Saat Kai mulai mengaktifkan Teleportation Stone, Xuan menatap Penatua Wu dengan lekat, bersiap untuk bergerak kapan saja jika yang terakhir mencoba mengganggu pelarian Kai. Tubuh Xuan dialiri oleh Beast Qi saat itu merembes keluar dari tubuhnya. Ia sudah bersiap dalam mode pertempuran.Penatua Wu yang melihat Beast Qi yang keluar dari dalam tubuh Xuan mengerutkan wajahnya. Ekspresi ketakutan dan kehormatan saat melihat Xuan seketika berubah menjadi gelap. "Bajingan ini hanya bertingkah sok tangguh! Ia ternyata hanya pada Tingkat Divine Soul 7! Bagaimana aku bisa tertipu dengan Aura Divine Beastnya! Meskipun ia adalah Divine Beast yang dicintai oleh surga, namun yang ini sepertinya masih belum menginjak usia remaja!"Penatua Wu menggertakkan giginya, ekspresinya sangat jelek, jika ia tahu bahwa Xuan hanya menang dalam Aura Divine Beast namun memiliki Beast Qi Divine Soul Tingkat 7, ia pasti sudah lama menyerang Xuan dan membunuh Kai dalam retret yang terakhir.Fluktuasi Death Qi yang m
Sepeninggalan Kai, Penatua Wu terdiam terpaku, ia tidak menyangka bahwa serangan dan skema yang ia bangun sama sekali tidak berhasil untuk menghentikan Kai melarikan diri. Ia melihat ke sekitar dan menyadari bahwa tiga Boneka Wayang Divine Soul Tingkat 8 terbuang sia-sia. Penatua Wu merasakan sakit dan pahit di hatinya, boneka yang ia buat serta ia tingkatkan justru hancur begitu saja tanpa hasil apapun.Niat Membunuh merembes keluar dari tubuh Penatua Wu, Energi Kematian yang kental diedarkan ke seluruh tubuh hingga puncaknya. Ia kemudian menatap Xuan yang terbang di langit dengan kedua mata gelap berisi Aura Kematian yang kental. "Bajingan... Akan ku pastikan kau membayar mahal atas perbuatan mu, aku akan membunuhmu dan menyiksa jiwamu sebelum memurnikan mu menjadi Boneka Wayang!"Mendengar ancaman dari Penatua Wu, Xuan tidak takut, ia bahkan mencibir. "Seolah kau bisa melakukannya... Bawa itu! Ayahmu ini akan mengajarkanmu sesuatu!""Mati!"BANG!Energi Kematian dengan gila-gilaan
Deburan ombak terdengar seperti syair yang mengiringi terbitnya matahari. Suara burung-burung saling bersahutan meramaikan tepi pantai, menandakan hari mulai pagi.Suara gemericik pasir yang berbunyi saat di pijak terdengar. Membangunkan tidur panjang seorang pria muda yang terdampar di tepi pantai. Beberapa langkah kaki berjalan mendekat saat suara seorang gadis kecil samar-samar terdengar di telinga pria muda itu."Kakek! Ini di sini! Kemarilah!"Suara langkah kaki berat lainnya terdengar saat itu bergesekan dengan butir-butir pasir. Tampak seorang Pria Sepuh dengan seluruh rambut memutih serta kerutan di seluruh wajah berjalan mendekati seorang gadis kecil. Gadis kecil itu memiliki tubuh yang ramping namun anggun, terlihat beberapa bagian tubuhnya baru saja akan tumbuh menjadi dewasa. Usia gadis itu kira-kira empat hingga lima belas tahun. Dua kuncir kuda diikat pada rambutnya, wajahnya putih dan sedikit pucat, bibir mungilnya berwarna merah cerah dan kedua pupil matanya berwarna b
Pria Sepuh mendesah pelan saat ia menarik kedua telapak tangannya dari dada Kai. Ia menyeka noda darah di kedua telapak tangannya sebelum mengacak-acak rambut cucunya. "Kau gadis kecil yang nakal, kakek sudah membantunya, meskipun sangat disayangkan bahwa Pil Divine Soul Tingkat 9 diberikan padanya, namun kakek lebih menyayangimu... Kali ini hanya dewa yang bisa membantunya apakah ia akan pulih atau menjadi orang yang cacat..." Pria Sepuh itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan. "Pemulihannya tergantung seberapa banyak tubuhnya bisa menyerap khasiat pil, dari kelihatannya, paling banyak ia bisa menyerap tiga puluh persen dan sisanya akan tersebar, sangat disayangkan..." Pria Sepuh itu menghela nafas kasar.Gadis kecil itu mencengkram erat jubahnya sambil menggigit bibir bawahnya, ia tampaknya berharap bahwa Kai bisa sembuh.Melihat kekhawatiran dari cucunya, Pria Sepuh hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kita akan membawanya ke tempat yang aman... Jika dalam tiga hari ia masih belum
Setelah mata hari sudah tinggi, Kakek Sepuh itu mengajak Kai dan Gadis Kecil untuk mulai bergerak, ia membuka selubung Array, lalu berjalan ke arah Kai. "Kedipkan matamu dua kali jika kau bisa berjalan sendiri."Kai mengedipkan matanya sebanyak dua kali tepat setelah pertanyaan Pria Sepuh dilontarkan, dalam hatinya, meskipun ia masih sulit untuk bergerak, namun ia tidak ingin menyusahkan kedua orang itu lebih jauh.Kai mulai menurunkan kedua kakinya dari platform batu dan perlahan-lahan berdiri. Gadis Kecil itu tampak memperhatikan setiap pergerakan Kai dan bertingkah seolah-olah akan membantu Kai jika Kai terhuyung ataupun jatuh. Melihat reaksi gadis kecil itu, Kai tidak bisa tidak tertawa dalam hatinya."Gadis yang menggemaskan," gumam Kai.Kai perlahan berjalan beberapa langkah sebelum ia kembali menemukan momentumnya, kini ia bisa berjalan cukup lancar meskipun tidak sempurna. Melihat hal ini, Gadis Kecil itu menghela nafas lega dan tersenyum lebar sebelum berjalan di samping Kai.
Seorang Pria Setengah Baya yang menggunakan baju armor menatap Kai dengan ekspresi teduh, rekan-rekannya yang lain juga menatap Kai dengan tatapan keheranan.Kai di sisi lain ikut menatap mereka dan tatapan matanya seketika ikut menjadi tentram. "Mereka adalah para perampok baik hati yang aku temui saat pertama kali memasuki Provinsi Perantara..." Kai terkekeh dalam hatinya saat mengingat para perampok itu justru memberikan Kai Soul Stone alih-alih merampoknya.Menyadari tatapan para perampok itu pada Kai, Pria Sepuh membuka matanya dan hawa dingin segera merayap di punggung para perampok saat Pria Sepuh bertanya pada Kai. "Mereka orang yang membuat mu menderita seperti ini?"Kai tidak menjawab, tidak juga menoleh. Melihat tatapan Kai pada para perampok itu, Pria Sepuh segera mengerti bahwa orang-orang itu bukanlah orang yang menyerang Kai sehingga ia tidak lagi memperhatikan dan kembali menutup matanya.Suasana hening menyelimuti geladak kapal saat Liu Bingbing tertidur di pangkuan K
Swooshh! Swoossh!!Satu per satu siluet bayangan muncul tepat di samping Song Tian, itu adalah rekan-rekan yang di bawa oleh Song Tian, jumlahnya mencapai puluhan orang.Melihat susunan ahli bela diri yang di bawa oleh Song Tian, Pria Hitam sedikit mengernyitkan dahinya. " Satu Divine Soul Tingkat 7, Dua Divine Soul Tingkat 5 ,satu Divine Soul Tingkat 3, empat Divine Soul 1 dan sisanya berada di ranah Holy Soul!"Kakek Mo yang juga menyadari hal ini menggertakkan giginya. Jika itu hanya satu Divine Soul Tingkat 5 selain Song Tian, ia percaya bahwa Pria Hitam dan rekannya bisa menahan mereka, namun dengan adanya satu ahli Divine Soul Tingkat 5 lainnya dan yang lebih membuat Kakek Mo sakit kepala adalah eksistensi Divine Soul Tingkat 7. "Ini tentunya akan menjadi sangat sulit! Aku harus bisa segera mengalahkan Song Tian dan membantu sisanya!" Kakek Mo bergumam dengan wajah yang berkerut.Kakek Mo segera menyadarkan Pria Hitam yang masih tertegun. "Hey anak muda! Bisakah kau mempertahank
Song Tian mengangkat sudut bibirnya dengan licik saat ia terus beradu pukulan dengan Kakek Mo. "Haha! Mo tua! Kau lihat? Apa kau berpikir saat aku memburu mu aku tidak menghitung situasi saat kau mendapatkan bantuan dari pihak lain? Ini adalah Array Offensif terkuat yang dimiliki Sekteku, tidak mungkin array nelayan busuk itu bisa menolaknya."Menyadari hal itu, wajah Kakek Mo menegang, ia ingin bergerak menghentikan serangan Formasi Array itu, namun ia segera ditahan oleh Song Tian. Hal ini membuat kekhawatiran naik di hati Kakek Mo. "Aku hanya harus membunuhmu dan membalikkan situasi!" Fluktuasi Energi Spritual yang agung keluar dari tubuh Kakek Mo, itu segera bergabung dengan Energi Esensi Biru di udara dan menyelimuti tubuh Kakek Mo. Melihat hal ini, Song Tian hanya tertawa. "Ohoho! Aku sudah mengetahui dengan jelas kau memiliki tingkat Energi Spritual Grandmaster di samping Energi Esensi mu yang setengah langkah Transformasi Soul, jika kau memadukan kedua energi itu, tentu aku t