Author beserta seluruh keluarga mengucapkan Minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir batin... Maaf jika ada salah kata serta update yang jarang, semoga kita semua bisa berjumpa dengan ramadhan berikutnya... Salam sehat dan diberikan rejeki yang berlimpah... Jika ada yang ingin melemparkan Salam Tempel, dengan senang hati di terima 😆
Liu Kai berdiri di haluan dengan kedua tangan disilangkan di belakang punggungnya. Ia menatap ke kejauhan, daratan yang luas membentang di cakrawala, ia tersenyum sebelum berbicara. "Bing'er, kemarilah..."Liu Bingbing yang sedang menggambar di atas lantai kayu kapal dengan bosannya tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Kai sebelum berlari ke arahnya. "Apa itu Kakak Kai?"Orang-orang di kapal secara otomatis saling mengenal satu sama lain saat dalam perjalanan, hal ini yang membuat Liu Bingbing mengetahui nama Kai dan Kai juga memanggil Liu Bingbing dengan sebutan Bing'er.Liu Bingbing melewati tubuh Kai dan berdiri di hadapannya. Kedua mata biru indahnya seketika berbinar ketika melihat daratan yang tak berujung di depannya. "Ini! Kita hampir sampai!" Liu Bingbing berkata dengan gembira sebelum memanjat ke ujung hidung kapal dan duduk di atasnya.Perlahan, Kapal Raksasa itu mendekati daratan dan satu per satu Kapal yang berlayar muncul. Area itu dipenuhi dengan kapal-k
Meskipun para perampok bersemangat saat Kai meminta mereka untuk mengikutinya, namun tetap mereka menjadi sedikit tidak nyaman pada eskpresi kegembiraannya, pasalnya mereka pernah mencoba untuk merampok Kai dan khawatir bahwa tindakan mereka pernah menyinggung yang terakhir.Kai yang melihat ekspresi para perampok segera mengerti, ia hanya melemparkan senyum tipis. "Tenang saja, untuk masalah sebelumnya, aku tidak meletakkannya ke dalam hatiku, sebab kalian juga tidak menyerangku bahkan kalian memberikan aku sedikit uang."Mendengar perkataan Kai, kekhawatiran di dalam hati para perampok seketika menghilang berganti dengan senyum kegembiraan yang tulus. Mereka menganggap bahwa mengikuti Kai yang mereka sudah mengetahui jelas betapa kuat yang terakhir adalah hal yang layak untuk dilakukan, apalagi mereka saat ini tidak memiliki tujuan dan tidak memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perampok lainnya di Provinsi Besar.Melihat semangat dan antusias para perampok, Kai tersenyum tipis sa
Kai berjalan pelan melewati kerumunan dan riuh kebisingan kota, ia sesekali melihat ke arah kiri dan kanan, namun tidak ada satupun barang dagangan yang mampu menggelitik minatnya. Kai berjalan cukup jauh sebelum ia tiba di depan bangunan bertingkat delapan yang sangat megah, itu tampak seperti Pagoda Emas, di atas pintu terdapat tulisan ' Golden Tower Paviliun '.Kai terkekeh saat mengingat kenangan pertama ia bertemu dengan Wu Hanfeng, sang Tuan Muda Paviliun Megah itu. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sebelum berjalan melewati Paviliun itu dan bergerak ke bangunan yang berjarak tiga gedung dari Paviliun Megah itu.Kai berjalan dengan santai memasuki salah satu restoran mewah yang memiliki tiga lantai. Saat ia masuk, Kai disambut oleh suara percakapan yang memenuhi setiap sudut restoran, lantai satu restoran itu penuh sesak dengan pelanggan, namun Kai mengabaikannya dan berjalan lebih ke dalam. Penampilan dan aura Kai yang cukup mengesankan membuat para pelayan berlari m
Kai beserta Xiao Lao berjalan keluar dari restoran dan segera menuju Golden Tower Paviliun. Kai dan Xiao Lao berhenti sejenak di depan jalan Paviliun itu, tampak kesibukan yang padat terjadi di depan pintu saat beberapa orang ingin memasuki Paviliun.Xiao Lao yang melihat Paviliun yang megah dan ramai itu tidak bisa berdecak kagum dan matanya terfokus pada dua orang pengawal di depan pintu masuk Paviliun. "Golden Tower Paviliun ini sesuai dengan reputasinya dan bahkan penjaga pintu saja berada pada Tingkat Divine Soul 3, jika di Provinsi Kecil, pakar ini bisa menjadi raja ataupun penguasa di provinsi itu bahkan di Provinsi menengah mereka bisa mendapatkan posisi sebagai penatua terhormat, namun di sini, mereka hanya sebagai penjaga pintu."Kai mengangguk menanggapi perkataan Xiao Lao, namun baginya itu adalah hal wajar mengingat prestise Golden Tower Paviliun dan juga di Provinsi Besar seorang Pakar Divine Soul Tingkat 3 hanya biasa saja. Kai kemudian berjalan menuju pintu masuk denga
Wu Hanfeng berjalan cepat menuruni tangga, ia bahkan menggunakan teknik pergerakannya untuk mempercepat langkahnya dan hanya dalam waktu singkat ia turun dari tingkat delapan ke lantai dasar.Di lantai dasar, para pelayan yang tiba-tiba menyadari kedatangan Wu Hanfeng buru-buru meninggalkan segala kegiatannya dan membungkuk memberi hormat, namun Wu Hanfeng tidak menghiraukan mereka dan berjalan langsung ke pintu keluar.Di ambang pintu keluar cukup banyak para bangsawan yang ingin memasuki Paviliun dan segera menyapa Wu Hanfeng dengan senyum lebar, namun senyum di wajah para bangsawan itu segera luntur ketika menyadari bahwa Wu Hanfeng bahkan tidak menoleh ke arah mereka dan ini membuat mereka merasa tidak senang. Meskipun menyadari tatapan tidak senang yang dilemparkan para bangsawan, Wu Hanfeng sama sekali tidak memperdulikannya, baginya, Kai berpuluh-puluh kali lebih penting daripada bangsawan-bangsawan itu.Wu Hanfeng bergerak dengan kecepatan tinggi keluar dari Paviliun dan berja
Grandmaster Wu mengikuti rombongan Wu Hanfeng saat beralih dari Red Coiling City menuju Black Water City dan saat ia berada di Golden Tower Paviliun ia adalah orang yang pertama kali bergegas menuju penginapan tempat Kai berada. dengan Energi Spritualnya yang kuat, tidak sulit baginya untuk menyembunyikan diri dan berdiri di sudut kamar tempat Kai menginap.Grandmaster Wu yang mengetahui bahwa Kai masih hidup juga sangat terkejut sehingga ia segera menuju tempat Kai berada dan sengaja menyembunyikan dirinya untuk melihat apa yang spesial dari Kai sehingga ia bisa melarikan diri dari cengkraman Penatua Wu. Meskipun Grandmaster Wu sudah mengharapkan Kai mengetahui keberadaannya, namun ia tetap terkejut ketika Kai bisa mengetahui lokasi pastinya dengan cepat.Grandmaster Wu tersenyum dan berjalan ke arah Kai sebelum menepuk pundak yang terakhir. "Lama tidak berjumpa Kai..." Meskipun Grandmaster Wu sangat ingin mengetahui bagaimana cara Kai bisa lolos dari kejaran Penatua Wu, namun ia tid
Sepeninggalan Grandmaster Wu dan Wu Hanfeng, Kai menghubungi Xiao Lao menggunakan Transmisi. Xiao Lao yang tinggal di salah satu penginapan biasa di tengah kota segera menjawab panggilan Kai. Hanya dalam waktu beberapa menit, Xiao Lao sudah tiba di depan pintu kamar Kai. Setelah diberikan izin, Xiao Lao memasuki kamar dan segera membungkuk memberi hormat. "Tuanku, aku di sini..."Kai mengangguk lalu mulai memberikan secarik kertas kepada Xiao Lao dan sebuah Spatial Bag berukuran besar. "Segera beli seluruh tanaman obat yang ada di dalam catatan dan cari seribu set dari bahan-bahan itu. Aku memberimu dua juta Soul Stone Low-Grade, bisakah kau mengumpulkannya kurang dari seminggu?" Satu Set bahan kira-kira berharga lima ratus Soul Stone Low-Grade dan semuanya adalah 500 rbu Soul Stone Low-Grade. Kai sengaja memberi lebih untuk melihat kesetiaan Xiao Lao.Xiao Lao sedikit bingung, seribu set bahan mungkin akan sangat sulit baginya untuk mengumpulkan, namun ia tidak ragu sedikitpun dengan
Liu Kai setelahnya bermeditasi untuk menstabilkan Lautan Darahnya yang sebelumnya terluka parah dan juga untuk memperkuat Naga Darah. Dalam hal ini, Kai juga perlahan menyerap Roh Laut menjadi tentara arwahnya. Kegiatan ini menghabiskan waktu selama enam hari. Saat pondasi tubuh Kai kembali stabil, ia membuka kedua matanya, perasaan nyaman ia rasakan saat peredaran Qi Darah di tubuhnya telah kembali lancar dan Lautan Darah sudah kembali dipenuhi Vitalitas dengan Naga Darah di Dasar Lautan dan Ratusan Esensi Darah melayang di atas Lautan Darah membentuk Kubah Perisai."Aku bertanya-tanya, bagaimana hasil dari Xiao Lao..." Setelah Kai membuka matanya, ia baru menyadari bahwa enam hari telah terlewati dan segera memikirkan kemajuan tugas yang ia berikan pada Xiao Lao.Baru saja Kai bertanya dalam benaknya, tiba-tiba ketukan pintu terdengar di kamarnya. "Tuanku, ini aku Xiao Lao..."Kai tersenyum tipis. "Masuklah..."Xiao Lao masuk ke dalam kamar Kai dengan tertatih, ia tampak membawa tig