Melody tidak pernah bisa mengerti kenapa banyak orang begitu mengidolakan Refrain, sebuah band beraliran pop yang cukup terkenal di Indonesia. Bagi Melody, Refrain hanya sekumpulan lelaki tampan dengan lagu dan suara yang standar, yang cukup dengan mendengar lagunya saja bisa membuat napasnya terasa sesak. Sedangkan bagi Orin, sahabatnya, Refrain adalah dunia, kehidupan, dan napasnya. Orin sangat mengidolakan Refrain, Melody tidak. Orin sangat menyanjung Refrain, tidak begitu dengan Melody. Refrain adalah segalanya bagi Orin, dan Melody malah ingin membuang jauh-jauh nama Refrain dari pikiran sahabatnya. Tapi bagaimana bisa di suatu pagi, Melody menemukan dirinya terbangun dengan sesosok lelaki asing bersamanya. Dan lelaki itu adalah Kai, gitaris Refrain. Dunianya serasa runtuh.
Lihat lebih banyak"Oke, kita batalkan aja hari ini," kataku panik. Masa sih aku harus memaksa makan malam dengan orang sakit, terdengar nggak manusiawi."Bantu aku kembali ke kamar," pintanya lagi. Suaranya semakin lemah, dan aku semakin kebingungan dengan situasi aneh ini."Ayo aku bantu," kataku akhirnya. Aku memang tipe orang yang gampang kasihan dengan penderitaan orang, makanya paling mudah ditipu.Aku tidak mengerti kenapa dia masih memaksa mengabulkan acara makan malam ini jika saat ini sedang sakit. Tinggal mengatakan sedang tidak enak badang, pasti manajemennya mau mengerti. Huh! Pasti ini salah satu kerja paksa dari manajemennya."Kamar nomor berapa?" tanyaku sambil membantunya berdiri. Hilang sudah batas antara penggemar dan idolanya. Aku bisa memegang tangan dan berada begitu dekat dengannya yang bagi penggemarnya adalah hal yang mustahil.Dia menarik masker sehingga menutupi sebagian wajahnya dan kemudian menyerahkan sebuah kartu yang menjadi kunci kama
Orin ... Orin ...! Derita macam apa yang dihibahkan padaku. Kenapa hanya meminta foto dan tanda tangan grup cowok ganteng ini aja mesti perjuangan seperti ini?Tidak adil! Sungguh semuanya tidak adil! Di saat aku meluangkan hari liburku dari rutinitas kuliahku, yang kulakukan malah hal tidak penting seperti ini. Sungguh ironi.Antrean berjalan sangat lambat, selambat bekicot sedang jalan santai. Tidak ada seorang pun di sini yang rela bertukar posisi denganku, dengan iming-iming apa pun. Bukannya ingin cepat-cepat bertemu band idola Orin, aku mulai merasakan kakiku seperti kesemutan.Saat sudah hampir sampai giliranku, seluruh sendiku melemas. Sial! Ini jauh lebih menyakitkan dibanding diputuskan oleh pacar. Lima orang anggota band itu seperti berbenah, siap meninggalkan tempat."Masih ada satu orang lagi," teriak salah seorang panitia. Apa keberadaanku tidak terlihat oleh mereka? Jangan-jangan penampilanku lebih mirip petugas bersih-ber
"Kamu boleh minta tolong apa aja, asal jangan yang satu itu," tolakku. Wajah Orin berubah sendu, dia menundukkan wajahnya sambil menarik-narik selimut yang menyelimuti tubuhnya. Oh … tidak! Aku paling tidak bisa menghadapi Orin yang seperti itu. Orin memang selalu bersikap seperti itu jika aku menolak permintaannya. Wajah memelasnya ditambah kali ini dia memang sedang sakit membuatku iba."Kalau aku bisa keluar dari rumah sakit ini, aku nggak bakal minta tolong kamu, Mel," katanya dengan nada mengiba. Aku menarik napas panjang sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ruang rawat inap ini begitu sesak, apalagi ditambah menatap wajah Orin. Seperti perpaduan antara minta tolong dan pemaksaan.Sudah dua hari Orin dirawat di rumah sakit karena tifus yang dideritanya. Andai saja dia sehat-sehat saja, aku pasti tidak perlu menuruti permintaan tidak masuk akalnya."Kapan acaranya?" tanyaku akhirnya. Senyum Orin mengembang. Dia bahkan memaksa dirinya untuk dudu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen