Tubuh Claudia hampir tersungkur di tanah mendengar apa yang Tadeo katakan. Jika bukan karena Christian yang memeluk pinggangnya erat, maka sudah pasti Claudia akan tergeletak di tanah. Claudia bagaikan terkena hantaman batu keras. Tidak, ini bahkan lebih parah menyakitkan. Kakinya seakan tak mampu lagi menginjak bumi. Sungguh, semua perkataan Tadeo layaknya busur yang menancap jantungnya.Bukan hanya Claudia yang terkejut, tapi Christian serta Benny dan Grania pun amat sangat terkejut. Mereka tak pernah ada yang menyangka bahwa masa lalu Tadeo menyangkut tentang orang tua Claudia yang sebenarnya. “K-kau membunuh a-ayahku?” Air mata Claudia tak henti berlinang membasahi pipinya. Di sisi lain, dia lega bahwa pembunuh ibunya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tetapi, di sisi lainnya, dia merasa hancur karena kenyataannya dirinya adalah yatim piatu. Hidupnya selama ini ternyata berada di dalam sebuah rumah yang mana bukanlah miliknya. Membayangkan itu semua, membuat hatinya hancur berke
“Grania? Kau dari mana?” Benny yang masih duduk di depan ruang rawat Claudia, menatap Grania yang mendekat ke arahnya. Tadi Grania sempat untuk turun ke bawah sebentar. Entah ke mana istrinya itu.“Ella menghubungiku,” jawab Grania memberi tahu, seraya menatap Benny dengan tatapan yang begitu lembut.Benny terdiam sebentar. “Apa kau memberi tahu Ella tentang Claudia?” tanyanya.Grania mengangguk. “Ya, aku memberi tahu Ella semuanya. Termasuk Claudia sedang mengandung, dan apa saja yang terjadi pada Claudia.”Grania akhirnya memutuskan untuk memberi tahu Ella, tentang apa saja yang dialami Claudia. Awalnya, dia memang tak ingin langsung memberi tahu Ella, namun dia merasa bahwa Ella berhak tahu. Terlebih apa yang dilalui Claudia tidaklah mudah. Yang sekarang Claudia butuhkan adalah dukungan dari keluarganya.Benny melangkah mendekat Grania. “Apa yang Ella katakan setelah dia tahu semuanya?” tanyanya dengan nada tenang.Selama ini, Benny memang berusaha untuk tak membuat hati Ella dan C
“Aku sudah kenyang, Christian.” Claudia menyudahi makanan yang disuapi Christian. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Claudia sebenarnya tidak nafus makan, tapi Christian dengan sabar menyuapi Claudia makan.Well, tentu jika sudah Christian turun tangan menyuapi, maka mau tak mau, Claudia harus tetap makan. Sejak di mana dokter mengatakan kandungan Claudia lemah—Christian menjadi super overprotective. Jam enam sore tadi sebenarnya Claudia sudah makan sedikit disuapi Grania, tapi sekarang Christian menyuapi Claudia, karena pria itu merasa kalau tadi Claudia makan tak terlalu banyak. Di otak Christian adalah Claudia makan untuk dua orang. Jadi Claudia wajib untuk banyak makan.“Claudia, ini tinggal sedikit lagi. Habiskan makananmu.” Christian bersikukuh, meminta Claudia untuk menghabiskan makanannya.Claudia mendesah panjang. “Christian, kalau kau memaksaku untuk menghabiskan makananku, nanti malah aku muntah. Kalau aku lapar lagi, aku janji akan makan lagi.” Nada bicaranya mereng
“Kenapa kau tidak menceritakan tentang Elan padaku?” Claudia menyandarkan kepalanya di dada bidang Christian, memeluk pinggang pria itu. Setelah Ella pergi, yang Claudia tanyakan pada Christian adalah tentang Elan. Dia masih tak mengira akan kejahatan yang Elan lakukan.Claudia tidak sama sekali menghakimi kakaknya. Dia menyadari dirinya pun bukanlah perempuan suci. Jadi, dia tidak pantas sama sekali untuk menghakimi sang kakak. Bagaimanapun, dirinya ini adalah perempuan yang jauh dari kata sempurna.Christian mengecup puncak kepala Claudia. “Tadi, Ella sudah menceritakan semuanya, kan?” tanyanya. Dia datang tepat ketika Ella tengah menceritakan tentang Elan pada Claudia. Awalnya, dia ingin mencegah Ella bercerita, tapi akhirnya dia membiarkan. Dia menyadari bahwa Claudia berhak untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Claudia mendongak dari dalam pelukan Christian, menatap wajah pria itu. “Iya, Kak Ella sudah bercerita padaku tentang Elan. Kenapa kau sama sekali tidak cerita
