“Levi? Stevan?” Adrian tercenung selama beberapa waktu. “Apa mungkin mereka adalah teman-teman satu pasukanku dulu? Mereka masih hidup?”Adrian melirik ruangan Mario, berjalan menuju halaman. Banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya saat ini. “Dari mana mereka tahu keberadaanku? Dari mana mereka tahu kalau aku berada di sini?Adrian menatap jalan yang menerobos hutan, mengangguk saat seniornya memintanya untuk membantu membawa beberapa barang ke dalam rumah. “Apa tujuan mereka menemuiku? Aku tidak bisa bertemu dengan mereka saat ini.”Adrian kembali ke halaman, berjaga di sudut kanan, memandang hamparan jalan yang menerebos hutan. Ia terkejut ketika melihat sebuah mobil yang melaju ke arah vila. “Apa mungkin itu mereka? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?”Mobil melaju dengan cepat.“Adrian tidak membalas pesan kita,” ujar Stevan.Levi menyahut, “Ada tiga kemungkinan kenapa dia tidak membalas pesan kita. Pertama, dia belum membuka pesan kita. Kedua, dia mengabaikan pesan kita. Keti
Lucas keluar dari lorong. Ia melihat banyak penonton yang sudah duduk di tribun yang mengelilingi sebuah lapangan luas. Suara sorakan terdengar sangat nyaring.Lucas berjalan mengikuti tiga orang pelayan, duduk di ruangan khusus. “Aku melihat beberapa pejabat publik, pengusaha dan para politikus di tempat ini. Mereka sepertinya membutuhkan liburan dan hiburan sepertiku.”“Apa aku kehilangan momen menarik, Ayah?” Levon duduk di samping Lucas.“Kau hanya sedikit terlambat, Levon. Aku sudah lama tidak berkunjung ke tempat ini. Terakhir kali aku berkunjung adalah ketika salah satu politikus yang terseret korupsi meminta bantuanku di sini.”Lucas menatap para penari yang tengah menghibur di tempat pertunjukkan. “Ayah, kita harus bisa merekrut si Dewa Kematian untuk menjadi pengawal kita. Dia adalah orang yang paling tepat untuk tugas ini. Aku mendengar desas-desus yang mengatakan jika banyak pengusaha, para pejabat publik, dan para politikus yang ingin merekrutnya.”“Kau benar, Levon.” Luc
“Kau tidak boleh sekasar itu pada anak kecil, Paula. Dia sedang sakit sekarang dan membutuhkan perawatan.” Frans tertawa.“Beristirahatlah, Hans. Kau harus memastikan kau benar-benar sehat sebelum kau belatih di sekolah memasak nanti,” kata Willy.Nathan mengacak-acak rambut Hans. “Kau harus memasak makanan lezat untuk kami sebelum kau berangkat, Hans.”“Aku akan memasak makanan kebanggan orang tuaku. Kalian pasti akan menyukainya.” Hans menatap Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula. “Kalian memang terlihat menyeramkan seperti yang Alex katakan.”Alex tertawa ketika melihat wajah terkejut Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula. “Hans, aku akan mengantarmu ke kamarmu. Jangan mendekati orang-orang aneh itu, kecuali Angela.”Alex dan Hans meninggalkan ruangan utama. Mereka memasuki sebuah ruangan.“Ini kamarmu, Hans. Kamarku berada di samping kamarmu,” ujar Alex.Hans mengamati sekeliling ruangan. “Kamar ini sangat luas untuk aku tempati sendiri. Ini benar-benar luar biasa.”Alex duduk di
Hans tampak tegang ketika memasuki ruangan Sebastian. Ia melihat Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula berada di belakang pria tua itu.Paula berjalan melewati Hans, mengunci pintu, lalu kembali berdiri di belakang Sebastian bersama yang lain.Trex memberi anggukan pada Sebastian.Sebastian berdiri dari kursi roda. “Hans, aku mengenal kedua orang tuamu. Kami bekerja di tempat dan untuk tuan yang sama. Hanya saja kami memiliki pekerjaan yang berbeda.”“Benarkah?” Hans tersenyum lebar. Ia segera menutup mulut ketika Trex memberinya tanda untuk diam.“Trex, Frans, Willy, Nathan, Paula, Sammy, Don, Benjamin, dan orang-orang yang kau belum temui karena masih dalam tugas adalah orang-orang yang juga bekerja dengan tuan yang sama dengan kedua orang tuamu. Apa orang tuamu pernah bercerita mengenai tuan mereka yang tinggal di Oaktown?”“Ayah dan ibuku mengatakan bahwa mereka bekerja sebagai koki di sebuah keluarga kaya raya yang tinggal di Oaktown. Akan tetapi, mereka hanya bekerja selama bebe
Lucas dan Levon masih berada di ruangan, menunggu kedatangan si Dewa Kematian.“Kita harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk bertemu dengan si Dewa Kematian. Meski begitu, pertemuan ini tidak menjamin jika kita bisa merekrut si Dewa Kematian ke pihak kita. Untuk bisa merekrutnya kita harus melewati berbagai proses yang sangat panjang,” ujar Levon.“Aku yakin kita bisa merekrut si Dewa Kematian, Levon. Tempat ini adalah tempat ilegal yang sudah melanggar izin. Tidak sedikit orang yang mati di tempat ini. Jika pemilik tempat ini tidak memberikan si Dewa Kematian pada kita, aku bisa menyeretnya dan bahkan semua orang di tempat ini ke penjara.” Lucas mengepalkan tangan erat-erat.“Kau terlihat tidak yakin, Ayah.”Sementara itu, seorang berbusana rapi sedang berjalan mengikuti seorang pria. Ia hanya mendengarkan ocehan pria itu tanpa ingin membalas ucapannya.“Kau hanya perlu diam seperti sekarang di saat aku menjelaskan semuanya.” Pria itu berhenti di depan sebuah ruangan.
