Dua hari yang gelap dan kabur. Itulah yang terakhir kali William ingat sebelum matanya perlahan-lahan terbuka di ruangan putih yang terang. Bunyi perangkat medis dan aroma antiseptik mengisi udara, memberikan kesan bahwa William berada di ruang perawatan rumah sakit. Ia merasa pusing dan tubuhnya terasa lemah saat ia mencoba bergerak.
Berusaha untuk mencoba menyadari apa yang terjadi. Ia mengingat kecelakaan yang menimpanya saat tertabrak mobil. Rasa sakit di tubuhnya mulai terasa, tetapi ingatan lain mulai merasuki William. Kenangan pahit beberapa menit sebelum tertabrak mobil.
‘James mempermainkanku lagi.’ William tertunduk, merasa kesal karena tidak memiliki kekuatan untuk melawan. ‘Jika saja aku kaya, aku mungkin tidak akan berakhir seperti ini.’
‘Tetapi, apakah dampak dari tabrakan itu berpengaruh pada penglihatanku?’
William melihat jendela aneh di depan mata. Saat ia berusaha untuk meraihnya, tangan pemuda itu tembus begitu saja.
「Selamat! Tuan William Juanda telah mewarisi sistem.」
「Hadiah Pengenalan telah dikirim. Apakah anda ingin membuka hadiah tersebut?」
Ia membuka-tutup mata, namun jendela misterius itu tidak kunjung menghilang seperti meminta William untuk membuat keputusan pada pertanyaan tersebut. Di sana, tertulis kata ya ataupun tidak, menarik rasa penasaran untuk menekan salah satunya.
‘Aku akan tahu ini nyata atau tidak dengan menyentuhnya langsung, kan?’ batin William, dengan ragu-ragu menggerakkan tangan ke udara, dan mengarahkan telunjuk ke kata 「Ya」.
「Selamat! Tuan William Juanda telah mendapatkan uang tunai senilai 100 juta dan hadiah kamar ekslusif VIP di rumah sakit hingga pulih. Selama proses pemulihan, Tuan William mendapatkan keringanan untuk tidak menyelesaikan misi harian dan tetap mendapatkan hadiah.」
Tring!
Suara ponsel berdering di atas nakas. William segera meraih ponsel, melihat sebuah pesan dan terpaku pada layar ponsel. Dengan tiba-tiba tangan pemuda itu gemetar. Matanya membelalak tak percaya saat melihat angka yang tertulis: uang senilai 100 juta telah berhasil ditransfer ke rekening anda.
Hatinya berdebar kencang dan pikirannya berkecamuk. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. “100 juta rupiah?” gumamnya pelan, seolah ingin memastikan dirinya tidak sedang bermimpi.
Lama-kelamaan, rasa syok mulai berubah menjadi kebahagiaan yang tak terkira hingga mampu meredam rasa sakit yang ia rasakan. William tersenyum lebar, gembira, dan terharu sekaligus.
Dia tidak menyangka akan menerima jumlah uang sebesar ini. Pikirannya mulai melayang ke masa depan dan segala kemungkinan yang bisa dia lakukan dengan uang sebanyak itu.
Sambil memegang ponselnya erat-erat, dia menyadari bahwa dengan uang itu masalah tagihan kuliah yang telah menunggak beberapa bulan, dan hutang dapat teratasi.
“Ini sungguhan.”
Namun, kejutan tidak berakhir di sini. Telinga William menangkap kebisingan di luar ruangan, merasakan kedatangan orang lain menuju kamar dan segera merapikan diri.
Staf rumah sakit yang terburu-buru masuk ke dalam ruangan rawat William dengan napas tersengal-sengal. Mereka tampak cemas dan sedikit terkejut saat melihat William yang sudah terjaga dari koma.
“Tuan William, anda sudah sadar?!” Keterkejutan mereka dengan cepat beralih dengan kecemasan, orang itu kembali melanjutkan dengan suara tergepoh-gepoh, “Kami merasa sangat bersalah telah membiarkan anda mendapatkan perawatan di kamar biasa. Kami baru saja mendapatkan informasi kalau anda seharusnya berada di kamar VIP dengan segala fasilitas dan perawatan terbaik!”
