Share

Ketidakjujuran Arjun

Penulis: Author Receh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 20:28:50

Setelah meninggalkan kamar, Arjun memutuskan untuk menghindari Elvira lebih lama lagi. Dia berjalan ke balkon di lantai dua mansion mereka, berharap udara malam bisa menenangkan pikirannya yang berantakan. Di bawah cahaya rembulan, Arjun berdiri diam, mencoba merenung tentang semua yang terjadi. Wajah Olivia, tubuhnya yang bersandar di sampingnya pagi tadi, semuanya membanjiri pikirannya tanpa henti.

Namun di bawah itu semua, rasa bersalah pada Elvira semakin menghimpit dadanya. Ia tahu bahwa ia sedang mengkhianati istrinya—wanita yang selalu setia, yang mencintainya tanpa syarat.

Sementara itu, Elvira duduk sendirian di ruang makan. Meja telah diatur dengan rapi, hidangan yang ia buat dengan cinta terhampar di depannya, tapi tidak ada Arjun di sana. Dia menatap kosong ke arah piringnya, lalu menarik napas panjang, berusaha menahan rasa kecewa yang perlahan merasuk.

Arjun, yang biasanya akan segera turun dan duduk bersamanya, kini semakin sering menghilang dengan alasan sibuk. Dan malam ini, Elvira merasa ada sesuatu yang benar-benar berbeda. Mungkin firasat, mungkin perasaan, tapi apa pun itu, dia tidak bisa lagi mengabaikannya.

Dengan perasaan gelisah, Elvira memutuskan untuk pergi ke balkon tempat Arjun biasa menenangkan diri. Dia berjalan perlahan-lahan menaiki tangga, berusaha tidak membuat suara. Saat sampai di pintu balkon, ia melihat suaminya berdiri di sana, punggungnya menghadap ke arah pintu, menatap kosong ke arah langit. Elvira terdiam sejenak, mengamati suaminya, berusaha memahami apa yang terjadi di kepalanya.

“Arjun...” suaranya lembut, hampir seperti bisikan.

Arjun terkejut mendengar suara istrinya. Ia menoleh cepat, lalu menghela napas panjang ketika melihat Elvira di belakangnya. Dia tahu dia tak bisa terus menghindar.

“Kamu belum tidur?” tanya Arjun datar, berusaha untuk tidak menunjukkan kegelisahannya.

Elvira mendekat, berdiri di sampingnya, menatap ke arah horizon yang sama. “Kamu nggak turun untuk makan malam. Aku mulai khawatir.” Dia menoleh padanya, ekspresinya lembut tapi penuh tanya. “Arjun, ada apa sebenarnya? Akhir-akhir ini kamu sering jauh. Apa ada yang salah?”

Arjun terdiam sejenak, matanya terpaku ke depan. Dia tahu inilah saat yang tepat untuk mengatakan sesuatu, untuk berbicara, tapi kata-kata itu terasa tertahan di tenggorokannya. Ia terlalu takut pada konsekuensi dari kebenaran.

“Aku… cuma capek, Vi. Banyak urusan di kantor yang bikin aku pusing,” jawab Arjun akhirnya, meski ia tahu jawabannya terdengar klise.

Elvira mengamati suaminya lebih dalam, tatapannya mencoba menembus dinding yang Arjun bangun di antara mereka. “Aku tahu kamu sibuk, tapi ini lebih dari sekadar pekerjaan, kan?” Dia menunggu reaksi Arjun, tetapi yang didapatnya hanya kebisuan.

Arjun mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan Elvira. “Aku akan baik-baik saja. Cuma butuh waktu sendiri.”

Elvira mendesah pelan. “Aku nggak akan memaksamu bicara kalau kamu belum siap, tapi aku ada di sini untukmu. Kamu tahu itu, kan?”

Arjun hanya mengangguk pelan, rasa bersalah semakin menumpuk di dalam hatinya. Ia tahu bahwa Elvira pantas mendapatkan lebih dari kebisuan ini, tapi ia tidak bisa mengucapkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak bisa merusak kehidupan istrinya dengan pengakuan yang akan menghancurkan mereka berdua.

“Aku tahu,” jawab Arjun singkat. Dia ingin meminta maaf, ingin mengatakan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata kosong, tapi semuanya terasa mustahil.

Elvira tersenyum tipis, meski ada kesedihan di balik senyum itu. “Kalau kamu butuh bicara, aku akan mendengarkan.” Setelah itu, dia melangkah mundur, membiarkan suaminya tetap sendirian di balkon, merasa bahwa kebisuan ini akan semakin memperlebar jarak di antara mereka.

Saat Elvira berbalik dan berjalan kembali ke dalam mansion, Arjun menatap punggung istrinya yang menjauh, hati kecilnya berteriak meminta maaf, namun bibirnya tetap terkatup rapat. Malam itu, ia sadar, kebohongan dan skandal ini tidak hanya merenggut kedamaian dalam hatinya, tetapi juga mulai merusak hubungan yang selama ini ia jaga dengan Elvira. Tapi meski tahu semua itu, Arjun tetap belum siap menghadapi kenyataan.

Hari berganti, dan Arjun merasa seolah setiap detik dalam hidupnya berjalan lambat. Ia menjalani rutinitas sehari-hari di kantor, tetapi pikirannya terus terjebak antara dua dunia—satu di mana ia memiliki keluarga yang menyayanginya, dan yang lain di mana ia mencintai Olivia dengan sepenuh hati. Ketika tengah hari tiba, Arjun menatap layar komputernya tanpa fokus, email dan laporan di depannya hanya sekadar tulisan tanpa makna.

Tiba-tiba, pintu ruang kerjanya terbuka, dan sekretarisnya, Meera, masuk dengan senyuman. “Pak Arjun, ada telepon dari Ibu Elvira. Dia ingin berbicara dengan Anda,” katanya, membawa kabar yang membuat Arjun merasa semakin tertekan.

“Terima kasih, Meera. Tolong katakan aku sedang sibuk,” jawab Arjun cepat, berusaha menghindar. Meera mengangguk dan menutup pintu, meninggalkan Arjun dengan pikiran yang berkelana.

Dia tahu Elvira pasti khawatir setelah percakapan mereka di balkon malam itu. Pikirannya terus dibayangi oleh betapa bersalahnya ia. Seharusnya dia tidak menghindar. Seharusnya ia berani jujur, tapi ketakutannya selalu lebih besar.

Sore harinya, saat ia duduk sendirian di ruang kerjanya, pesan dari Olivia muncul di ponselnya. “Arjun, kita perlu berbicara.” Itu semua yang tertulis di sana, dan tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Dia tahu pertemuan ini akan menjadi titik balik, entah baik atau buruk.

Mendapati dirinya terjebak dalam antara tanggung jawab sebagai suami dan hasrat yang mendalam terhadap Olivia, Arjun merasa tertekan. Tanpa pikir panjang, ia segera membalas pesan tersebut, mengatur waktu untuk bertemu malam ini.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Arjun pulang ke mansion dengan perasaan campur aduk. Sesampainya di rumah, Elvira menunggunya di ruang tamu dengan ekspresi cemas.

“Arjun, kita perlu bicara,” katanya, nada suaranya lebih serius daripada sebelumnya.

Arjun mengangguk pelan, merasakan ketegangan di udara. “Iya, aku tahu. Tapi…” Dia menghela napas, mencoba merangkai kata-kata di dalam kepalanya, “aku… mungkin kita bisa membicarakannya nanti?”

“Kenapa tidak sekarang?” tanya Elvira, bersikeras. “Aku merasa ada yang salah, dan aku tidak ingin mengabaikannya lebih lama lagi.”

