Share

Penyesalan

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku tidak berniat seperti itu. Itu hanya kecelakaan,” ucap Emmy penuh penyesalan ketika Axel menyodorkannya segelas jus jeruk dingin.

“Aku mungkin akan mempercayaimu, tapi tidak dengan Keenan,” sahut Axel rendah. “Dia sangat menjaga keselamatan Isa, kamu tahu sendiri kan? Dia tidak mau melihat Isa tergores sedikitpun.”

“Dan,” kata pria itu lagi seraya melirik Emmy. “Kamu sungguh menargetkan Keenan sejak awal? Kamu sudah memilihnya?”

“Tidak.” Emmy menggeleng cepat. “Bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu? Bukankah sudah ku bilang kalau aku tidak pernah bertemu Keenan sebelum kejadian malam itu?”

“Bukankah kamu yang mengatakannya tadi?” Axel mengangkat alis. “Aku bahkan harus mengelus dada mendengar semuanya.”

“Semuanya?” Emmy berdigik takut. “I-itu hanya lelucon. Tidak serius. Maskudku...”

Emmy kehabisan kata-kata. Konyol. Terlalu bernafsu untuk mengalahkan Isa malah menjadi bumerang baginya. Ternyata Keenan dan Axel sudah mendengarnya sejak tadi? Astaga, kenapa aku tidak menyadar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Tinggal Sementara

    Ketika Keenan menggendong Isa dan meletakkan gadis itu di kursi tunggu setelah selesai menerima tindakan, Isa tiba-tiba saja menyambar tangan Keenan. Dia menggenggamnya sambil terus meringis.“Ada apa?” Keenan jongkok di depan Isa. “Ada yang tidak nyaman?”“Sakit,” keluh Isa. Dia menunduk melihat kakinya yang dibebat perban dan kini tidak mengenakan alas kaki apa pun.“Aku minta maaf atas nama Emmy,” ujar Keenan.Isa berhenti meringis, tatapannya berubah sinis. Sederhana, tapi permintaan maaf itu membuat Isa berang. Kenapa? Kenapa Keenan meminta maaf atas nama Emmy? Siapa Emmy untuknya?Kemudian dia meringis lagi. “Tidak apa-apa,” katanya berbohong. “Dokter juga mengatakan lukanya tidak parah.”“Tapi ini akan membuat gerakanmu terbatas selama beberapa hari ke depan.” Keenan menghela nafas, pindah duduk ke samping Isa. “Kamu perlu bedrest agar lukanya cepat pulih.”“Ya,” gumam Isa, kembali menunduk melihat kakinya. “Omong-omong, aku harap kamu tidak melakukan apa pun pada Emmy.” Kembal

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Jadilah Kuat

    Emmy baru selesai mandi saat dia berdiri di balkon rumah, menyandarkan diri ke beton pembatas. Dia memandang rona hangat matahari terbenam. Dia selalu terpesona pada langit merah muda dan orange yang terbentang di arah Barat ketika langit siap menyambut malam.Rambutnya masih lembab, merembes basah pada kaos putih oversize yang melekat di tubuhnya. Dia sudah mendengar para pelayan berbisik-bisik soal kedatangan Isa di kedimana Barat ketika dia melintas di halaman.“Tuan Keenan sedang berusaha membujuk Nyonya Besar!” Begitu kata mereka.Dan keputusan itu entah kenapa membuat Emmy semakin yakin jika Keenan akan melakukan sesuatu padanya. Keenan tanpa pertimbangan apa pun memboyong Isa masuk ke dalam kediamannya dan akan tinggal satu atap dengannya.Kini, ada dua orang yang harus diantisipasinya, yaitu Keenan dan Isa.Isa tak akan meloloskannya begitu saja, Emmy yakin itu.Lily berpesan padanya untuk tidak merendahkan hati dan meminta maaf pada Isa. “Hentikan sikap bodohmu ini. Mulailah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Anjing Penurut

    Emmy menuruni anak tangga dengan perasaan yang tidak karuan. Dia marah dan kecewa, tapi yang terbesar adalah kesedihan yang membuat dadanya terasa sesak. Ternyata Keenan hanya baik padanya ketika dia kesepian saat Isa tak ada.Keenan hanya memanfaatkan keadaan. Beruntung Emmy tidak terlalu memikirkan perasaan itu semakin dalam.“Nona.” Madam Karen menggenggam tangan Emmy. “Minta maaf saja pada Tuan Keenan. Ruangan ini tidak pantas untukmu.”“Ini cukup nyaman,” kata Emmy menghibur diri sambil melirik ruangan sempit itu. “Setidaknya, di sini aku tidak melihat Isa.”“Nona, kamu akan benar-benar mengizinkan wanita itu tinggal?” tanya Madam Karen lagi.“Apa boleh buat?” Emmy tersenyum –terpaksa. “Ini sudah jadi keputusan Keenan. Biarkan dia melakukan semua yang menurutnya bisa memuaskan dirinya.”Di ruang tengah, Isa menikmati kemenangan yang terasa amat mudah itu dengan menenggak segelas anggur yang disediakan oleh Madam Carla. Isa tidak peduli pada tatapan penuh penghakiman dari para pel

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Topik Utama Lagi

    Mundur selangkah tidak masalah, pikir Dorothy. Dengan tenang dia menyesap tehnya sesaat sebelum sarapan keesokan harinya. Dia harus memberi pelajaran pada Keenan, tidak peduli bagaimana caranya. Cucunya itu harus sadar kalau pernikahan bukan mainan.Memang, mungkin dia memiliki ikatan yang tak terbantahkan sejak Isa menyelamatkan nyawanya puluhan tahun lalu. Hal itu pula lah yang membuat keluarga Achilles berhutang budi pada keluarga Matilda.Tapi bukan berarti Isa bisa sesuka hati keluar masuk kehidupan Keenan dan mengacaukan rumah tangganya.Kali ini, walau akan mengorbankan privasi Keenan sekali lagi, tidak masalah bagi Dorothy. Dia hanya ingin Isa meninggalkan kediaman Barat.Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dorothy memasang kaca mata, membaca pesan yang baru saja masuk. “Artikelnya sudah terbit dan langsung menjadi topik hangat. Berapa yang kamu minta?”Dorothy tersenyum. Dia tidak menginginkan uang dari si wartawan. Dia hanya ingin mengeluarkan Isa dari keluarga Achilles.Ponsel

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Diusir

    Keenan mendengus kesal, melihat ke arah pintu basement saat Emmy naik didampingi Madam Karen. Itu dia. Si pembuat onar. Masalah di hidupku tak akan habis kalau ada dia.“Dad,” sapa Emmy ramah. “Ada urusan apa sampai kamu datang ke kediaman Barat?”“Kamu tidak baca beritanya?” Charles balik bertanya.Emmy menggeleng. Dia tidak bawa ponsel. Jadi dia tidak tahu berita apa yang dimaksud Charles. Emmy pikir Charles hanya berselisih dengan Keenan soal Isa.Charles mengulurkan ponselnya pada Emmy yang duduk di sebelahnya alih-alih di sebelah Keenan, suaminya. Emmy membaca artikel itu, cukup terkejut namun ada kepuasan dalam dirinya. Ternyata ada orang yang menggantikannya memberi pelajaran pada Isa dan Keenan.“Sebenarnya ini bukan masalah besar,” akhirnya Keenan kembali berkomentar. “Granny yang membesar-besarkan masalah ini.”“Ada wanita lain dalam rumah tanggamu dan kamu mengatakannya bukan masalah besar?” Charles mendelik.“Emmy saja tidak keberatan,” protes Keenan.Cih! Dia bahkan meny

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Uangnya Tidak Disini

    Diane dan Isa adalah pasangan ibu dan anak yang sangat menyukai judi. Kehidupan mereka tak akan lengkap jika dalam seminggu keduanya tidak turun ke meja bundar kasino dan mempertaruhkan semua yang mereka miliki di daerah Abbey City.Abbey City adalah pusat perjudian terkenal di pusat kota. Masyarakat menyebutnya sebagai Las Vegas kedua. Didirikan oleh Miller dan istrinya , Abbey City lebih cocok disebut kota pribadi milik keluarga Miller.Stevano Miller bersama sang istri Miriege Miller mendirikan kasino-kasino dan resor yang menjadi bagian dari integral tranformasi Abbey City menjadi pusat perjudian terkenal. Setelah fondasi perjudian berserta koneksinya kuat, keduanya juga membangun hotel berisi kasino sekaligus di sepanjang jalan Abbey City.Perlahan-lahan Abbey City terkenal dan menarik perhatian para investor asing untuk membuka dan mengembangkan hotel kasino di sana. Perjudian di Abbey City pun kini dikelola oleh para mafia, namun tak ada yang mengalahkan Josiah ‘Boujee’ Miller.

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Emmy Mengambil Uangnya

    Pria itu tertarik. Dia melepas pegangan tangannya. “Katakan, apa maksudmu?”Isa melirik Diane yang masih melongo. Dia berdehem, memperbaiki posisi atasannya lalu menghela nafas. “Aku memiliki adik tiri, sering dipanggil Emmy. Beberapa bulan yang lalu dia menikah dengan Keenan Achilles dan sekarang tinggal di kediaman mereka. Karena dia sudah memiliki kuasa, dia malah mengambil semua uang kami.”Air mata pura-pura itu begitu cepat merembes menuruni wajah Isa. Bahkan Diane sendiri sangat terkejut melihat kepiawaian Isa dalam berpura-pura. Isa mengedipkan mata, meminta Diane membantunya.Tangisan Diane pun seketika pecah. Dia berlutut memegang kaki si pria.“Anak itu sungguh tidak menganggap kami lagi. Kalau kamu berhasil mengambil uang darinya, itu akan lebih dari cukup untuk menutup hutang-hutang kami pada Tuan Boujee.”“Benarkah?” Si pria memastikan.“Ya.” Isa dan Diane berseru secara bersamaan. “Sungguh, uang kami ada pada mereka.”Pria itu meraih dagu Isa dengan kasar. “Kalau kamu b

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Bawa Dia Ke Hadapanku

    “Emmely Isla.”Emmy menoleh pada seorang pria yang jauh lebih besar dengan otot-otot padat dilengannya. Bahkan hanya melihatnya saja Emmy tahu kalau tubuh pria itu dipenuhi kekuatan yang luar biasa.“Ka-kamu tahu namaku?” Emmy bergidik ngeri.Pria itu sudah menyelidiki Emmy. Dia tahu Emmy tinggal di mana, bekerja di mana, bahkan jam pulang kerja gadis itu pun diketahuinya. Namun keluarga Achilles bukanlah sosok yang mudah dilawan. Dinasti bisnis yang luas serta kelihaian seorang Keenan Achilles bukan lagi rahasia di kalangan para mafia.Walau tak terikat dengan organisasi mana pun dan tidak memiliki organisasi sendiri, Keenan cukup disegani dan ditakuti.“Adik tiri Isloisa Matilda, bukan? Ibu dan kakakmu berhutang banyak padaku. Dan mereka mengatakan semua uang ada padamu.”Emmy mengernyit, dia langsung menggeleng. “Tidak,” katanya cepat. “Aku tidak ada hubungannya dengan keluarga Matilda.”Si pria itu mengernyit. “Katakan sekali lagi.”Emmy memegang tasnya semakin erat, kemudian bers

Bab terbaru

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: ENDING

    Pintu kamar terbuka, seolah Emmy sudah menunggu kedatangan Keenan ketika pria itu pulang dari kantor. Emmy menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Keenan mengernyit, dia bersandar di dinding.“Suamimu tak boleh masuk?” tanyanya.“Bukan.” Emmy menggeleng. “Tunggu sebentar. Lima menit. Ah, mungkin sepuluh menit.”“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”“Sabar sedikit.” Emmy kembali menutup pintu. “Jangan masuk sebelum aku mengizinkannya,” serunya lagi.Emmy menyusun satu per satu balon hias yang ditempel di dinding. Tak lupa tulisan ‘happy birthday’ dia gantung, lalu dia mengecek kembali kue ulang tahun Keenan. Setelah memastikan semuanya sudah beres, Emmy berjalan menuju kamar mandi.Digenggamnya alat tes kehamilan yang menunjukkan garis merah muda sebanyak dua garis, menunjukkan jika dia sedang hamil. Ini akan menjadi kejutan yang tidak akan pernah dilupakan Keenan, Emmy sangat yakin sekali.Dia memasukkannya ke dalam kotak dan menutupnya. Aksen pita merah muda

