Edwin bergegas keluar dari kamar, menuruni tangga. Ia melihat ayahnya tengah berbincang dengan Eslon dan beberapa pengawal di ruang tamu.Edwin dan Eslon sempat bertatapan beberapa waktu.“Ayah,” ujar Edwin seraya mendekat.Erwin memberi tanda pada Eslon dan para pengawal untuk pergi. Ia mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tak menoleh pada Edwin. “Duduklah, Edwin.”Seorang wanita datang bersama sebuah nampan. Ia menyimpan gelas minuman dengan hati-hati, melirik Edwin sesaat, bergegas pergi.“Aku baru membaca pesanmu satu jam lalu. Eslon sudah memberitahuku soal detailnya. Aku ingin mengetahuinya darimu sekarang,” ucap Erwin.Edwin duduk berhadapan dengan Erwin, menunduk, mengepalkan tangan erat-erat. “Aku mendapatkan masalah karena seseorang. Dia adalah petarung jalanan bernama Davis. Dia menguasai Leaventown dan berniat mengambil alih wilayah kekuasaanku dan wilayah kelompok lain. Dia memiliki pasukan bertopeng yang sangat hebat. Untuk itu, aku dan pemimpin kelompok lain mem
Di tempat berbeda, Sebastian tengah menatap pantulan wajahnya di cermin. Pria tua itu sudah berkali-kali berbicara dengan anggota pasukannya dahulu. Ia cukup terhibur saat melihat wajah ketakutan mereka.“Aku banyak kehilangan rekan-rekanku saat peristiwa dua puluh lima tahun lalu. Aku berharap jika mereka kembali berkumpul dan berada di dekat Davis untuk melingdunginya sekaligus membantunya. Tantangan besar sudah menghadang Davis di depan, terlebih dia sudah bersinggungan dengan politikus dan kepala kepolisian negara ini.”Sebastian menatap ponselnya, menoleh pada pintu kamar. “Tuan Dylan belum memberikan informasi apa pun lagi padaku. Dia tampaknya masih sangat sibuk. Aku ingin mengunjunginya, tapi dia tidak memberikan alamatnya padaku.”“Ayah,” panggil Drake di luar ruangan.Sebastian segera duduk di kursi roda, menekan sebuah tombol. “Masuklah, Drake.”Drake bergegas memasuki kamar, mengamati Sebastian. “Ayah, aku mendengar kau terus berada di kamar nyaris sepanjang waktu. Kau bah
[Peringatan][Dua puluh berandalan mengurumuni Anda saat ini][Sistem mengaktifkan mode penyelamatan]Dylan meneguk minuman, mengamati deretan informasi para berandalan beserta level kekuatan mereka. Ia tersenyum karena gerombolan itu hanya para berandalan biasa.“Siapa kau sebenarnya, Brengsek?” tanya salah seorang berandalan seraya memelotot tajam. “Kenapa kau berada di kota ini?”“Apa kau benar-benar pembunuh bayaran?”“Apa yang kau sembunyikan di dalam gubuk kumuhmu?”“Bagaimana kau bisa memiliki banyak uang?”“Apa kau mencurinya dari orang-orang kaya?”“Kami tahu mayat-mayat itu hanyalah boneka!”Dylan berjalan meninggalkan minimarket. Para berandalan terus mengikutinya. Ia menyedot minuman, menguap beberapa kali. Cincinnya terus berkedip-kedip merah.“Dasar brengsek! Kau pasti sengaja mengabaikan kami!” Salah satu berandalan menarik kerah baju Dylan hingga belanjaannya terjatuh ke trotoar.Beberapa pejalan kaki melihat kejadian itu, tetapi mereka hanya berbisik-bisik dan buru-bu
“Davis.” Darius menangis sesegukan sembari memandang Davis di layar. “Kau mirip dengan ayahmu Damian, Davis. Lihatlah dirimu. Kau tampak sangat gagah dan luar biasa. Aku bersyukur kau baik-baik saja sekarang.”[Davis sedang membangun pasukan sekarang][Davis sudah mengetahui soal dirinya yang merupakan anggota keluarga Miller, tapi dia belum mengetahui soal orang tuanya dan keluarganya][Aku akan memberi tahu Davis saat dia siap]Darius menyeka air mata, memandang Davis lekat-lekat, tersenyum. “Aku mengerti. Aku akan mempercayakan semuanya padamu, Dylan.”[Berhati-hatilah dengan keluargamu][Aku akan memberi kabar lagi nanti]Lukisan kembali seperti semula. Darius kembali menangis. Air matanya berjatuhan membasahi celananya. “Maafkan aku Davis, Damian, Dominique. Aku tidak bisa melindungi kalian. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.”Darius menghapus tangis, menatap tajam, mengepalkan tangan erat-erat. “Dylan mengingatkanku untuk berhati-hati dengan keluargaku berkali-k
