhnya di atas tempat tidur. Freya membuka lemari, lalu memasukkan pakaian secara asal. Wanita itu, tidak menyadari seorang pria mengamati pergerakannya. "Apa yang kamu lakukan?" suara bariton terdengar dari pintu kamar. Freya menatap sekilas Alex yang berdiri di ambang pintu. Dia hanya diam tidak menggubris perkataan suaminya. Alex mendekati Freya dengan panik dan menghentikan aktivitas wanita itu. "Hentikan!" perintah Alex. Namun, Freya tetap tidak mengindahkan perintah Alex. Dia tidak ingin terbuai dengan Alex seperti biasanya. Hatinya lelah karena semua kenyataan yang diterima pada hari ini. Bahkan, berita kehamilan dirinya tidak disambut dengan kegembiraan
"Aku mohon, Sayang. Maafkan kesalahanku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Alex dengan wajah penuh permohonan.Freya masih menangis, Alex mendekati kemudian memeluk wanita itu. Sudah beberapa kali dia menyebabkan Freya bersedih. Dia sangat menyesal telah menolong Claudia."Mengapa kamu tidak berpikir tentang perasaanku sebelum membantu wanita itu? Bukankah kamu mengetahui kalau dialah penyebab aku memutuskan untuk berpisah darimu," tanya Freya dengan sangat pelan."Aku hanya takut kamu menolak untuk membantunya. Ketakutanku merupakan alasan yang wajar karena kamu sangat marah dan tidak menyukai dirinya," jawab Alex. "Tentu saja aku marah ketika mengetahui kamu menyimpan foto kenangan kalian. Belum lagi pernyataan yang mengatakan kalau masih mencintainya. Apakah aku tidak boleh marah dan cemburu ketika mengetahui suamiku mencintai wanita lain?" ucap Freya dengan kesal. Entah apa yang dipikirkan oleh Alex, dia pikir Freya akan mewajarkan perbuatannya yang terus saja dibay
Keresahan memenuhi relung jiwa Freya, dia terus merasa kekecewaan pada Alex. Ingin pergi dari sisi Alex sangatlah sulit. Seharusnya, dia tidak perlu kembali ke apartemen Alex. Dia seharusnya langsung pergi tanpa memikirkan untuk membawa pakaian dan barang yang dia miliki. Akan tetapi, dia belum memiliki tujuan yang pasti. Belum lagi, Alex terlihat lebih protektif pada Freya. Sepanjang dia terlelap, Alex tidak melepaskan pelukannya sama sekali. Beberapa kali Freya bergerak, Alex tetap terus mengeratkan rangkulannya seolah tidak ingin Freya meninggalkannya. Freya terbangun di pelukan Alex, kemudian menatap wajah tampan yang memeluknya. Posisinya kali ini saling berhadapan. Pikiran Freya berkelana menuju dua tahun yang lalu, saat dia menikah dengan Alex. Freya sangat berpikiran positif, dia menyangka kehidupan pernikahannya berjalan dengan lancar. Ternyata hal itu hanyalah angan-angan belaka. "Kamu sudah bangun?" tanya Alex menatap wajah Freya yang terlihat cantik di matanya. Freya ha
Freya mendengar suara wanita yang sedari tadi menjadi beban pikirannya. Memang Alex tidak menyimpan nomor ponsel dari Claudia. Akan tetapi, dari panggilan ponsel ini bisa diketahui kalau mereka sering berhubungan.Alex yang membawa nampan berisi bubur terpaku melihat Freya menggenggam ponselnya. Wanita itu memejamkan matanya seperti menahan sakit. Alex segara menghampiri Freya, dia menaruh nampan di atas nakas, lalu memeriksa keadaan istrinya."Ada apa, Sayang? Apa perutmu kembali sakit?" tanya Alex yang menghiraukan Freya sedang memegang ponselnya."Sepertinya dia ingin berbicara denganmu!" jawab Freya dengan dingin tanpa menghiraukan pertanyaan Alex. Dahi Alex berkerut mendengar jawaban Freya. Dia menatap layar ponsel yang terdapat nomor asing. Pria itu mengambil ponselnya lalu berbicara di depan Freya."Halo! Siapa ini?" tanya Alex. "Al, aku Claudia! Mengapa dari tadi kau tidak merespon perkataanku?" jawab Claudia dengan sedikit nada heran dalam suaranya. Alex menegang kemudian m