William tersenyum lembut, mencoba menenangkan staf rumah sakit yang tampak panik. Sekali lagi dia bergumam, “Ini memang sungguhan!”
**
「Hadiah penyelesaian misi harian 100 Poin Sistem dan uang tunai senilai 10 juta telah dikirim ke dalam rekening. Catatan: kondisi khusus telah diterapkan dengan memperhitungkan kondisi anda saat ini.」
Kerutan muncul di dahi William saat ia menerima notifikasi sistem. Entah bagaimana, dia bisa mengetahui arti dari Poin Sistem tersebut.
“Kalau tidak salah, Poin Sistem bisa ditukarkan dengan berbagai hal, kan?”
「Poin Sistem adalah mata uang sistem yang didapatkan setelah menyelesaikan misi harian. Pengguna dapat menukar Poin Sistem di Toko Sistem dengan berbagai hal, termasuk barang mewah, obat-obatan, ataupun kemampuan sehari-hari.」
William menggangguk, membuka Toko Sistem dan menggali lebih banyak informasi tentang benda yang dapat bisa dia tukarkan. Perasaan kaget kembali menyelimuti William saat ia mengetahui keterampilan memasak chef dengan standar internasional ataupun ahli matematika juga bisa didapatkan dari menukar poin.
“Ini seperti cheat.”
Ia berbicara dengan canggung, namun dengan tiba-tiba tubuh William kembali merasakan rasa sakit. Dari punggung hingga ke kaki, ia sulit untuk merasa nyaman sekalipun sudah berbaring dan mendapatkan perawatan.
“Jika saja ada kemampuan regenerasi ....”
Ia dengan penuh semangat menyelam lebih dalam di Toko Sistem untuk menemukan kemampuan regenerasi. Secepat William menyadari ia bisa menukar poin, secepat itu pula harapan pemuda tersebut jatuh ke dasar.
“Sepuluh ribu Poin Sistem untuk meningkatkan kecepatan regenerasi?!”
William menghembuskan nafas pasrah, tidak ada yang bisa dia lakukan. Regenerasi Super Cepat terlalu mahal untuk dibeli dan membutuhkan seratus hari penyelesaian misi harian. Keburu dia sembuh baru bisa mendapatkan kemampuan tersebut.
Ting!
Suara berdenting dengan tiba-tiba terdengar di telinga, membuat William mengedarkan pandangan ke notifikasi sistem.
「Tuan William dapat menukar Poin Sistem saat ini dengan Ramuan Penyembuh tingkat rendah senilai 100 poin.」
「Ramuan Penyembuh Tingkat Rendah.
Ramuan ini mampu memulihkan berbagai macam luka ringan, mempercepat regenerasi tubuh, dan mengurangi rasa sakit. Kualitas cukup rendah sehingga efek yang diberikan tidak terlalu besar.」
「Apakah anda ingin membeli Ramuan Penyembuh Tingkat Rendah?」
Tidak ada basa-basi, William langsung membeli ramuan tersebut. Saat ia menerima notifikasi pembelian telah diselesaikan, ia merasa bingung bagaimana sistem akan mengirim ramuan tersebut, berbeda dengan cara kerja pengiriman uang.
Pertanyaan William dengan cepat terjawab setelah sebuah cahaya menyilaukan muncul dari dalam nakas. William tidak memiliki pilihan lain selain mengatasi rasa penasaran dengan membuka laci dan menemukan sebuah botol misterius dengan cairan kental aneh berwarna ungu di dalamnya.
Ia meneguk air ludah saat mendapati penjelasan untuk botol tersebut—benar adalah Ramuan Penyembuh Tingkat Rendah.
Meneguk air ludah, William membuka botol dari ramuan tersebut, dan meminumnya dengan sedikit rasa takut. Berbeda dengan yang William bayangkan, rasa dari ramuan tersebut membawa dia mengenang masa kecil, ketika dia mendapatkan sirup demam dari nenek. Perisa stroberi yang dominan cenderung disukai oleh anak-anak adalah rasa dari ramuan mencurigakan tersebut.
Efek dari ramuan tersebut ternyata bekerja lebih cepat dibanding perkiraan William. Ia merasa rasa sakit telah berkurang dan tubuhnya semakin ringan untuk digerakkan. Ia juga entah bagaimana merasa lebih bertenaga dibandingkan biasanya dan mulai berdiri dan meregangkan tubuh.
Tiba-tiba saja, suara piring pecah terdengar di telinga. Seorang perawat cantik menjatuhkan piring makanan tanpa sengaja saat William melakukan squat-jump.
“Tuan William, apa yang anda lakukan?! Anda tidak boleh melakukan hal nekat seperti itu atau tulang anda yang patah akan bertambah! Bisa-bisa saya dipecat jika sesuatu terjadi pada anda!” Kepanikan perawat tersebut benar-benar nyata dengan bagaimana dia begitu histeris.
“Tolong baringkan tubuh anda kembali, Tuan!” mohon perawat cantik tersebut sungguh-sungguh.
**
Lantai tertinggi dari gedung utama Perusahaan Eliort, tempat di mana James—sebagai tuan muda dari keluarga kaya Eliort—kerap bermain dan bersenang-senang.
“Betul, Tuan Muda. Saya mendapat laporan tentang William kalau dia saat ini dirawat di rumah sakit setelah tertabrak truk dalam perjalanan pulang.”
Senyuman jahat terpampang jelas di wajah James. Ia menaikkan kaki ke atas meja dan mengetuk-ngetuk.
“Bagaimana bisa aku berdiam diri saat mendengar kabar buruk tentang sahabat baikku. Maka dari itu, sudah sewajarnya aku memberikan sedikit ‘bantuan’ untuknya. Kirimkan seseorang ke rumah sakit tempat di mana William dirawat.”
William berolahraga untuk pertama kali setelah beberapa hari terjebak di dalam kamar tanpa dapat melakukan apa pun. Ia merasa seperti hidup kembali, walaupun William sendiri tidak bisa menyangkal fakta kalau dulu dia adalah orang yang sangat jarang berolahraga karena tugas dan kerja paruh waktu. Ia mengatur nafas dan duduk di bangku taman. Ingatan buruk tentang taman seketika mengusik ketenangan William hingga ia merasa sakit perut dan mual. William berusaha untuk menghapus kenangan pahit tersebut dan melangkah maju, menjadikan momen itu sebagai pelajaran seumur hidup. Seorang perawat kemudian datang kepada William. “Tuan William, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. Beliau bilang dia dari Perusahaan Eliort,” ucapnya dengan jelas. William memasang wajah masam, menebak siapa yang datang dengan membawa nama perusahaan. Jika bukan James, maka pasti orang suruhan mereka. Dan sangat mudah bagi William untuk menebak tujuan kedatangan orang itu. “Apa anda ingin saya mengatakan k
William mengepalkan tangan erat-erat, mencoba untuk menahan gelombang emosi yang merayap di dalam dirinya. Semua hal berjalan begitu lancar sebelum dia bertemu dengan Sarah dan James di pusat perbelanjaan. Ia berpikir menghabiskan uang dan mencari suasana baru akan menyenangkan, tetapi kenyataannya, suasana hatinya justru semakin tegang dan stres.**Beberapa waktu lalu.William membentangkan tangan, menghirup udara segar, dan menghembus pelan. Ia sudah bisa keluar dari rumah sakit kurang dari seminggu.Para dokter panik dan terkejut saat mereka mengetahui kemampuan pemulihan diri cepat. Padahal, baru beberapa hari lalu mereka melihat pemuda itu sekarat dan berada di ujung jurang kematian.「Silakan untuk menyelesaikan misi harian anda.」“Ayo kita selesaikan misi harian dan pulang!”William membuka pintu masuk pusat perbelanjaan dengan semangat yang menggebu-gebu. Misi dari sistem tidak terlalu sulit; hanya menghabiskan uang. Ini terasa seperti rekreasi menyenangkan. Ia berjalan melewa