Davis seketika terbangun ketika Sammy dan Don melesatkan tendangan ke arahnya, menahan tendangan tersebut dengan kedua tangan. Ia terdorong mundur ketika Sammy dan Don kembali melayangkan tendangan susulan.“Waktumu habis, Davis. Kau bisa beristirahat,” ujar Sammy.Sammy dan Don meninggalkan ruangan.Davis berdiri, menyentuh cincin, mengamati layar hologrom yang menunjukkan statusnya saat ini. “Bukankah aku seharusnya naik ke level 19? Kenapa aku melihat pemberitahuan jika aku mencapai level 20? Aku juga melihat sistem melakukan pembaharuan secara otomatis.”[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 19 (0000/1900)][Health Point: 34/39][Kekuatan: 35 | Pertahanan: 36 | Kecerdasan: 32 | Kelincahan: 35][Money Power: $1.050.270.000]Davis meneguk minuman dengan tatapan yang tak beralih dari layar. “Apa mungkin terjadi kesalahan pada sistem?”Davis menyentuh tombol history. “Tidak ada catatan mengenai pemberitahuan yang aku lihat barusan. Aku sepertinya keliru.”Davi
“Sial! Kenapa kebanyakan dari kita berakhir di tempat-tempat kumuh seperti ini?” tanya Levi seraya turun dari mobil.“Kau pernah mendengar soal kembali ke tempat asal? Dari jalanan kembali ke jalanan.” Stevan tertawa, menatap beberapa orang yang tengah mengawasinya dan Levi.“Kau yakin ini adalah tempat tinggal Chris?”“Tempat ini adalah tempat asal Chris. Aku sebenarnya pernah mengunjungi tempat ini beberapa kali sebelum aku bertemu denganmu dan yang lain. Sayangnya, aku tidak pernah bertemu dengannya.”“Lalu kenapa kau membawaku ke tempat ini, Stevan? Bukankah kita hanya membuang-buang waktu di sini?” ketus Levi.“Aku cukup yakin jika kita bisa mendapatkan petunjuk di tempat ini. Aku mencurigai seseorang karena dia mengawasiku ketika aku berada di sini.” Stevan mengawasi sekeliling, tersenyum. “Aku melihat orang itu sekarang. Dia sedang mengawasi kita. Dia berada di jalur kiri, bersembunyi di dinding rumah.”“Aku yang akan mengurus orang itu.”“Jangan membuat keributan di tempat ….”
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 19 (350/1900)][Health Point: 39/39][Kekuatan: 35 | Pertahanan: 36 | Kecerdasan: 32 | Kelincahan: 35][Money Power: $1.050.500.000]Waktu berjalan dengan cepat. Davis terus mencari anggota baru ke beberapa kota. Namun, ia belum menemukan orang yang cocok meski sudah mencari hingga lima hari lamanya. Beberapa di antara mereka justru terkesan ingin memanfaatkannya.Davis belum mendapatkan informasi mengenai Adrian, Vian, Ian, Lucky, serta Christoper hingga saat ini. Di saat yang sama, perekrutan anggota pasukan baru terus berlangsung hingga sekarang. Davis, Sammy, dan Don kembali ke Galatown. Malam ini adalah pertemuan Levon dengan Jack, Edwin, Russel, dan Roland.“Hans sudah pergi ke tempat kursus pagi tadi. Dia tampak bersemangat,” ujar Davis ketika melihat tayangan perpisahan Hans dengan Angela, Alex, Jacob, dan Sarah.Mobil tiba di hotel beberapa menit kemudian. Davis, Sammy, dan Don berkumpul di sebuah ruangan. Tak la
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing