Share

Kamu Mengenalnya

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ivy mengangguk, mengelus pipi Leo. “Aku tahu apa yang kamu inginkan,” katanya, meletakkan tangan Leo ke pipinya. “Aku menginginkanmu, aku menginginkan ini.”

Leo meremas tangan Ivy dan mereka berdua berhenti bicara. Ivy menatap Leo dan mata mereka bertemu, lalu waktu seakan berhenti berputar. Mereka terpaku, diam, menginginkan semua hal dari diri masing-masing dalam diam.

“Aku tidak akan mengambil ini darimu,” kata Leo dengan bisikan parau. “Tidak dengan cara seperti ini.”

Dan pada saat itu, setelah mendengar kalimat itu meluncur dari bibir Leo, Ivy jatuh cinta pada Leo. Dia tidak tahu apa yang dilakukan pria itu padanya, tapi Ivy terpesona. Leo membuatnya percaya jika masih ada pria yang sungguh-sungguh menghargai wanita seperti dirinya. Dia bahkan rela menahan rasa ‘sakitnya’ sendiri hanya karena dia menghormati Ivy.

“Aku tahu kamu gadis baik-baik dan belum pernah melakukan ini sebelumnya.”

Leo menangkup wajah Ivy yang memerah dan menatapnya dengan kelembutan hingga membuat nafas Ivy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kepergian Dorothy (I)

    Keenan sama sekali tidak pernah terpikir kalau kornea yang ada dalam bola matanya kini adalah milik Isa. Setelah berusaha untuk tidak terlibat hubungan hutang budi apa pun pada gadis itu, ternyata dia malah harus mendapati kenyataan kalau Isa adalah sosok di balik semua keberuntungannya. Walau dia tidak menyukai skenario itu, tapi semuanya sudah terjadi dan Isa tetap tinggal di sekitarnya.“Kamu tidak menyukainya, bukan?” tebak Axel.Keenan menatap Axel yang masih menumpukan tubuhnya di dinding kaca. “Menurutmu?”Axel mengangguk membenarkan. “Ya, tentu saja aku tahu. Tapi semua ini sudah terjadi. Mau diapakan lagi?”“Dia di mana sekarang?”“Sudah kembali ke rumah,” sahut Axel. “Dia sudah boleh pulang beberapa hari yang lalu.”“Kenapa kamu tidak mengatakan apa pun soal ini?”“Karena aku khawatir itu akan mempengaruhi emosimu. Kamu masih dalam pemulihan dan dokter mengatakan kamu tidak boleh berpikir keras dulu.”Semua kemelut rumah tangganya ada juga karena Isa. Karena Keenan tidak bis

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kepergian Dorothy (II)

    Tentu saja, pikir Keenan. Neneknya sangat percaya pada Emmy, tentu saja Emmy mengetahui hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dan kalau Dorothy memerintahkannya untuk tutup mulut, maka Emmy juga akan melakukannya. Itu bukan hal yang mengejutkan, tapi Keenan tetap saja terkejut.“Tapi dokter, apakah diagnosa Mom benar-benar mati batang otak?” tanya Amy, mengabaikan keterkejutan keluarga Achilles yang lain begitu dokter Frans menyebut nama Emmy. “Maksudku, Mom juga bisa disebut koma, bukan?”“Tentu saja, Nyonya.” Dokter Frans mengangguk. “Ada beberapa ciri penting yang bisa diidentifikasi secara awal oleh tim dokter. Gejala-gejala penting ini akan dijadikan acuan sebagai pembeda antara mati batang otak dari kondisi medis lain seperti koma atau keadaan vegetatif pasien. Dokter Toby Odessa mungkin bisa menunjukkannya,” perintah dokter Frans pada salah satu rekannya.Dokter Toby melangkah mendekati Dorothy dan mengeluarkan penlight dari kantong snellinya.“Izinkan saya menjelaskan sedikit, Tu

