Home / Rumah Tangga / Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir / Part 147. Selamat Datang Di Dunia

Share

Part 147. Selamat Datang Di Dunia

Author: Loyce
last update Last Updated: 2023-02-05 18:59:02

Sembilan bulan bukan waktu yang singkat untuk dilalui. Terlebih lagi drama kehamilan yang terjadi pada Violet setiap harinya di trimester pertama. Dilanjutkan dengan bulan-bulan selanjutnya yang terasa berat. Vier bahkan selalu merasa bersalah saat Violet tampak kelelahan.

Namun bulan-bulan itu sudah berakhir. Sembilan bulan sudah berlalu dan bayi-bayi mungil itu sudah lahir ke dunia. Dua laki-laki dan satu perempuan. Itu artinya, dalam sekali dayung mereka langsung mendapatkan yang diinginkan. Doa Violet terkabul.

Kini dua nenek dan satu kakek mendapatkan bagian mereka untuk menggendong si kembar. Tentu saja, ayah Violet lebih memilih satu-satunya gadis di antara dua bayi laki-laki yang dibawa oleh istri dan besannya.

“Kakak, akan lebih baik kalau ada empat. Setidaknya aku bisa mendapatkan bagianku.” Via yang sejak tadi hanya terlihat cemberut karena melihat para orang tua menggendong si kembar sedangkan dia hanya melihat saja itu komplain.

Ayah Violet tersenyum mendengar keluhan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 148. Peramal Itu Benar

    Mengurus tiga bayi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Mereka harus mendapatkan asupan asi yang sama dan itu tak boleh kurang. Dalam waktu tiga bulan, tubuh Violet yang tadinya berisi dan gembil itu kini sudah kembali seperti sedia kala. Perutnya sudah mengecil tanpa dia repot-repot diet.Kurang tidur tentu saja pemicunya. Tapi, Vier tidak pernah membiarkan Violet kerepotan dengan anak-anak mereka. Meskipun Violet mencoba untuk tidak mengganggunya, tapi itu seperti otomatis membuatnya terbangun saat salah satu dari bayinya menangis saat malam hari.“Yang, kamu tidur saja.” Malam ini juga seperti itu. Violet menyandarkan punggungnya pada tumpukan bantal sambil menyusui Samudra. Bocah itu sudah tidak ada di pangkuannya saat dia terbangun karena Vier sudah memindahkannya. “Oh, Abang nggak tidur?” Mata Violet tampak sekali memerah dan wajahnya pun terlihat kuyu luar biasa. Perempuan itu jelas tengah kelelahan. Meskipun setiap hari dia dibantu oleh ibu dan ibu mertuanya, tapi tetap

    Last Updated : 2023-02-07
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 149. Ulah Si Kembar

    Brilliant School KindergartenSemesta menatap kedua kakaknya yang tengah bermain berdua di atas rumput taman sekolah. Bibir bocah kecil itu cemberut terlihat sekali kalau suasana hatinya sedang tidak baik. Ini sudah waktunya pulang dan beberapa temannya sudah kembali dengan jemputan. Melihat Samudra dan Sagara yang asyik dengan permainan mereka tanpa memedulikannya membuat kekesalannya semakin bertambah. “Mereka itu sangat bodoh sekali. Kenapa tidak memperhatikan adiknya dan memilih bermain hanya berdua saja,” gumamnya dengan raut wajah kesal luar biasa. “Aku juga bagian dari mereka, tapi kenapa mereka selalu mengabaikanku!” Semesta mendengus kesal dan kedua tangan kecilnya bersedekap di depan dada. Rambutnya yang dikuncir kuda bergerak-gerak karena tiupan angin. Matanya terus menatap ke arah kedua kakaknya. “Aku mau pulang!” Semesta berdiri lalu menghentakkan kakinya dengan kasar sehingga membuat Samudra dan Sagara menoleh ke arahnya. Matanya berkaca-kaca saat melihat kedua saudar

    Last Updated : 2023-02-10
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 150. Ayo, Honeymoon!

    Semesta menepuk-nepuk bokongnya yang dipenuhi pasir. Seharian ini, dia bersama dengan kedua kakaknya sedang bermain-main di pantai. Weekend yang menyenangkan bagi si kembar karena sudah berbulan-bulan lamanya, orang tuanya kembali mengajaknya liburan. “Abang dua, aku akan mencari kepiting di sana untuk menghuni Istana Krabby. Wah, Abang dua hebat sudah membuat Istana pasir yang besar!” Mata bobanya membulat karena kekaguman yang begitu hebat. Dia begitu bahagia melihat kedua kakaknya yang berhasil dengan pembangunan mereka. “Abang dua, aku akan pergi sekarang mencari Tuan Crab.” “Ya, carilah yang banyak!” Samudra yang menjawab. Sedangkan Sagara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Sejurus kemudian, Semesta segera pergi meninggalkan kedua kakaknya. Tapi suara Sagara akhirnya keluar. “Semesta, jangan jauh-jauh. Berteriaklah kalau ada sesuatu yang mengganggumu!” “Siap, Abang Saga!” Semesta mengangguk-angguk kepalanya dengan kuat sebelum berbalik untuk mencari k

