Episode 75: Lelaki Sejati Itu Kerjanya Cari Mati.Alternasi waktu: 3457 / 05 / Capricorn (Musim dingin). Pukul 14:05.Di balik rindangnya hutan area Utara, terdapat desa di sisi hutan dengan penataan rumah-rumahnya yang unik bersarang pada tiap-tiap pepohonan. Tempat itulah lokasi Kael dan Arata kini berada. Kael De Rigel sendiri kembali menemukan kesadarannya saat ia mendedah kelopak matanya. Jelas bahwa selain mengenal tempat terbaringnya kini ialah tikar, mata berliannya pun mendapati ruangan pengap 3X3 meteran yang telah dihuni olehnya serta kawannya; Arata. Ruangan berdinding dari kayu jati dengan dua jendela kaca yang menghadap hutan, serta sebuah petromaks yang menyingkap bayangan kegelapan bergantung di sudut Timur Laut ruangan. Selain tikar yang dijadikan alas tidur, terdapat lemari baju, meja kecil berlaci di samping pintu, dan seperangkat panah dengan 125 anak panah tergantung di samping jendela kaca—tidak banyak benda berharga dalam rumah pohon ini.Dia membuat selimut
Episode 76: Bukan Soal Siapa Yang Benar, Tapi Soal Siapa Yang Kuat. 'Revolusi kaum Selatan bukan seperti yang didengungkan kelompok konspirator batil penyebar propaganda ketakutan. Tidak sama sekali. Juga bukanlah revolusinya milik bangsa Selatan, bukan pula milik seorang presiden. Melainkan revolusi kaum Selatan ialah suatu pembangunan kepemimpinan mutlak seluruh umat manusia. Satu revolusi untuk satu dunia. Pendirian dunia baru; sosial-kepemimpinan yang progresif revolusioner, tanpa eksploitasi manusia atas manusia!' Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, untaian kalimat yang dipetik langsung dari dan atas kepemimpinan pertama bangsa Selatan—Davian Marzuq—itu merupakan bukti pemberitaan zaman baru bagi kaum Selatan. Dan bom Quantum yang dijatuhkan selepas ia wafat adalah isyarat ketuk palu 'titik nol' / reset negara Selatan dalam membangun kembali tatanan baru kaum Selatan. Terlepas dari lembaran-lembaran baik buruknya, secara rapi beberapa bangsa lain telah menerapkan pula
Episode 77: Melanggar Janji Laksana Kejahatan Secara Berkesadaran. Tidaklah mengherankan mengapa pada akhirnya seiring berlalunya waktu, kedamaian bersinergi bersama kekacauan. Problematik dan solusi berbaur dalam kenyataan, waktu berlalu dengan beragam kepentingan dan menghasilkan banyak peristiwa baru. Alternasi waktu: 3459 / 05 / Sagitarius (Musim dingin). Dua tahunan pasca Kael dan Arata berpisah …. Tengah malam ini hamparan langitnya merah keunguan cerah nan memanjakan mata, dihiasi rembulan dan planet-planet yang nampak saling memamerkan kemegahan pada titik kulminasinya. “HHAAHH ….” Napas sang pemuda berembus bagai berkabut dengan mendekap erat tubuh ringkihnya yang dicengkeram kedinginan. Langkahnya tampak goyah dan dipaksakan, menembus tebalnya salju diantara pepohonan hutan, sedang ambisinya masih membara untuk dapat pulang. Pun benci diakui, Kael De Rigel sejujurnya kembali tersesat di hutan—memang salju sedang libur untuk turun, tapi suhu dingin seperti mem
Episode 78: Atas Nama Persatuan, Percayalah Dan Tunduklah Pada Para Wakil Rakyat. Tidak perlu kacamata pembesar hanya untuk menemukan percepatan kinerja rezim Azael dalam mengelola negaranya. Dibalik cara kerja yang cepat selalu ada pendorong dan target yang diterapkan. Dan itu memperoleh hasil yang manis walau pahitnya selalu hadir berbarengan. Setidaknya ini lebih baik ketimbang masa rezim Davian. Masa Presiden Azael De Canopus telah membuka banyak lapangan pekerjaan, bahan pangan meruah, kelompok Auranias sudah dikenakan pajak komersialisasi. Kedamaian lebih dominan daripada perseteruannya. Kendatipun jika lebih teliti lagi akan didapati sentralisasi pembangunan pada provinsi Barat-Daya dan menomor sekiankan wilayah lain—bahkan sentralisasi sudah terjadi sejak zaman kerajaan. Itu jadi sesuatu yang buruk begitu praktiknya selalu cenderung membelakangi keadilan serta pemerataan yang selalu terjebak dalam rancangan-rancangan di atas kertas semata. Dari permukaan realita semua tampak
Episode 79: Jati Diri Dibentuk Sesuka Hati Sesuai Halusinasi Diri Sendiri. Alternasi waktu: 3465 / 16 / Taurus, (Musim Gugur). Tidak ada yang lebih dicintai di dunia ini kecuali diri sendiri. Dan atas dasar diri sendiri pula, maka pengetahuan pada kitab Aura-Cahaya diimplementasikan demi kemajuan diri. Kitab Aura-Cahaya yang dimilikinya merupakan warisan daripada mendiang mamanya agar kompetensi Aura Kael lebih mumpuni ketimbang dulu-dulu. {Sebagaimana kitab Aura-Cahaya, di dunia ini masing-masing Pewaris-Aura memiliki kitab Aura-nya. Bukan hanya mendeskripsikan tata cara menguasai semua Seni beladiri Aura, tetapi juga sejarah dan segala hal yang koheren dengan masing-masing Aura tersebut diterangkan seeksplisit mungkin. Tentu dengan tidak mengenyampingkan fakta bahwa tidak terhindarkannya pengubahan beberapa kitab Aura kearah yang buruk, sedang beberapa ilmu rahasianya hanya tertulis pada kitab para Tetua pewaris Aura.} Sehingga wajarlah Kael mengetahui sejak dini sejarah Aura Ca
Episode 80: Menunggu Pahlawan Seperti Menunggu Hujan Uang. Alternasi waktu: 3465 / 17 / Taurus, (Musim Gugur). {Tabungan: 12.500-an Kinh.} Seratus anak panah dari kayu Estar sudah Kael beli untuk amunisi jangka panjang (kayu Estar memiliki kelenturan dengan berbahan ringan nan kuat, makanya seratus anak panah kayu Estar seharga 10.000 Kinh) dan membeli pula perbekalan. Siluman kelabangnya yang wafat hanya dihargai 3000 Kinh, level; 6—seandainya siluman itu masih hidup pastilah 6000 Kinh akan ia dapatkan. Pukul 12:17. Pada danau Omega, Kael menggunakan sampan guna melaksanakan hobinya; memancing, sambil menanti ikan untuk ia jadikan santapan. Dua ikan bersisik agak keperakan sudah ia dapatkan; kata masyarakat kota Tera, ini adalah ikan Mim. Ikan yang hanya terdapat di wilayah danau Omega. Menggelandang seperti ini cukup menghemat banyak uang ketimbang harus membayar sewa tempat tinggal. Ia menyukai kebebasan, dan amat menghargai kebebasan itu walau seringkali menanggung persoalan
Episode 81: Engkau Ciptakan Mimpiku Hanya Untuk Memupuskannya. Alternasi waktu: 3465 / 18 / Taurus, (Musim Gugur). Kota Tera diapit oleh dua desa—desa World dan desa Moon—yang penuh gejolak kriminal yang tinggi. Siang yang cerah ini rutinitas warga nampak senormal kemarin-kemarin. Desa Moon ini identik dengan hasil taninya. Sebabnyalah tak sedikit pemandangan desa didominasi petak-petak tanah pertanian. Seorang gadis setengah siluman panda merah tengah duduk manis di atas setumpuk kardus rongsokan di samping gudang. Ia asyik menyimak bagaimana teman lekakinya menceritakan sebuah kisah 'Dewa-Aura Laut'. Terkesima oleh fantasinya yang bersifat heroisme. “… ketika iblis bertanduk lima telah dikalahkan dengan susah payah oleh sang Dewa, gadis yang dicintainya akhirnya kembali terbebas dari sihir sang iblis …. Lalu seluruh desa kembali dibuat aman dan tenteram, sementara sang Dewa dan sang putri hidup bahagia di istana laut hingga dikaruniai anak-anak yang lucu. Tamat.” Pemuda berj
Episode 82: Sesungguhnya Apa Yang Kita Percaya Hanyalah Delusi. Ya. Ia paham kalau kisah indah dan akhir cerita yang bahagia hanya tertuang dalam dongeng-dongeng ringan untuk anak-anak. Makanya Fang Yin tahu dan sadar diri bahwa pria yang ia cintai itu adalah apa yang tidak akan pernah dimiliki. Jadi cukup, baginya menikmati ikatan pertemanannya dan selalu mensyukuri apa yang tidak pantas ia miliki. Kediaman Fang Yin hanyalah rumah berarsitektur jamur di sisi hutan Omega; rumah jamur. Lingkungannya ditumbuhi pepohonan Ek yang berguguran dan menjulang tinggi. Tempat yang nyaman dan damai. Alternasi waktu: 3465 / 19 / Taurus, (Musim Gugur).Pukul 08:07, pagi hari yang cerah tiba …. Rumah jamur yang hanya dihuni tiga persona ini dipenuhi furniture unik dan fungsional. Sebagaimana kamar kecil ini yang diisi lemari pakaian, dan beberapa barang berguna lainnya guna mengakomodasi banyaknya kepentingan. Fang Yin masih tertidur nyenyak di kasur kapuk berseprai motif jamur. Ia bermimpi ind