“Kita akan menculik wanita bernama Susan.” Ethan tersenyum bengis. “Davis mencintai wanita itu sejak lama, tapi dia mendapat penolakan. Jika kita menculik wanita itu, Davis pasti akan datang mencari kita. Saat dia datang, kita bisa menghabisi Davis sekaligus menikmati Susan sebagai hadiah.”Toba, Lexy, dan John tertawa terbahak-bahak.“Aku suka rencanamu. Lakukan dengan segera. Aku tidak sabar untuk menghajar Davis dan mengembalikan namaku,” ujar Toba.“Kami akan melakukan rencana itu secepatnya.”“Apa yang kalian butuhkan untuk rencana kalian?”“Uang dan kendaraan.”Toba menoleh pada Lexy. “Lexy akan memberikan yang kalian butuhkan.”“Dasar brengsek! Kenapa harus aku yang mengeluarkan uang?” Lexy melemparkan sebuah amplop dan kunci mobil pada Ethan.“Karena aku kalah taruhan, Lexy.” John tertawa.Etha, Rico, dan Felix keluar dari ruangan, menuruni tangga.”“Susan adalah wanita yang bodoh. Dia akan mudah menjadi target kita.” Ethan tertawa. “Aku terkejut ketika mengetahui Davis bisa m
Davis dengan cepat menggendong Sarah, melirik anak kecil itu yang tampak ketakutan. “Sarah, bisakah kau menutup mata?”Sarah mengangguk, menutup mata dengan kedua tangan.“Jangan mengintip dan membuka matamu sampai aku menyuruhmu. Kau mengerti?” Davis mengawasi sekeliling. “Jumlah mereka semakin banyak.”Davis tiba-tiba berlari ke arah kanan, menendang dua pria yang menghadangnya dari depan hingga tumbang, berkelit dari serangan yang datang dari samping dan berlakang.“Dasar sialan! Jangan biarkan pria itu kabur dan membawa barang kita,” perintah pria gondrong yang berbicara dengan Davis tadi.Davis berlari secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling. “Jalanan sangat sepi. Aku tidak melihat kendaraan maupun orang-orang.”“Apa aku masih harus menutup mataku?” tanya Sarah.“Kau masih harus menutup matamu.” Davis belum melihat keberadaan pos polisi. Begitu menoleh ke belakang, ia tidak menemukan kelompok itu mengejarnya.Davis mengambil sebuah balok kayu, mengawasi sekitar. “Mereka pas
Davis segera pergi ke tempat festival. Suasana sudah sangat sepi. Ia memasuki lubang besar di pagar belakang, melewati rumput-rumput setinggi paha dan juga deretan barang-barang bekas.Davis bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu besar ketika melihat lima orang pria di depan sebuah bangunan tua. Ia mengambil jalan memutar dan kembali menemukan empat pria yang berjaga.“Pria gondrong tadi berada di antara para berandalan itu. Dia sepertinya pemimpin para penculik.” Davis mengamati sebuah jendela yang bercahaya. “Aku sudah melaporkan kecurigaanku pada polisi. Aku harap mereka segera bertindak, tapi aku tidak boleh terlalu mengandalkan mereka.”Davis mendekat dengan gerakan senyap, bersembunyi di balik pohon. “Menurut informasi dari berita, anak-anak yang diculik adalah anak-anak dari kalangan ekonomi bawah dan anak-anak jalanan. Para penculik sengaja mengincar anak-anak dari kalangan ekonomi lemah karena mereka tahu jika orang tua mereka tidak akan bisa menebus anak-anak mereka. Para
Davis mengambil balok kayu dari balik pinggang, mengayunkan balok kayu ke arah pistol di tangan si pria botak. Akan tetapi, pria botak itu lebih dahulu mundur, kembali berlari.Suara ledakan tiba-tiba terdengar. Davis dan si pria botak berhenti untuk sesaat. Asap mengepul dari empat arah berbeda. Tak lama setelahnya, terdengar suara sirine polisi.“Dasar brengsek! Kenapa mereka bergerak ke tempat ini? Bukankah bos sudah menutup mulut mereka?” Pria botak mendengkus kesal, bergegas memasuki mobil, melajukan mobil meninggalkan bangunan tua.Davis segera menaiki sebuah pohon, mengawasi sekeliling. “Tidak ada rombongan mobil polisi yang datang ke tempat ini. Aku juga tidak menekan tombol petasan dan membunyikan suara mobil polisi. Siapa yang menyembunyikan sirine polisi dan meledakkan petasan?”Davis melompat turun, berlari menuju pintu masuk, mengawasi keadaan sekeliling. Pria itu terdiam ketika mendengar beberapa benda terjatuh.Davis membuka pintu lebar-lebar, berlari ke dalam ruangan.
“Kau bisa memanggilku Davis,” ujar Davis seraya mengelus rambut Sarah.“Aku senang kau mengunjungiku.” Sarah tersenyum, mengintip sesuatu di belakang Davis. “Apa yang kau bawa?”Davis menunjukkan sebuah boneka beruang besar. “Aku memberimu hadiah boneka beruang besar ini untukku. Boneka ini akan mengawasimu agar kau tidak pergi tanpa seizin ayahmu lagi.”“Boneka ini untukku?” Sarah tampak bahagia.“Kau bisa memilikinya.” Davis menoleh pada ayah Sarah yang mengamatinya dari jauh. “Bermainlah dengan boneka ini. Aku akan berbicara dengan ayahmu.”“Terima kasih.” Sarah memeluk boneka itu, melompat-lompat kecil. Gadis kecil itu membawa bonekanya bermain di sisi sungai.“Aku minta maaf karena berkunjung tanpa mengabarimu lebih dulu.” Davis tersenyum, memberikan sebuah tas pada ayah Sarah. “Aku membelikan beberapa baju untukmu. Aku harap kau mau menerimanya.”“Terima kasih karena sudah menolong Sarah semalam. Aku juga minta maaf karena belum bisa membayar kebaikanmu.” Ayah Sarah mengintip is
[Peringatan!][Sammy menendang Anda dari depan]Davis seketika melindungi diri dengan tangan menyilang di depan dada. Akan tetapi, tendangan Sammy membuatnya terpental ke belakang hingga nyaris menabrak dinding.Davis jatuh berlutut, menatap Sammy terkejut. Beberapa barang tiba-tiba berjatuhan. Siapa sangka jika pria cacat itu memiliki kemampuan dan kekuatan yang luar biasa.Davis tersenyum lebar, kembali berdiri. Menerima tendangan yang cukup keras hingga lengannya perih tidak membuatnya membenci Sammy. Ia justru semakin yakin jika pria itu adalah pelatih yang sangat tepat untuknya.Sammy menatap tajam Davis. Masa lalu yang ingin ia lupakan tiba-tiba bermunculan dan menyesakkan hati dan pikirannya. Dan semua itu terjadi setelah ia bertemu Davis.“Aku lebih fokus pada kelebihanmu dibanding kekuranganmu.” Sammy membuang kedua tongkatnya, berdiri dengan satu kaki. “Kata-kata itulah yang membuatku harus kehilangan banyak hal dalam hidupku. Aku tidak akan tertipu lagi untuk kedua kalinya.
“Setelah melihatmu, aku mengetahui sesuatu darimu. Kau sengaja menanamkan kebaikan padaku dan Sarah. Dengan begitu, kau merasa aku dan Sarah memiliki hutang budi padamu. Hutang budi itu akan kau gunakan untuk membuat kami mengikuti kemauanmu.”Sammy merenggangkan badannya sesaat. “Aku tahu kau mencari informasi tentangku dari Sarah. Kau akan menggunakan kesempatan itu untuk membuatku tunduk. Kau sudah melakukannya dengan menjajikanku uang dan kehidupan yang lebih baik.”“Kau salah. Aku tidak pernah”Sammy mengeluarkan liontinnya. “Kau harus mengambil liontin ini dariku dalam waktu satu menit. Kau bebas melakukan apa pun dan menggunakan cara apa pun.”“Satu menit?” Davis segera bersiap.“Waktumu dimulai dari sekarang.”Davis melesat cepat ke arah Sammy, berbelok ke samping kanan, memutari Sammy untuk mencari celah. Meski pria itu hanya memiliki satu kaki, tendangannya tidak bisa dianggap remeh.Davis melemparkan beberapa barang untuk menutupi penglihatan Sammy. Ia menerjang pria itu ke
Susan, Rebecca, dan Emmely tengah berada di ruangan Sebastian. Mereka tengah menunjukkan foto-foto liburan mereka bersama Davis kemarin.Sebastian tersenyum lebar, menatap Susan, Rebecca, dan Emmely bergantian. “Aku senang karena kalian berlibur bersama Davis. Ini adalah kado terindah untukku di sisa-sia hidupku. Aku selalu berharap kalian bisa menerima Davis sebagai bagian dari keluarga.”Sebastian mengelus foto-foto Davis.“Aku sudah mengakui kesalahanku karena selama ini sudah bertingkah buruk pada Davis.” Rebecca berusaha menutup senyum. “Davis adalah pria yang sangat baik. Dia mau menolong kita dari kejahatan Ethan meski kita sudah memperlakukan Davis sangat buruk selama ini. Jika Davis tidak menolong kita, kita semua pasti sudah berada di jalanan sekarang.”Susan dan Emmely saling menoleh, menatap Rebecca.Rebecca mengelus lengan Sebastian. “Kakek, kenapa kau sangat menyayangi Davis meski dia tidak memiliki ikatan keluarga denganmu?”Susan dan Emmely tampak kesal karena Rebecca
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m