Gelombang ombak membengkak, udara beriak dan terbelah serta langit bergetar saat kedua kekuatan Puncak Divine Soul bertarung. Kakek Mo terus memaksa kekuatannya untuk membuat Song Tian mundur sehingga ia bisa memiliki celah untuk menyelamatkan cucunya, namun Song Tian tampaknya mengetahui niat Kakek Mo sehingga ia dari awal hanya bertahan dan tidak menyerang agar tidak membuat celah dalam pertahanannya.Saat kedua Tuan itu bertarung, dua ahli bela diri Divine Soul Tingkat 5 yang awalnya berada di sebelah Qin Tiangang kini sudah berpindah dan melompat ke atas Kapal Penyeberangan. Salah satu Divine Soul Tingkat 5 bergerak langsung ke arah Pemimpin Perampok, ia segera membuat mantra tangan dan Energi Esensi berwarna hitam dengan gila-gilaan keluar dari tubuhnya. Itu berkumpul dan memadat di udara sebelum membentuk sebuah Cakar Beruang Raksasa dan Cakar itu langsung melesat dengan ganas ke arah Disc Array.BANG!Disc Array yang setengah aktif itu meledak berkeping-keping, hal ini membuat
"Bocah ini..." Kakek Mo tertegun sejenak sebelum bergumam dalam hatinya. "Awalnya aku tidak melihat apapun pada pemuda ini selain energi kehidupannya yang hampir redup... Siapa sangka bahwa ia adalah Kultivator Darah dan teknik yang ia gunakan sangat aneh, itu bisa memungkinkan dirinya bergabung dengan entitas di dalam tubuhnya dan sanggup melawan musuh tiga tingkat di atasnya... Anak ini adalah monster, jika ia diberi waktu untuk tumbuh, ia akan menjadi Naga di antara Kultivator Muda dan untungnya dia berada di pihak kita."Awalnya Kakek Mo hanya membantu Kai karena desakan dari putrinya dan tidak terlalu menganggap Kai, namun setelah melihat kekuatan asli Kai, Kakek Mo tidak bisa tidak merasa kagum serta ia cukup terkejut, namun hal yang lebih penting baginya adalah Kai berhasil menyelamatkan putrinya dan ini membuat Kakek Mo merasa berhutang serta menghargai Kai dalam hatinya.Sementara Kakek Mo dipenuhi rasa bersyukur, Song Tian justru sedikit panik, ia merasakan ancaman dari Kai
"Bocah yang sombong!" Qin Tiangang menyipit dengan tidak senang ketika melihat Kai melesat ke arahnya. Sebagai Pakar Bela Diri yang lebih tinggi tingkatannya dari Kai, ia merasa tidak puas dengan Kai yang menentangnya secara langsung. Saat Niat Membunuh memenuhi mata Qin Tiangang, ia menerjang ke arah Kai. Flame Leopard di atas kepalanya meraung ganas saat itu memberikan Energi Garis Keturunan ke kedua lengan Qin Tiangang.Cakar berwarna hitam yang terselimuti api tercipta di kedua tangan Qin Tiangang saat Energi Garis Keturunan Flame Leopard bergabung dengan Energi Esensi Divine Soul Tingkat 7 miliknya. Kedua Cakar itu mengayun dan mengancam posisi Kai.Melihat kedua cakar yang dipenuhi dengan dua jenis energi tirani itu, Kai tidak gentar sama sekali, justru Niat Bertarungnya semakin kuat saat ia mengangkat Cakar Naganya untuk berbentrokan langsung dengan kedua Cakar Hitam.BANG!BANG!BANG!Ledakan demi ledakan energi yang menggetarkan udara tercipta setiap kali Cakar Naga dan Cakar
Mendengarkan ancaman dari Kai, sudut mata kanan Qin Tiangang berkedut saat ekspresinya menjadi jelek. "Sungguh lidah yang tajam untuk anak muda sepertimu... Kalau begitu biar aku memberikanmu pelajaran menggantikan orangtuamu!"Energi Qin Tiangang juga ikut melonjak tinggi saat Aura Niat Membunuh yang tebal menyelimuti udara di sekitarnya."Aku pikir kau tidak memiliki kualifikasi untuk melakukan hal itu!" Kai mencibir saat ledakan Aura Ganas yang mendominasi keluar dari tubuhnya.Qin Tiangang tidak lagi menjawab, ia menatap Kai dengan tatapan yang dingin berisi jejak Niat Membunuh saat ia membentuk segel mantra tangan. "Flame Leopard Essence! Skring!"Bayangan Flame Leopard di belakang Qin Tiangang tiba-tiba mengaum sebelum itu memasuki tubuh Qin Tiangang. Aura Qin Tiangang membumbung tinggi saat ia bergabung dengan Flame Leopard Essence, Qin Tiangang segera memasang posisi bertempurnya.Melihat hal ini, Kai hanya bisa tertawa kecil. "Apa kau mengira bahwa aku akan berkonfrontasi lan