Tiga hari Claudia dirawat di rumah sakit. Selama di rumah sakit, dia selalu dijaga oleh Christian. Akan tetapi, Benny dan Grania juga turut bergantian menjaga Claudia. Pun Ella kerap mengirimkan makanan. Hanya saja Ella belum bisa menjenguk Claudia lagi karena banyak pekerjaan yang Ella kerjakan.Selama berada di rumah sakit, Claudia begitu dimanja oleh Benny dan Grania. Benny dan Grania selalu memperilakukan gadis itu persis seperti bayi. Mereka menyuapi makan, bahkan setiap sebelum berangkat ke rumah sakit, Grania selalu membuatkan makanan-makanan kesukaan Claudia.Grania merawat Claudia sejak Claudia masih bayi. Itu yang membuat Grania sangat hafal apa-apa saja kebiasaan serta kesukaannya. Selain merawat, Grania juga menyusui Claudia. Hal itu juga yang membuat ikatan batin Grania dan Claudia layaknya ikatan ibu kandung dan anak kandung.Benny dan Grania sudah mendengar kedua anak mereka telah berdamai. Meski mereka belum menyaksikan, karena posisinya Ella tengah sibuk, tapi setidak
Dokter sudah mengizinkan Claudia untuk pulang. Kondisi Claudia dan kandungannya sudah membaik. Selama berada di rumah sakit, gadis itu memang fokus memulihkan keadaannya. Kandungannya yang lemah, membuatnya tak akan membiarkan Claudia keluar cepat dari rumah sakit.Saat dokter sudah mengizinkan Claudia untuk pulang, pria itu meminta sang dokter untuk memeriksa keadaan Claudia secara ulang. Baik itu kesehatan ataupun kandungan. Tentu saja Christian ingin Claudia pulang dalam keadaan yang sudah benar-benar pulih.Christian tak mengizinkan Claudia untuk melihat sosial media. Pun dia membatasi gadis itu dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebenarnya, Christian sudah melarang total Claudia mendesain, karena dia ingin gadis itu benar-benar pulih dulu.Akan tetapi, Claudia memohon agar Christian tetap mengizinkannya mendesain karena bagi gadis itu menggambar suatu ruangan dapat membuat hati dan pikirannya merasa tenang. Hal itu yang akhirnya membuat pria itu tetap mengizinkan Claudia mendesain. H
Ruang kamar megah, berisikan Claudia, Christian, Daisy dan Tadeo. Tampak Tadeo berdiri di depan Claudia dan Daisy yang tengah duduk. Sedangkan Christian berdiri di samping Tadeo. Saat ini, Tadeo telah mengakui semuanya pada Daisy. Mengakui hubungannya dengan Feray, bahkan termasuk kejadian berdarah di mana pria paruh baya itu membunuh Alvin—ketika tahu Feray telah dilenyapkan oleh Alvin.Selain itu, Tadeo pun mengakui sempat salah sangka, karena berpikir Claudia adalah putri kandungnya dengan Feray. Pria paruh baya itu memutuskan untuk menceritakan semuanya. Karena dia telah berjanji tak akan ada lagi yang ditutupi.Belum ada yang bersuara setelah Tadeo menceritakan semuanya. Claudia dan Christian terdiam—mereka tak bersuara. Sama halnya dengan Daisy yang duduk di samping Claudia tak bersuara apa pun.Daisy belum mau bersuara karena semua perkataan Tadeo membuatnya seakan kehilangan kata. Rasa sedih, kecewa, hancur, kasihan, dan marah melebur menjadi satu. Tapi Daisy bukanlah sosok y
Tadeo menepati janjinya membawa Claudia ke makam mendiang kedua orang tua gadis itu. Pun Tadeo mengajak Daisy untuk mengunjungi makam Feray dan Alvin. Sedangkan Christian tentunya ikut, karena menemani Claudia.Mereka semua sedang berada di perjalanan menuju pemakaman. Mobil yang membawa Christian dan Claudia berada di depan, dan mobil Tadeo dan Daisy berada di belakang.Tak selang lama, dua mobil mewah yang membawa Christian, Claudia, Tadeo, dan Daisy memasuki sebuah pemakanan mewah yang ada di Brooklyn. Mereka semua turun dari mobil.“Kira ke arah kanan.” Tadeo sudah lebih dulu memberikan interuksi, agar berjalan ke arah kanan. Karena tak ada yang tahu, itu kenapa Tadeo wajib memberikan interuksi.Semua orang mengikuti interuksi dari Tadeo. Berikutnya, langkah mereka semua terhenti tepat di kala melihat nama Alvin Wesly dan Feray Ursula di pusara makam. Mata Claudia langsung berkaca-kaca melihat kedua nama itu.“Claudia, mereka adalah kedua orang tuamu,” ucap Tadeo seraya memberikan