Beranda / Young Adult / Sleep With My Enemy / Jebakan Betmen dan Ulah Guru Mesum

Share

Jebakan Betmen dan Ulah Guru Mesum

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 16:00:00

"KECOAK!" 

Seruan itu membuat Ciara yang sejak kecil phobia serangga berwarna coklat itu menjerit dan auto memanjat ke atas meja tulisnya, "KYAAA!"

"Plukk!" Sebuah buku jatuh tepat di bawah meja Ciara dan sontak membuat heboh seisi kelas 10-A.

"OMG, Ciara baca buku porno!" teriak Nelly yang duduk di sebelah posisi Ciara.

"Iihh ... parah tuh bocah. Ternyata kayak bapaknya yang mesum gak ada akhlak!" celetuk salah seorang siswi yang sontak membuat Ciara down dan nyaris menangis. 

Pak Anton yang sedang mengajar mata pelajaran Biologi pun berteriak kencang menertibkan para muridnya yang heboh, "SEMUANYA TENANG DAN DUDUK DI TEMPAT MASING-MASING! CIARA TURUN DARI ATAS MEJA!"

Akhirnya dengan wajah merah merona karena malu dan ingin menangis, Ciara turun dari meja dibantu oleh Davin dan Kenzo. Kedua pemuda itu sudah lama menyukai Ciara, tetapi tak berani me

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (41)
goodnovel comment avatar
Abrina Aghnia
ada untungnya juga bisa saling denger lewat kata hati kalo gak pasti dah berbuat buruk tuh pak anton ,,,
goodnovel comment avatar
Inon Poenya
amit amit guru kok mesum
goodnovel comment avatar
Inon Poenya
ulah si Jasmine bukan ya?? selama ini dia kan yg tidak menyukai cia dan yg pastinya selalu buat cia dalam masalah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sleep With My Enemy   Ciara Tidak Bersalah

    Beberapa saat sebelumnya di Kelas IPA 12-A.Igo nampak gelisah di mejanya karena mendapat telepati darurat dari Ciara. Rekan-rekan segenknya memperhatikan tindak tanduk Igo yang tak biasa bahkan dia berkata, "Gue mesti cabut ke ruangan Pak Anton!""Ehh ... ngapain lo?!" tukas Jacky dengan keheranan. Tak ada angin tak ada hujan sobatnya nampak panik dan ingin pergi ke kantor guru Biologi."Jack, istirahat nanti lo sama anak-anak susul gue ya ke sana!" pesan Igo sebelum bangkit dari kursinya karena Ciara sudah menjerit-jerit meminta tolong dengan histeris.Pak Herman yang melihat Igo terburu-buru berjalan menghampirinya di muka kelas pun bertanya, "Ada apa, Igo?""Maaf, saya izin ke toilet, Pak!" jawab Igo lalu segera berlari keluar meninggalkan kelas menuju lift untuk turun ke lantai satu. Dalam telepatinya, jerit tangis Ciara yang menantikan kedatangannya agar menolong terd

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Sleep With My Enemy   Vonis Pak Anton

    "Sudahlah, Pak Anton. Kami punya bukti untuk membersihkan nama baik Ciara!" ujar Igo yang sontak membuat guru Biologi mesum itu pucat pasi.Namun, masih saja Pak Anton bersandiwara. "Bukti apa maksud kamu, Igo? Kamu beda kelas dengan Ciara 'kan, bagaimana bisa tahu kejadian tadi? Jangan sok tahu ya!""Ya memang kami berbeda kelas, tapi mungkin saking semangatnya Bapak berbuat mesum dan panik terpergok melakukan hal busuk dengan Ciara, jadi lupa kalau kita bukan di zaman purba. Ada kamera CCTV di setiap sudut dan ruang sekolah elit ini, Pak!" jawab Igo santai.Ciara pun tersenyum manis seraya menyerahkan sebuah CD ke tangan Pak Sujatmiko. "Silakan kalau Pak Kepsek mau menonton siaran ulang kelakuan bejat Pak Anton kepada saya tadi. Lengkap rekamannya dari sejak di dalam kelas. Beliau menyuruh teman-teman mengerjakan LKS, sedangkan saya diseret masuk ke ruang kantornya dan dikunciin tuh!""Baik,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Sleep With My Enemy   Biang Onar Di Rapat Penting

