Kakek Mo juga menyadari ancaman yang datang kepada mereka. Ia merasakan keringat di punggungnya. "Mereka semua datang sekaligus! Fluktuasi energi saat pertempuran sebelumnya menarik mereka semua ke sini..."Saat suara Kakek Mo menghilang, para perampok serta anak buah Pria Hitam yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa gemetar ketakutan. Hal yang membuat seorang Divine Soul Puncak dilanda kepanikan pastinya bukan hal yang biasa. Mereka hanya tahu ada seekor Monster Laut yang menyerang mereka sebelumnya. Saat mereka masih bertanya-tanya mengenai hal yang terjadi, ledakan demi ledakan air menyembur terdengar dari seluruh sisi Kapal Raksasa saat satu demi satu Kepala Monster Laut yang panjang muncul dari dalam air dan menatap orang-orang di dalam Kapal Raksasa dengan mata merahnya.Sepuluh, dua puluh, hingga ratusan Kepala Raksasa keluar dari dalam air dan membuat tekanan mengerikan di udara. Monster-monster Laut itu memiliki kepala seperti seekor ular namun memiliki tanduk
Di saat seluruh orang yang berada di atas Kapal Raksasa merasakan teror di hatinya saat wajah mereka menegang, Kai justru tampak tenang dan bahkan sudut bibirnya meringkuk menjadi senyuman."Ada belasan ribu dari mereka! Lindungi tubuh kalian dengan Esensi Energi dan kalian bisa merasakan arah keberadaannya, coba bertahan selama mungkin saat aku mencoba memancing sebagian besar dari mereka..." Kakek Mo berbicara dengan ekspresi wajah yang serius. Ia mengedarkan Esensi Energi ke tingkat puncak, bersiap berjuang mati-matian.Orang lain di atas kapal secara alami tidak bisa melihat entitas astral jika belum kontak dengan Tranformasi Soul, Kakek Mo secara alami sudah melangkah setengah langkah menuju itu, sehingga ia bisa melihat seluruh Entitas Astral ini, sedangkan Kai memiliki Mata Roh Suci, ia secara otomatis bisa melihat mereka.Saat semua orang merasakan panik melanda, tiba-tiba terdengar suara Kai berbicara yang membuat seluruh orang di sana mengerutkan dahinya, entah mereka merasa
Hong Mogui dan Momok King mengangguk menanggapi perintah Kai, mereka berdua segera melesat ke arah pasukannya masing-masing, memimpin tentara astral dan menyerang para Roh Laut.Kakek Mo yang memperhatikan hal ini hanya bisa terkagum-kagum, tidak ada lagi jejak tatapan yang meragukan Kai, ia sekali lagi dibuat takjub oleh Kai dan kembali salah dalam menilai Kai, baginya, pemuda di hadapannya ini adalah jenius terhebat yang pernah ia lihat. Kakek Mo mendecakkan lidahnya sambil terus menatap ke arah Kai yang berdiri tegak dengan aura superioritas. "Siapa sebenarnya pemuda ini? Selain jalur Kultivasi Darahnya yang sangat kuat, ia bahkan memiliki Tentara Arwah, para entitas astral ini adalah mahluk yang sangat sulit dijinakkan, sebab mereka tidak memiliki akal pikiran dan hanya membunuh berdasarkan Aura Kematian mereka. Bocah ini sebenarnya memiliki ribuan dari mereka!"Kai di sisi lain tidak memperhatikan setiap tatapan kagum yang diarahkan padanya, bahkan para awak kapal serta para pera
Hampir seluruh orang yang berada di atas Kapal Raksasa itu merasakan hatinya menegang saat melihat Entitas Kuat yang berada di atas langit, mahluk itu tampak sangat perkasa dengan aura yang sangat menindas saat ia dikelilingi oleh ribuan Roh Laut. Bahkan Kakek Mo yang merupakan seorang Setengah Langkah Transformasi Soul juga merasakan ancaman bahaya dari yang terakhir. Hanya Kai yang masih tampak tenang."Shui Gui... Penguasa Roh Laut... Dia adalah ahli Transformasi Soul sejati!" Pria Hitam gemetar hingga pijakannya menjadi goyah.Transformasi Soul memiliki tingkat kekuatan yang berbeda jauh di atas seluruh orang yang berada di kapal. Dikatakan bahwa untuk memasuki tahap Transformasi Soul, seseorang harus menghancurkan jiwa spritualnya untuk membentuk Jiwa Spritual baru yang bisa menyatu dengan Energi Langit dan Bumi, maka daripada itu seorang Transformasi Soul asli bisa melayang dan terbang di udara.Kai awalnya juga terkejut melihat Shui Gui, ini adalah pertama kalinya ia melihat ah
Saat Pagoda Hitam menghilang dan kembali ke dalam tubuh Kai, suasana di atas Kapal Raksasa dibiarkan hening. Seluruh orang di sana bisa menyaksikan dengan jelas bagaimana Kai berurusan dengan Shui Gui. Meskipun orang yang menghancurkan Shui Gui adalah Kakek Mo, tapi mereka tahu bahwa Kai lah yang memberikan kontribusi terbesar dengan Pagoda Hitam nya. Jika kekuatan Shui Gui tidak ditekan, kemungkinan akan sangat sulit bagi Kakek Mo untuk bisa mengalahkan Shui Gui."Pagoda Hitam itu... Bahkan Harta Karun terkuat yang pernah kulihat tidak bisa menyaingi kekuatan Pagoda Hitam itu..." Kakek Mo bergumam atas dirinya sendiri."Harta Karun yang bisa menekan mahluk astral... Betapa menakjubkannya..." Pria Hitam ikut bergumam dalam hatinya.Seluruh orang yang ada di sana memiliki kesan yang mengejutkan dengan Pagoda Hitam, namun mereka tidak ada yang menyuarakan ataupun bertanya darimana Kai mendapatkan Harta Karun itu, sebab setiap orang memiliki peluang keberuntungannya masing-masing. Bahkan
Liu Kai berdiri di haluan dengan kedua tangan disilangkan di belakang punggungnya. Ia menatap ke kejauhan, daratan yang luas membentang di cakrawala, ia tersenyum sebelum berbicara. "Bing'er, kemarilah..."Liu Bingbing yang sedang menggambar di atas lantai kayu kapal dengan bosannya tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Kai sebelum berlari ke arahnya. "Apa itu Kakak Kai?"Orang-orang di kapal secara otomatis saling mengenal satu sama lain saat dalam perjalanan, hal ini yang membuat Liu Bingbing mengetahui nama Kai dan Kai juga memanggil Liu Bingbing dengan sebutan Bing'er.Liu Bingbing melewati tubuh Kai dan berdiri di hadapannya. Kedua mata biru indahnya seketika berbinar ketika melihat daratan yang tak berujung di depannya. "Ini! Kita hampir sampai!" Liu Bingbing berkata dengan gembira sebelum memanjat ke ujung hidung kapal dan duduk di atasnya.Perlahan, Kapal Raksasa itu mendekati daratan dan satu per satu Kapal yang berlayar muncul. Area itu dipenuhi dengan kapal-k
Meskipun para perampok bersemangat saat Kai meminta mereka untuk mengikutinya, namun tetap mereka menjadi sedikit tidak nyaman pada eskpresi kegembiraannya, pasalnya mereka pernah mencoba untuk merampok Kai dan khawatir bahwa tindakan mereka pernah menyinggung yang terakhir.Kai yang melihat ekspresi para perampok segera mengerti, ia hanya melemparkan senyum tipis. "Tenang saja, untuk masalah sebelumnya, aku tidak meletakkannya ke dalam hatiku, sebab kalian juga tidak menyerangku bahkan kalian memberikan aku sedikit uang."Mendengar perkataan Kai, kekhawatiran di dalam hati para perampok seketika menghilang berganti dengan senyum kegembiraan yang tulus. Mereka menganggap bahwa mengikuti Kai yang mereka sudah mengetahui jelas betapa kuat yang terakhir adalah hal yang layak untuk dilakukan, apalagi mereka saat ini tidak memiliki tujuan dan tidak memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perampok lainnya di Provinsi Besar.Melihat semangat dan antusias para perampok, Kai tersenyum tipis sa
Kai berjalan pelan melewati kerumunan dan riuh kebisingan kota, ia sesekali melihat ke arah kiri dan kanan, namun tidak ada satupun barang dagangan yang mampu menggelitik minatnya. Kai berjalan cukup jauh sebelum ia tiba di depan bangunan bertingkat delapan yang sangat megah, itu tampak seperti Pagoda Emas, di atas pintu terdapat tulisan ' Golden Tower Paviliun '.Kai terkekeh saat mengingat kenangan pertama ia bertemu dengan Wu Hanfeng, sang Tuan Muda Paviliun Megah itu. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sebelum berjalan melewati Paviliun itu dan bergerak ke bangunan yang berjarak tiga gedung dari Paviliun Megah itu.Kai berjalan dengan santai memasuki salah satu restoran mewah yang memiliki tiga lantai. Saat ia masuk, Kai disambut oleh suara percakapan yang memenuhi setiap sudut restoran, lantai satu restoran itu penuh sesak dengan pelanggan, namun Kai mengabaikannya dan berjalan lebih ke dalam. Penampilan dan aura Kai yang cukup mengesankan membuat para pelayan berlari m