Alice berjalan sempoyongan saat ia hendak kembali ke tempat tidur, kepalanya terasa sangat pusing dan berkunang-kunang, tubuhnya juga terasa gemetaran. Penglihatan Alice semakin gelap kemudian ia terjatuh ke lantai sambil memegangi perutnya. Mark seketika berlari kencang menuju ke kamar Alice, ia melewati bodyguard penjaga kamar Alice begitu saja tanpa mengatakan sesuatu, ia menerobos masuk ke kamar calon kakak iparnya dan mendapati Alice sedang terkapar tak sadarkan diri di lantai, Mark tampak sangat terkejut sehingga ia dengan cepat mendekati Alice."ALICE!!" Mark memekik kencang sehingga kedua bodyguard yang menjaga kamar Alice sontak ikut mendekati MarkMark berlari mendekati Alice, ia mengangkat tubuh Alice ke ranjang. "Cepat panggil ambulance," titahnya kepada salah satu bodyguard."Tuan Mark, apa yang terjadi? Ada apa kepada nyonya Alice?" Tanya salah satu bodyguard."Alice diracuni," jawab Mark."Cepat cari koki sialan itu!! Cepat cari koki yang bertugas memasak makanan untuk
Mark sangat terkejut dengan pengakuan Daniel yang begitu mencengangkan, jujur saja saat ini ia merasa sangat kecewa dengan ulah sang kakak yang ia rasa sangat keterlaluan. Bukan hanya keterlaluan saja tapi juga sangat membahayakan bagi nyawa Alice karena Marco dan Helena pasti akan melakukan sebuah serangan pembalasan yang berkali-kali lebih kejam. Mark bahkan sudah bisa menebak kalau Marco dan Helena lah yang sudah mencelakai Alice dengan menyuruh sang koki untuk memasak makanan yang bisa membahayakan nyawa calon kakak iparnya dan juga bayi yang sedang dikandung oleh Alice.Dan Mark diam-diam menugaskan anak buahnya untuk mengawasi Alice dari kejauhan karena ia tidak ingin melihat Alice kembali celaka untuk yang ke sekian kalinya. Mark ingin marah akan tetapi ia tidak punya hak apapun untuk marah kepada Daniel apalagi ini menyangkut masalah Alice dan ia memutuskan untuk ikut menjaga Alice di rumah sakit karena firasatnya tiba-tiba tidak enak."Mark, pulanglah ke rumah biar aku yang m
Daniel menginjak pedal rem dalam-dalam sehingga ban mobil menimbulkan suara berdecit yang sangat keras dan sangat cepat sampai laju mobil yang dikendarainya seketika terhenti, suara desingan peluru yang terdengar membahana di parkiran basemen gedung rumah sakit membuat dada Daniel terasa sesak karena ia takut terjadi sesuatu kepada adiknya. Daniel melirik kaca spion tengah untuk melihat keadaan Alice yang masih tertidur di bangku belakang lalu setelah itu yang dilakukan Daniel benar-benar tidak terduga.Daniel memutuskan untuk kembali berputar arah, ia kembali ke tempat perkelahian Mark dengan para pembunuh bayaran tadi dan alangkah terkejutnya Daniel saat ia melihat beberapa pria ternyata sudah bertumbangan di lantai akan tetapi ia tidak melihat ada Mark di antara pria-pria tersebut. Netra Daniel tengah sibuk mencari sosok sang adik yang ternyata sudah tidak terlihat lagi atau lebih tepatnya menghilang, Daniel bergegas menurunkan kaca mobil untuk mencari keberadaan Mark."MARK!! MAAA
''Aku tidak bisa terus begini, bahkan semua orang terdekatku sudah menjadi korban. Alice dan Mark ..."Daniel menghela napas panjang, ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan meratapi keadaan Mark dan Alice yang sama-sama sedang dirawat di rumah sakit. Baru kali ini Daniel merasakan rasa takut kehilangan orang-orang terdekatnya, dulu ia adalah orang egois yang tidak pernah memikirkan siapapun bahkan adiknya sendiri sehingga hubungannya dengan Mark merenggang. Akan tetapi semua berubah semenjak Alice datang ke dalam kehidupannya yang kacau, sifat Daniel bahkan berubah drastis semenjak Alice dinyatakan hamil oleh dokter. Dan sekarang Daniel sedang berusaha keras untuk bisa melindungi Mark, Alice serta calon anaknya yang masih berada di dalam kandungan Alice."Aku harus pergi menemui si berengsek itu sebelum dia mulai menyerang adik dan juga wanitaku," gumam Daniel sambil berdiri dari tempatnya duduk.****Lamborghini Aventador milik Daniel diparkir dengan sembarangan oleh sang C
