Emmely Achilles? Apakah Emmy tidak salah dengar? Dia nyonya Achilles? Keenan menyebutnya nyonya Achilles?Sejak kapan dia menjadi seorang Nyonya Achilles dalam hati Keenan?Emmy menarik selimut hingga menutup batang hidungnya dan hanya menyisakan kedua bola matanya yang berputar penuh rasa kaget. Sikap Keenan yang berubah-ubah membuatnya bingung. Kadang, Keenan akan menjelma sebagai seorang pria hangat penuh perhatian. Namun detik berikutnya pria itu bisa berubah berang bak kesurupan oleh iblis.Sungguh, Emmy tak akan bisa mengerti bagaimana Keenan bisa tidak berpendirian seperti itu.*Lily duduk di sebuah cafe, bersedekap kesal karena dia sudah lama menunggu. Ini bahkan sudah sore namun Emmy tidak muncul juga. Gadis itu menegakkan tubuh, meregangkan pinggangnya yang mulai terasa ngilu sambil mengedarkan pandangannya mengelilingi cafe.Suasana cafe favorit mereka sangat indah dan menyenangkan. Emmy dan dirinya selalu menghabiskan waktu di sana, entah untuk mengerjakan tugas saat masi
Dalam suasana kamar yang gelap gulita karena lampu sengaja tidak dinyalakan, Keenan duduk sendirian. Rahangnya mengetat, wajahnya pasti sangat merah karena alkohol yang diminumnya. Pria itu bergeser. Karena dia merasa di dalam kamar terasa sangat sesak, dia membuka pintu menuju balkon.Dia menyandarkan tubuh di dinding pembatas. Di saat yang bersamaan, dia melihat Emmy berjalan memasuki kediaman Barat. Keenan menelengkan kepala, mengamati Emmy dari atas. Gadis itu berjalan dengan anggun dan santai.Emmy berhenti. Dia jongkok untuk mencium bunga-bunga mawar yang berbunga. Gadis itu langsung tersenyum senang dan Keenan makin tidak bisa melepas pandangannya. Seolah Emmy menguncinya, tatapan Keenan tak berubah bahkan hingga Emmy sudah masuk ke dalam rumah dan Keenan tak lagi melihatnya.Pria itu menghela nafas. Langit malam ini sedikit dingin. Dari kejauhan terlihat kilatan-kilatan petir menyambar. Mungkin badai akan segera sampai sekitar tiga empat jam lagi. Keenan memejamkan mata, berus
Musim dingin, 20 tahun yang lalu.Sebagai satu-satunya pewaris Achilles, Keenan tumbuh dalam balutan kasih sayang penuh dari anggota keluarganya. Ibarat sebuah telur emas, dia selalu dijaga dan tidak diperbolehkan melakukan apa pun selain belajar.Keenan berusia delapan tahun ketika dia berdiri di balkon kediamannya dan hanya bisa melihat luasnya dunia dari sana. Dia tidak diperbolehkan keluar jika tidak ada hal penting. Pun kalau keluar, dia akan dijaga oleh setidaknya tiga orang bodyguard yang khusus dipekerjakan Charles, ayahnya.Semua pelayan menyukai dan menyayangi Keenan karena walau dia adalah permata di keluarga dan menerima perlakuan sangat khusus, Keenan tetap rendah hati dan bertutur kata baik. Charles tidak menyekolahkannya di sekolah umum, melainkan menyewa guru ke kediamannya dan Keenan tidak memiliki teman sama sekali, kecuali para pelayan dan bodyguardnya.Tapi Keenan tetaplah seorang anak yang penuh rasa ingin tahu. Semakin bertambah usianya, semakin penasaran dia den
Pertemuannya dengan Isa sekali lagi membuat Keenan meyakini kalau Isa adalah takdirnya. Waktu kembali mempertemukan mereka walau Keenan dulu tidak pernah yakin akan melihat kembali gadis yang dulu menyelamatkan hidupnya.Sejak pertemuan itu, Keenan sangat menjaga Isa. Hubungan keduanya sangat dekat, namun seiring bertambahnya usia Keenan, dia menyadari jika perasaan dalam dirinya bukanlah sebuah perasaan suka terhadap lawan jenis seperti yang selama ini diharapkannya.Walau selalu berusaha untuk berada di sisi Isa dan mengabulkan semua permintaannya, Keenan merasa itu hanya sebuah sikap tanggung jawab. Keenan harus memenuhi janjinya pada gadis itu karena dia yang telah mengatakannya dulu.Tapi perasaannya? Tidak ada perasaan khusus di dalam sana. Tidak ada keinginan untuk memeluk Isa, menyentuhnya atau menciumnya seperti yang dia lakukan pada gadis di depannya kini. Isa hanya dianggapnya sebagai adik dan seseorang yang pernah menyelamatkannya.Itu saja.Dan walau sekarang dia bersama
“Ku lihat kamu semakin menikmati hari-harimu di rumah ini,” kata Isa begitu gadis itu tiba di kediaman Barat.Emmy yang sedang menyusun bunga segar yang baru dipetiknya ke dalam vas kaca, hanya melirik Isa tanpa bersuara. Lirikannya beralih turun pada sebuah koper yang masih dilengkapi label tag dari bandara. Dia bahkan langsung datang kesini sejak kembali dari luar negeri. Dia benar-benar menganggap rumah ini rumahnya sendiri.“Kamu harus sadar diri,” suara Isa kembali menelusup di telinga Emmy. “Kamu hanya istri sementara Keenan. Istri pura-puranya.”Itu adalah fakta, namun Emmy sedikit tersinggung mendengarnya. “Memangnya kenapa?” Emmy menyeringai. “Toh Keenan belum menceraikanku. Jika kamu ingin bertindak sesuka hati, datanglah dua tahun lagi.”Isa meradang. “Kamu menantangku?”“Aku tidak akan berani,” gumam Emmy pendek. “Aku hanya menegaskan posisiku.”Ya, tentu saja Keenan akan memberitahu Isa soal kontrak pernikahan mereka karena bagaimanapun Isa adalah calon istri Keenan yang
“Aku tidak berniat seperti itu. Itu hanya kecelakaan,” ucap Emmy penuh penyesalan ketika Axel menyodorkannya segelas jus jeruk dingin.“Aku mungkin akan mempercayaimu, tapi tidak dengan Keenan,” sahut Axel rendah. “Dia sangat menjaga keselamatan Isa, kamu tahu sendiri kan? Dia tidak mau melihat Isa tergores sedikitpun.”“Dan,” kata pria itu lagi seraya melirik Emmy. “Kamu sungguh menargetkan Keenan sejak awal? Kamu sudah memilihnya?”“Tidak.” Emmy menggeleng cepat. “Bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu? Bukankah sudah ku bilang kalau aku tidak pernah bertemu Keenan sebelum kejadian malam itu?”“Bukankah kamu yang mengatakannya tadi?” Axel mengangkat alis. “Aku bahkan harus mengelus dada mendengar semuanya.”“Semuanya?” Emmy berdigik takut. “I-itu hanya lelucon. Tidak serius. Maskudku...”Emmy kehabisan kata-kata. Konyol. Terlalu bernafsu untuk mengalahkan Isa malah menjadi bumerang baginya. Ternyata Keenan dan Axel sudah mendengarnya sejak tadi? Astaga, kenapa aku tidak menyadar
Ketika Keenan menggendong Isa dan meletakkan gadis itu di kursi tunggu setelah selesai menerima tindakan, Isa tiba-tiba saja menyambar tangan Keenan. Dia menggenggamnya sambil terus meringis.“Ada apa?” Keenan jongkok di depan Isa. “Ada yang tidak nyaman?”“Sakit,” keluh Isa. Dia menunduk melihat kakinya yang dibebat perban dan kini tidak mengenakan alas kaki apa pun.“Aku minta maaf atas nama Emmy,” ujar Keenan.Isa berhenti meringis, tatapannya berubah sinis. Sederhana, tapi permintaan maaf itu membuat Isa berang. Kenapa? Kenapa Keenan meminta maaf atas nama Emmy? Siapa Emmy untuknya?Kemudian dia meringis lagi. “Tidak apa-apa,” katanya berbohong. “Dokter juga mengatakan lukanya tidak parah.”“Tapi ini akan membuat gerakanmu terbatas selama beberapa hari ke depan.” Keenan menghela nafas, pindah duduk ke samping Isa. “Kamu perlu bedrest agar lukanya cepat pulih.”“Ya,” gumam Isa, kembali menunduk melihat kakinya. “Omong-omong, aku harap kamu tidak melakukan apa pun pada Emmy.” Kembal
Emmy baru selesai mandi saat dia berdiri di balkon rumah, menyandarkan diri ke beton pembatas. Dia memandang rona hangat matahari terbenam. Dia selalu terpesona pada langit merah muda dan orange yang terbentang di arah Barat ketika langit siap menyambut malam.Rambutnya masih lembab, merembes basah pada kaos putih oversize yang melekat di tubuhnya. Dia sudah mendengar para pelayan berbisik-bisik soal kedatangan Isa di kedimana Barat ketika dia melintas di halaman.“Tuan Keenan sedang berusaha membujuk Nyonya Besar!” Begitu kata mereka.Dan keputusan itu entah kenapa membuat Emmy semakin yakin jika Keenan akan melakukan sesuatu padanya. Keenan tanpa pertimbangan apa pun memboyong Isa masuk ke dalam kediamannya dan akan tinggal satu atap dengannya.Kini, ada dua orang yang harus diantisipasinya, yaitu Keenan dan Isa.Isa tak akan meloloskannya begitu saja, Emmy yakin itu.Lily berpesan padanya untuk tidak merendahkan hati dan meminta maaf pada Isa. “Hentikan sikap bodohmu ini. Mulailah