    Last Updated : 2023-02-15
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 151. Meminta Izin

    “Kamu yakin?” Vier kembali meyakinkan lagi ucapan istrinya karena dia merasa tujuan mereka terlalu jauh. Lelaki itu hanya tidak ingin membuat istrinya tidak nyaman dan tiba-tiba saja mengajaknya pulang ketika liburan mereka belum berakhir. Mereka membutuhkan waktu 28 jam lebih, hanya untuk berangkat. “Aku yakin.” Violet mengangguk dengan keyakinan tinggi. “Kita bisa di sana selama dua minggu.”“Yakin nggak akan ngajak pulang karena tangisan Semesta?” Pertanyaan itu membuat Violet sedikit ragu. Vier menunggu jawaban istrinya dengan sabar. Violet menarik nafasnya panjang sebelum memberikan jawaban.“Aku yakin. Aku nggak akan mengajak kamu pulang karena itu.” “Oke, kalau begitu. Pulang nanti kita bicarakan masalah ini dengan orang tua kita. Setelah itu, aku yang akan mengurus semuanya. Kamu tinggal bilang tujuan tempat wisatanya.” Violet mengangguk sedikit kurang yakin saat dia menatap ketiga anaknya. Selama ini dia tak pernah jauh dari mereka sejak mereka masih kecil. Meskipun itu

    Last Updated : 2023-02-17
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 152. Zermatt (END)

    “Ayah, Bunda, jangan lupa Barbie yang besar.” Suara Semesta masih terdengar di telinga Violet bahkan saat dia baru saja bangun tidur. Dia dan sang suami sudah sampai di Swiss setelah melakukan perjalanan yang begitu panjang. Malam sekitar pukul satu malam dia sampai di kota tujuan. Masih melakukan perjalan lagi untuk sampai di sebuah pedesaan bernama Zermatt. Matahati belum keluar dari peraduannya dan Violet kembali mengeratkan selimutnya kemudian kembali menutup matanya. Rasa lelahnya membuat Violet mudah sekali tertidur. Bakan Vier saja tampak seperti orang mati tergeletak di samping Violet. Keesokan harinya, mereka mulai merencanakan jalan-jalan mereka. Namun alih-alih melakukan banyak hal, Violet dan Vier hanya berjalan di sekitar penginapan melihat keindahan di sekitar mereka. “Bang, kita harus mengajak anak-anak kalau mereka sudah lebih besar.” Vier dan Violet kini duduk disebuah kursi menghadap sungai kecil dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Ada sisa-sisa butiran

    Last Updated : 2023-02-18
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Book 2 : Part 1. Terjebak Masalah

    “Di mana Melody?” Samudra bertanya pada sekretarisnya dan mencari seorang gadis yang selalu bersamanya. Tapi kali ini gadis itu tak ada di tempatnya saat dia baru saja datang ke kantor. “Melody izin tidak masuk bekerja, Pak. Dia sedang sakit. Dia bilang semalam muntah-muntah dan dia benar-benar tidak bisa bekerja hari ini.” Samudra yang baru saja mendaratkan pantatnya di kursi kebesarannya itu harus kembali mendongak dan menatap lelaki yang ada di depannya. Tatapannya selalu seperti pisau tajam yang mampu menyayat tubuh manusia. “Kamu sudah memastikan dia baik-baik saja? Apa dia tidak perlu ke rumah sakit?” “Dia mengatakan tidak perlu, Pak. Melody hanya perlu istirahat.” Meskipun sedikit berat hati, tapi dia akhirnya mengangguk dan mulai membuka setiap berkas untuk dipelajari. Baru saja dia membuka sebuah map berwarna kuning dan membacanya sebentar, dia mengingat untuk menghubungi asisten pribadinya yang sedang izin kerja. Mengirimkan chat untuk menanyakan kabarnya, tapi di

    Last Updated : 2023-02-19
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 2. Pak (Otoriter) Bos

    “Kenapa saya harus menuruti ucapanmu?” Samudra menaikkan alisnya seolah ucapan Melody adalah sesuatu yang mengganggunya. “Karena ini rumah saya dan saya berhak menerima atau menolak seseorang untuk masuk. Dan untuk saat ini, saya menolak keberadaan Bapak di sini.”“Saya tidak mau.” Samudra menolak terang-terangan. “Saya datang ke sini bukan untuk merecoki kamu melainkan untuk membantumu.” “Saya tidak butuh bantuan, Bapak!” Melody sedikit berteriak di depan Samudra saking kesalnya. Seharusnya Samudra tak bisa melakukan ini kepadanya. Saat di kantor, Melody sudah tunduk dan patuh kepada lelaki itu tak peduli apa. Sekarang, saat dia ada di rumahnya, di wilayahnya, Samudra tak memiliki hak memaksanya juga. Samudra tampak menarik nafasnya panjang. Mengangkat tangan kanannya dan dia memegangi sekantong makanan. “Saya membawakan ini untukmu. Makan malam. Saya tahu kamu belum makan, jadi ayo kita makan dan jangan membantah lagi.” Samudra adalah lelaki yang suka seenaknya sendiri dan set

    Last Updated : 2023-02-21
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Book 2 : Part 3. Kalimat Ambigu

    “Maaf, Pak?” Melody tidak ingin salah paham dengan ucapan bosnya itu kepadanya. “Bapak mengatakan kalau ….”“Baguslah kalau kamu sudah sehat. Artinya, kita bisa bekerja sekarang. Siapkan apa pun yang perlu saya kerjakan.” Samudra memotong ucapan Melody yang belum selesai dan dia segera mengatakan apa yang perlu dia katakan. Ketika Melody mengangguk dan pergi dari ruangannya, Samudra mengeluarkan nafasnya kasar.“Sial, kenapa aku harus mengatakan kalimat keramat itu? Peduli dengannya? Sejak kapan aku peduli dengan perempuan lain selain Bunda dan Semesta? Lelucon macam apa ini?” Untung saja dia bisa segera memutus ucapan Melody sehingga dia tidak terjebak dengan situasi yang canggung. Itu hanya akan membuatnya mengalami kesulitan. Berusaha mengeluarkan semua hal buruk di dalam kepalanya, Samudra segera melanjutkan pekerjaannya. Melupakan apa pun yang tidak berguna dan melemparkannya jauh-jauh.Di tempatnya, Melody sedikit linglung setelah mendengar ucapan Samudra kepadanya. Dia menden

    Last Updated : 2023-02-22

Latest chapter

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 39. Tiga Bulan Kemudian

    Menuruti keinginan sang istri, mereka akhirnya berada di sebuah kedai bakso kobar yang tak jauh dari hotel. Melody makan bakso berisi cabe itu dengan lahap membuat Samudra menatapnya melongo. Padahal tadi dia sudah memasukkan dua potong steak, lalu jus juga, tapi sekarang dia berlaku seperti tak pernah makan selama berhari-hari. “Kamu beneran lapar?” tanya Samudra. “Mas tahu nggak kalau steak itu tadi hanya nyempil aja. Nggak tahu kenapa perutku tiba-tiba menjadi seperti karet.” Melody menyeruput kuah bakso yang berwarna merah kehitaman itu karena campuran sambal dan kecap. Matanya tertutup kemudian terbuka kembali. Kata ‘ah’ keluar karena rasa pedas meluncur dari dalam mulutnya. Sungguh, itu benar-benar enak menurut Melody. Samudra hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sang istri. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulutnya kemudian mengunyah dengan santai sambil memperhatikan Melody yang keenakan karena bakso tersebut.“Memang udah berapa lama sih nggak makan bakso?” tany

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 38. Pesta Pernikahan

    “Kafe kecil nggak akan buat kamu kelelahan.” Lanjut Samudra setelah itu. Vier juga memiliki bisnis restoran yang masih diurus oleh Via. Jadi lebih baik berinovasi yang lain. Begitulah inti dari pembicaraan itu. Melody tampak berpikir dan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan. “Kalau begitu, aku akan memikirkan lagi nanti.” “Bunda dulu setelah menikah juga nggak langsung libur kerja, kok. Tapi sedikit demi sedikit mengurangi pekerjaannya dan Ayah yang menggantikannya. Jadi kamu bisa mengambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk mengambil keputusan.” Melody mengangguk setuju. Sebuah keputusan baik tidak dilakukan secara terburu-buru dan harus dengan pemikiran matang. Hari-hari berlalu dan pada akhirnya pesta itu tiba. Melody melihat dekorasinya benar-benar sangat mewah. Violet dan Semesta yang mengurusnya dengan menanyakan keinginannya. Dia memilih dekorasi berwarna hijau matcha seperti yang disukai selama ini. Sejak kecil selalu berkawan dengan daun-daun teh membuatnya menyukai

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 37. Rencana Pasca Menikah

    "Ini baju design terbaru dari butik ini, Bang. Jadi, aku merekomendasikan kepada Kakak Ipar.” Semesta yang menjawab karena dia tahu kalau Melody sudah dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa. Terlihat, perempuan itu menunduk tanpa berani menatap Samudra sedikitpun. Melody pasti sudah mengerti betapa tatapan lelaki itu akan setajam apa. Jadi, lebih baik dia menghindar. “Waw, Kakak Ipar.” Belum lagi Samudra menjawab ucapan kembarannya yang satu, muncul lagi kembarannya yang lain. Sagara bersiul menggoda dan tampak puas dengan penampilan si kakak ipar. “Itu gaun yang cantik. Bukan itu juga, yang pakai juga cantik banget. Aku sih, ya.” Samudra tak bisa menahan panas yang menjalar dari dalam hatinya. Lelaki itu menatap Sagara dengan tajam. “Jangan menatapnya!” Samudra meraup wajah Sagara dan segera menarik tangan kembarannya itu sampai Sagara berbalik. “Tutup mata kamu. Itu kakak iparmu,” imbuh Samudra memeringatkan.“Aku tahu kalau dia kakak iparku. Tapi aku kan cuma memujinya. Buka

DMCA.com Protection Status