Sebuah mobil sedan keluaran terbaru memasuki halaman kampus Universitas Indonesia. Pandangan mahasiswa di sekitar terpaku pada kemewahan mobil tersebut. Orang-orang mulai berkumpul dan mencoba menerawang sang pemilik melalui siluet.“Lihat, bukankah itu adalah mobil keluaran terbaru?”“Aku tidak tahu kalau di fakultas kita ada orang kaya,” tambah yang lainnya.Dagu Sarah perlahan naik, ia mendengus, dan tersenyum sombong. Perhatian orang-orang membuatnya semakin bersemangat. Setelah kejadian di mall kemarin, ia harus kesulitan untuk membujuk dan mengembalikan mood James. ‘Aku sudah bersusah payah mendapatkan mobil ini. Sudah sewajarnya kalian merasa iri,’ batin Sarah.Sarah melepaskan sabuk pengaman, menekan tombol pembuka pintu, dan menunjukkan diri di depan mahasiswa lain untuk memamerkan mobil barunya. Ia tersenyum penuh keangkuhan dan menutup pintu, berusaha untuk menyapa kenalannya.Tiba-tiba, perhatian semua orang beralih. Sarah ikut mencoba mencari tahu pencuri perhatian terseb
Mobil mewah itu melaju lebih kencang lagi di tengah gemerlap perkotaan dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Jalan raya dipenuhi oleh cahaya-cahaya neon dari gedung-gedung pencakar langit yang megah, menciptakan suasana yang futuristik dan glamor. Kendaraan lainnya berlalu lalang, namun semua perhatian tercuri oleh mereka. Saat atap mobil terbuka, adrenalin meningkat dan teriakan histeris pria di kursi penumpang bergabung dengan deru mesin mobil yang kuat, menciptakan kegembiraan yang luar biasa di tengah keramaian kota. William, sang pengemudi, tak bisa menyembunyikan senyuman kepuasannya dan semakin memacu kecepatan, menikmati setiap detiknya.Namun, kegembiraan itu berubah menjadi momen penuh ketegangan saat William merasa tangan pemuda di sampingnya menggenggam pundaknya dengan kuat. Melalui tatapan berbinar, pemuda itu menunjukkan rasa ketakutannya dan memohon untuk melambatkan mobil. William mengerjap, menyadari bahwa mereka harus mengurangi kecepatan, menyadari terlalu terbawa
William tidak memiliki pilihan lain. Para preman itu, William mengetahui identitas mereka. Dulu dan sekarang tidak pernah berubah. James akan selalu menghantui kapan pun dia hidup dan tidak mungkin untuk lepas dari genggaman bajingan itu tanpa menunjukkan perlawanan berarti.Berpikir mengakhiri kontrak adalah kesempatan untuk melepaskan diri, namun dia salah.Kenangan buruk mulai menghantui dan merasuki hati William, mengingatkan rasa trauma dan ketakutan di masa lalu. Tanpa terasa mereka sampai di gedung kosong, tempat di mana dia biasa menerima pelajaran.“Sana dan duduklah dengan tenang sampai Tuan Muda sampai!”Pemuda itu didorong ke sudut ruangan dan terjatuh. Puing-puing dan lantai kasar melukai telapak tangan William. Ia tidak bisa memberikan perlawanan dengan pikiran kosong.Tidak lama, suara hentakan kaki terdengar mendekati keberadaan mereka. Wajah tidak asing itu terlihat menyeringai dengan jahat dan merendahkan. Ini adalah pemandangan yang sangat James rindukan, ketika ia
Ayunan tangan William mengenai tepat di muka James, membuat pemuda itu terjerembab ke belakang dan berputar. William masih memiliki kemarahan di hati, keinginan untuk memberi lebih banyak pelajaran harus ia urungkan.William tahu dia perlu memberi lebih banyak pelajaran hingga James merasa enggan untuk memancing masalah. Terlahir sebagai anak satu-satunya keluarga Eliort membuat pemuda itu tidak mengetahui batasan dan kapan menyerah—kesempatan ini seharusnya tidak dilewatkan begitu saja.Namun, William memutuskan untuk berhenti.‘Aku tidak boleh menjadi seperti James. Ia memang melakukan hal di luar batas, tetapi bukan berarti aku juga,’ batin William.James babak belur, sebagaimana para preman itu. Sesaat sebelum William sadar akan situasi, ia telah menyingkirkan semua preman dalam satu kali pukulan, membuat ia terkesan sekaligus takjub pada diri sendiri. Ia menjadi sangat kuat dengan menukar Poin Sistem, tetapi bagaimana dengan keterampilan bela diri lain?‘Aku merasa seperti tidak
William menatap dengan penuh kebingungan pada jendela notifikasi yang melayang di udara. Dua iklan properti yang menarik perhatiannya muncul di layar, memperumit pilihannya. Ia berada dalam situasi yang sulit; harus memilih salah satu dari dua rumah impian yang ia temukan.Di sudut kiri layar, terdapat iklan rumah yang berlokasi di tengah kota. Rumah tersebut memiliki arsitektur klasik dengan nuansa elegan. Halaman depannya dikelilingi oleh taman bunga berwarna-warni, dan deretan pohon besar memberikan teduh yang menyenangkan. Selain itu, lokasinya sangat dekat dengan kantor dan tempat-tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi. Semua aspek tersebut sangat menarik bagi William yang ingin hidup di pusat kota untuk kemudahan akses dan kehidupan yang dinamis.Namun, di sudut kanan layar, terdapat iklan rumah kedua yang berlokasi di pinggiran kota. Rumah ini memiliki gaya modern dengan jendela-jendela besar yang memberikan pemandangan indah ke perbukitan hijau. Udara segar dan suasana
Setelah menghajar James dan menyelesaikan permasalahan dengan mantap, William kini merasakan kedamaian yang selama ini ia idam-idamkan. Sosok James yang dulu menjadi sumber kekacauan kini tampak menghilang dari lingkaran perhatian, dan bahkan saat mereka berpapasan, James terlihat acuh tak acuh.Joel, sahabat William, memperhatikan perubahan ini dan tidak bisa menyembunyikan rasa keheranannya. "Menurutmu, apa ada alasan kenapa James tiba-tiba berhenti menyebabkan masalah? Dia bahkan tampak tidak peduli saat bertemu denganku."Joel mengungkapkan kecurigaannya terhadap tindakan James yang mengejutkan. Baginya, sangat mungkin James menyusun rencana besar di balik perilaku anehnya. William tidak bisa menahan senyum misterius ketika membicarakan keluarga Eliort, dan seolah-olah ada rahasia besar yang disembunyikan di balik senyumnya.“Tenang saja. Mungkin saja James telah mendapatkan pencerahan dan berhenti berbuat jahat,” jawab William dengan santai, mengundang tawa dari Joel karena jawaba
William membuntuti gadis tersebut tanpa dapat ia sadari. Beberapa saat lalu, ajakan tersebut sangat sulit untuk ditolak. Padahal, William sudah memiliki rencana untuk berkunjung ke panti asuhan.Ia membawa tas belanjaan Raelza tanpa berkomentar apa pun. Pekerjaan ini lebih sederhana dibandingkan yang dia pikirkan. Hingga gadis tersebut menoleh ke belakang dan menatap dengan kesal.“William, jangan membuntutiku dari belakang. Kita harus berjalan sejajar agar orang-orang tidak menganggapmu sebagai kurir,” protes Raelza.William tidak mengerti. Bagi dia, gadis ini bukanlah orang yang akan mempermasalahkan tentang hal sederhana seperti ini, apalagi memikirkan pendapat orang lain. Ia menyunggingkan senyuman pahit, merasa tidak layak untuk menerimanya.Jauh di hati William, kenangan pahit dengan Sarah dan James masih membekas, memberikannya ketakutan untuk tenggelam dalam hubungan asmara. Jadi, ia sengaja menjaga jarak dengan orang lain.“Janga
Keramaian dan kicauan memenuhi restoran, menandakan jam sibuk mereka. William melihat ke arah jam tangan bermerek yang dia beli seharga ratusan juta, kemudian kembali memaikan ponsel.Tidak lama, seseorang menghampiri William, memberi sapaan hangat dan menepuk pundaknya akrab.“Kamu sudah menunggu lama?” tanya sang gadis, Raelza.William menggelengkan kepala, menarik kursi di samping untuk memberikan ruang pada sang gadis untuk duduk. Ia bahkan membersihkan tempat duduk terlebih dahulu dan memberikan kesan bagus.“Aku sudah memesankan minuman untukmu.”Sang gadis mengerutkan kening. Matcha, bagaimana William tahu kalau dia menyukainya? Sayangnya, pemikiran seperti itu dengan cepat hangus, mengingatkan Raelza kalau ini adalah restoran Jepang. Bahkan, hidangan sendiri tidak jauh dari ramen dan sushi.“Kamu sudah membaca tentang laporan yang aku berikan? Beberapa bisnis mengalami kenaikan signifikan, terutama di sektor hiburan. Tetapi bisnis dari keluarga Eliort tampak mengalami penuruna