Arjun menyadari bahwa ia tidak bisa terus menghindar. Di satu sisi, ia sangat ingin jujur kepada Elvira, tapi di sisi lain, perasaannya pada Olivia semakin kuat. “Elvira, aku—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, ponsel Arjun bergetar di saku. Itu pesan dari Olivia, dan dalam sekejap, hatinya bergetar antara rasa bersalah dan kerinduan. Elvira melihat Arjun menatap ponselnya, dan tatapan cemasnya semakin dalam.

“Siapa itu?” tanya Elvira, nada suaranya tenang, tetapi Arjun tahu bahwa dalam ketenangan itu tersembunyi sebuah badai.

“Cuma… cuma teman kerja,” jawab Arjun cepat, berusaha menyembunyikan kebenaran. Namun, ia bisa merasakan bahwa Elvira tidak sepenuhnya percaya.

“Arjun, aku bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi,” katanya, bersikap tegas. “Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Apakah kamu sudah tidak mencintaiku lagi?”

“Bukan itu,” jawab Arjun, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. “Aku mencintaimu, Elvira. Aku hanya—”

“Jangan ‘hanya’! Kata itu tidak berarti apa-apa jika kamu terus menghindar!” Elvira hampir berteriak, dan nada emosional itu membuat Arjun tertegun. “Aku ingin tahu apa yang terjadi. Apakah ada orang lain?”

Detak jantung Arjun berdetak cepat. “Tidak, tidak ada orang lain. Aku… hanya butuh waktu untuk merenung,” ucapnya, tetapi ia tahu kata-kata itu hanyalah kebohongan. Dalam hatinya, ia tahu Olivia ada di sana, menjadi bagian dari kebohongannya.

Elvira menatapnya, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. “Aku hanya ingin suamiku kembali, Arjun. Aku ingin kamu jujur padaku. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku tidak ingin hubungan kita hancur begitu saja. Beritahu aku apa yang terjadi.”

Arjun merasakan beratnya pernyataan itu, perasaannya terpecah. “Aku… aku harus pergi,” katanya akhirnya, melangkah mundur, tidak ingin melihat kesedihan yang terlukis di wajah istrinya.

“Jadi, kamu memilih untuk pergi?” suara Elvira nyaris pecah, dan Arjun merasa hatinya teriris.

Dia hanya bisa menggelengkan kepala, tidak tahu harus berkata apa. Saat ia melangkah keluar, perasaan bersalah menghantuinya. Arjun tahu bahwa ia tidak bisa terus hidup seperti ini, tetapi saat ini, dia hanya butuh waktu untuk berpikir dan memutuskan.

Malam itu, saat ia berkendara menuju tempat yang dijanjikan dengan Olivia, pikiran Arjun semakin tidak menentu. Ia menyadari, keputusannya akan menentukan segalanya—bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk Elvira dan Olivia. Dalam perjalanan, dia merasakan tekanan di dadanya, bertanya-tanya apakah dia benar-benar bisa mengakhiri semuanya atau justru memperburuk keadaan.

Bab terkait

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Hasrat Menggebu

    Malam sudah larut, dan Arjun merayap keluar dari mansion dengan hati-hati, berusaha tidak membuat suara agar tidak terbangun Elvira. Ia tahu betul bahwa apa yang dilakukannya sangat berisiko, tetapi kerinduan akan Olivia sudah mencapai puncaknya, dan ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Ketika ia tiba di hotel, suasana sunyi menyambutnya, dan ia melangkah cepat menuju pintu kamar Olivia. Dengan sedikit ketegangan, ia mengetuk pintu. Setelah beberapa detik, suara lembut Olivia memecah keheningan, “Siapa di luar?” “Olivia, ini aku,” jawabnya sambil menahan nafsu yang membara. Pintu terbuka, dan Olivia muncul dengan wajah terkejut, matanya membesar saat melihatnya. “Arjun! Kau di sini?!” tanyanya, suaranya bergetar antara kegembiraan dan ketakutan. “Diam, jangan keras-keras,” Arjun berbisik sambil melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya. “Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi.” Olivia menatapnya dalam-dalam, seolah mencari kepastian di mata Arjun. “Tapi, bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keegoisan Olivia

    Setelah beberapa saat berdiam dalam kehangatan satu sama lain, Arjun perlahan bangkit dari ranjang, menghela napas panjang. “Aku harus pergi, Olivia. Elvira pasti mulai curiga kalau aku terlalu lama di sini,” katanya dengan nada enggan. Namun, Olivia menatapnya dengan tatapan tajam, bibirnya mengerucut. “Tidak,” jawabnya tegas, suaranya dingin namun tegas. “Aku tidak mau kau pergi.” Arjun terkejut mendengar respons Olivia yang langsung dan tak terduga. “Olivia, aku tidak bisa berlama-lama di sini. Kau tahu posisiku. Kita tidak bisa terus begini.” Olivia duduk dengan selimut melilit tubuhnya, matanya berkilat penuh emosi. “Kenapa kau selalu memikirkan dia, Arjun? Aku di sini. Aku yang ada bersamamu sekarang, bukan Elvira.” Nadanya menggambarkan kekecewaan yang mendalam, hampir seperti permohonan. “Aku mengerti, Olivia,” Arjun berkata pelan, mencoba meredam ketegangan. “Tapi aku punya tanggung jawab. Aku tidak bisa terus mengabaikan kenyataan.” Olivia mendengus, jelas tak puas den

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Dendam Tersembunyi

    Sore itu, Olivia berdiri di dekat jendela kamar hotel, menatap pemandangan kota yang ramai di bawahnya. Di balik senyuman kecil yang sesekali muncul di bibirnya, pikirannya dipenuhi oleh rasa dendam yang terus membara. Tak ada yang tahu, bahkan Arjun, tentang apa yang sebenarnya bergejolak di dalam hatinya setiap kali nama Elvira disebut. Dia menggenggam cangkir kopi di tangannya dengan erat, membiarkan kehangatan dari cangkir itu menenangkan pikirannya yang penuh emosi. “Elvira,” gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri, “Dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia pikir hidupnya sempurna, dia pikir dia memiliki segalanya.” Pikirannya kembali ke masa lalu, saat pertama kali bertemu dengan Arjun. Dia ingat bagaimana Arjun bercerita tentang kehidupan pernikahannya, tentang Elvira yang tampak sempurna di mata semua orang—istri ideal, cantik, dan anggun. Tapi di balik kesempurnaan itu, Olivia tahu lebih dari yang terlihat. Arjun telah memberitahunya tent

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rahasia Besar Olivia

    Olivia duduk sendirian di kamar hotel setelah Arjun pergi untuk menghadiri pertemuan bisnisnya. Dia menatap kosong ke arah jendela, di mana matahari pagi mulai memancarkan cahayanya, tapi di dalam hatinya, kegelapan yang tak pernah padam terus membara. Sebuah dendam yang sudah berakar sejak setahun lalu, ketika Elvira, wanita yang sekarang menjadi istri Arjun, mempermalukan orang tuanya di depan semua orang. Itu adalah momen yang Olivia tidak pernah bisa lupakan. Saat itu, keluarganya masih dihormati di kalangan elit sosial. Orang tuanya adalah pasangan yang terhormat, sampai Elvira—dengan keangkuhannya—membuat sebuah skandal besar. Olivia masih ingat bagaimana ibunya dipermalukan di acara resmi, dituduh sebagai pengkhianat oleh Elvira tanpa alasan yang jelas. Ayahnya, yang saat itu mencoba membela diri, malah dihancurkan reputasinya karena Elvira menggunakan koneksinya untuk menyebarkan rumor palsu. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu bahagia, Elvira," gumam Olivia sambil mengepal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Desakan Olivia

    Olivia berjalan keluar dari pemakaman dengan langkah yang berat, tapi tekadnya semakin kuat. Dingin angin sore menusuk kulitnya, namun dia tak merasakan apa-apa selain kehampaan dan amarah. Dia kini bukan lagi gadis lugu yang bekerja sebagai sekretaris dengan penuh harapan. Kehilangan orang tuanya dalam cara yang tragis itu telah mengubah segalanya. Hatinya kini tertutup oleh kebencian yang mendalam, dan satu-satunya tujuan yang tertinggal adalah membalaskan dendam pada Elvira. Di perjalanan pulang menuju apartemennya, Olivia duduk di dalam taksi dengan pandangan kosong menatap jendela. Dia memutar otaknya, mencari cara terbaik untuk menghancurkan hidup Elvira. Arjun bisa menjadi alat yang sempurna, namun Olivia tahu, jika dia hanya mengandalkan perselingkuhannya dengan pria itu, hasilnya mungkin belum cukup menghancurkan Elvira seutuhnya. "Bagaimana caraku menjatuhkanmu, Elvira?" gumam Olivia, suaranya rendah tapi penuh dengan tekad. Dia berpikir keras, mencoba menemukan titik le

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rencana Lain Olivia

    Arjun berdiri diam di depan jendela, matanya menatap kosong ke luar, sementara pikirannya berkecamuk. Di satu sisi, dia tahu apa yang harus dilakukan—dia harus menyelamatkan dirinya, reputasinya, pernikahannya. Tapi di sisi lain, Olivia telah membangun jaring yang kuat di sekitarnya, mengancamnya dengan sesuatu yang lebih besar dari sekadar perselingkuhan. Ada dendam yang membara dalam wanita itu, dan itu membuat Arjun takut akan apa yang bisa terjadi jika dia tidak menuruti tuntutannya. Olivia, yang berdiri beberapa langkah darinya, menatap Arjun dengan ekspresi yang tenang tapi penuh perhitungan. Dia tahu dia sudah memenangkan permainan ini. Kini, hanya masalah waktu sebelum Arjun menyerah sepenuhnya. “Aku tahu ini sulit bagimu,” ucap Olivia, suaranya lebih lembut, mencoba mendekati Arjun. “Tapi percayalah, aku tidak ingin ini menjadi lebih buruk. Aku hanya ingin apa yang seharusnya menjadi milikku. Kau, Arjun. Kita. Bersama-sama.” Arjun tetap diam, tapi Olivia bisa melihat ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kepanikan Elvira

    Elvira menatap layar ponselnya dengan perasaan kacau. Judul berita yang menyebar begitu cepat di media sosial membuatnya merasakan gelombang panik dan kemarahan. Dengan tangan gemetar, dia membaca komentar-komentar yang muncul, penuh spekulasi dan fitnah tentang dirinya. Gosip itu berkembang liar, seolah-olah semua orang tiba-tiba menjadi hakim yang siap menghakiminya tanpa ampun. Dia segera menghubungi Arjun, berharap bisa mendapatkan penjelasan atau setidaknya dukungan dari suaminya. Namun, deringan teleponnya berulang kali tak terjawab. Arjun tidak mengangkat, dan perasaan cemas Elvira semakin memburuk. “Apa yang sebenarnya terjadi?” gumamnya, merasa terjebak dalam kekacauan yang tidak dia mengerti. Sementara itu, di hotel Udaipur, Olivia kembali menatap layar ponselnya dengan senyum puas. Berita yang dia sebarkan telah menjadi bola salju yang tak terbendung. Dia sudah bisa membayangkan betapa paniknya Elvira saat ini. Dan yang lebih penting, betapa hancurnya pernikahan Elvira da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Pertengkaran Elvira dan Arjun

    Elvira akhirnya memutuskan untuk meninggalkan jendela dan berjalan perlahan menuju kamar tidur, di mana bayangan Arjun yang tidak pulang sejak semalam terus menghantui pikirannya. Tubuhnya terasa lelah, bukan hanya karena kurang tidur, tetapi juga karena perasaan yang terus menggerogoti ketenangannya. Dia terbaring di ranjang yang dingin, menatap langit-langit dengan pikiran yang kacau. Meski sudah berkali-kali mencoba untuk tidak berpikir negatif, ada bagian dari dirinya yang tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan terburuk. Apakah Arjun telah mengkhianatinya? Apakah gosip ini adalah hasil dari sesuatu yang lebih dari sekadar fitnah tak berdasar? Dia menghela napas panjang, tangan gemetar saat meraih ponselnya lagi. Dering telepon tadi pagi masih terngiang, dan bagaimana Arjun memutus sambungan begitu cepat membuatnya semakin cemas. Meski hatinya masih dipenuhi cinta untuk suaminya, ada keraguan yang perlahan menyelinap, sesuatu yang selama ini dia abaikan namun sekarang mulai tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 20 Pengakuan Cinta

    Setelah berbincang dengan Olivia, Nayla merasa lebih tenang. Namun, begitu ia berbalik untuk pergi ke kamarnya, langkahnya terhenti saat melihat sosok Regan berdiri di ambang pintu ruang keluarga. Tatapan pria itu begitu lembut, penuh ketulusan yang membuat Nayla hampir kehilangan kata-kata. Regan melangkah mendekat, lalu menyentuh pipi Nayla dengan jemarinya. "Aku mendengar semuanya," ucapnya pelan. "Apa yang kamu katakan pada Mom tadi… itu benar-benar berarti untukku, Nayla." Nayla menundukkan kepala, wajahnya memanas. "Aku hanya mengatakan yang sejujurnya." Regan tersenyum, lalu meraih kedua tangan Nayla dan menggenggamnya erat. "Kalau begitu, aku ingin kamu juga mendengar sesuatu dariku." Nayla mengangkat wajahnya, menatap mata pria itu dengan rasa penasaran. "Aku mencintaimu, Nayla. Dari dulu, sejak pertama kali aku melihatmu dalam kesedihanmu, aku tahu aku ingin melindungi dan membahagiakanmu. Aku tidak peduli dengan masa lalu atau siapa pun yang mencoba menghalangi

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 19 nasehat diberikan

    Regan menatap layar ponselnya dengan ekspresi serius. Nama sang ibu, Olivia, tertera di sana. Ia tahu, cepat atau lambat, pembicaraan ini akan terjadi. Dengan sedikit ragu, ia mengangkat panggilan itu. "Regan, Nak. Bisakah kamu datang ke mansion sekarang?" Suara Olivia terdengar lembut, tetapi ada ketegasan di dalamnya. Regan melirik sekilas ke arah Nayla, yang duduk di sebelahnya di dalam mobil. Wanita itu masih tampak lelah setelah sidang, tetapi tetap tenang. "Ada apa, Mom?" tanya Regan, meskipun ia sudah bisa menebak jawabannya. "Kamu tahu ini tentang apa," jawab Olivia. "Ayahmu juga ingin bicara denganmu. Dan bawalah Nayla bersamamu." Regan menghela napas dalam. "Baiklah. Kami akan segera ke sana." Setelah menutup panggilan, ia menoleh pada Nayla. "Mom dan Dad ingin kita datang ke mansion." Nayla menegang sejenak. "Aku sudah bisa menebak," katanya lirih. "Mereka pasti ingin membahas semuanya, terutama soal kita." Regan menggenggam tangannya dengan lembut. "Kita ha

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 18 Sidang Perceraian

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Nayla melangkah memasuki ruang sidang dengan kepala tegak, meskipun dadanya berdebar kencang. Regan berdiri di belakangnya, memberikan dukungan tanpa suara. Ia tahu betapa pentingnya hari ini bagi Nayla. Darren sudah duduk di kursi penggugat, wajahnya dipenuhi amarah dan gengsi yang terluka. Ia menatap Nayla dengan sorot mata tajam, seolah menantang wanita itu untuk mundur. Namun, Nayla tidak goyah. Ia sudah siap. Hakim mengetuk palunya, membuka sidang perceraian mereka. "Saudari Nayla, Anda mengajukan gugatan cerai dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga dan perselingkuhan dari pihak suami. Apakah benar demikian?" Nayla mengangguk mantap. "Benar, Yang Mulia." Darren mendengus sinis. "Itu semua kebohongan. Dia hanya ingin meninggalkanku demi pria lain!" Hakim menatap Darren tajam. "Saudara Darren, harap jaga sikap Anda di persidangan." Nayla menghela napas panjang sebelum berbicara, suaranya jernih dan mantap. "Selama bertahun-tahun saya

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   season 2 part 17

    Darren Bersiap Menyerang, Regan Tidak Tinggal Diam Di vila rahasia, Regan duduk di depan layar komputer besar dengan ekspresi tegang. Seorang pengawalnya baru saja memberi laporan tentang Darren yang mulai bergerak. Melalui kamera pengintai dan beberapa informan, ia bisa melihat Darren sedang mengumpulkan anak buahnya. "Dia sudah menemukan lokasi kita," kata Regan dengan suara dingin, matanya tajam menatap layar. Nayla yang duduk di sofa menegang mendengar itu. "Apa? Bagaimana bisa?" Regan menutup laptopnya dengan tenang, lalu bangkit dan menghampiri Nayla. "Darren memang licik, tapi aku sudah mengantisipasi ini. Aku sengaja membiarkan sedikit petunjuk agar dia berpikir dia lebih unggul. Tapi sebenarnya, ini jebakan." Nayla menatap Regan dengan bingung. "Jebakan?" Regan tersenyum tipis. "Ya. Aku ingin memastikan dia membuat kesalahan fatal kali ini. Jika dia datang dengan niat buruk, aku akan memastikan dia tidak bisa lolos dari hukum lagi." Tiba-tiba, salah satu pengawa

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 16 Pertarungan

    Regan Tak Tinggal Diam Regan menatap layar laptopnya dengan rahang mengeras. Berita tentang dirinya menyebar seperti api, dan media terus menggiring opini bahwa ia telah menculik Nayla. Tak ingin tinggal diam, Regan segera menghubungi kepala tim PR-nya. "Aku ingin konferensi pers. Segera." Suara di ujung telepon terdengar ragu. "Tuan Regan, situasinya cukup sensitif. Jika Anda bicara sekarang tanpa bukti kuat, justru bisa memperburuk keadaan." Regan mengepalkan tangan. "Aku tidak peduli. Siapkan semuanya. Aku akan membalikkan keadaan." Sementara itu, Nayla duduk di sofa dengan tatapan kosong. Ia merasa bersalah karena Regan harus menghadapi semua ini gara-gara dirinya. Regan mendekatinya, lalu duduk di sampingnya. "Jangan khawatir. Aku akan membuat dunia tahu siapa yang sebenarnya bersalah." Nayla menghela napas dalam. "Tapi Regan… jika Darren semakin marah, dia bisa melakukan hal yang lebih buruk." Regan menatapnya tajam. "Dia boleh mencoba, tapi aku tidak akan memb

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 15 Kelicikan Darren

    Kemurkaan Darren dan Kesiapan Regan Di kediaman keluarga Anderson, Darren menggebrak meja dengan keras, matanya memerah penuh amarah. "Di mana dia menyembunyikan istriku?!" bentaknya tajam ke arah Olivia dan Arjun. Olivia yang duduk di sofa tampak berusaha mempertahankan ketenangannya meski jelas ia sangat syok dengan tindakan putranya. "Darren, aku tahu kau marah, tapi menggebrak meja di rumah orang lain bukan tindakan yang pantas." "Jangan bicara soal pantas atau tidak, Nyonya Olivia," dengus Darren sinis. "Aku tahu putramu yang membawa kabur Nayla! Dia pikir siapa dia bisa mencampuri rumah tanggaku?! Aku mau dia mengembalikan istriku sekarang juga!" Arjun yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. "Kalau Nayla benar-benar ingin kembali padamu, Darren, dia pasti sudah melakukannya. Nyatanya, dia tidak ingin kembali padamu, kan?" Darren mengertakkan gigi, wajahnya merah padam. "Itu karena Regan yang menculiknya!" Olivia menatap Darren tajam. "Sebut itu penculikan atau a

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 14 Regan Vs Darren

    Ketegangan di Vila Setelah panggilan dengan orang tuanya berakhir, Regan bersandar di kursinya, menghembuskan napas panjang. Ia tahu keluarganya tidak akan tinggal diam, tetapi saat ini yang paling penting baginya adalah menjaga Nayla tetap aman. Di sisi lain, Nayla duduk di ruang tamu vila, menatap kosong ke arah camilan yang disajikan pelayan. Pikirannya kacau. Sejak tiba di tempat ini, ia terus memikirkan perbedaan sikap antara Regan dan Darren. Darren selalu memperlakukannya dengan dingin, penuh tuntutan, dan sering menyalahkannya. Sementara Regan... pria itu selalu ada untuknya. Memberikan perlindungan tanpa meminta balasan, membuatnya merasa berharga meskipun ia sendiri masih bingung dengan perasaannya. "Kenapa kau melamun?" Suara Regan membuyarkan pikirannya. Nayla menoleh dan melihat pria itu sudah berdiri di belakang sofa, menatapnya dengan penuh perhatian. "Aku hanya..." Nayla menggigit bibirnya, ragu untuk jujur. "Aku memikirkan semuanya." Regan duduk di sofa seberan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 13 Perdebatan Regan dengan orang tua

    Di sisi lain, Darren benar-benar kehilangan kendali setelah menyadari bahwa Nayla telah kabur. Ia menghancurkan segala benda yang ada di kamarnya, membanting vas bunga ke dinding hingga pecah berantakan. Nafasnya memburu, matanya merah dipenuhi amarah. "Regan! Dasar brengsek!" teriaknya sambil meninju meja di depannya. Ia tahu, hanya satu orang yang berani melakukan ini—Regan Anderson. Tanpa pikir panjang, Darren meraih kunci mobil dan segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman keluarga Anderson. Jika Regan pikir bisa merebut istrinya begitu saja, maka pria itu salah besar. --- Setibanya di mansion keluarga Anderson, Darren keluar dari mobil dengan langkah tergesa. Tanpa basa-basi, ia mendorong pintu utama hingga terbuka lebar. Beberapa pelayan yang melihat kedatangannya terkejut dan langsung memberi tahu tuan dan nyonya rumah. Tak butuh waktu lama, Olivia dan Arjun muncul di ruang tamu, wajah mereka menunjukkan keterkejutan saat melihat Darren yan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   season 2 part 12 Kebimbangan Nayla

    Nayla berjalan keluar dari kamar dan mendapati Regan tengah duduk di ruang kerja, matanya serius menatap layar laptop. Ia tahu pria itu sedang berusaha memastikan keamanannya. "Regan…" panggil Nayla pelan. Regan segera mengalihkan perhatiannya, menatap Nayla dengan sorot lembut. "Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Nayla ragu sejenak, lalu menggigit bibirnya sebelum akhirnya berkata, "Kenapa kau melakukan semua ini? Kenapa kau nekat membawaku ke sini? Aku masih istri Darren… meskipun aku tahu dia tidak pernah benar-benar menganggapku sebagai istrinya." Regan menghela napas panjang, menutup laptopnya lalu bangkit dari kursinya. Ia berjalan mendekati Nayla, berdiri tepat di hadapannya. "Karena aku tidak bisa melihatmu terus menderita. Nayla, aku tahu kau terluka… Aku tahu kau butuh seseorang yang benar-benar peduli padamu, dan aku ingin menjadi orang itu." Nayla terdiam, hatinya bergetar mendengar ketulusan Regan. "Tapi, Regan… Jika Darren tahu, dia tidak akan tinggal diam. Dia akan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status