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: IV

    Hari yang cerah di awal Januari. Dalam balutan gaun putih tulang yang menutupi tubuhnya hingga ke kaki, Emmy berjalan didampingi oleh ayah Josiah, Stevano Miller. Dia tampak anggun dengan tiara yang dipasangkan ke rambutnya. Dia seperti puteri dari negeri dongeng.Para tamu tampak bersorak, berdiri menyaksikan kesakralan pernikahan antara Emmy dan Keenan. Lily bertugas menjadi pendamping wanita, Edmund menjadi pembawa kerajang bunga didampingi Liz dan Ivy. Ketiga wanita itu mengenakan gaun kuning lembut sementara Edmund tampil gagah dengan jas mungilnya.Aroma harum dari bunga-bunga azalea putih, rosemary dan juga marygold menguar dari bunga-bunga yang ditaburkan mereka. Di altar, Keenan menunggu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka akan menemukan hari ini dalam hidupnya.Pria itu sempat berpikir kalau semuanya sudah berakhir. Ketika dia kehilangan Emmy dalam hidupnya, Keenan merasa kalau takdir memang begitu adanya. Siapa yang tahu kalau ternyata masi

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: III

    “Jadi, kamu adalah pemilik Sid and Co? Itukah alasan kenapa dulu kamu memintaku untuk bekerja di sana?”Leo mengusap telapak tangannya yang mulai berkeringat. Dia berbohong pada Ivy soal identitasnya, mungkin kekasihnya itu akan marah besar padanya. Leo mencoba memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini. Dia tidak mau Ivy akan meminta perpisahan. Sungguh, dia tidak mau.“Vy, aku hanya...”“Stop!” Ivy berbalik, menatap Leo dan menemukan pria itu kelihatan gelisah. Ivy nyaris tertawa dalam hati. Tapi ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa besar Leo menginginkannya. “Kamu berbohong padaku. Sungguh! Kamu keterlaluan.”“Ivy, aku tidak ingin menyembunyikan identitasku.”“Lalu apa yang kamu lakukan ini?”“Aku hanya...”Ivy mendelik, menunggu dengan sabar sampai Leo menyelesaikan kalimatnya. Tapi ternyata setelah menunggu selama beberapa detik, pria itu malah bungkam dan tidak bicara. Perlahan Ivy mulai kesal. Padahal Leo tinggal mengatakan alasannya apa, tapi dia malah me

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: II

    Ketika Leo menjemput Ivy di kantornya, hari sudah menjelang malam. Pria itu menyandarkan pinggulnya di depan sedan Maybacth yang baru dibelinya dua hari yang lalu. Tak ada yang salah dengan SUV yang membawanya selama beberapa tahun ini.Tapi Leo tahu, mobil dengan body bongsor seperti itu kurang disukai oleh wanita. Walau Ivy tak pernah protes dengan SUV-nya, tapi Leo ingin Ivy nyaman di dalam kendaraannya sendiri saat dia bersama Ivy.Leo melirik ke dalam gedung bertingkat sambil menghela nafas panjang. Ivy tidak mau bekerja di perusahaannya sendiri walau Leo menawarkannya. Padahal, Leo tidak memberitahu kalau Sid and Co adalah miliknya, tapi Ivy tetap tidak mau bekerja di sana.Sebenarnya, Leo bukan datang dari keluarga yang kurang beruntung. Dia memiliki keluarga kaya raya, hanya saja kondisi anggota keluarganya memaksa dia keluar dari rumah pada usia empat belas tahun. Dia menjelajah seorang diri, menjadi objek bully bagi teman-teman sekolahnya hingga Keenan menemukannya.Tapi tah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: I