Benjamin terdiam ketika melihat dua orang pria yang berjalan dari rerimbunan pohon. “Aku bukan Benjamin. Kalian tampaknya salah orang.”“Kami tidak salah orang. Kami memang mencarimu, Benjamin,” ujar Frans.“Teman kami paling takut dengan ketinggian. Dia bahkan menangis ketika sedang latihan, padahal pelatihnya adalah monster mengirimkan yang tidak segan menghajar juniornya hingga tidak sadarkan diri.”Benjamin sontak terkejut, berusaha mengingat dua orang pria di depannya. Pikirannya melanglangbuana pada masa lalu. “Frans? Levi?”Frans dan Levi tertawa.“Apa kalian berdua berprofesi sebagai pencuri kayu hutan sekarang?” Benjamin bersiaga. “Aku tidak akan membiarkan kalian membawa satu ranting pun dari hutan ini meski kalian adalah temanku.”“Kami tidak ingin mencuri kayumu, Benjamin. Kami datang untuk memberi tahumu sebuah informasi penting,” kata Frans.Sebuah alarm tiba-tiba berbunyi nyaring.Benjamin segera mengecek jam tangannya. Jam menunjukkan sebuah rekaman sepuluh pria berada
Mobil keluar dari kawasan hutan, memasuki jalan yang cukup lengang.Frans memacu mobil lebih cepat, mengambil jalur sebelah kanan. Mobil memasuki kawasan pinggiran kota, beralih ke pusat kota Lilitown.Hujan mendadak mengguyur deras. Beberapa kendaraan tampak terjebak macet di jalur berbeda. Para pejalan kali terlihat berlarian di mana sebagian memilih berteduh di halte bus dan depan toko.Mobil menepi di sebuah minimarket.Frans, Levi, dan Benjamin memasuki minimarket, mengambil beberapa makanan dan minuman. Beberapa berandalan mulai mengerumuni mobil.“Apa kalian berasal dari luar kota?” tanya penjaga toko sembari memasukkan belanjaan ke dalam tas.Frans menoleh ke luar. Ia melihat beberapa berandalan tengah mengerumuni mobil.“Para berandalan itu sangat menganggu. Mereka beberapa kali ketahuan mencuri dan meminta uang dengan paksa pada para pejalan kaki. Sore tadi, beberapa berandalan tiba-tiba tersengat listrik hingga tidak bisa bergerak selama berjam-jam karena adanya kerusakan
“Siapa kau dan kenapa kau tahu mengenai pasukan keluarga Miller?” tanya Frans seraya menatap tajam Dylan.“Keluarlah sebelum kami menghajarmu, Tuan.” Levi bersiap mendorong Dylan. Ketika tangannya akan menyentuh baju pria itu, ia tiba-tiba tersengat listrik.“Ah.” Levi segera menggeser tubuh ke samping. “Aku tersengat listrik.”Dylan mengamati layar hologram. “Pasukan keluarga Miller berada beberapa block dari tempat ini. Mereka akan tiba dalam waktu satu menit lagi. Jika kalian sampai tertangkap, kalian akan berada dalam bahaya.”Frans, Levi, dan Benjmin sontak terkejut.“Katakan siapa kau?” Frans menatap tajam Dylan. “Jika kau tidak turun dalam waktu tiga detik, aku akan menghajarmu sampai kau tidak bisa bergerak dalam waktu cukup lama. Aku akan mulai menghitung. Satu, dua”Mobil tiba-tiba melaju secara otomatis. Frans, Levi, dan Benjamin sontak terkejut.“Ada apa dengan mobil ini? Dia tiba-tiba berhenti dan melaju secara otomatis.” Frans berusaha mengendalikan mobil. Meski sudah me
Hujan mengguyur cukup deras. Pasukan keluarga Miller segera menyebar ke seluruh wilayah Lilitown. Mereka bergerak ke pusat kota, pinggiran kota, kawasan penduduk, sungai, pemakanan, bangunan berhantu hingga hutan.Samson berada di dalam mobil yang melaju ke pusat kota. “Aku harus segera menemukan pria brengsek bernama Dylan itu. Aku harus membuktikan pada keluarga Miller jika aku mampu lebih baik dari mendiang ayahku.”Samson mengambil ponsel dari saku celana. Ketika akan mengecek pesan, ponselnya tiba-tiba mati. “Apa yang terjadi?”Samson menekan beberapa tombol. Ponsel tidak menyala dan hanya menampilan layar hitam. “Dasar brengsek! Dylan berhasil meretas ponselku.”Samson menoleh pada bawahannya yang duduk di sampingnya. “Bagaimana dengan ponselmu?”“Ponselku tiba-tiba tidak bisa digunakan, Tuan.”Samson berdecak, mengepalkan tanag erat-erat. “Teruskan pencarian. Kita akan mengepung Lilitown sampai kita menemukan Dylan.”Di tempat berbeda, Daniel, Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya