Share

Sistem Kekayaan Tak Terbatas
Sistem Kekayaan Tak Terbatas
Penulis: raraey

Ch. 1 — Kebodohan

Penulis: raraey
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-18 18:21:13

William Juanda berjalan dengan langkah mantap menuju sebuah toko barang mewah. Namun, di depan pintu, seorang pria mengenakan setelan jas hitam tiba-tiba muncul dan menghalangi jalannya. Pria itu memandang tajam dari ujung rambut William hingga ke ujung sepatunya, seolah menilai penampilannya dengan penuh angkuh.

“Pengemis dilarang masuk. Kami tidak memberikan uang atau makanan secara cuma-cuma di sini,” ucapnya dengan nada merendahkan.

William mengangkat alisnya, agak heran, kemudian terkekeh. Ia memang mengenakan pakaian sederhana yang sedikit usang, namun tidak ada alasan untuk dipermalukan seperti itu. Sudut bibir William sedikit melengkung, menunjukkan keheranan menyaksikan kesombongan pria itu.

Tanpa ragu, William melemparkan sebuah kantong hitam ke lantai. Pria penjaga pintu itu segera menyadari isi misterius kantong tersebut. Ratusan juta rupiah terhampar di depannya, menjadi tumpukan uang yang berserakan seperti sampah. Pengunjung lain terkejut melihat pemandangan tersebut dan penjaga yang sombong itu menjadi basah kuyup oleh keringat dingin.

“Aku membatalkan kontrak kerja sama dengan toko kalian. Ambil uang itu sebagai ganti rugi, dan pastikan untuk membakar semua barang termasuk stok kalian di gudang. Mall Juanda tidak membutuhkan mitra toko dengan pelayanan buruk. Itu hanya akan mencoreng nama baik Juanda,” kata William dengan nada tajam yang memenuhi ruangan.

Dengan mantap, William berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan penjaga toko itu terpaku dalam keheningan dan ketakutan. Sementara di sisi lain, manajer toko berlari sekencang mungkin menuju William dengan gelisah, berusaha memohon pengampunan.

「Tuan telah menghabiskan total 10 milliar hari ini. Hadiah penyelesaian misi harian senilai 100 milliar telah dikirim ke dalam rekening.」

**

Beberapa bulan lalu.

William Juanda, seorang mahasiswa miskin dengan hati yang berbunga-bunga, berjalan dengan penuh semangat. Hari ini adalah hari yang istimewa baginya. Ia telah menyiapkan segala sesuatunya dengan teliti untuk menyatakan perasaannya pada sang pujaan hati. Di tangannya, ia memegang erat sebuah buket bunga indah dan sekotak coklat yang telah dipilih dengan penuh perhatian.

“Sarah pasti akan senang dengan hadiah ini,” batin William penuh keyakinan.

Tak lama kemudian, di bawah pohon sakura yang bersemi, pandangan William tertangkap oleh seorang gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna pastel yang serasi dengan indahnya pemandangan di sekitarnya. Setiap kali angin berhembus lembut, rambut hitam panjang gadis itu menari-nari, dan William tak dapat mengalihkan pandangannya dari keelokan tersebut. Ia menelan ludah keringnya, semakin merasa gugup, namun hatinya memaksanya untuk maju dan mendekat.

“Sarah!”

Gadis itu menoleh ke arah sumber suara, dengan cepat memasang senyuman manis dan membalas panggilan William dengan melambaikan tangan.

“Aku sudah menunggumu, Will.” Sarah berbicara dengan lembut setelah jarak di antara mereka semakin singkat. Ia kemudian melanjutkan dengan perlahan sambil mengedarkan pandangan ke sekitar, “Taman ini sangat indah. Terima kasih karena sudah mengajakku bertemu di sini.”

Sarah berputar-putar penuh bahagia. Suasana hangat dan cerah di sekitar mereka sangat mendukung untuk memanjakan mata dan beristirahat. Saking Sarah menikmati pemandangan di sekitar, ia bahkan melupakan keberadaan William.

“Aku tahu kamu akan menyukainya.” William terbawa suasana, menyaksikan gadis itu bahagia memberikannya banyak energi positif dan kepercayaan diri. William semakin yakin kalau Sarah memanglah wanita yang tepat.

“Ini adalah tempat di mana kita pertama kali bertemu, dua bulan lalu,” lanjut William.

“Sungguh?” Sarah menatap mata William, seolah tidak percaya.

“Kamu tidak mengingatnya?” William berbalik bertanya. Senyuman pemuda itu kian memudar setelah mendengar kalimat Sarah barusan.

“Aku tidak terlalu mengingat pertemuan pertama kita, William. Namun, aku yakin itu adalah pertemuan yang ditakdirkan!”

Sarah membalas dengan sungguh-sungguh, mendekatkan wajah ke arah William dan menyunggingka senyuman manis. Perasaan kecewa William barusan seketika berubah menjadi kepercayaan diri dan dia bermaksud untuk segera mengungkapkan perasaan. William memberanikan diri untuk memegang tangan Sarah dan menghilangkan segala keraguan.

“Sarah,” panggil William dengan nada rendah. Setelah sang gadis menoleh dan menunjukkan ekspresi bertanya-tanya, William secara perlahan melanjutkan, “Sebenarnya, ada yang ingin aku sampaikan.”

“Kamu terlihat sangat serius, Will,” ucap Sarah, ia sendiri ikut gugup melihat ketegangan di wajah pemuda itu.

embuang semua perasaan ragu, William mengeluarkan dengan hati berdebar sebuah sebuket bunga indah dan sekotak coklat yang telah ia simpan dengan penuh harapan sejak awal. Ia berani melangkah maju, menekuk lutut dengan penuh pengharapan, dan memberikan hadiah tersebut pada sang pujaan hati sambil memejamkan matanya sejenak.

“Sarah, tolong terimalah perasaanku,” ucap William dengan lantang dan lugas, suaranya dipenuhi dengan kejujuran dan keinginan kuat.

“Pftt.”

Suara menahan tawa itu terdengar begitu nyaring di telinga hingga William sendiri tahu siapa itu. Dia tiba-tiba merasa merinding, seolah menatap kehancuran dunia dengan mata kepala sendiri.

William membukakan mata dan dengan tiba-tiba, seorang pria muncul dan melempar hadiah William ke tanah. Mata William membelalak, mengetahui siapa pria itu hingga dia gemetar.

James, anak dari seorang pengusaha sukses pemilik dari perusahaan besar tempat di mana William bekerja. Sumber kehancuran dan ketakutan William.

“Sial, ini sangat lucu hingga aku tidak bisa menahan tawa,” terang James, keluar dari balik semak. Ia kembali tertawa saat melihat ekspresi William seperti menangkap penampakan hantu. Di satu sisi, Sarah pun ikut tertawa kecil.

“Sayang, bagaimana dengan aktingku selama beberapa bulan ini? Kamu tahu kamu harus membayar mahal karena melakukan ini, kan.” Sarah dengan tiba-tiba menggandeng tangan pria yang ia panggil dengan sebutan sayang, kemudian tersenyum dengan begitu bahagia.

“A-apa maksud semua ini, Sarah?” William berkata dengan terbata-bata. Ia tidak pernah tahu Sarah dan James memiliki hubungan dekat hingga mereka saling menggandeng satu sama lain di depan umum. Terlebih lagi, berakting?

William sadar semua ini adalah kebohongan.

“Kamu mempermainkanku!” lanjut William dengan nada rendah, tertunduk. Ia merasa kehilangan tenaga dan kekuatan untuk berpijak.

“Jangan salah paham, William. Aku tidak pernah memiliki perasaan padamu sejak awal. Jika bukan karena permintaan James, aku tidak pernah akan menghabiskan waktuku untuk orang miskin sepertimu! Salahkan dirimu sendiri karena naif!”

“Jujur saja, menghirup udara yang sama denganmu membuatku merasa hina,” tambah Sarah seolah ingin membuka luka William lebih dalam lagi.

“A-apa?”

James terkekeh riang, seakan kebahagiaan meluap dari hatinya. Namun, tatapan Sarah kepada William begitu menyiratkan perasaan kebencian, seolah melihat kotoran hina yang merusak pemandangan indah.

“Sarah itu adalah wanitaku, William. Gadis secantik Sarah tidak seharusnya berada sejajar dengan sampah masyarakat sepertimu!”

William merasa harapannya lenyap, baru beberapa saat lalu ia merasa dunia ini miliknya seorang, dan bahagia itu begitu nyata. Namun, kenyataan yang mengejutkan begitu pahit, semua itu hanya mimpi dan angan-angan yang tak akan pernah terjadi.

“Jika kamu lebih sadar diri, kamu tidak akan berakhir di permainkan,” tambah Sarah dengan senyuman sinis. Ia kemudian menatap mesra James dan berkata dengan manja, “Sayang, aku sudah melakukan keinginanmu. Jadi sebagai balasan, aku ingin dibelikan mobil mewah dan tas mahal. Jika boleh, aku juga ingin berlibur ke luar negeri.”

James memandang William dengan angkuh, menaruh satu tangan di saku, dan menaikkan dagu saat Sarah mengandeng tangannya.

“Tentu saja, apa yang tidak untukmu, Sarah. Berbeda jika kamu berpacaran dengan William, pemuda miskin itu tidak akan pernah bisa membelikanmu mobil  dan hadiah mewah sepertiku. Kamu hanya akan sengsara seumur hidup. Aku sudah cukup puas melihat ekspresinya. Ayo pergi dan memilih mobil baru untukmu.”

James, sebelum benar-benar pergi, menendang buket bunga dan coklat yang dibawa William menjauh. Ia tidak bisa menatap dengan jelas wajah William saat itu, tetapi ia melihat setetes air jatuh di sana.

“Dasar menyedihkan.”

Sore hari itu, sebuah berita di televisi menyiarkan tentang kecelakaan mobil di lampu merah yang memakan korban seorang mahasiswa dari universitas bergengsi. Saat ini, polisi masih menyelidiki lebih dalam motif kejadian tersebut dan akan memberikan pemberitahuan lebih lanjut.

「Pemindaian telah dilakukan, mencoba mengkonfirmasi identitas sang Pewaris.」

「Identitas sang Pewaris telah dikonfirmasi.」

「Memulai penerapan sistem dan informasi umum terhadap sang Pewaris.」

Bab terkait

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 2 — Aku Mendapatkan Sistem?!

    Dua hari yang gelap dan kabur. Itulah yang terakhir kali William ingat sebelum matanya perlahan-lahan terbuka di ruangan putih yang terang. Bunyi perangkat medis dan aroma antiseptik mengisi udara, memberikan kesan bahwa William berada di ruang perawatan rumah sakit. Ia merasa pusing dan tubuhnya terasa lemah saat ia mencoba bergerak.Berusaha untuk mencoba menyadari apa yang terjadi. Ia mengingat kecelakaan yang menimpanya saat tertabrak mobil. Rasa sakit di tubuhnya mulai terasa, tetapi ingatan lain mulai merasuki William. Kenangan pahit beberapa menit sebelum tertabrak mobil.‘James mempermainkanku lagi.’ William tertunduk, merasa kesal karena tidak memiliki kekuatan untuk melawan. ‘Jika saja aku kaya, aku mungkin tidak akan berakhir seperti ini.’‘Tetapi, apakah dampak dari tabrakan itu berpengaruh pada penglihatanku?’William melihat jendela aneh di depan mata. Saat ia berusaha untuk meraihnya, tangan pemuda itu tembus begitu saja.「Selamat! Tuan William Juanda telah mewarisi sis

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 3 — Nilai Diri

    William berolahraga untuk pertama kali setelah beberapa hari terjebak di dalam kamar tanpa dapat melakukan apa pun. Ia merasa seperti hidup kembali, walaupun William sendiri tidak bisa menyangkal fakta kalau dulu dia adalah orang yang sangat jarang berolahraga karena tugas dan kerja paruh waktu. Ia mengatur nafas dan duduk di bangku taman. Ingatan buruk tentang taman seketika mengusik ketenangan William hingga ia merasa sakit perut dan mual. William berusaha untuk menghapus kenangan pahit tersebut dan melangkah maju, menjadikan momen itu sebagai pelajaran seumur hidup. Seorang perawat kemudian datang kepada William. “Tuan William, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. Beliau bilang dia dari Perusahaan Eliort,” ucapnya dengan jelas. William memasang wajah masam, menebak siapa yang datang dengan membawa nama perusahaan. Jika bukan James, maka pasti orang suruhan mereka. Dan sangat mudah bagi William untuk menebak tujuan kedatangan orang itu. “Apa anda ingin saya mengatakan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 4 — Kemarahan James

    William mengepalkan tangan erat-erat, mencoba untuk menahan gelombang emosi yang merayap di dalam dirinya. Semua hal berjalan begitu lancar sebelum dia bertemu dengan Sarah dan James di pusat perbelanjaan. Ia berpikir menghabiskan uang dan mencari suasana baru akan menyenangkan, tetapi kenyataannya, suasana hatinya justru semakin tegang dan stres.**Beberapa waktu lalu.William membentangkan tangan, menghirup udara segar, dan menghembus pelan. Ia sudah bisa keluar dari rumah sakit kurang dari seminggu.Para dokter panik dan terkejut saat mereka mengetahui kemampuan pemulihan diri cepat. Padahal, baru beberapa hari lalu mereka melihat pemuda itu sekarat dan berada di ujung jurang kematian.「Silakan untuk menyelesaikan misi harian anda.」“Ayo kita selesaikan misi harian dan pulang!”William membuka pintu masuk pusat perbelanjaan dengan semangat yang menggebu-gebu. Misi dari sistem tidak terlalu sulit; hanya menghabiskan uang. Ini terasa seperti rekreasi menyenangkan. Ia berjalan melewa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 5 — Mobil Mewah itu Punya William

    Sebuah mobil sedan keluaran terbaru memasuki halaman kampus Universitas Indonesia. Pandangan mahasiswa di sekitar terpaku pada kemewahan mobil tersebut. Orang-orang mulai berkumpul dan mencoba menerawang sang pemilik melalui siluet.“Lihat, bukankah itu adalah mobil keluaran terbaru?”“Aku tidak tahu kalau di fakultas kita ada orang kaya,” tambah yang lainnya.Dagu Sarah perlahan naik, ia mendengus, dan tersenyum sombong. Perhatian orang-orang membuatnya semakin bersemangat. Setelah kejadian di mall kemarin, ia harus kesulitan untuk membujuk dan mengembalikan mood James. ‘Aku sudah bersusah payah mendapatkan mobil ini. Sudah sewajarnya kalian merasa iri,’ batin Sarah.Sarah melepaskan sabuk pengaman, menekan tombol pembuka pintu, dan menunjukkan diri di depan mahasiswa lain untuk memamerkan mobil barunya. Ia tersenyum penuh keangkuhan dan menutup pintu, berusaha untuk menyapa kenalannya.Tiba-tiba, perhatian semua orang beralih. Sarah ikut mencoba mencari tahu pencuri perhatian terseb

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 6 — Rasa Bersalah dan Bahaya

    Mobil mewah itu melaju lebih kencang lagi di tengah gemerlap perkotaan dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Jalan raya dipenuhi oleh cahaya-cahaya neon dari gedung-gedung pencakar langit yang megah, menciptakan suasana yang futuristik dan glamor. Kendaraan lainnya berlalu lalang, namun semua perhatian tercuri oleh mereka. Saat atap mobil terbuka, adrenalin meningkat dan teriakan histeris pria di kursi penumpang bergabung dengan deru mesin mobil yang kuat, menciptakan kegembiraan yang luar biasa di tengah keramaian kota. William, sang pengemudi, tak bisa menyembunyikan senyuman kepuasannya dan semakin memacu kecepatan, menikmati setiap detiknya.Namun, kegembiraan itu berubah menjadi momen penuh ketegangan saat William merasa tangan pemuda di sampingnya menggenggam pundaknya dengan kuat. Melalui tatapan berbinar, pemuda itu menunjukkan rasa ketakutannya dan memohon untuk melambatkan mobil. William mengerjap, menyadari bahwa mereka harus mengurangi kecepatan, menyadari terlalu terbawa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 7 — Preman

    William tidak memiliki pilihan lain. Para preman itu, William mengetahui identitas mereka. Dulu dan sekarang tidak pernah berubah. James akan selalu menghantui kapan pun dia hidup dan tidak mungkin untuk lepas dari genggaman bajingan itu tanpa menunjukkan perlawanan berarti.Berpikir mengakhiri kontrak adalah kesempatan untuk melepaskan diri, namun dia salah.Kenangan buruk mulai menghantui dan merasuki hati William, mengingatkan rasa trauma dan ketakutan di masa lalu. Tanpa terasa mereka sampai di gedung kosong, tempat di mana dia biasa menerima pelajaran.“Sana dan duduklah dengan tenang sampai Tuan Muda sampai!”Pemuda itu didorong ke sudut ruangan dan terjatuh. Puing-puing dan lantai kasar melukai telapak tangan William. Ia tidak bisa memberikan perlawanan dengan pikiran kosong.Tidak lama, suara hentakan kaki terdengar mendekati keberadaan mereka. Wajah tidak asing itu terlihat menyeringai dengan jahat dan merendahkan. Ini adalah pemandangan yang sangat James rindukan, ketika ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 8 — Peringatan

    Ayunan tangan William mengenai tepat di muka James, membuat pemuda itu terjerembab ke belakang dan berputar. William masih memiliki kemarahan di hati, keinginan untuk memberi lebih banyak pelajaran harus ia urungkan.William tahu dia perlu memberi lebih banyak pelajaran hingga James merasa enggan untuk memancing masalah. Terlahir sebagai anak satu-satunya keluarga Eliort membuat pemuda itu tidak mengetahui batasan dan kapan menyerah—kesempatan ini seharusnya tidak dilewatkan begitu saja.Namun, William memutuskan untuk berhenti.‘Aku tidak boleh menjadi seperti James. Ia memang melakukan hal di luar batas, tetapi bukan berarti aku juga,’ batin William.James babak belur, sebagaimana para preman itu. Sesaat sebelum William sadar akan situasi, ia telah menyingkirkan semua preman dalam satu kali pukulan, membuat ia terkesan sekaligus takjub pada diri sendiri. Ia menjadi sangat kuat dengan menukar Poin Sistem, tetapi bagaimana dengan keterampilan bela diri lain?‘Aku merasa seperti tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 9 — Keluarga Eliort

    William menatap dengan penuh kebingungan pada jendela notifikasi yang melayang di udara. Dua iklan properti yang menarik perhatiannya muncul di layar, memperumit pilihannya. Ia berada dalam situasi yang sulit; harus memilih salah satu dari dua rumah impian yang ia temukan.Di sudut kiri layar, terdapat iklan rumah yang berlokasi di tengah kota. Rumah tersebut memiliki arsitektur klasik dengan nuansa elegan. Halaman depannya dikelilingi oleh taman bunga berwarna-warni, dan deretan pohon besar memberikan teduh yang menyenangkan. Selain itu, lokasinya sangat dekat dengan kantor dan tempat-tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi. Semua aspek tersebut sangat menarik bagi William yang ingin hidup di pusat kota untuk kemudahan akses dan kehidupan yang dinamis.Namun, di sudut kanan layar, terdapat iklan rumah kedua yang berlokasi di pinggiran kota. Rumah ini memiliki gaya modern dengan jendela-jendela besar yang memberikan pemandangan indah ke perbukitan hijau. Udara segar dan suasana

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04

Bab terbaru

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 17 — Kencan (2)

    William membuntuti gadis tersebut tanpa dapat ia sadari. Beberapa saat lalu, ajakan tersebut sangat sulit untuk ditolak. Padahal, William sudah memiliki rencana untuk berkunjung ke panti asuhan.Ia membawa tas belanjaan Raelza tanpa berkomentar apa pun. Pekerjaan ini lebih sederhana dibandingkan yang dia pikirkan. Hingga gadis tersebut menoleh ke belakang dan menatap dengan kesal.“William, jangan membuntutiku dari belakang. Kita harus berjalan sejajar agar orang-orang tidak menganggapmu sebagai kurir,” protes Raelza.William tidak mengerti. Bagi dia, gadis ini bukanlah orang yang akan mempermasalahkan tentang hal sederhana seperti ini, apalagi memikirkan pendapat orang lain. Ia menyunggingkan senyuman pahit, merasa tidak layak untuk menerimanya.Jauh di hati William, kenangan pahit dengan Sarah dan James masih membekas, memberikannya ketakutan untuk tenggelam dalam hubungan asmara. Jadi, ia sengaja menjaga jarak dengan orang lain.“Janga

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 16 — Kencan (1)

    Keramaian dan kicauan memenuhi restoran, menandakan jam sibuk mereka. William melihat ke arah jam tangan bermerek yang dia beli seharga ratusan juta, kemudian kembali memaikan ponsel.Tidak lama, seseorang menghampiri William, memberi sapaan hangat dan menepuk pundaknya akrab.“Kamu sudah menunggu lama?” tanya sang gadis, Raelza.William menggelengkan kepala, menarik kursi di samping untuk memberikan ruang pada sang gadis untuk duduk. Ia bahkan membersihkan tempat duduk terlebih dahulu dan memberikan kesan bagus.“Aku sudah memesankan minuman untukmu.”Sang gadis mengerutkan kening. Matcha, bagaimana William tahu kalau dia menyukainya? Sayangnya, pemikiran seperti itu dengan cepat hangus, mengingatkan Raelza kalau ini adalah restoran Jepang. Bahkan, hidangan sendiri tidak jauh dari ramen dan sushi.“Kamu sudah membaca tentang laporan yang aku berikan? Beberapa bisnis mengalami kenaikan signifikan, terutama di sektor hiburan. Tetapi bisnis dari keluarga Eliort tampak mengalami penuruna

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 15 — Janji

    “Hya!”“Sya!”Suara itu menggema di antara pohon-pohon dan bunga-bunga yang bermekaran, menyelinap keluar dari balik pagar besi yang megah dan kuat, menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya dari dunia luar.Seorang gadis berdiri di tengah lapangan rumput, mengulang gerakan-gerakan aneh dan kaku. Setiap langkah nan pukulan dipadukan dengan teriakan khusus.William memandangi dalam diam. Ia berpikir, apa memang ini yang biasanya seorang seniman bela diri lakukan?Ia duduk di dalam gazebo, memandangi Raelza dengan pandangan yang terpaku dari kejauhan sambil memberikan instruksi khusus. Setidaknya, itu adalah apa yang orang-orang lihat.Berbagai macam informasi masuk melalui jendela informasi. William menggeser layar dengan matanya, menghindari kemungkinan ia dicurigai oleh orang lain.Pilihan tentang pengajaran seni bela diri telah dikeluarkan dan tampak mengalami perkembangan signifikan terlepas dari perkembangan zaman. Ia sempat berpikir kalau memang ada sebuah perguruan di belahan d

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 14 — Pertukaran Setara

    William memicingkan mata mendengar perkataan Herman. Ia memahami arti dari membuat kesepakatan yang disampaikan tersebut, dan merasa sedikit heran.Sebagai seorang pria tua berpengalaman, Herman mengetahui kekhawatiran di antara kedua orang tua itu. Mereka memiliki ekspresi wajah yang hampir sama. Ia akan memberi sedikit dorongan agar mereka mengetahui maksudnya, di sisi lain juga membuat mereka saling mengenal satu sama lain.‘Ini sama seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu!’“Bagaimana aku mengatakannya? Kalian pasti memiliki sesuatu yang kalian dapat tawari. Jika itu adalah William, orang yang mengajarimu seni bela diri, aku mungkin merasa tenang,” terang Herman.Sebelum mereka sempat memikirkan dalam-dalam maksud perkataan Herman, pria tua itu sudah berdiri dengan bir di tangan. Ia terkekeh dan pergi tanpa berkata apa-apa, seperti menyembunyikan tujuannya dan lari dari tanggung jawab.Kedua orang itu saling memandangi satu sama lain. Perasaan canggung seketika menyelimuti

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 13 — Raelza

    Restoran dari Hotel Queen memancarkan kemegahan dan keeleganan yang memukau. Ketika William dan pria tua itu memasuki restoran, mereka disambut dengan desain interior yang berkelas dan mewah. Langit-langit tinggi dihiasi dengan lampu gantung kristal yang berkilauan, memberikan sentuhan gemerlap yang mempesona. Dinding restoran dilapisi dengan warna lembut menciptakan suasana hangat dan ramah.Aroma lezat dari hidangan makanan yang dihidangkan menyapu ruangan, menggugah selera dan menciptakan atmosfer yang mengundang. Bau harum rempah-rempah dan bumbu-bumbu segar menggoda indera penciuman, membuat William semakin menantikan santapan yang akan mereka nikmati.Di antara meja-meja yang diletakkan dengan apik, terlihat seorang gadis cantik yang duduk seorang diri. Wajahnya begitu memesona dengan cahaya lembut yang menghiasi dari lampu meja di sekitarnya. Matanya yang indah seperti permata berkilauan.Rambut panjang dan mengalir, berwarna cokelat muda, menyentuh bahunya dengan lembut. Saat

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 12 — Rencana Investasi

    Kebenaran terungkap, sementara dekan pun memiliki puluhan tugas baru untuk dikerjakan demi menyingkirkan ketidakadilan di lingkungan universitas.Berkat kejadian yang diungkapkan oleh William, Herman, untuk pertama kali, melakukan sebuah gerakan revolusioner baru yang menekankan keadilan dan kesetaraan di universitas tersebut dan memastikan agar tidak ada lagi diskiriminasi yang terjadi.Pengumuman tersebut jelas membawa perubahan besar pada hierarki yang sebelumnya ada, menghancurkannya, dan kini para mahasiswa dari kalangan ke bawah dapat menegakkan kepala mereka dengan tenang dan nyaman.Selain itu, demi menekankan berlakunya peraturan baru, Herman membuat sebuah lembaga atau serikat mahasiswa yang menjunjung tinggi kesetaraan. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan universitas dan menerima setiap laporan mengenai masalah para mahasiswa. ‘Selain itu, ada banyak anak orang kaya yang mulai kehilangan keberanian setelah Tuan Herman menghukum James. Bagi mereka, James

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 11 — Kemarahan Sang Dekan

    “Ini membuatku kecewa. Fakta kalau kamu berpikir sesempit itu, Ales.”Herman, semula berada di ambang pintu, mendorong kursi roda dengan pelan menggunakan tangannya yang rapuh. Ia menolak pertolongan William dan mendekat ke arah Ales dengan konstan. Ada sedikit tekanan yang muncul setiap kali roda berputar. Sementara Ales, memendam kekesalan karena situasi tak terduga ini. Hati pria tua itu memanas, namun kehadiran Herman bagaikan air yang akan meredamnya.“Tuan Herman, anda berkata sangat kasar. Saya melakukan ini demi menjaga nama baik universitas dan menghargai jasa keluarga Eliort sebagai pembawa perubahaan pada universitas ini. Tanpa mereka, dan hanya dengan mengandalkan dukungan pemerintah, nama universitas ini tidak akan dikenal di seluruh negeri!”Herman membuang nafas kasar dan memalingkan muka menuju jendela kaca, memandangi universitas yang telah ia bangun selama beberapa puluh tahun, dan mengenang setiap perkembangan yang ada. Campur tangan konglomerat, politisi, bahkan n

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 10 — Tuntutan Keluarga Eliort

    Setelah menghajar James dan menyelesaikan permasalahan dengan mantap, William kini merasakan kedamaian yang selama ini ia idam-idamkan. Sosok James yang dulu menjadi sumber kekacauan kini tampak menghilang dari lingkaran perhatian, dan bahkan saat mereka berpapasan, James terlihat acuh tak acuh.Joel, sahabat William, memperhatikan perubahan ini dan tidak bisa menyembunyikan rasa keheranannya. "Menurutmu, apa ada alasan kenapa James tiba-tiba berhenti menyebabkan masalah? Dia bahkan tampak tidak peduli saat bertemu denganku."Joel mengungkapkan kecurigaannya terhadap tindakan James yang mengejutkan. Baginya, sangat mungkin James menyusun rencana besar di balik perilaku anehnya. William tidak bisa menahan senyum misterius ketika membicarakan keluarga Eliort, dan seolah-olah ada rahasia besar yang disembunyikan di balik senyumnya.“Tenang saja. Mungkin saja James telah mendapatkan pencerahan dan berhenti berbuat jahat,” jawab William dengan santai, mengundang tawa dari Joel karena jawaba

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 9 — Keluarga Eliort

    William menatap dengan penuh kebingungan pada jendela notifikasi yang melayang di udara. Dua iklan properti yang menarik perhatiannya muncul di layar, memperumit pilihannya. Ia berada dalam situasi yang sulit; harus memilih salah satu dari dua rumah impian yang ia temukan.Di sudut kiri layar, terdapat iklan rumah yang berlokasi di tengah kota. Rumah tersebut memiliki arsitektur klasik dengan nuansa elegan. Halaman depannya dikelilingi oleh taman bunga berwarna-warni, dan deretan pohon besar memberikan teduh yang menyenangkan. Selain itu, lokasinya sangat dekat dengan kantor dan tempat-tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi. Semua aspek tersebut sangat menarik bagi William yang ingin hidup di pusat kota untuk kemudahan akses dan kehidupan yang dinamis.Namun, di sudut kanan layar, terdapat iklan rumah kedua yang berlokasi di pinggiran kota. Rumah ini memiliki gaya modern dengan jendela-jendela besar yang memberikan pemandangan indah ke perbukitan hijau. Udara segar dan suasana

DMCA.com Protection Status