Share

Kamu Menyukainya?

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Josiah tiba dengan gelagapan dan ketakutan yang mendera ketika dia mendengar kabar dari Sophia jika Emmy menghilang. Leo berada selangkah di belakangnya, terlihat wajah mereka sama-sama penuh ketakutan.

Begitu melihat Emmy dan Liz terbaring di atas tanah, Josiah menyerbu turun ke tepian sungai. Dia langsung mendekap Emmy hingga membuat gadis itu terkesiap, dan pelukan berikutnya dari Leo membuatnya nyaris tak bisa bernafas.

Liz menelengkan kepala dengan tatapan marah. Dengan kesal dia mendorong tubuh Josiah dan Leo menggunakan kakinya lalu duduk. “Aku susah payah menyelamatkannya tapi kalian malah membuatnya hampir mati lagi.”

Josiah dan Leo hendak menyahut, namun mereka lalu diam, menyadari kalau yang dikatakan Liz benar adanya. Emmy terlihat mengulum senyum dengan tubuhnya yang masih terlentang. Dia tertawa, semakin lama tawanya semakin menggema dan terdengar nyaring, dan anehnya Liz malah ikut tertawa.

Josiah dan Leo akhirnya ikut tertawa dan mereka tertawa terbahak-bahak bersama d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kalian Adalah Matanya

    Leo terperanjat kaget ketika dia masuk, di ruang tengah Sophia sedang bicara dengan Lily. Lily menatap Leo dengan linangan air mata, lalu tatapannya beralih pada Emmy yang sedang digendongnya. Lily tidak bodoh. Ketika Josiah tidak pernah di rumah, Leo selalu sibuk, dan Emmy tak kunjung pulang, Lily mulai curiga.Dia sengaja mengikuti SUV Leo diam-diam ketika dia dan Josiah pergi. Dan dugaannya benar. Emmy tidak seperti yang mereka gambarkan dalam alasannya selama ini. Kurang sehat? Di rumah sakit? alasan macam apa itu?“Apa kita sudah sampai?” tanya Emmy, menyadari Leo tidak bergerak sama sekali. “Kalau begitu turunkan aku.”Leo menurut. Begitu menurunkan Emmy yang basah kuyup, dia langsung menangkap tangannya saat Emmy hendak jatuh. Lily menelengkan kepala, melihat lebih jelas dengan mata kepalanya sendiri dan membuktikan apakah perkataan Sophia itu benar.Emmy buta?“Apa yang terjadi padanya?” Sophia menatap keduanya heran, dan semakin bingung saat Liz tiba bersamaan dengan Josiah d

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Karena Aku Mencintainya

    “Jadi, Keenan benar-benar tidak tahu?” gumam Axel, keduanya duduk di taman rumah sakit.Isa mengangguk pelan, tersenyum menengadahkan matanya ke langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. “Aku tahu ini keputusan yang sangat berani, tapi tahukah kamu kalau ini adalah keputusan terbaik yang pernah ku lakukan?”Axel tidak menyahut. Sebaliknya, dia merasa dirinya mendadak cengeng. Bisa-bisanya dia ingin menangis karena tahu pengorbanan Isa amatlah luar biasa. Seseorang bisa mencintai dengan tulus, tapi dengan mengorbankan sesuatu yang amat berharga seperti kornea, tidak semua orang bisa melakukannya.“Kamu gila,” gumam Axel dalam suaranya yang bergetar.Isa tertawa, mengangguk setuju. “Bukankah cinta memang membuat manusia gila? Aku bisa melakukan ini karena aku mencintai Keenan, walau aku tahu aku tidak akan pernah mendapatkannya.”Itu lebih menyakitkan lagi untuk didengar. Hubungan mereka rumit, pikir Axel. Bagaimana pun juga, Emmy masih adik tiri Isa, dan Keenan adalah suami Emmy. Den

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Aku Tak Akan Memaafkanmu

    “Kalian menyembunyikan sesuatu dariku.”Keenan merasa kalau atmosfir dalam ruangannya sangat berbeda dengan yang dibayangkannya. Hasil kesehatan Keenan baik-baik saja. Dia hanya mengalami sedikit luka berat di kakinya, tapi dokter sudah mengatakan jika tidak ada kemungkinan cacat dan kakinya bisa kembali seperti sedia kala.Tapi kenapa perasaannya mengatakan orang tuanya memikirkan sesuatu yang berat? Mereka tidak bicara, ruangannya sepi bak kuburan. Belum lagi Axel yang belum kembali ke sana sejak dia meminta izin untuk menghubungi Emmy sejak tadi sore.“Apa yang bisa kami sembunyikan darimu?” kata Cecilia pelan, mencoba mencairkan suasana dan membuat Keenan tidak mencurigai apa pun.“Di mana Emmy, Mom?”Pertanyaan itu melukai hati Cecilia, membuatnya mengingat kembali perihal surat cerai yang dilayangkan Emmy. Dan, bukan hanya itu. Jika dia mengingat Emmy, maka secara otomatis otaknya akan menyeretnya untuk membayangkan Isa yang sekarang buta.Apa yang harus ku lakukan? Apa yang har

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Jangan Menyukaiku

    Ketika Liz hendak ke kamarnya, dia melihat pintu belakang masih terbuka. Liz mengintip sedikit dari celah yang terbuka, melihat Josiah duduk di sana sendirian. Leo dan Lily memang sudah pulang karena besok Leo masih bekerja dan Lily kuliah. Sekarang, di sana ada Josiah seperti biasa yang selalu menemani Emmy.Liz mengeluarkan dua kaleng alkohol dari dalam kulkas dan membawanya ke luar. Dia duduk di samping Josiah yang langsung menatapnya sinis begitu dia duduk. Liz menyeringai, meletakkan alkohol di atas rumput tapi ternyata Josiah sudah minum lebih dari yang dibawanya.“Aku lihat kamu tidak pernah tidur selama kamu menemani Emmy di sini,” ujar Liz. “Kamu tidak mengantuk sama sekali?”Josiah meliriknya, tatapannya sedikit tajam namun Liz mengabaikannya. Dia membuka kaleng alkoholnya lalu menenggaknya di samping Josiah.“Kenapa kamu selalu merasa terganggu dengan kehadiranku? Padahal kamu tahu akulah penyelamat kekasihmu,” sungut Liz.“Sudah ku bilang aku tidak menyukai dia. Emmy bukan

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kamu Tidak Sadar

    “Leo, ini aku, Ivy,” ujar Ivy, mencegah Leo salah mengenalinya.Tapi Leo diam saja. Hanya tangannya yang terus bergerak mengusap pipi Ivy lalu pindah ke rambutnya. Tindakan itu membuat wajah Ivy memerah dan jantungnya berderap cepat. Matanya mengerjap saat Leo menatapnya penuh keintiman.“Ka-kamu mabuk,” ujar Ivy lagi. “Aku akan mengambil air minum untukmu,” katanya sambil berusaha berdiri.Tapi Leo tidak mengizinkannya. Malah tangan pria itu pindah ke punggungnya, menyusurinya di sana hingga nyaris menyentuh pangkal pahanya. Ivy berusaha mengumpulkan realitasnya kalau Leo hanya mabuk. Dia menangkap tangan Leo, namun Leo malah berbalik mencengkeram tangannya.“Leo, kamu benar-benar tidak sadar,” kata Ivy pelan.Tapi yang tidak diketahui oleh Ivy adalah, Leo sadar! Walau dia mabuk, dia tahu apa yang dia lakukan saat ini. Sejak pandangan pertama dengan gadis itu di restoran, Leo sebenarnya sudah mengalami getaran aneh dalam dirinya. Namun saat itu Leo masih menepisnya, hingga dia menemu

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kamu Mengenalnya

    Ivy mengangguk, mengelus pipi Leo. “Aku tahu apa yang kamu inginkan,” katanya, meletakkan tangan Leo ke pipinya. “Aku menginginkanmu, aku menginginkan ini.”Leo meremas tangan Ivy dan mereka berdua berhenti bicara. Ivy menatap Leo dan mata mereka bertemu, lalu waktu seakan berhenti berputar. Mereka terpaku, diam, menginginkan semua hal dari diri masing-masing dalam diam.“Aku tidak akan mengambil ini darimu,” kata Leo dengan bisikan parau. “Tidak dengan cara seperti ini.”Dan pada saat itu, setelah mendengar kalimat itu meluncur dari bibir Leo, Ivy jatuh cinta pada Leo. Dia tidak tahu apa yang dilakukan pria itu padanya, tapi Ivy terpesona. Leo membuatnya percaya jika masih ada pria yang sungguh-sungguh menghargai wanita seperti dirinya. Dia bahkan rela menahan rasa ‘sakitnya’ sendiri hanya karena dia menghormati Ivy.“Aku tahu kamu gadis baik-baik dan belum pernah melakukan ini sebelumnya.”Leo menangkup wajah Ivy yang memerah dan menatapnya dengan kelembutan hingga membuat nafas Ivy

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kepergian Dorothy (I)

    Keenan sama sekali tidak pernah terpikir kalau kornea yang ada dalam bola matanya kini adalah milik Isa. Setelah berusaha untuk tidak terlibat hubungan hutang budi apa pun pada gadis itu, ternyata dia malah harus mendapati kenyataan kalau Isa adalah sosok di balik semua keberuntungannya. Walau dia tidak menyukai skenario itu, tapi semuanya sudah terjadi dan Isa tetap tinggal di sekitarnya.“Kamu tidak menyukainya, bukan?” tebak Axel.Keenan menatap Axel yang masih menumpukan tubuhnya di dinding kaca. “Menurutmu?”Axel mengangguk membenarkan. “Ya, tentu saja aku tahu. Tapi semua ini sudah terjadi. Mau diapakan lagi?”“Dia di mana sekarang?”“Sudah kembali ke rumah,” sahut Axel. “Dia sudah boleh pulang beberapa hari yang lalu.”“Kenapa kamu tidak mengatakan apa pun soal ini?”“Karena aku khawatir itu akan mempengaruhi emosimu. Kamu masih dalam pemulihan dan dokter mengatakan kamu tidak boleh berpikir keras dulu.”Semua kemelut rumah tangganya ada juga karena Isa. Karena Keenan tidak bis

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kepergian Dorothy (II)

    Tentu saja, pikir Keenan. Neneknya sangat percaya pada Emmy, tentu saja Emmy mengetahui hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dan kalau Dorothy memerintahkannya untuk tutup mulut, maka Emmy juga akan melakukannya. Itu bukan hal yang mengejutkan, tapi Keenan tetap saja terkejut.“Tapi dokter, apakah diagnosa Mom benar-benar mati batang otak?” tanya Amy, mengabaikan keterkejutan keluarga Achilles yang lain begitu dokter Frans menyebut nama Emmy. “Maksudku, Mom juga bisa disebut koma, bukan?”“Tentu saja, Nyonya.” Dokter Frans mengangguk. “Ada beberapa ciri penting yang bisa diidentifikasi secara awal oleh tim dokter. Gejala-gejala penting ini akan dijadikan acuan sebagai pembeda antara mati batang otak dari kondisi medis lain seperti koma atau keadaan vegetatif pasien. Dokter Toby Odessa mungkin bisa menunjukkannya,” perintah dokter Frans pada salah satu rekannya.Dokter Toby melangkah mendekati Dorothy dan mengeluarkan penlight dari kantong snellinya.“Izinkan saya menjelaskan sedikit, Tu

