Dariel tertawa ketika membaca deretan komentar mengenai kejuaran nasional yang ia gagas di forum. “Sesuai dugaanku, banyak orang yang akan tertarik dengan kejuaran ini. Aku hanya tinggal menyuruh bawahanku untuk mempersiapkan semuanya.”“Davis, aku akan menantimu di kejuaran nanti. Kau cukup tangguh, tapi kau masih belum layak menjadi lawanku ketika aku bertarung serius. Kau memiliki cukup banyak waktu untuk meningkatkan kemampuanmu.”Dariel meletakkan ponsel di samping kursi, mengembus napas panjang. “Selain cincin dan topengku, ponselku rusak dan tidak bisa diperbaiki sama sekali. Gelombang merah itu sangat misterius. Bahkan, timku masih belum mendapatkan jawaban pasti mengenai kerusakan cincin dan topengku sampai saat ini. Tapi, aku tahu kalau sumber gelombang merah itu memang berasal dari Davis.”Dariel menatap kolam di depannya, mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat peristiwa kemarin malam. “Aku ceroboh karena kehilangan satu bagian topengku. Davis pasti mengambilnya. Jik
[Ding][Sub Quest sudah dibuat][Tingkat Kesulitan : Sulit][Quest : Mengikuti Permainan Bangunan Berhantu][Durasi Quest : 30 Menit][Hadiah : 50 EXP + $500.000]“Aku mendapatkan sub quest untuk mengikuti permainan bangunan berhantu.” Davis mengamati sekelompok orang yang berlarian dari bangunan rumah sakit. Beberapa di antara mereka terjatuh berguling-guling dan sebagian menangis ketakutan.Sebagian besar orang yang berada di dekat gerbang menertawakan mereka, sisanya mundur karena ketakutan.“Aku tidak akan pernah memasuki bangunan itu lagi seumur hidupku,” ujar seorang gadis yang baru saja keluar dari gerbang.“Itu menakutkan sekaligus menyenangkan. Aku benar-benar merasakan sensasinya.” Seorang pria membungkuk untuk mengendalikan napas yang terengah-engah.Meski seringkali terdengar teriakan dan melihat orang-orang berlarian dari bangunan, tetapi banyak orang yang mendaftar.Davis menyodorkan uang sepuluh dolar pada pria berkostum tengkorak. “Aku akan mengikuti permainan seorang
Davis memasuki sebuah ruangan, mengedarkan senter ke sekeliling. “Ruangan ini benar-benar bekas rumah sakit. Aku melihat banyak barang-barang rumah sakit berserakan di lantai. Aku penasaran kenapa rumah sakit ini menjadi bangunan kosong. Cerita dari orang-orang mengenai rumah sakit ini terkesan dibuat-buat.”Davis mendekat ke sisi ruangan, mulai mencari bola. Ia menemukan satu bola di bawah kerangka mainan manusia. “Bangunan rumah sakit ini memang terasa menyeramkan, tapi aku tidak terlalu takut. Apa mungkin karena aku sadar bahwa ini hanya permainan saja?”Davis memasuki ruangan lain, mengawasi atap, lantai, dan dinding. Bau menyengat menguar dari segala sisi. Ia mengabaikan dua orang berkostum hantu yang akan menyerangnya dari belakang, lalu mengambil bola di bawah meja.Dua orang berkostum itu berusaha menakuti Davis, tetapi Davis menanggapi mereka dengan santai dan pergi ke ruangan lain.Dua orang itu saling menoleh satu sama lain, menatap dingin Davis.Salah satu dari mereka meng
[Sub quest: Mengikuti Permainan Bangunan Berhantu dibatalkan oleh sistem][Host tidak mendapatkan EXP dan Money Power][Host tidak kehilangan EXP dan Money Power]“Sistem membatalkan Sub Quest. Ini kedua kalinya sistem membatalkan su quest setelah kejadian saat aku bertemu dengan Roxy pertama kali.”Davis melihat wanita tadi masih tidak bergerak dari tempatnya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus menolong wanita itu?”[Host disarankan segera pergi dari tempat ini secepatnya]Davis masih berada di tempatnya, menimbang untuk menolong atau meninggalkan wanita itu. “Apa mungkin orang-orang itu menggunakan mayat sungguhan?”“Apa yang kau lakukan? Tolong aku!” Daisy berteriak sembari melambaikan tangan pada Davis. Ia tidak bisa bergerak karena ketakutan. “Astaga, aku tidak seharusnya mendatangi tempat menyebalkan seperti ini.”Daisy mengintip seseorang di depannya. Ia mendadak mual hingga limbung dan nyaris terjatuh. “Apa orang ini benar-benar sudah meninggal? Dia terlalu se
“Berjongkok sekarang juga!” perintah Davis seraya menarik kayu ke bawah.“Apa yang terjadi?” Daisy berjongkok ketika tangannya ditarik paksa ke bawah.Sesuatu melesat di atas kepala Davis dan Daisy. Beberapa benda terjatuh hingga mengeluarkan suara yang cukup bising.“Mereka ingin mencelakai kita.” Davis mengarahkan senter ke sekeliling. Ia mendapati tiga orang berkostum hantu mendekat.“Lalu, apa yang akan kita lakukan?” Daisy mendekat pada Davis, tetapi Davis menjauh darinya. “Apa yang membuatmu harus menjauh dariku di saat seperti ini? Dasar pria menjengkelkan!”“Belindung di balik drum ini. Aku akan mengalahkan mereka.” Davis melempar beberapa batu ke arah jendela. Ruangan menjadi agak terang.“Jangan memerintahku.” Daisy berlindung di balik drum sesuai perkataan Davis. Ketika menyadari ia mengikuti perintah Davis, Daisy mendengkus kesal. “Aku pasti akan memberimu pelajaran. Ingat itu pria menjengkelkan.”Davis mengawasi tiga orang yang mendekat ke arahnya, menggenggam kayu lebih
Davis mengamati Daisy yang tergeletak tak sadarkan diri selama beberapa waktu. “Sistem, apa aku boleh menyentuh wanita ini saat dia tidak sadarkan diri?”Davis menunggu jawaban sistem selama beberapa detik. Pria itu mengawasi sekeliling untuk menemukan barang yang bisa ia gunakan untuk membawa Daisy.[Host diizinkan untuk menyentuh dalam waktu satu menit][Setelah satu menit berakhir, Host harus melepaskan wanita itu bagaimanapun keadaannya]Davis menggendong Daisy, berlari keluar dari ruangan bersamaan dengan pria berkostum bajak laut yang kembali sadarkan diri. “Pria itu harus aku habisi. Dia sudah menghajar banyak bawahanku.” Pria itu menyeka darah dengan topi bajak laut, berjalan meninggalkan ruangan, menghubungi seseorang.Davis berlari melawati halaman rumah sakit, melirik Daisy sekilas. Kerumunan di depan gerbang sudah berkurang. Beberapa peserta tampak berlarian ke arah gerbang.Davis keluar dari gerbang, melewati kerumunan. “Aku tidak mengetahui apa pun soal wanita itu. Aku
“Jangan lari kau sialan!” teriak pria besar sembari mengacung-acungkan kayu.“A-aku tidak melakukannya!” Pria berkacamata terjatuh hingga berguling-guling. Ketika akan berdiri dan kembali berlari, pria besar di belakangnya melempar kayu.“Ah!” Pria berkacamata kembali terjatuh saat kayu mendarat di punggungnya. Dahinya membentur tong sampah hingga bengkak dan berdarah. Ia mundur dengan menggeser tubuh ke belakang, menatap takut pria besar yang seperti akan menelannya hidup-hidup.“Kau tidak bisa lari dariku sialan!” Pria besar itu tertawa, mengambil kayu di tanah. “Aku sudah memberitahumu bekali-kali untuk tidak menggangu permainanku di gedung rumah sakit itu, tapi kau justru melapor pada polisi sampai teman-temanku diseret ke penjara! Kau sudah membuatku kehilangan banyak orang untuk mendapatkan uang!”Pria berkacamata itu tersudut di dindang gedung, berdiri dengan susah payah, menyeka darah. “Aku tidak melapor pada polisi. Aku berada di klinik ketika penangkapan itu terjadi. Lagi pu
Jacob diam selama beberapa saat. “Saat aku sedang membereskan klinik, Frans tiba-tiba saja datang dan merusak banyak barang. Dia menuduhku sudah melaporkannya dan teman-temannya ke polisi. Aku melarikan diri saat dia akan menyiksaku.”“Informasi kehilangan barang-barang peserta di permainan di banguan berhantu itu sudah tersebar luas di internet. Aku dan beberapa orang bahkan nyaris diserang di sana. Aku pikir ada beberapa di antara peserta yang melaporkan hal tersebut. Alasan polisi bergerak karena sosok pelapor berasal dari keluarga terpandang dan berpengaruh,” kata Davis.“Kau mungkin saja benar, tapi Frans tetap akan menghajarku. Dia menganggapku sebagai samsak kekesalannya selama ini. Aku bahkan pernah mendapatkan perlakuan yang lebih kasar dibanding yang kau lihat tadi.”Davis berpindah ke ranjang kecil, melempas baju hingga bertelanjang dada, berbaring.Jacob mulai mengobati Davis, melakukannya dengan hati-hati, tersenyum.“Kau menceritakan penyiksaan sambil tersenyum.”“Benar
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m
Davis sontak berdiri, menatap layar tidak berkedip. “Quest Rahasia muncul kembali.”Davis tersenyum dan tegang di waktu yang bersamaan. Ia seolah merasa ruangan menjadi sangat hening hingga ia bisa mendengar napasnya. [Apakah Host akan menerima Quest Rahasia?][Ya/Tidak?]Davis menoleh pada Sammy, Don, Trex, dan para pengawal. Jarinya berada di tengah-tengah antara tombol “Ya” dan “Tidak”. “Aku harus menolong Jack, Edwin, Russel, dan Rolando saat menerima quest rahasia pertama kali. Itu quest yang sangat sulit. Aku bahkan nyaris gagal menyelesaikannya. Quest apa yang akan aku terima sekarang?”[Jika Host tidak memberikan jawaban dalam waktu 60 detik, sistem akan menganggap host tidak menerima Quest Rahasia][Memulai waktu mundur : 60]Davis memejamkan mata, dan tiba-tiba saja melihat semua cuplikan peristiwa aneh yang beberapa kali ia lihat. “Wajah mereka masih terhalang cahaya, kecuali Dylan dan Mario. Siapa mereka sebenarnya?”Davis membuka, melihat waktu terus terhitung mundur.
Lucas, Liam, dan Levon keluar dari mobil, mengamati halaman luas dan sebuah bangunan cukup besar di depan mereka. “Apakah kita benar-benar harus bersembunyi di tempat ini?” tanya Levon sembari mengamati keadaan sekeliling. “Tempat ini adalah sebuah peternakan.”Liam melirik para pria bertopeng di dekat mobil. “Mereka tidak mungkin membawa kita ke tempat yang salah. Tempat ini jauh dari keramaian dan situasinya sangat tenang.”Lucas berjalan menuju pintu, membuka pintu perlahan. Pria itu terdiam saat melihat tumpukan jerami, kotak kayu, dan beberapa kursi dan ranjang kayu.Lucas, Liam dan Levon memasuki gedung, menyentuh beberapa barang, menyebar ke sekeliling. Tidak banyak benda yang berada di ruangan ini. “Kita beruntung karena ruangan ini bersih. Tempat ini lebih baik dibandingkan dengan penjara sialan itu,” ketus Levan sembari menyentuh sebuah pisau di dinding kayu. Seorang pria bertopeng mendekati Lucas, Liam, dan Levon. Pria itu memberikan tiga ponsel pada mereka. “Kami sudah