"Anakku? Perkataan Iblis ini begitu ramah, seorang pakar sesat serta Ras Iblis berkata seperti itu, membuatku semakin curiga." Wigen berkata setelah mendengar suara dari dalam makam.Kai terkekeh dalam hati, ia adalah monster tua di dunia sebelumnya, bagaimana bisa ia terpesona dengan kata-kata lembut dari dalam makam. Kai mengubah ekspresi mukanya dengan bersemangat, lalu mulai mengedarkan Akal Spritualnya untuk selalu waspada sebelum melangkah masuk.WhoosshhAngin dingin menerpa Kai, energi yin kematian yang kental menyapa Kai setelah memasuki ruangan itu. Kai mendapati lorong yang kemudian berakhir menuju tangga menurun. Satu per satu obor di sisi kiri dan kanan dinding menyala mengikuti langkah kaki Kai. Kai dengan hati yang teguh menuruni tangga.Setelah menuruni tangga, Kai bertemu dengan aula berisi empat patung tengkorak di kanan dan kirinya, setiap tengkorak dilapisi oleh baju zirah berwarna emas dengan membawa senjata yang berbeda-beda.Kai yang melihat hal itu membulatkan
Kai mengikuti sandiwara yang dibuat oleh sosok itu, namun hatinya tidak lagi bisa menahan untuk tidak mengutuk, ia hanya menghela nafas panjang dalam batinnya dan memperlihatkan ekspresi bahagianya yang palsu. Kai perlahan membuka Peti Batu dan cukup terkejut dengan yang ada di dalamnya.Tubuh setinggi dua meter terbaring kaku di dalam peti, namun meskipun sudah terbaring selama seribu tahun lamanya, tubuh itu masih utuh, lalu Kai memperhatikan beberapa batu berwarna merah yang ditempatkan di sekeliling tubuh mayat itu. "Jika aku tidak salah, itu adalah life stone? Batu yang berisi darah mahluk hidup?""Benar... Mereka menggunakan batu itu untuk menjaga kondisi mayat tetap utuh, sehingga selama mayat itu masih ada, Aura Kematian serta Nafsu Pendendamnya akan selamanya terjaga. Mereka sudah merencanakan untuk menghidupkan Momok Yin dengan kesadaran untuk mencari penerus Teknik Sesat agar bisa membalaskan dendam mereka, para Kultivator Jahat ini memang kejam." Wigen menambahkan."Aku me
Mendengar ancaman dari Momok Yin itu, Kai sama sekali tidak takut, namun ia tidak bisa tetap tenang, sebab amarah di dalam dadanya meledak-ledak pada saat ini. Meskipun Kai termasuk salah satu pendekar yang kejam, tak kenal ampun, serta membunuh tanpa berkedip, akan tetapi ia tidak pernah sekalipun melukai bahkan bertindak kejam terhadap mortal, atau manusia biasa, apalagi seorang bayi kecil.Tatapan mata Kai penuh dengan rasa jijik, tidak kepada Momok Yin itu, namun kesadaran Kultivator Jahat yang membangun Momok Yin itu. Kai sangat ingin memusnahkannya. "Jika aku tidak bisa membunuhmu di sini, maka aku lebih memilih mati daripada harus melarikan diri!"Momok Yin yang awalnya terlihat sangat marah seketika tertawa setelah mendengar perkataan Kai. "Apa? Melarikan diri? Kau memang sudah ditakdirkan mati, dari saat pertama kau memasuki area pemakaman ini! Dan tubuhmu di takdirkan menjadi milikku! Cukup basa-basi! Terima serangan ku!"Salah satu cakar kanan Momok Yin membesar sebelum len
Merasa dirinya berada dalam posisi yang sulit setelah terdorong beberapa kali, Momok Yin itu mengaum dengan amarah, kedua matanya semakin memerah saat ia melepaskan ledakan energi berwarna hitam yang membuat seluruh Tentara Arwah terhempas jauh, bahkan Kai harus termundur beberapa langkah sebelum bisa menstabilkan dirinya.Kai melihat Momok Yin itu bertambah besar dan warnanya semakin pekat. Momok Yin itu tampak menangkupkan keempat tangannya dan berteriak keras. Perlahan-lahan udara di sekitarnya mengamuk, kabut-kabut yang ada di seluruh area Makam Kuno berputar di udara sebelum membentuk pusaran. Kabut-kabut itu terhisap masuk ke dalam Makam Terbesar tempat di mana Kai tengah bertarung bersama Momok Yin.Kabut-kabut hitam itu memiliki Nafsu Membunuh serta Energi Kematian yang memenuhi area Makam Kuno, namun seluruhnya kini disedot oleh Momok Yin bertangan empat itu. Kabut-kabut terhisap masuk ke dalam tubuh Momok Yin sebelum bergabung dengannya.Momok Yin itu berubah menjadi lebih g
Saat Pil Energi Transformasi Soul memasuki tubuh Kai, ledakan Energi yang setara dengan energi Divine Soul memenuhi tubuh Kai. Kai tidak melawan, ia membiarkan Energi yang masuk dalam bentuk Energi Kematian serta Esensi Qi Divine Soul ke dalam tubuhnya. Setelah ledakan Energi yang mengalir melalui setiap meridian yang ada di dalam tubuh Kai, ada asap berwarna hitam yang keluar dari dalam butir pil yang langsung bergerak menuju Alam Batin Kai.Kai mengetahui hal ini, namun ia tidak bisa melawannya, sebab ia sudah memiliki perjanjian dengan Momok Yin. Asap Hitam itu berhasil memasuki Alam Batin Kai yang terlihat seperti ruang kosong dengan lantai yang putih. Asap Hitam itu kemudian mulai menyebarkan Energi Spritualnya dan perlahan-lahan menutupi Alam Batin Kai.Melihat sedikit kesadarannya telah memasuki Alam Batin Kai, Momok Yin itu tertawa, kini tidak sulit baginya untuk memasuki tubuh Kai. Momok Yin itu juga berubah menjadi Asap Hitam. "Segel dirimu terlebih dahulu!"Kai mengangguk,
"Si-siapa kau..." Suara Momok Yin itu mulai bergetar saat ia melihat Wigen dengan mudahnya menghancurkan serangan terkuatnya. Momok Yin itu mengedarkan seluruh Nafsu Membunuhnya untuk menekan Wigen dan mencoba untuk menahannya, sebelum ia berbalik dan berlari cepat, mencoba untuk keluar dari Alam Batin Kai, namun yang ia temui hanya dinding transparan. Ia mencoba untuk menembus dinding itu, namun gagal dalam usahanya.Wigen tersenyum kejam, seluruh Nafsu Membunuh yang diarahkan padanya bahkan tidak bisa menyentuhnya. "Mencoba menyerang ku dengan Energi Kematian dan Nafsu Membunuh? Aku adalah Malaikat Maut! Hal-hal seperti itu tidak berguna padaku!" Wigen melesat cepat ia mengayunkan sabitnya. Energi Tebasan berwarna abu-abu melesat ke arah Momok Yin itu. Tenggorokan Momok Yin tercekat, ia tahu bahwa ia akan berakhir di sini. Tetapi saat Energi Tebasan itu hampir menyentuhnya, itu menghilang seketika.Wigen menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak, kau tidak bisa mati dengan mudah."Sabit
Kai memang berniat membagi Sumur darah itu bersama Xuan, namun melihat Xuan datang sendiri tanpa sempat menunjukkan kewibawaannya, Kai mengerutkan keningnya, tetapi akhirnya hanya bisa menghela nafas. "Mari kita masuk!"Kai dan Xuan segera memasuki sumur yang tidak terlalu dalam itu, keduanya muat saat berada di dalam sumur dan hanya menyisakan sedikit ruang lagi. Kai mengambil posisi bermeditasi, sedangkan Xuan mulai tampak mengeram. Keduanya sama-sama menyerap Energi Darah yang ada di dalam Sumur Darah itu.Energi Darah yang ada di dalam Sumur itu memang tidak lengkap dan sudah terlalu lama dimakan waktu, namun kekuatannya masih tinggi untuk bisa dikonsumsi oleh Kai dan Xuan. Mereka berdua bagaikan pusaran yang dengan cepat menghisap seluruh Energi Darah di sana dan hanya dalam waktu satu hari, keduanya sudah membuat sumur itu kering.Kai naik tingkat dalam Kultivasi Tempering Tubuhnya yang kini berada pada Setengah Langkah Divine Soul, sedangkan Xuan tidak ada ubahnya, hanya tubuhn
Xuan tidak lagi bertanya, ia merasa bersemangat saat mendengar tentang Kesengsaraan Surgawi, ia dengan suka rela mengeluarkan Gumpalan Darah berisi Esensi Darah Garis Keturunannya dan memberikannya pada Kai. "Aku hanya bisa memberimu segini, jika kau meminta lebih, maka lupakan!"Kai dengan senang hati mengambil Gumpalan Darah itu, jika Darah Xuan memang memiliki Garis Keturunan Tertinggi, maka satu Gumpalan Darah saja sudah cukup bagi Kai untuk langsung naik menuju Divine Soul. Kai memutar-mutar Gumpalan Darah Xuan sebelum menelannya dengan semangat, lalu duduk bersila untuk menyerap Esensi Darah Xuan. Xuan di sisi lain tersenyum licik ke arah Kai.Naga Darah yang sedang tertidur pulas setelah menyerap cukup banyak darah sebelumnya tiba-tiba membuka lebar kedua matanya dan dengan cepat terbang ke atas Lautan Darah saat merasakan Esensi Darah Xuan memasuki tubuh Kai. Naga Darah mengaum keras, Kai baru kali ini melihat Naga Darah panik.Naga Darah mengendalikan Lautan Darah untuk membe