“Hya!”“Sya!”Suara itu menggema di antara pohon-pohon dan bunga-bunga yang bermekaran, menyelinap keluar dari balik pagar besi yang megah dan kuat, menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya dari dunia luar.Seorang gadis berdiri di tengah lapangan rumput, mengulang gerakan-gerakan aneh dan kaku. Setiap langkah nan pukulan dipadukan dengan teriakan khusus.William memandangi dalam diam. Ia berpikir, apa memang ini yang biasanya seorang seniman bela diri lakukan?Ia duduk di dalam gazebo, memandangi Raelza dengan pandangan yang terpaku dari kejauhan sambil memberikan instruksi khusus. Setidaknya, itu adalah apa yang orang-orang lihat.Berbagai macam informasi masuk melalui jendela informasi. William menggeser layar dengan matanya, menghindari kemungkinan ia dicurigai oleh orang lain.Pilihan tentang pengajaran seni bela diri telah dikeluarkan dan tampak mengalami perkembangan signifikan terlepas dari perkembangan zaman. Ia sempat berpikir kalau memang ada sebuah perguruan di belahan d
William memicingkan mata mendengar perkataan Herman. Ia memahami arti dari membuat kesepakatan yang disampaikan tersebut, dan merasa sedikit heran.Sebagai seorang pria tua berpengalaman, Herman mengetahui kekhawatiran di antara kedua orang tua itu. Mereka memiliki ekspresi wajah yang hampir sama. Ia akan memberi sedikit dorongan agar mereka mengetahui maksudnya, di sisi lain juga membuat mereka saling mengenal satu sama lain.‘Ini sama seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu!’“Bagaimana aku mengatakannya? Kalian pasti memiliki sesuatu yang kalian dapat tawari. Jika itu adalah William, orang yang mengajarimu seni bela diri, aku mungkin merasa tenang,” terang Herman.Sebelum mereka sempat memikirkan dalam-dalam maksud perkataan Herman, pria tua itu sudah berdiri dengan bir di tangan. Ia terkekeh dan pergi tanpa berkata apa-apa, seperti menyembunyikan tujuannya dan lari dari tanggung jawab.Kedua orang itu saling memandangi satu sama lain. Perasaan canggung seketika menyelimuti
Restoran dari Hotel Queen memancarkan kemegahan dan keeleganan yang memukau. Ketika William dan pria tua itu memasuki restoran, mereka disambut dengan desain interior yang berkelas dan mewah. Langit-langit tinggi dihiasi dengan lampu gantung kristal yang berkilauan, memberikan sentuhan gemerlap yang mempesona. Dinding restoran dilapisi dengan warna lembut menciptakan suasana hangat dan ramah.Aroma lezat dari hidangan makanan yang dihidangkan menyapu ruangan, menggugah selera dan menciptakan atmosfer yang mengundang. Bau harum rempah-rempah dan bumbu-bumbu segar menggoda indera penciuman, membuat William semakin menantikan santapan yang akan mereka nikmati.Di antara meja-meja yang diletakkan dengan apik, terlihat seorang gadis cantik yang duduk seorang diri. Wajahnya begitu memesona dengan cahaya lembut yang menghiasi dari lampu meja di sekitarnya. Matanya yang indah seperti permata berkilauan.Rambut panjang dan mengalir, berwarna cokelat muda, menyentuh bahunya dengan lembut. Saat