Bab terbaru

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: ENDING

    Pintu kamar terbuka, seolah Emmy sudah menunggu kedatangan Keenan ketika pria itu pulang dari kantor. Emmy menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Keenan mengernyit, dia bersandar di dinding.“Suamimu tak boleh masuk?” tanyanya.“Bukan.” Emmy menggeleng. “Tunggu sebentar. Lima menit. Ah, mungkin sepuluh menit.”“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”“Sabar sedikit.” Emmy kembali menutup pintu. “Jangan masuk sebelum aku mengizinkannya,” serunya lagi.Emmy menyusun satu per satu balon hias yang ditempel di dinding. Tak lupa tulisan ‘happy birthday’ dia gantung, lalu dia mengecek kembali kue ulang tahun Keenan. Setelah memastikan semuanya sudah beres, Emmy berjalan menuju kamar mandi.Digenggamnya alat tes kehamilan yang menunjukkan garis merah muda sebanyak dua garis, menunjukkan jika dia sedang hamil. Ini akan menjadi kejutan yang tidak akan pernah dilupakan Keenan, Emmy sangat yakin sekali.Dia memasukkannya ke dalam kotak dan menutupnya. Aksen pita merah muda

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: IV

    Hari yang cerah di awal Januari. Dalam balutan gaun putih tulang yang menutupi tubuhnya hingga ke kaki, Emmy berjalan didampingi oleh ayah Josiah, Stevano Miller. Dia tampak anggun dengan tiara yang dipasangkan ke rambutnya. Dia seperti puteri dari negeri dongeng.Para tamu tampak bersorak, berdiri menyaksikan kesakralan pernikahan antara Emmy dan Keenan. Lily bertugas menjadi pendamping wanita, Edmund menjadi pembawa kerajang bunga didampingi Liz dan Ivy. Ketiga wanita itu mengenakan gaun kuning lembut sementara Edmund tampil gagah dengan jas mungilnya.Aroma harum dari bunga-bunga azalea putih, rosemary dan juga marygold menguar dari bunga-bunga yang ditaburkan mereka. Di altar, Keenan menunggu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka akan menemukan hari ini dalam hidupnya.Pria itu sempat berpikir kalau semuanya sudah berakhir. Ketika dia kehilangan Emmy dalam hidupnya, Keenan merasa kalau takdir memang begitu adanya. Siapa yang tahu kalau ternyata masi

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: III

    “Jadi, kamu adalah pemilik Sid and Co? Itukah alasan kenapa dulu kamu memintaku untuk bekerja di sana?”Leo mengusap telapak tangannya yang mulai berkeringat. Dia berbohong pada Ivy soal identitasnya, mungkin kekasihnya itu akan marah besar padanya. Leo mencoba memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini. Dia tidak mau Ivy akan meminta perpisahan. Sungguh, dia tidak mau.“Vy, aku hanya...”“Stop!” Ivy berbalik, menatap Leo dan menemukan pria itu kelihatan gelisah. Ivy nyaris tertawa dalam hati. Tapi ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa besar Leo menginginkannya. “Kamu berbohong padaku. Sungguh! Kamu keterlaluan.”“Ivy, aku tidak ingin menyembunyikan identitasku.”“Lalu apa yang kamu lakukan ini?”“Aku hanya...”Ivy mendelik, menunggu dengan sabar sampai Leo menyelesaikan kalimatnya. Tapi ternyata setelah menunggu selama beberapa detik, pria itu malah bungkam dan tidak bicara. Perlahan Ivy mulai kesal. Padahal Leo tinggal mengatakan alasannya apa, tapi dia malah me

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: II

    Ketika Leo menjemput Ivy di kantornya, hari sudah menjelang malam. Pria itu menyandarkan pinggulnya di depan sedan Maybacth yang baru dibelinya dua hari yang lalu. Tak ada yang salah dengan SUV yang membawanya selama beberapa tahun ini.Tapi Leo tahu, mobil dengan body bongsor seperti itu kurang disukai oleh wanita. Walau Ivy tak pernah protes dengan SUV-nya, tapi Leo ingin Ivy nyaman di dalam kendaraannya sendiri saat dia bersama Ivy.Leo melirik ke dalam gedung bertingkat sambil menghela nafas panjang. Ivy tidak mau bekerja di perusahaannya sendiri walau Leo menawarkannya. Padahal, Leo tidak memberitahu kalau Sid and Co adalah miliknya, tapi Ivy tetap tidak mau bekerja di sana.Sebenarnya, Leo bukan datang dari keluarga yang kurang beruntung. Dia memiliki keluarga kaya raya, hanya saja kondisi anggota keluarganya memaksa dia keluar dari rumah pada usia empat belas tahun. Dia menjelajah seorang diri, menjadi objek bully bagi teman-teman sekolahnya hingga Keenan menemukannya.Tapi tah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: I

    Axel menurunkan atap Stingray dan bersandar di bagasi, menunggu Lily turun dari apartemennya. Kerena Keenan sudah kembali, maka Axel kini memiliki waktu libur untuk dirinya sendiri. Pagi ini, dia akan menebus waktunya yang dihabiskan lebih banyak di perusahaan alih-alih bersama Lily.Lily turun dengan mengenakan dress selutut dan sepatu sneakers berwarna putih. Gadis itu lincah, bergerak ringan dan tersenyum menyapa Axel. Dia adalah hadiah yang tak terharga, begitu Axel menyebut Lily. Karena kehadiran Lily, dia tak perlu khawatir soal kehidupannya karena Lily selalu memiliki banyak cara untuk menghiburnya.“Apakah aku terlalu cantik? Kenapa kamu menatapku seperti itu?” goda Lily.Axel mengangguk membenarkan. “Kamu memang cantik. Sudah siap?”Lily mengangguk. Dia setengah berlari mengitari mobil dan masuk. Axel tertawa kecil. Dia terlalu mandiri. Bahkan para gadis akan mengantri untuk dibukakan pintu secara khusus bak tuan puteri. Tapi dia? Dia bahkan tidak menungguku melakukannya.Mer

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Maaf

    “Aku tidak tahu kalau kamu hamil saat aku pergi. Maafkan aku.”Liz menangis tersedu-sedu, tapi dia tahu itu bukan kesalahan Josiah. Liz menggeleng kuat. “Ini juga salahku. Maaf karena aku egois dan menyembunyikan semua ini darimu.”Josiah melepas pelukannya. Dihapusnya air mata yang masih terus jatuh di pipi Liz dan menunduk untuk mencium bibir Liz dengan penuh kerinduan. Edmund yang sedari tadi diam saja kini bertindak saat melihat Josiah mencium ibunya. Dia menarik tangan Liz, menghadang dengan sikap protektif.“Hanya aku yang boleh mencium Mom,” katanya dengan suaranya yang melengking.Josiah dan Liz tertawa kecil. Liz menatap Josiah, lalu mengangguk pada pria itu. Josiah bersimpuh dihadapan Edmund, dan pria kecil itu menelengkan kepala menatap Josiah. “Paman mirip sekali denganku,” gumamnya. “Apakah kamu Dad?”Air mata Josiah jatuh, namun dia tertawa menyadari kalau puteranya begitu cerdas. Dia mengusap kepala Edmund sambil berpikir, bahkan telapak tanganku masih lebih lebar dari

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kesempatan Kedua

    Emmy buru-buru melepas pelukan Keenan dari tubuhnya. Dia berdiri, menahan diri untuk langsung menganggukkan kepalanya. Dia memilih bersikap biasa saja walau dia nyaris melompat waktu Keenan mengajaknya menikah lagi.“Kita sudah bercerai, Tuan,” sahut Emmy santai.“Aku tahu.” Keenan meraih jemari Emmy lagi. “Berikan aku kesempatan kedua.”“Pun kalau aku memberimu kesempatan kedua, keluargaku mungkin tidak akan menerimamu.”“Aku akan berusaha merebut kembali kepercayaan mereka. Dengan cara apa pun, aku akan melakukannya.”“Bahkan kalau mereka memberi syarat kalau kita harus tinggal di sini?”Keenan melihat sekitarnya. Memangnya apa yang salah tinggal di desa? Ini cukup nyaman, bahkan Keenan semakin terbiasa hidup tanpa kemewahan. Dia tidak menggunakan pendingin ruangan, tidak bepergian ke klub, tidak berbelanja barang-barang mewah, tidak menggunakan mobil. Itu bagus dan dia nyaman.“Tinggal di desa tidak buruk, tahu?” sahut Keenan.Emmy merasakan wajahnya mulai merona merah. Jantungnya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

DMCA.com Protection Status