Ini adalah pertama kali dalam kehidupan keduanya, Kai mengeluarkan Tinju Pembunuh Dewa Langkah Ketiga. Kai menggertakkan giginya saat ia merasakan tangan kanannya seketika terasa sangat berat hingga ia bahkan kesulitan untuk mengangkatnya. Ia juga memiliki perasaan bahwa Energi Darah yang sangat padat terakumulasi di tangan kanannya saat tangan kanannya membengkak dan urat-uratnya menyembul keluar seperti akar tanaman.Mengabaikan rasa sakit, Kai berteriak dengan kerasnya sebelum mengangkat tangan kanannya dan meninju ke depan, tepat mengarah pada Flame Leopard Raksasa yang sedang dibebankan ke arahnya. Udara bergetar dan bahkan Energi Esensi di udara menyebar ke segala arah ketika ditekan oleh Energi Darah yang ganas dan tirani. Sebuah Tinju Cakar Naga Raksasa muncul di udara. Kapal Penyeberangan langsung retak saat itu hampir tenggelam ketika tidak sanggup menahan tekanan agung yang berasal dari Aura Tinju Cakar Naga Raksasa.Kai mendorong tangan kanannya ke depan saat urat-uratnya
Udara beriak saat angin kencang berputar di sekitar Pusaran Darah. Pusaran berwarna merah itu seketika membesar saat kekuatan hisapnya meningkat.Qin Tiangang yang kini terbaring lemah di atas Cakram Terbang merasakan hatinya menegang, instingnya mengatakan bahwa Pusaran Merah itu sangat membahayakan. Awalnya ia mengira bahwa setelah Cakram Terbang mengudara, ia bisa selamat, namun ia tidak pernah membayangkan saat baru saja ia menaiki Cakramnya, Pusaran Merah terbentuk dengan kecepatan mata telanjang, itu segera membesar saat kekuatan hisap diarahkan padanya.Qin Tiangang menggertakkan giginya saat mengira bahwa ia dan Cakram Terbang akan terhisap ke dalam pusaran, namun setelah menunggu beberapa saat, tubuhnya masih terasa ringan dan Cakram Terbang masih terbang menjauh. "Apa yang terjadi?"Saat Qin Tiangang mengerutkan dahinya, ia tiba-tiba merasakan perasaan terbakar di lengan kanannya. Tato totem berbentuk kepala leopard itu bersinar dengan intens saat raungan ganas Flame Leopard
Saat seluruh pasukan Beast Hall telah pergi, wajah Kai yang memucat seketika rileks dan ia terjatuh dengan satu lutut ke batang kayu, pertahanan dan sikap agungnya menghilang, ia mulai merasakan sakit di sekujur tubuhnya, pertarungan sebelumnya telah membebani dirinya hingga hampir melewati batas ketahanannya. Jika Kai tidak membakar Esensi Darahnya di akhir, ia mungkin akan kesulitan untuk menang. Memikirkan beberapa puluh esensi lagi yang menghilang, Kai merasakan pahit di hatinya.Saat tubuh Kai yang lemah hampir terkulai, sebuah tangan kecil seputih salju terulur dan menopang Kai. Suara lembut terdengar setelahnya. "Kakak... Apa kau tidak apa-apa?"Kai menstabilkan tubuhnya sebelum menarik nafas dalam dan mencoba berdiri dengan kedua kakinya. Ia lalu menatap ke arah Liu Bingbing yang menatapnya dengan mata berair. Kai mengacak rambut Liu Bingbing sebelum tersenyum lembut. "Kakak tidak apa-apa, hanya kelelahan setelah kehabisan energi." Kai terpaksa berbohong agar Liu Bingbing tena
Kakek Mo juga menyadari ancaman yang datang kepada mereka. Ia merasakan keringat di punggungnya. "Mereka semua datang sekaligus! Fluktuasi energi saat pertempuran sebelumnya menarik mereka semua ke sini..."Saat suara Kakek Mo menghilang, para perampok serta anak buah Pria Hitam yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa gemetar ketakutan. Hal yang membuat seorang Divine Soul Puncak dilanda kepanikan pastinya bukan hal yang biasa. Mereka hanya tahu ada seekor Monster Laut yang menyerang mereka sebelumnya. Saat mereka masih bertanya-tanya mengenai hal yang terjadi, ledakan demi ledakan air menyembur terdengar dari seluruh sisi Kapal Raksasa saat satu demi satu Kepala Monster Laut yang panjang muncul dari dalam air dan menatap orang-orang di dalam Kapal Raksasa dengan mata merahnya.Sepuluh, dua puluh, hingga ratusan Kepala Raksasa keluar dari dalam air dan membuat tekanan mengerikan di udara. Monster-monster Laut itu memiliki kepala seperti seekor ular namun memiliki tanduk