Kebenaran terungkap, sementara dekan pun memiliki puluhan tugas baru untuk dikerjakan demi menyingkirkan ketidakadilan di lingkungan universitas.Berkat kejadian yang diungkapkan oleh William, Herman, untuk pertama kali, melakukan sebuah gerakan revolusioner baru yang menekankan keadilan dan kesetaraan di universitas tersebut dan memastikan agar tidak ada lagi diskiriminasi yang terjadi.Pengumuman tersebut jelas membawa perubahan besar pada hierarki yang sebelumnya ada, menghancurkannya, dan kini para mahasiswa dari kalangan ke bawah dapat menegakkan kepala mereka dengan tenang dan nyaman.Selain itu, demi menekankan berlakunya peraturan baru, Herman membuat sebuah lembaga atau serikat mahasiswa yang menjunjung tinggi kesetaraan. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan universitas dan menerima setiap laporan mengenai masalah para mahasiswa. ‘Selain itu, ada banyak anak orang kaya yang mulai kehilangan keberanian setelah Tuan Herman menghukum James. Bagi mereka, James
“Ini membuatku kecewa. Fakta kalau kamu berpikir sesempit itu, Ales.”Herman, semula berada di ambang pintu, mendorong kursi roda dengan pelan menggunakan tangannya yang rapuh. Ia menolak pertolongan William dan mendekat ke arah Ales dengan konstan. Ada sedikit tekanan yang muncul setiap kali roda berputar. Sementara Ales, memendam kekesalan karena situasi tak terduga ini. Hati pria tua itu memanas, namun kehadiran Herman bagaikan air yang akan meredamnya.“Tuan Herman, anda berkata sangat kasar. Saya melakukan ini demi menjaga nama baik universitas dan menghargai jasa keluarga Eliort sebagai pembawa perubahaan pada universitas ini. Tanpa mereka, dan hanya dengan mengandalkan dukungan pemerintah, nama universitas ini tidak akan dikenal di seluruh negeri!”Herman membuang nafas kasar dan memalingkan muka menuju jendela kaca, memandangi universitas yang telah ia bangun selama beberapa puluh tahun, dan mengenang setiap perkembangan yang ada. Campur tangan konglomerat, politisi, bahkan n
Setelah menghajar James dan menyelesaikan permasalahan dengan mantap, William kini merasakan kedamaian yang selama ini ia idam-idamkan. Sosok James yang dulu menjadi sumber kekacauan kini tampak menghilang dari lingkaran perhatian, dan bahkan saat mereka berpapasan, James terlihat acuh tak acuh.Joel, sahabat William, memperhatikan perubahan ini dan tidak bisa menyembunyikan rasa keheranannya. "Menurutmu, apa ada alasan kenapa James tiba-tiba berhenti menyebabkan masalah? Dia bahkan tampak tidak peduli saat bertemu denganku."Joel mengungkapkan kecurigaannya terhadap tindakan James yang mengejutkan. Baginya, sangat mungkin James menyusun rencana besar di balik perilaku anehnya. William tidak bisa menahan senyum misterius ketika membicarakan keluarga Eliort, dan seolah-olah ada rahasia besar yang disembunyikan di balik senyumnya.“Tenang saja. Mungkin saja James telah mendapatkan pencerahan dan berhenti berbuat jahat,” jawab William dengan santai, mengundang tawa dari Joel karena jawaba
William menatap dengan penuh kebingungan pada jendela notifikasi yang melayang di udara. Dua iklan properti yang menarik perhatiannya muncul di layar, memperumit pilihannya. Ia berada dalam situasi yang sulit; harus memilih salah satu dari dua rumah impian yang ia temukan.Di sudut kiri layar, terdapat iklan rumah yang berlokasi di tengah kota. Rumah tersebut memiliki arsitektur klasik dengan nuansa elegan. Halaman depannya dikelilingi oleh taman bunga berwarna-warni, dan deretan pohon besar memberikan teduh yang menyenangkan. Selain itu, lokasinya sangat dekat dengan kantor dan tempat-tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi. Semua aspek tersebut sangat menarik bagi William yang ingin hidup di pusat kota untuk kemudahan akses dan kehidupan yang dinamis.Namun, di sudut kanan layar, terdapat iklan rumah kedua yang berlokasi di pinggiran kota. Rumah ini memiliki gaya modern dengan jendela-jendela besar yang memberikan pemandangan indah ke perbukitan hijau. Udara segar dan suasana