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Emmy Tidak Datang

    “Emmy, ada sesuatu yang harus ku beritahu,” kata Josiah, malam setelah mereka selesai makan.Emmy menelengkan kepala ke arah Josiah, menemukan pria itu lewat suaranya. “Kabar apa?” tanya Emmy.Josiah tidak tahu bagaimana memberitahu gadis ini kalau Dorothy meninggal. Kabarnya sudah tersebar ke segala penjuru, namun di sini, Emmy tidak pernah mendengar radio atau mendengar suara dari televisi. Karena sinyal juga sedikit sulit, dia tidak banyak bersentuhan dengan benda pintar.Jadi, dia sama sekali tidak tahu kalau Dorothy meninggal.“Apakah ibuku mengalami sesuatu?” tanya Emmy lagi.“Tidak. Nyonya Nikky baik-baik saja. Hanya...”Josiah takut kabar itu akan mempengaruhi emosi Emmy. Karena bagaimana pun juga, Dorothy adalah sosok penting dalam kehidupannya. Dia mencintai Dorothy, dan sebaliknya, Dorothy juga mencintai Emmy. Tapi jika tidak memberitahunya, maka Josiah akan merasa sangat bersalah dan menyesal.Mungkin saja Emmy mau mengunjungi keluarga Achilles untuk melihat Dorothy terakh

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Dia Menuntut Cerai?

    Keenan bertemu Isa untuk pertama kalinya di pemakaman. Dia dituntun oleh Diane. Dia mengenakan gaun selutut berwarna hitam dan kaca mata warna senada. Tanpa tongkat, dia berdiri sedikit jauh dari keluarga Achilles, dugaan Keenan, Isa merasa jika dirinya belum mengetahui kalau Isa adalah pendonor untuk matanya.“Kamu mau menyapa Isa?” tanya Axel.Walau enggan, mustahil Keenan tidak datang untuk menyapa Isa. Dia sudah melakukan banyak hal untuk kehidupannya. Dan kehilangan Dorothy dan Emmy di saat yang bersamaan membuat Keenan bertanya-tanya, apa yang sedang dia alami dan kenapa harus Isa?Tapi walau dia terlalu kalut untuk menemukan jawabannya, Keenan mengetahui satu hal. Dia harus segera berdamai dengan keadaannya, dan berjalan lagi ke depan.“Tolong bawa aku ke sana,” ujar Keenan.Axel mengangguk. Dia mendorong kursi roda Keenan menuju tempat dimana Isa dan Diane berdiri. Diane, yang sudah melihat Keenan dari kejauhan berbisik. “Target datang, sesuai rencana,” katanya pelan.Isa hany

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Akan Ku Pikirkan

    Keenan mengamati Isa, menangkap ketulusan dan rasa pasrah dalam setiap kalimat yang diucapkan gadis itu. Isa seperti seorang kakak yang menyerah atas sikap buruk adiknya. Alih-alih membenci Emmy untuk semua hal yang sudah dia lakukan pada Isa, Keenan malah merasa Isa sangat toleran pada Emmy dan tak pernah menjelekkan adiknya itu.“Aku bicara sekarang padamu bukan ingin membahas Emmy,” kata Keenan pada akhirnya, tidak tega melihat Isa menyalahkan diri atas semua kelakukan Emmy yang keterlaluan.“Tidak? Lalu kenapa kamu mengajakku bicara?” Isa menaikkan alis.“Kamu bodoh sekali.”“Bodoh?” Isa mengernyit. “Kamu mengatakan aku bodoh?”“Ya. Hanya kata itu yang tepat untuk diberikan padamu. Kamu tahu kenapa?”Isa menggeleng.“Karena kamu memberikan kehidupanmu padaku.”Oh ini manis sekali, pikir Isa, nyaris berteriak kegirangan. Bagus sekali Keenan sudah tahu jika dialah yang ‘mendonorkan’ korneanya pada Keenan. Ini memang sudah diprediksi oleh Isa karena dia tahu, si bodoh dan polos Axel

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Buket Asing

    Dengan bantuan Josiah, Emmy berjalan menuju pemakaman ketika seluruh orang sudah meninggalkan pemakaman dan menyisakan keheningan yang terasa sangat dingin. Emmy menggenggam buket bunga Amarilis yang dipilihnya sendiri, membuat buket bunga itu menjadi asing diantara kelopak bunga mawar putih yang menghiasi makam.Emmy duduk, meraba tanah merah yang masih lengket di tangannya, dan berhenti di batu nisan yang berukirkan nama Dorothy. Dia mengelus ukiran potret Dorothy di batu tersebut dengan lembut dan air matanya mengalir lagi.“Granny,” bisik Emmy dalam suara yang tertahan. “Ini aku, Emmy. Maaf kalau aku datang dengan cara seperti ini. Maaf kalau aku sangat terlambat menemuimu, Granny,” isaknya.Tangisan Emmy seketika pecah dan dia tidak sanggup bicara selama beberapa menit. Dia hanya menangis sambil memeluk tanah, membiarkan air matanya mengalir di sana. Josiah menghela nafas, mengalihkan pandangannya ke langit yang perlahan mulai gelap untuk mencegah air matanya jatuh.Namun siapa y

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Besar Juga Nyalimu

    Pemakaman bersisian langsung dengan hutan dan kebetulan makam Dorothy berada dideretan paling tepi, sesuai permintaannya ketika dia masih hidup. Tanah pemakaman itu masih milik keluarga Achilles, dan Dorothy dikubur bersebelahan dengan sang suami.Axel menyenter ke seluruh penjuru sementara Keenan juga melakukan hal yang sama. Keduanya mencari-cari sosok yang membawa buket bunga Amarilis ke makam Dorothy. Keenan sangat yakin, itu adalah Emmy karena beberapa kali dia melihat bunga Amarilis ada di dalam vas bunga di dalam kamarnya.Menuruti instingnya yang mengatakan sesuatu ada di balik rumpun bunga berdaun merah, Axel berjalan ke sana. Hutan di hadapannya terlihat mencekam di balik kegelapan malam dan pepohonan terasa hidup karena bergerak mengikuti arah angin. Semakin dekat menuju rumpun, dia bisa mencium aroma pekat kayu-kayu dan dedaunan yang membusuk di sana.Namun begitu tiba di balik rumpun, dia tidak menemukan apa pun. Tak ada seseorang seperti yang dia pikirkan. Axel menatap k

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Katakan Secara Langsung

    “Lalu siapa kalau bukan dia? Kamu?” Keenan menyeringai. “Jika kamu hendak menutupi hubungan gelapmu dengan Emmy, jangan membawa nama seseorang yang tidak bersalah. Sungguh, kamu tidak bersikap gentleman sama sekali.” Keenan berbalik mengejeknya.Josiah tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon yang dilontarkan Keenan, membuat Keenan tersinggung luar biasa. Dia hendak berdiri, namun Axel dengan cepat memegang pundaknya. Sungguh, di bawah penerangan lampu seadanya, Keenan yakin sekali kalau wajahnya sudah memerah karena marah.Pria itu mengejeknya dengan sengaja, melecehkan harga dirinya dengan terang-terangan dan itu adalah kekalahan telak bagi Keenan. Dan dia membenci kondisinya saat ini yang belum bisa menggerakkan kaki kanannya sama sekali. Dia tidak bisa berdiri di saat yang kurang tepat ini. Kalau tidak, dia sudah memberikan bogem mentah pada Josiah untuk menutup mulutnya.“Keenan, ingat saja perkataanku ini,” ucap Josiah, ekspresi wajahnya berubah serius dalam hitungan detik usai

Bab terbaru

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: ENDING

    Pintu kamar terbuka, seolah Emmy sudah menunggu kedatangan Keenan ketika pria itu pulang dari kantor. Emmy menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Keenan mengernyit, dia bersandar di dinding.“Suamimu tak boleh masuk?” tanyanya.“Bukan.” Emmy menggeleng. “Tunggu sebentar. Lima menit. Ah, mungkin sepuluh menit.”“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”“Sabar sedikit.” Emmy kembali menutup pintu. “Jangan masuk sebelum aku mengizinkannya,” serunya lagi.Emmy menyusun satu per satu balon hias yang ditempel di dinding. Tak lupa tulisan ‘happy birthday’ dia gantung, lalu dia mengecek kembali kue ulang tahun Keenan. Setelah memastikan semuanya sudah beres, Emmy berjalan menuju kamar mandi.Digenggamnya alat tes kehamilan yang menunjukkan garis merah muda sebanyak dua garis, menunjukkan jika dia sedang hamil. Ini akan menjadi kejutan yang tidak akan pernah dilupakan Keenan, Emmy sangat yakin sekali.Dia memasukkannya ke dalam kotak dan menutupnya. Aksen pita merah muda

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: IV

    Hari yang cerah di awal Januari. Dalam balutan gaun putih tulang yang menutupi tubuhnya hingga ke kaki, Emmy berjalan didampingi oleh ayah Josiah, Stevano Miller. Dia tampak anggun dengan tiara yang dipasangkan ke rambutnya. Dia seperti puteri dari negeri dongeng.Para tamu tampak bersorak, berdiri menyaksikan kesakralan pernikahan antara Emmy dan Keenan. Lily bertugas menjadi pendamping wanita, Edmund menjadi pembawa kerajang bunga didampingi Liz dan Ivy. Ketiga wanita itu mengenakan gaun kuning lembut sementara Edmund tampil gagah dengan jas mungilnya.Aroma harum dari bunga-bunga azalea putih, rosemary dan juga marygold menguar dari bunga-bunga yang ditaburkan mereka. Di altar, Keenan menunggu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka akan menemukan hari ini dalam hidupnya.Pria itu sempat berpikir kalau semuanya sudah berakhir. Ketika dia kehilangan Emmy dalam hidupnya, Keenan merasa kalau takdir memang begitu adanya. Siapa yang tahu kalau ternyata masi

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: III

    “Jadi, kamu adalah pemilik Sid and Co? Itukah alasan kenapa dulu kamu memintaku untuk bekerja di sana?”Leo mengusap telapak tangannya yang mulai berkeringat. Dia berbohong pada Ivy soal identitasnya, mungkin kekasihnya itu akan marah besar padanya. Leo mencoba memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini. Dia tidak mau Ivy akan meminta perpisahan. Sungguh, dia tidak mau.“Vy, aku hanya...”“Stop!” Ivy berbalik, menatap Leo dan menemukan pria itu kelihatan gelisah. Ivy nyaris tertawa dalam hati. Tapi ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa besar Leo menginginkannya. “Kamu berbohong padaku. Sungguh! Kamu keterlaluan.”“Ivy, aku tidak ingin menyembunyikan identitasku.”“Lalu apa yang kamu lakukan ini?”“Aku hanya...”Ivy mendelik, menunggu dengan sabar sampai Leo menyelesaikan kalimatnya. Tapi ternyata setelah menunggu selama beberapa detik, pria itu malah bungkam dan tidak bicara. Perlahan Ivy mulai kesal. Padahal Leo tinggal mengatakan alasannya apa, tapi dia malah me

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: II

    Ketika Leo menjemput Ivy di kantornya, hari sudah menjelang malam. Pria itu menyandarkan pinggulnya di depan sedan Maybacth yang baru dibelinya dua hari yang lalu. Tak ada yang salah dengan SUV yang membawanya selama beberapa tahun ini.Tapi Leo tahu, mobil dengan body bongsor seperti itu kurang disukai oleh wanita. Walau Ivy tak pernah protes dengan SUV-nya, tapi Leo ingin Ivy nyaman di dalam kendaraannya sendiri saat dia bersama Ivy.Leo melirik ke dalam gedung bertingkat sambil menghela nafas panjang. Ivy tidak mau bekerja di perusahaannya sendiri walau Leo menawarkannya. Padahal, Leo tidak memberitahu kalau Sid and Co adalah miliknya, tapi Ivy tetap tidak mau bekerja di sana.Sebenarnya, Leo bukan datang dari keluarga yang kurang beruntung. Dia memiliki keluarga kaya raya, hanya saja kondisi anggota keluarganya memaksa dia keluar dari rumah pada usia empat belas tahun. Dia menjelajah seorang diri, menjadi objek bully bagi teman-teman sekolahnya hingga Keenan menemukannya.Tapi tah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: I

    Axel menurunkan atap Stingray dan bersandar di bagasi, menunggu Lily turun dari apartemennya. Kerena Keenan sudah kembali, maka Axel kini memiliki waktu libur untuk dirinya sendiri. Pagi ini, dia akan menebus waktunya yang dihabiskan lebih banyak di perusahaan alih-alih bersama Lily.Lily turun dengan mengenakan dress selutut dan sepatu sneakers berwarna putih. Gadis itu lincah, bergerak ringan dan tersenyum menyapa Axel. Dia adalah hadiah yang tak terharga, begitu Axel menyebut Lily. Karena kehadiran Lily, dia tak perlu khawatir soal kehidupannya karena Lily selalu memiliki banyak cara untuk menghiburnya.“Apakah aku terlalu cantik? Kenapa kamu menatapku seperti itu?” goda Lily.Axel mengangguk membenarkan. “Kamu memang cantik. Sudah siap?”Lily mengangguk. Dia setengah berlari mengitari mobil dan masuk. Axel tertawa kecil. Dia terlalu mandiri. Bahkan para gadis akan mengantri untuk dibukakan pintu secara khusus bak tuan puteri. Tapi dia? Dia bahkan tidak menungguku melakukannya.Mer

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Maaf

    “Aku tidak tahu kalau kamu hamil saat aku pergi. Maafkan aku.”Liz menangis tersedu-sedu, tapi dia tahu itu bukan kesalahan Josiah. Liz menggeleng kuat. “Ini juga salahku. Maaf karena aku egois dan menyembunyikan semua ini darimu.”Josiah melepas pelukannya. Dihapusnya air mata yang masih terus jatuh di pipi Liz dan menunduk untuk mencium bibir Liz dengan penuh kerinduan. Edmund yang sedari tadi diam saja kini bertindak saat melihat Josiah mencium ibunya. Dia menarik tangan Liz, menghadang dengan sikap protektif.“Hanya aku yang boleh mencium Mom,” katanya dengan suaranya yang melengking.Josiah dan Liz tertawa kecil. Liz menatap Josiah, lalu mengangguk pada pria itu. Josiah bersimpuh dihadapan Edmund, dan pria kecil itu menelengkan kepala menatap Josiah. “Paman mirip sekali denganku,” gumamnya. “Apakah kamu Dad?”Air mata Josiah jatuh, namun dia tertawa menyadari kalau puteranya begitu cerdas. Dia mengusap kepala Edmund sambil berpikir, bahkan telapak tanganku masih lebih lebar dari

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kesempatan Kedua

    Emmy buru-buru melepas pelukan Keenan dari tubuhnya. Dia berdiri, menahan diri untuk langsung menganggukkan kepalanya. Dia memilih bersikap biasa saja walau dia nyaris melompat waktu Keenan mengajaknya menikah lagi.“Kita sudah bercerai, Tuan,” sahut Emmy santai.“Aku tahu.” Keenan meraih jemari Emmy lagi. “Berikan aku kesempatan kedua.”“Pun kalau aku memberimu kesempatan kedua, keluargaku mungkin tidak akan menerimamu.”“Aku akan berusaha merebut kembali kepercayaan mereka. Dengan cara apa pun, aku akan melakukannya.”“Bahkan kalau mereka memberi syarat kalau kita harus tinggal di sini?”Keenan melihat sekitarnya. Memangnya apa yang salah tinggal di desa? Ini cukup nyaman, bahkan Keenan semakin terbiasa hidup tanpa kemewahan. Dia tidak menggunakan pendingin ruangan, tidak bepergian ke klub, tidak berbelanja barang-barang mewah, tidak menggunakan mobil. Itu bagus dan dia nyaman.“Tinggal di desa tidak buruk, tahu?” sahut Keenan.Emmy merasakan wajahnya mulai merona merah. Jantungnya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

DMCA.com Protection Status