Daniel sengaja meminta kepada pihak rumah sakit untuk ruang perawatan Mark dan Alice saling berdekatan supaya ia bisa memaksimalkan penjagaan dan pengawalan untuk dua orang yang sangat ia kasihi, Daniel akhirnya menyadari kalau ia mempunyai musuh lain dan masih belum ia ketahui dengan pasti identitasnya dan semua itu baru ia ketahui setelah bertemu dengan Marco. Daniel kini bahkan tidak bisa mempercayai siapa-siapa lagi karena baik pengawal atau orang terdekatnyalah yang bisa saja mengkhianatinya,"Tuan Daniel, nyonya Helena datang dan ingin bertemu dengan tuan," lapor Alan.Lamunan Daniel seketika buyar setelah sang sekretaris datang, sang CEO itu sedang malas untuk bertemu ataupun berbicara dengan orang lain terutama kepada Helena yang sudah masuk dalam daftar hitam orang yang ingin ia hindari, Daniel hanya menggelengkan kepalanya saja dan Alan pun sudah mengerti maksud dari gelengan kepala sang bos sehingga sang sekretaris itu langsung keluar dari ruangan Daniel untuk menemui Helen
Semenjak Mark dan Alice bersama-sama dirawat di rumah sakit aktivitas Daniel menjadi berkali-kali lipat lebih sibuk dari biasanya, selain ia harus bekerja di kantor Daniel juga harus menjaga Alice dan Mark secara bergantian untuk memastikan keadaan orang-orang yang dicintainya itu baik-baik saja. Tubuh Daniel terasa sangat lelah akan tetapi rasa lelahnya itu terbayar saat ia melihat wajah cantik Alice, bahkan Daniel sangat suka mengelus perut Alice yang masih datar. Rasa lelah Daniel seketika hilang bahkan ia tampak sangat bersemangat dengan adanya Alice di sisinya, Daniel juga rasanya sudah tidak sabaran ingin melihat perut Alice membuncit bahkan ia sudah tidak sabar menunggu calon anaknya terlahir ke dunia."Hei bagaimana kabarmu dan si kecil yang ada di dalam perutmu?" Tanya Daniel seraya mengelus dan mencium perut Alice begitu ia datang."Semuanya baik-baik saja karenamu," jawab Alice.Daniel menggenggam tangan Alice lalu menciuminya, wajahnya terlihat sangat kelelahan dan itu bis
"Daniel lihatlah, desain ini banyak kekurangannya dan jika diteruskan maka akan terjadi banyak masalah nantinya karena selain bisa membahayakan orang banyak maka akan berbahaya juga bagimu," jelas Alice sambil menunjuk ke titik-titik yang dirasakannya sangat berbahaya.Daniel tidak percaya dengan ucapan Alice dan ia malah menatap calon istrinya itu dengan tatapan ragu karena desain gedung yang dipegangnya sekarang ini adalah rancangan seorang arsitek yang sangat berpengalaman dan sangat profesional sehingga tidak mungkin kalau arsitek yang dipekerjakannya bisa membuat kesalahan fatal."Bagaimana mungkin kamu bisa melihatnya tanpa mengukurnya terlebih dahulu?" Tanya Daniel dengan tatapan selidik."Cari saja penggaris kalau begitu untuk memastikan," tantang Alice.Daniel berjalan keluar dari kamar dan ia berbicara kepada seorang perawat untuk meminjam penggaris, hanya dalam beberapa menit saja Daniel sudah mendapatkan penggaris yang akan digunakannya untuk membuktikan teori Alice. Danie
Alice tidak mau berbicara dengan Daniel semenjak sang CEO itu memutuskan untuk tidak menyentuhnya selama beberapa waktu lamanya, Daniel melakukan ini semua atas perintah sang dokter sampai kandungan Alice benar-benar kuat. Alice selalu mengurung dirinya di dalam kamar dan tidak mengizinkan Daniel atau siapapun masuk ke dalam kamarnya sehingga sang CEO tampan itupun menjadi pusing tujuh keliling karena harus menghadapi emosi wanitanya yang selalu naik turun.Daniel pikir kalau Alice sedang kesal kepadanya akan tetapi kenyataannya tidaklah begitu, ternyata selama dua hari ini Alice diam-diam sedang mendesain sebuah gedung untuk menolong sang CEO yang sedang mengalami masalah di perusahaan . Alice sengaja melakukannya secara diam-diam agar tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya termasuk Daniel atau nanti rencananya menjadi gagal total, Alice memang bukan sarjana arsitektur akan tetapi kecerdasan dan kemampuan perempuan bermata biru itu untuk mendesain gedung tidak bisa diremehkan beg
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan