Tomi mengerjapkan kedua matanya beberapa kali sesekali tangannya mengucek kedua matanya secara bersamaan, memperhatikan dengan baik-baik sosok di depannya untuk memastikan bahwa apa yang di lihatnya itu adalah Elios dan bukanlah arwah hantu.Setelah cukup lama memastikan, Tomi tertegun sejenak masih tak mempercayai apa yang sedang dilihatnya dan berpikir mungkin kiamat sudah dekat atau semacamnya karena melihat Elios yang tiba-tiba berlatih di pagi buta seperti ini, padahal biasanya dia selalu ogah-ogahan saat diajak atau pun di suruh berlatih, bahkan untuk melatih elemen anginnya saja dia terlihat tidak mau. Dia bahkan sering kabur dengan berbagai alasan hingga pada akhirnya kemampuannya tidak meningkat seperti dirinya.Untuk memuaskan rasa penasarannya, Tomi pun memutuskan untuk menghampiri Elios, " aku pikir tadi aku salah melihat, apa kiamat sudah dekat? " Tanyanya dengan nada mengejek sambil menatap Elios yang berusaha mengambil darah dari seekor babi yang dia dapatkan entah d
" Ada apa dengan raut wajah mu, apa kamu baru saja melihat monster? " Tanya Lipe.Dokter Alvin tak menjawab dan hanya menghela nafas dengan frustasi raut wajahnya terlihat begitu suram.Lipe pun mengernyitkan dahinya heran, tak lama kemudian Dokter Alvin menyerahkan sebuah gulungan ke hadapannya, dalam hitungan detik raut wajahnya ikut menjadi suram, kepalanya menoleh menatap Alvin dengan tatapan penuh pertanyaan, salah satunya mengapa gulungan terkutuk ini ada di sini?" Aku tahu apa yang ingin kamu ketahui. " Kata Dokter Alvin yang seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Lipe, sebenarnya gulungan itu ia dapatkan dari hewan yang diutusnya untuk mengikuti Goblin yang kabur saat menyerang desa sekaligus meminta mereka untuk menyelidiki tujuan para Goblin menginginkan darah Elios, setelah cukup lama menunggu mereka akhirnya kembali dengan membawa gulungan tersebut, tanpa di selidiki kembali Dokter Alvin sudah tahu tujuan mereka." Lalu apa hubungannya dengan Elios? " Dokter A
Di ruangan persidangan, para perdana menteri kembali mengungkit permasalahkan Elios, mereka bersikukuh meminta sang raja untuk menurunkan titah pengeksekusian Elios sesegera mungkin sebelum bencana terjadi dan agar kejadian yang merugikan bangsa mereka tidak terulang kembali. Mengingat siapa ayahnya, Elios pasti tidak akan keberatan karena itu sudah tugasnya melindungi bangsa vampir jadi siapapun pasti tidak akan ada yang menentangnya, sebagai imbalannya mereka akan menamai sebuah kota dengan namanya dan membuat patung besar di tengah kota untuk mengenangnya.Meski mereka tahu bahwa raja mereka pasti merasa bersalah pada mendiang Alona dan kesulitan memutuskannya, tapi sebagai seorang raja dia harus menanggungnya.Sementara itu Zaiden belum bisa menerima usulan tersebut sebelum mereka membawa orang serta bukti bahwa berita itu benar nyata adanya.Seakan tidak peduli mana benar atau salahnya, mereka tetap bersikeras bahwa berita itu nyata adanya, mengenai siapa orang yang pertama ka
" Lipe, kita harus berbicara. " Kata Dokter Alvin.Lipe menoleh, menatap Dokter Alvin sebentar lalu menganggukkan kepalanya dengan patuh mengikuti pria itu dan meninggalkan Elios serta Tomi yang tengah berlatih lalu meminta Timi untuk mengawasi mereka berdua.Tanpa ragu Gadis itu menganggukkan kepalanya menuruti permintaan sang guru, Timi berlari kecil menghampiri kedua pria yang tengah serius berlatih itu." Ada apa? Apa terjadi sesuatu? " Ujar Lipe secara langsung seakan menyadari bahwa tengah terjadi sesuatu hal yang buruk dan benar saja dugaannya tapi ia tak menyangka berita buruk itu ternyata melebihi dugaannya.Apa?! Ada pengkhianat diantara mereka? Selain Dokter Alvin dan dirinya yang mengetahui informasi itu siapa lagi yang mengetahuinya? Tak mungkin jika itu pria didepannya atau pun dirinya sendiri karena mereka sudah melakukan sumpah yang mana sumpah itu membunuh mereka jika salah satu dari mereka berkhianat.Spontan kedua tangan Lipe mengepal dengan erat kemudian memukul
Setiap hari Elios terus melatih kemampuannya tanpa pantang menyerah, tapi di sela-sela berlatihnya ia menyempatkan diri untuk membantu para warga desa membangun kembali desa dan membantu mereka membangun sebuah benteng tinggi agar para Goblin itu tidak lagi masuk atau pun menyerang desa lagi. Meski seperti terlihat seperti kurungan tapi itu adalah yang terbaik.Perlahan desa mulai pulih dan mulai menemukan cahayanya, kendati begitu Elios merasa ada yang aneh sekaligus merasa risih dengan para goblin itu yang tak lagi menampakkan batang hidungnya sedikit pun.Tentu saja Elios sangat senang mereka akhirnya berhenti menyerang desa jadi setidaknya warga desa bisa tenang memperbaiki rumah-rumah mereka dengan tenang. Sekaligus Elios bisa memperbaiki hubungannya dengan wanita vampir waktu itu, walau terkadang bantuannya selalu di tolak olehnya dan selalu berakhir dengan tatapan kebencian.Kendati begitu, Elios tak merasa sakit hati sama sekali atas perlakuan wanita itu padanya, tapi ia m
Walau Elios merasa bahwa dirinya tidak banyak melakukan apapun untuk membantu desa, tapi ia senang mendapat banyak hadiah dan juga perhatian yang orang desa berikan padanya, setelah perbaikan desa sudah hampir sepenuhnya selesai dan tak ada tanda-tanda Goblin, Dokter Alvin memutuskan untuk kembali besok pagi ke istana untuk melaporkan apa yang terjadi di tempat ini sekaligus melaporkan tentang penelitiannya.Mendengar hal tersebut para penduduk desa merasa sangat sedih dan juga merasa kesepian pasalnya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Elios dan lainnya, mengetahui mereka akan pergi rasanya desa seketika menjadi sepi dan cuaca pun ikut menjadi mendung.Namun, mau bagaimana lagi karena sejak awal mereka tak akan tinggal di desa selamanya dan harus kembali ke tempat asal mereka yaitu istana kerajaan.Sebagai kepala desa, Lori memerintahkan semua warga desa untuk menjamu pahlawan mereka dan membuat pesta kecil perpisahan untuk Elios dan lainnya sekaligus sebagai tanda ucapan teri
Esok paginya semua warga desa mengantar Elios dan lainnya sampai di depan perbatasan desa, mereka membungkukkan tubuh mereka sebagai tanda terima kasih atas bantuan yang Elios dan lainnya berikan.Tomi yang bisa merasakan ketulusan para warga merasa sangat tersentuh dan merasa tidak ikhlas meninggalkan desa rasanya ia ingin tinggal selamanya di sana bersama dengan mereka. Jika bisa memilih dirinya lebih baik tinggal di sana selamanya, di sana ia bebas melakukan apapun tanpa takut melanggar aturan, berbeda dengan istana yang penuh dengan aturan yang melarang banyak hal. Rasanya ia seperti hidup di dalam sangkar saja. Sepanjang perjalanan ia terus mengeluh tak ingin pulang dan merengek ingin kembali ke desa untuk tinggal di sana, Elios yang sudah terbiasa dengan sikap Tomi yang seperti itu tak menggubrisnya sama sekali begitu pun dengan Dokter Alvin dan juga Lipe, mereka berdua bersikap tidak mendengar apapun, kecuali Timi yang merasa telinganya terasa panas karena terus mendengar
Di tengah pelarian mereka, Elios tiba-tiba berhenti di tengah jalanDokter Alvin yang menyadari sikap Elios ikut terhenti dan bertanya apa yang sedang Elios pikirkan.Bukannya menjawab, Elios malah meminta Dokter Alvin untuk kembali pada Lipe dan membantunya karen entah kenapa perasaannya merasa sangat tidak enak dan tidak nyaman, ia tiba-tiba terus kepikiran akan gurunya.Seketika semuanya terdiam, mereka merasakan hal yang sama dengan Elios, termasuk Dokter Alvin yang sangat mengerti perasaan Elios karena ia pun merasakan hal yang sama, meski pun begitu mereka tak boleh menyia-nyiakan pengorbanannya. Ia pun memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan mereka meski di sepanjang jalan Elios terus meminta Dokter Alvin untuk kembali.Akan tetapi tak lama kemudian, Elios kembali berhenti, kepalanya menunduk sambil mengepalkan kedua tangannya lalu berkata, " Maaf Dokter Alvin tapi aku tak bisa membiarkan sesuatu buruk terjadi pada guru. " Ucapnya lalu pergi begitu saja." Elios!