Share

Bab 50: Raihlah Mimpimu

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Tapi kamu tidak bisa memiliki istri lebih dari satu El!” Nada suara peringatan teramat keras dan lantang.

Sonia berjalan dari ambang pintu menuju ke dalam ruangan. Sebagai Nyonya Torres yang sah ia tidak sudi posisinya digantikan oleh sang adik.

“Sonia benar, cucuku memang tak akan memiliki istri lebih dari satu. Tapi El harus bertanggung jawab, anak dalam rahim Livy tetap keturunan kami. Lagi pula kesalahan itu juga tak disengaja,” tegas abuela tidak terduga

Bola mata Sonia melotot mendengarnya.“Kamu … sebaiknya pulang, untuk apa datang ke sini?! Menjilat?” ejek Sonia menunjuk wajah adik angkatnya.

“Sonia! Jaga ucapanmu Nak!” seru Nyonya Pamela. “Livy ke sini menjenguk Tuan Fabregas, aku yang mengajaknya untuk menemui abuela,” tukasnya.

Seketika itu El menolehkan kepala, memandang lekat dan intens wanita di sisinya. Dadanya bergemuruh dan mengatakan jika Livy mendengar percakapan bersama Tuan Fabregas. Sungguh El ingin menjelaskan bahwa kekasihnya telah salah paham.

Menyadari dita
NACL

siapakah yang bilang dia menderita? (☉。☉)!

| 11
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Sergio mengintai Livy dan El
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 51: Jangan Marah Lagi Ya

    “Mau minta uang? Telepon saja istrimu bukan aku!” seru Sonia, bersedekap dada sembari menyandarkan punggung.“Aku rasa Nyonya Muda Torres harus mengetahui hal ini.” Seringai licik seorang pria meletakkan tab ke atas meja.Tadi, saat Sonia sedang duduk santai di ruang rawat Tuan Fabregas. Tiba-tiba wanita itu mendapat panggilan misterius dari seseorang. Dikira, sang suami ternyata bukan, suara seorang lelaki menyebalkan dan tidak berguna.Sergio memaksa Sonia menemuinya di cafe pusat kota, dengan alasan memiliki informasi penting. Sonia pikir, adik iparnya itu mengetahui tentang perselingkuhannya bersama pimpinan redaksi, ternyata bukan.“Apa ini?” Alis tebal Sonia saling tertaut, lantas meraih tab dan menggulir layar menatap garang pada beberapa foto.Model cantik tidak terkejut dengan kedekatan antara suaminya dan adik angkat. Akan tetapi Sonia geram, karena Livy tidak jera, malah bergelayut manja di lengan kekar El.Rahang Sonia mengeras, bahkan setengah melempar benda pipih lebar ke

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 52: Dua Wanita

    “Enak?” tanya El memperhatikan Livy mengunyah churros yang dicelupkan ke coklat.“Hu’um, terima kasih ya, Kak.” Livy tidak bisa menutupi kebahagiaannnya. Bukan tanpa sebab, setelah El memainkan melodi klasik yang menenangkan hati, pria ini membawa Livy kembali ke dapur. Meminta bantuan maid menyiapkan serta membuat adonan churros, sedangkan El menggorengnya.Bagaimana Livy bisa kesal kalau El terus bersikap manis seperti ini? Perjuangannya tidak mungkin disia-siakan.Lihat saja punggung tangan presdir tampan terkena cipratan minyak panas, sempat meringis sakit tetapi El menutupinya. Tentu tidak ingin menjatuhkan harga diri di hadapan kekasih hanya karena setitik minyak.“Menurut penelitian, coklat bisa mengubah dan membantu mengatasi suasana hati yang buruk,” tutur El tak berkedip, bahkan coklat di bibir Livy belepotan, sungguh lidahnya tak sabar untuk menghapus.Dalam sekali gerakan, El mampu membersihkan noda coklat di sudut bibir Livy. Menyebabkan ibu hamil mematung dan menggantu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 53: Menenangkan Diri

    “Selain bisa ku tiduri ternyata kamu berguna juga.” Seringai licik Sergio.Ternyata pria itu menunggu di luar kedai, ia mengamati setiap gerak-gerik sang istri. Sergio yakin rencananya berhasil, karena menggunakan Luciana sebagai pengemis. Pria itu tahu Livy tidak tega, apa lagi melihat wajah lebam hasil karya tangannya serta atas nama anak sakit.“Sekali bodoh tetaplah bodoh, tanpa pria sialan itu Livy hanya perempuan kampungan!” geram Sergio. “Cepat pulang! Jangan terlalu lama menitipkan Karla.” Tangan kasarnya menarik paksa pergelangan Luciana.Wanita ini tak bisa banyak bicara, takut dipukul lagi, terlebih ancamannya selalu ditujukan kepada Karla. Sergio akan menjauhkan bayi mungil itu dari Luciana jika tak memenuhi keinginannya.“Kamu berubah Sergio,” lirih Luciana menahan perih luka fisik dan psikis.**Beberapa hari berlalu, sidang perceraian kedua dimulai, kali ini Livy merasa tubuhnya jauh lebih sehat. Sehingga ia pergi sendirian tanpa ditemani El atau Alonso, ayah dari janinn

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 54: Menemukanmu

    “Jadi hilangnya rekaman bertepatan dengan pendarahan yang dialami Livy?” El semakin gusar, pasalnya tidak sembarang orang bisa masuk mansion. Keamanan di sini super ketat, kecuali penghuni mansion yang diam-diam menghapusnya.Wajah tampan ini tampak berpikir keras, otaknya berputar mencari pemecahan masalah. Bagi sebagian orang mungkin sepele, namun menurut El ini hal penting. Artinya salah satu diantara penghuni rumah memiliki niat jahat, entah itu keluarga atau maid bahkan petugas keamanan.“Rekaman yang lain masih ada? Bagaimana mungkin hanya di hari itu?” resah El tidak jadi menemani abuela bersantai. Ia lebih tertarik duduk di kursi ruang kendali, memperhatikan jajaran monitor.“I-ya Tuan Muda, maafkan saya lalai. Hari itu saya tidak enak badan dan mengantuk,” jawab petugas dengan gugup.El mengembuskan napas kasar, ingin sekali marah dan memukul petugas keamnan yang telah berkerja belasan tahun ini. Akan tetapi El yakin pelakunya bukan pria di depannya.“Kalau begitu, aku ingin m

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 55: Merindukanku?

    “Kenapa ada di sini?” gumam Livy dengan alis mengerut. Ia memperhatikan penampilan pria berpakaian setelan mahal, tentu saja bukan orang biasa. Namun wajahnya terasa asing, selain itu Livy tidak menunggu tamu atau kurir.“Benarkah ini kediaman Nona Gonzalez?” tanya pria itu.“Ya, tapi dia tidak tinggal di sini. Ada apa?” balas Livy penuh kehati-hatian.Pria itu menyerahkan amplop kecil dan tipis kepada Livy. Bertuliskan undangan untuk Penelope Gonzalez, dan ibu hamil hanya bisa menerimanya tanpa komentar.“Ini adalah pesta tahunan musim panas rutin di Cadaques. Nona bisa datang mewakili Nona Gonzalez,” ujar pria itu denga air muka dan intonasi datar.“Terima kasih.” Livy mengangguk lantas masuk ke dalam villa sembari membawa barang belanjaannya.Ia berniat menghubungi Penelope untuk menyampaikan kepada temannya. Akan tetapi, lambungnya meraung dan berisik, sejak siang tadi Livy memang belum makan, ia hanya minum sekaleng susu saja.Saat ini Livy sedang memasak pasta, tentu termudah d

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 56 : Kakak Ipar Posesif

    ‘Paman Alonso kenapa bisa memiliki ide seperti itu?!’ geram El menatap tajam ke depan, tepat ke arah punggung mulus Livy.Rupanya pesta musim panas tahunan memang dilaksanakan di Cadaques, tetapi tanpa undangan khusus, hanya pengumuman yang disebar. Kartu undangan dikirm ke villa Gonzalez adalah ide gila Alonso. Deretan villa di sana memiliki karakteristik bangunan serupa, sehingga sulit mengetahui posisi Livy. Alhasil, Alonso memiliki gagasan brilian, menyebar anak buah ke setiap villa. Sampai akhirnya menemukan lokasi kekasih tuannya.Saat ini, El dibuat terbakar, selain musim panas, karena Livy tetap memaksa menggunkan bikini. Ia tahu pantai memang tempatnya wanita menggunakan pakaian terbuka. Akan tetapi Livy hanya milik El, dan pria ini terlalu posesif terhadap miliknya.El berjalan cepat mensejajarkan diri. “Lihat saja kain pantai yang kamu gunakan menerawang, sengaja memikat para pria?! Lihat mata mereka hampir keluar!” sungut El sembari menunjuk para pria bertelanjang dada, te

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 57: Obatnya Ya Pelukan

    “Kak, bagaimana kalau keluarga Kakak tahu aku tinggal di sini?” Livy melangkah ragu memasuki villa kediaman Torres.Entahlah memang takdir atau kebetulan, ia malah melarikan diri ke tempat di mana keluarga Torres masih berkuasa. Seandainya Livy tahu, di Cadaques terdapat villa pribadi Torres, pasti ia enggan kabur ke desa ini.“Memangnya kenapa kalau tahu? Justru bagus, mereka bisa mengenalmu lebih dekat.” El malah mengacak puncak kepala dan memainkan rambut Livy, menggulung lalu mengulur dan menghirup aroma sampo.“Tapi Kak Sonia bagaimana? Aku—“El menempelkan jari telunjuk tepat di bibir ranum candunya, ia menggeleng pelan agar Livy tidak membahas Sonia saat bersamanya. Ia paham apa yang dirasakan oleh ibu hamil, tetapi El juga merasa tidak salah karena ia bertanggung jawab atas bayi dalam kandungan.“Ssst, jangan bicarkan Sonia di sini. Anak kita memang belum lahir, tapi dia bisa merasakan apa yang ibunya pikirkan.” El menyatukan jemari dengan Livy. “Ikut aku, pasti kamu suka.”“M-

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 58: Hai Plum

    “Pasti Kak El sudah sampai di Madrid,” gumam Livy menyunggingkan senyum seraya meraih ponsel yang bergetar.Namun, ketika Livy mengusap jemari layar dan berhasil membuka pesan, matanya berubah perih, kristal bening menetes. Diikuti napas terasa sesak dan perut kram, ia menggelengkan kepala tidak percaya kalau El mengirim pesan setega ini.“Nona, Anda kenapa?!” pekik seorang maid melihat Livy terhuyung dan mencengkeram erat sandaran kursi.“Bisa bantu aku, tolong ambilkan obat di dalam tas kecil. Maaf,” desis Livy menahan sakit.Tak lama maid berlari membawa obat serta segelas air, dengan cepat Livy meminumnya dan menyandarkan tubuh agar lebih nyaman.**Setelah dua minggu berlalu, selama itu juga El jarang masuk kerja. Bukan karena malas tetapi ia sering mengalami mual, muntah serta pusing secara mendadak. Sesekali mengunjungi kantor dan toko roti untuk menghadiri rapat dan memeriksa laporan.Parahnya lagi, 14 hari ini tidak sekali pun Livy menghubunginya, telepon atau pesan darinya ta

Bab terbaru

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 300: Terima Kasih - Tamat

    “Ini sudah siang, di mana Al? Dia bilang olahraga di sekitar hotel,” gusar Livy bolak-balik melihat jam digital.“Periksa saja kamarnya, anak itu senang kabur, menyelinap masuk dan seolah tidak terjadi sesuatu,” jawab El begitu enteng sembari bermain lego bersama An.Livy mendengus kasar mendengar jawaban sang suami. Ia ingin sekali mengahancurkan susunan lego yang terhampar luas di atas lantai. Suaminya itu bukan mencari keberadaan Al malah asyik bermain seperti anak kecil. Alhasil ibu tiga anak itu membuka pintu kamar Al, ternyata kosong.“Al belum pulang,” lirih Livy melirik putra kedua yang asyik bermain game.Akibat kesal, tidak ada yang peduli pada perasaannya, Livy mengunjungi pusat kebugaran serta taman hotel. Memang banyak orang menggunakan fasilitas untuk olahraha, tetapi setengah jam ia mengamati, tidak menemukan putra sulungnya.“Di mana kamu Al?” Livy memijat pelipis.Ketika ia berjalan menuju lobi, Livy tercenung melihat El menggendong An, berjalan tergesa-gesa, diikuti

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 299: Bertemu Teman Kecil

    “Kenapa kamu di sini?” Kedua bola mata Al berbinar menatap sosok gadis cantik di depannya.“Menurumu, untuk apa aku di sini?” goda anak kecil yang kini menjelma menjad remaja luar biasa.“Mommy-mu di sini?” Al menolehkan kepala ke kanan dan kiri.Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah teman baiknya. Lalu mendekati Al yang masih kebingungan, sebab ini Swiss bukan New York, lintas benua yang tidak mudah dilalui hanya dengan satu atau dua jam.“Tentu saja Al, aku menemani Mommy,” sahut anak itu.“Ah, aku pikir kamu nyasar. Bagaimana kabarmu Belle?” Al maju satu langkah hendak mengulurkan tangan.Namun, gadis itu mundur satu langkah dengan wajah tersipu, tetapi pandangannya tidak teralihkan dari Al. Seakan kehabisan kosakata, Belle bungkam, tidak menjawab pertanyaan Al. Anak itu larut dalam pesona remaja tampan di hadapannya.Tidak ingin semakin salah tingkah, Belle meraih minuman tinggi gula, lantas meneguknya. Membuat Al semakin mengikis jarak.Bahkan, putra sulung El dan Livy, merebu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 298: Pesta Di Zurich

    “Mi Amor?!” pekik El, melihat Livy berjalan gontai di tengah ramainya orang berlalu-lalang.“Mom, ada apa?!”Seketika El, Al, dan Gal berlarian menghampiri Livy. Bahkan El memapah tubuh wanitanya yang gemetaran.“An … di-a menghilang.” Tangis Livy pecah, perhatian semua orang tertuju pada keluarga kecil itu.Setelah mendengar hal itu, Al dan Gal bergegas ke toilet wanita, mereka masuk tanpa izin, hingga para pengguna kamar kecil berteriak. Tak sedikit dari beberapa orang melempar dengan sepatu. “Kak, bagaimana ini? An benar-benar menghilang.” Gal tidak menyangka hari istiewa yang dinanti berujung petaka.“Ayo temui Mom dan Daddy,” ajak Al menyeret pergelangan tangan adik laki-laki. Walaupun perih menjalar, Gal tidak peduli, karena saat ini paling penting menemukan keberadaan Antonia. Pikiran dua remaja tampan itu khawatir adiknya diculik, tetapi mengingat belakang ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hal itu pun mustahil.Livy dan El menuju ruang keamanan, di susul Al dan Gal.

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 297: Saling Menyayangi

    “Berisik!” teriak seorang gadis kecil, menutup telinga dan memelotot menatap dua remaja di depannya.“Anak nakal!” seru suara bass sambil menunjuk penuh amarah. “Itu milikku!”“Ambil saja kalau berani!” sahut remaja satunya lagi.Dalam beberapa tahun berlalu, putra dan putri Livy tumbuh pesat. Ketiganya meramaikan mansion, terutama ketika momen liburan seperti sekarang.Di mana, bukan hanya Al, Gal dan An berkumpul, tetapi Estelle serta para sepupu lain turut menyumbang suara di Mansion Torres.“Kalian itu sudah besar kenapa bertingkah seperti kami?!” lontar An menatap gemas dua kakak laki-lakinya.“Galtero merebut laptopku!” geram Al, “Adik nakal, seharusnya kamu ikut Daddy dan Mommy ke pertemuan bisnis, bukan menjadi pengganggu!” Kalimat pedas Al tertuju pada adiknya.Tidak ingin acara bermainnya terusik, An melangkah maju, mendekati kakak keduanya. Bocah itu bertolak pinggang, menjulurkan tangan, meminta secara baik-baik supaya Gal mengembalikan laptop Al. Akan tetapi, Galtero sang

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 296: Tiga Bersaudara

    “Jika itu sakit tidak mungkin Livy hamil sampai tiga kali!” jawab El.Livy langsung menundukkan wajah, entah dari mana suaminya bisa memiliki jawaban memalukan seperti itu. Jujur, saat ini ia kehilangan muka di hadapan adik ipar. Bukan hanya adik ipar, tetapi ibu mertua yang mendadak masuk kamar. Seketika, ingin sekali Livy melempar bantal pada wajah tampan suami.“Sudah, tidak perlu dibahas. Itu rahasia ranjang,” celetuk Mom Pamela setelah melihat kulit pipi menantu berubah masak.“Tapi … aku penasaran Mom. Setidaknya aku tahu, ternyata tidak sakit.” Tawa Estefania sambil menubrukkan bahu ke lengan Livy.Rasa malu Livy semakin menggunung ketika El sengaja menghampiri, merunduk, lalu menaruh ibu jari di bawah dagu, perlahan menariknya, mempertemukan dua bibir.“Wah, romantis sekali. Tapi seharusnya kalian tidak pamer kemesraan,” ucap Estefania dengan lemas. “Luis belum pulang. Huh, kenapa dia betah sekali di NYC mengunjungi kakak sepupunya, padahal kami lebih membutuhkan,” sambungnya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 295: Bagaimana Bisa, Dia ....

    [Kak El, cepat ke mansion utama! Sepertinya Livy mengalami kontraksi.]Isi pesan Estefania, dikirim secara diam-diam, sebab Livy selalu menolak. Wanita itu berdalih berdasarkan pengalaman, belum waktunya bersalin.Kedua wanita itu entah sudah berapa putara mengelilingi taman mansion yang luas. Estefania dibanjiri keringat, sama seperti Livy. Akan tetapi, ibu hamil itu enggan mengakhiri kegiatan olahraga ringan.“Akh … tidak apa-apa, semakin terasa sakit, maka waktu bertemu kita lebih cepat,” gumam ibu dari Al dan Gal, membelai bagian bawah perut, seakan mengetahui di sanalah letak kepala bayi.“Mommy percaya kita bisa Nak. Kakak Al dan Gal tidak sabar bermain denganmu,” sambung Livy sembari terkekeh pelan.Sementara Estefania berlinang air mata, menatap Livy sesekali meringis, keringat bercucuran dari kening, bahkan bagian punggung tampak basah.Wanita berambut pirang itu sesenggukan karena ia selalu mengeluh tidak mau mengandung dan melahirkan lagi. Sebab, adik bungsu El merasa tidak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 294: Sulitnya Merawat Bayi

    “Ternyata kamu masih mengingatnya, aku tidak suka! Di dalam sini dan sini.” El menunjuk kepala serta dada Livy. “Hanya ada aku, pria lain tidak boleh!”Setelah mengatakan itu, El masuk ke mansion lebih dulu, tujuannya bukan ruang kerja atau kamar.Puas menikmati pemandangan langit malam serta suasana kota yang diramaikan pejalan kaki, El memutuskan membawa Livy pulang.Tadi, dalam perjalanan menuju mansion, El penasaran alasan wanitanya sangat menyukai kopi di café itu tetapi enggan berkunjung.Rupanya, di tempat itu Livy kerap menghabiskan waktu, membuang lelah serta perih karena memikirkan nasib pernikahannya bersama Sergio. “Mommy, bagaimana Bibi Es? Apa adik bayi sudah lahir?” tanya Al antara khawatir dan gembira.“Estefania sakit perut karena terlalu banyak makan pedas. Doakan yang terbaik untuk Bibi ya.” Livy memulas senyum lantas memberi kecupan sebelum tidur pada kedua buah hati.Wanita berperut besar itu melangkah ke kamar, ia membersihkan kulit dari sisa-sisa debu. Menggant

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 293: Karena Adik Ipar

    “Kita mau ke mana Mi Amor?!” Dahi El berkerut cukup dalam.Pria itu tidak tahu apa pun, tanpa basa-basi Livy membuka pintu kamar, langsung menarik pergelangan tangan sang suami.“Hati-hati jalannya Mi Amor, sebenarnya ada apa? Kenapa kita buru-buru begini?” El mengamati wajah cantik Livy dihiasi garis kecemasan.“Nanti saja di mobil, ini penting El.” Livy tak melepas tangannya dari pergelangan El. “Tolong kemudikan dengan cepat Pak,” pinta wanita itu tanpa memberi perintah dan arah tujuan.Merasa terdapat sesuatu yang genting, El menjelaskan secara perlahan pada sopir untuk mempersiapkan mobil. Bahkan pria itu harus menambah stok kesabaran, lantaran Livy tidak bisa diam karena menarik-narik lengan kaos.Setelah duduk nyaman, kendaraan roda empat melaju menuju kediaman William. Terlebih dahulu, Livy meneguk setengah botol air mineral.“Pelan-pelan Mi Amor! Kamu bisa tersedak!” Nada peringatan El membuat sopir berjengit. “Lanjutkan, jangan berhenti!” titahnya pada pria di balik setir.“T

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 292: Suami Menyebalkan

    “Kenapa membeli pakaian bayi sebanyak ini, Es? Dia tumbuh cepat, dan berakhir tidak terpakai semua.” Livy melihat adik iparnya tersenyum lebar sambil memerintah maid merapikan kamar bayi. “Kamu tahu Livy, aku sudah tidak sabar berbelanja pakaian bayi sejak kita mendekor kamar anaknya Abril. Akhirnya sekarang Luis mengizinkan aku keluar, ah senangnya.” Estefania menjentikkan telunjuk pada maid. “Lemarinya digeser sedikit, ranjangnya jangan terlalu dekat dengan jendela!”Beberapa bulan berlalu, kandungan para ibu hamil itu telah memasuki tri semester tiga. Apalagi Estefania kurang dari satu bulan lagi melahirkan. Paska terjadi hal tidak diinginkan di salon, wanita itu terpeleset dan mengalami pendarahan ringan. Luis sangat posesif, melarang Etefania melakukan kegiatan apa pun, termasuk belanja kebutuhan bayi.Estefania melirik Livy. “Lalu kamu sudah membeli apa saja?”“Oh itu, karena dokter bilang calon anak ketiga kami laki-laki, kebetulan beberapa baju bayi Al dan Gal masih ku simpa

DMCA.com Protection Status