    Axel menurunkan atap Stingray dan bersandar di bagasi, menunggu Lily turun dari apartemennya. Kerena Keenan sudah kembali, maka Axel kini memiliki waktu libur untuk dirinya sendiri. Pagi ini, dia akan menebus waktunya yang dihabiskan lebih banyak di perusahaan alih-alih bersama Lily.Lily turun dengan mengenakan dress selutut dan sepatu sneakers berwarna putih. Gadis itu lincah, bergerak ringan dan tersenyum menyapa Axel. Dia adalah hadiah yang tak terharga, begitu Axel menyebut Lily. Karena kehadiran Lily, dia tak perlu khawatir soal kehidupannya karena Lily selalu memiliki banyak cara untuk menghiburnya.“Apakah aku terlalu cantik? Kenapa kamu menatapku seperti itu?” goda Lily.Axel mengangguk membenarkan. “Kamu memang cantik. Sudah siap?”Lily mengangguk. Dia setengah berlari mengitari mobil dan masuk. Axel tertawa kecil. Dia terlalu mandiri. Bahkan para gadis akan mengantri untuk dibukakan pintu secara khusus bak tuan puteri. Tapi dia? Dia bahkan tidak menungguku melakukannya.Mer

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Maaf

    “Aku tidak tahu kalau kamu hamil saat aku pergi. Maafkan aku.”Liz menangis tersedu-sedu, tapi dia tahu itu bukan kesalahan Josiah. Liz menggeleng kuat. “Ini juga salahku. Maaf karena aku egois dan menyembunyikan semua ini darimu.”Josiah melepas pelukannya. Dihapusnya air mata yang masih terus jatuh di pipi Liz dan menunduk untuk mencium bibir Liz dengan penuh kerinduan. Edmund yang sedari tadi diam saja kini bertindak saat melihat Josiah mencium ibunya. Dia menarik tangan Liz, menghadang dengan sikap protektif.“Hanya aku yang boleh mencium Mom,” katanya dengan suaranya yang melengking.Josiah dan Liz tertawa kecil. Liz menatap Josiah, lalu mengangguk pada pria itu. Josiah bersimpuh dihadapan Edmund, dan pria kecil itu menelengkan kepala menatap Josiah. “Paman mirip sekali denganku,” gumamnya. “Apakah kamu Dad?”Air mata Josiah jatuh, namun dia tertawa menyadari kalau puteranya begitu cerdas. Dia mengusap kepala Edmund sambil berpikir, bahkan telapak tanganku masih lebih lebar dari

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kesempatan Kedua

    Emmy buru-buru melepas pelukan Keenan dari tubuhnya. Dia berdiri, menahan diri untuk langsung menganggukkan kepalanya. Dia memilih bersikap biasa saja walau dia nyaris melompat waktu Keenan mengajaknya menikah lagi.“Kita sudah bercerai, Tuan,” sahut Emmy santai.“Aku tahu.” Keenan meraih jemari Emmy lagi. “Berikan aku kesempatan kedua.”“Pun kalau aku memberimu kesempatan kedua, keluargaku mungkin tidak akan menerimamu.”“Aku akan berusaha merebut kembali kepercayaan mereka. Dengan cara apa pun, aku akan melakukannya.”“Bahkan kalau mereka memberi syarat kalau kita harus tinggal di sini?”Keenan melihat sekitarnya. Memangnya apa yang salah tinggal di desa? Ini cukup nyaman, bahkan Keenan semakin terbiasa hidup tanpa kemewahan. Dia tidak menggunakan pendingin ruangan, tidak bepergian ke klub, tidak berbelanja barang-barang mewah, tidak menggunakan mobil. Itu bagus dan dia nyaman.“Tinggal di desa tidak buruk, tahu?” sahut Keenan.Emmy merasakan wajahnya mulai merona merah. Jantungnya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

DMCA.com Protection Status