Share

SA - Bab 23

Pak Sardi subuh-subuh sudah menelepon. Pria berumur itu meminta dengan sangat agar aku datang ke tempat budidaya dan mengontrol proses panen mujair seperti biasa. Tadinya, aku menolak.

Dengan alasan kondisi tubuh yang masih kurang bugar, pun suasana hati yang belum juga membaik, aku menolak datang dan berkata Pak Sardi bisa mengatur semuanya sesuka hati. Namun, lelaki itu tetap membujuk.

"Kami di sini tahunya cuma rawat ikan, sama nganter, Mbak. Yang tahu lebih banyak itu Mbak Anes."

Begitu kata beliau ketika akhirnya aku tiba di tempat budidaya pukul sembilan pagi.

"Apa, sih, Pak?" gerutuku sambil berjalan malas ke saung. "Kan alamat rumah makan sama pedagangnya sudah saya kasih ke Bapak. Tinggal antar ke sana."

Pak Sardi menggeleng dengan senyum sungkan. "Tetap ada yang kurang kalau si Bos ndak ada."

Aku memajukan bibir sembari duduk. Padahal, kalau ditilik lagi, yang paling banyak kerja itu ya mereka-mereka. Aku cuma tukang perintah dan tukang mencatat pesanan pelanggan.

"Hengki ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nunyelis
bilang aja hasil dr one night stand.....gk kenal sapa laki2 itu....dr pd inara kejang klo tw sapa bpknya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status