    "Cia, kamu dan Alex ada di mana?" tanya Mama Wina di telepon karena anak-anaknya belum juga muncul di kantor pusat perusahaan grup Sasmita padahal sudah pukul 15.15 WIB. "Apa sudah mulai rapatnya, Ma? Kami sudah di jalan kok, sebentar lagi sampai di sana!" jawab Ciara sembari melihat gedung berlantai delapan yang menjulang di sekitar 200 meter di depan mobil Igo yang melaju stabil di jalan raya."Oke, Mama tunggu ya. Nanti langsung naik ke lantai tujuh dan cari ruang meeting ya!" ujar Nyonya Wina sebelum mengakhiri telepon lalu dia masuk kembali ke dalam ruang rapat luar biasa sedang digelar.Pak Reynold Subrata yang duduk tenang menatap wanita itu kembali berada di kursi sebelahnya. Kursi kosong tiga di samping kiri Nyonya Wina memang sengaja disediakan untuk Alex, Ciara, dan Igo. Sayangnya mereka terlambat datang sore ini."Sudah di jalan kok, Mas Rey!" bisik Nyonya Wina lalu pria itu mengangguk paham. Di kepala meja berbentuk huruf O besar itu Pak Hartono duduk bersama Cindy deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Sleep With My Enemy   Yang Muda yang Berkarya

    "Tunggu dulu! Apa kalian percaya istriku bisa menjalankan perusahaan ini dengan benar hingga tidak akan bangkrut?" sergah Pak Hartono ketika Nyonya Wina akan dilantik sebagai presiden direktur utama yang baru.Akhirnya, Nyonya Wina angkat bicara, "Sebentar lagi aku bukan istri kamu lagi, Mas Tono. Jangan bawa-bawa status yang sudah tidak relevan lagi dalam hubungan kita. Tadi kata kamu aku disuruh membedakan urusan pribadi dengan perusahaan!" "Hehh, Wina. Kau itu menantu serakah. Baru saja mertuamu meninggal dunia kok ini sudah mau menggulingkan suami kamu dari posisi presdir di perusahaan Sasmita!" tuduh Pak Hartono sinis.Wanita yang masih nampak awet muda itu duduk bersedekap dan mendengkus geli. "Maaf, tuduhan Mas Tono itu tidak ada artinya dibandingkan perselingkuhan kotor yang Mas lakukan hingga mencoreng reputasi perusahaan ini. Harga saham perusahaan ini jatuh karena video viral gancet kamu dan Cindy. Apakah salahku juga yang mengambil langkah tegas demi keselamatan perusahaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Sleep With My Enemy   Pawang Cintanya

    "Selamat Wina untuk kemenanganmu di rapat tadi. Ini sudah petang, kita pulang ke hotel saja ya. Aku tadi meminta chef hotel menyiapkan malam malam untuk kita semua!" ujar Pak Reynold ketika turun dengan lift bersama Nyonya Wina dan anak-anak."Makasih ya, Mas Rey. Sepertinya kami merepotkan kamu terus!" sahut Nyonya Wina tak enak hati makan tidur gratis di hotel pria tersebut.Pak Reynold pun berkata, "Biarlah sementara begini dulu supaya aman. Aku menguatirkan Mas Hartono yang mungkin dendam karena sakit hati dilengserkan jabatannya olehmu dan anak-anak, Win. Ayo!"Nyonya Wina ikut bersama mobil Pak Reynold, sedangkan anak-anak naik mobil Igo yang diparkir di lantai under ground. Mereka sepakat bertemu di restoran Hotel Wonderful Paris Van Java.Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Igo, ketiga muda-mudi itu pun berbincang-bincang."Gue heran sama papa, kok kekeuh banget pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Sleep With My Enemy   Gadis NPD

    "Maksud kalian apa dengan mengerjai Ciara kemarin siang di pelajaran Pak Anton? Karena ulah kalian guru Biologi yang sudah mengajar selama lima tahun harus resigned!" omel Pak Wisnu sembari duduk di meja kerjanya. Sedangkan, empat siswi kelas 10-A itu berdiri tertunduk cemas melirik takut-takut ke arah guru BP tersebut."Lho kok diam saja, jawab!" seru Pak Wisnu galak.Akhirnya, Jasmine pun angkat bicara, "Kami hanya ingin mencandai Ciara saja kok, Pak. Nggak ada maksud lainnya. Sayangnya situasinya jadi kacau ketika Pak Anton menyeret Ciara masuk ke kantor beliau. Apa kesalahan fatal itu murni kesalahan kami?!""Ciara sendiri yang heboh teriak-teriak histeris di kelas Pak Anton kemarin. Nggak adil dong kalau kami mendapat sanksi yang berat karena alasan sepele, Pak!" timpal Santi dengan decakan kesal."Hmm ... pinter ngeles kalian! Sebentar lagi ujian akhir semester gasal, jangan berbuat hal bodoh hanya karena iseng tak berguna. Atau kalian mau di-DO ya?!" ancam Pak Wisnu dengan waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Sleep With My Enemy   Ricuh Penyitaan Aset

    "Apa kamu sudah siap untuk memimpin penyitaan aset dari Mas Hartono dan wanita selingkuhannya, Win?" tanya Pak Reynold di dalam mobil yang melaju di jalan raya pagi itu.Nyonya Wina tersenyum tipis, dia menjawab, "Harus siap, Mas. Makin ditunda justru nggak baik efeknya. Mumpung masalah ini masih hangat-hangatnya 'kan?" "Baiklah. Hati-hati nanti. Akan kutemani kamu untuk menghadapi Mas Hartono dan Cindy. Mereka yang barbar nggak sepadan denganmu. Tahu nggak sih? Aku nggak habis pikir, rumah tangga kalian yang kamu jaga dengan hati-hati bisa kandas juga. Win, aku selama menduda sudah nahan pake rem pakem untuk nggak menghubungimu secara intens. Takut perasaanku lebih berkuasa dibanding logika. Apa ada ... kemungkinan kita merajut kisah cinta yang dulu belum selesai?" Pak Reynold mencoba untuk menurunkan batasan di antara mereka dari sekadar teman dekat menjadi lebih lagi.Mata indah dengan manik cokelat keemasan itu melebar, dia tak menduga akan ditanyai hal yang bersifat romantis sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Sleep With My Enemy   Memang Harus Move On

    "Akan kulaporkan ke polisi atas tindak kekerasan yang kau lakukan kepadaku tadi, Reynold!" teriak Pak Hartono sembari mengelus-elus perut buncitnya yang masih sakit terkena pukulan keras rival cintanya itu. Dia melirik ke Nyonya Wina yang nampaknya tak bersimpati melihat dia kesakitan. 'Ckk ... si Wina, sudah move on rupanya ya!' batin Pak Hartono kesal."Oya? Sini sekalian kubuat babak belur, Mas Hartono. Rugi dong kalau sama-sama dilaporkan dan dilakukan visum hanya memar tak seberapa begitu. Minimal sampai pingsan masuk IGD lah ya. Gimana, Wina?" sindir Pak Reynold karena lawannya terlalu cemen.Nyonya Wina tertawa geli reflek karena situasinya begitu konyol di matanya. "Setuju, Mas Rey. Dia mah belain si Cindy melulu, ngapain pula aku pedulikan lagi? Maaf, aku bantuin tim penyitaan bekerja dulu ya karena keburu siang!" jawabnya dengan santai lalu menghampiri Pak Frans cs.Mendengar jawaban Nyonya Wina, calon duda itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

  • Sleep With My Enemy   Berganti Suasana Baru Di Boston

    "Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam

  • Sleep With My Enemy   Hari-hari Terakhir Penuh Kenangan Di Kota Bandung

    Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea

  • Sleep With My Enemy   Suka Duka Kehidupan, Kelahiran Baby Cleo

    "Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status